Anda di halaman 1dari 5

Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Putri, W. S.

,
Warditiani, N. K., Larasanty, L. P. F.

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETIL ASETAT


KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

Putri, W. S.1, Warditiani, N. K.1, Larasanty, L. P. F.1


1
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana

Korespondensi: Widyana Sagita Putri


Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837
Email : dysagita@yahoo.com

ABSTRAK

Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) telah diketahui mengandung banyak senyawa yang
memiliki aktivitas farmakologi. Etil asetat merupakan pelarut yang bersifat semi polar sehingga dapat
menarik senyawa yang bersifat polar maupun nonpolar, memiliki toksisitas rendah, dan mudah diuapkan
sehingga dapat digunakan untuk ekstraksi kulit buah manggis. Skrining fitokimia dilakukan untuk
mengetahui golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak etil asetat kulit buah manggis. Penelitian diawali
dengan ekstraksi menggunakan metode maserasi selama 5 hari dan dilanjutkan remaserasi selama 2 hari.
Ekstrak yang didapat kemudian dilakukan skrining fitokimia. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa
ekstrak etil asetat kulit buah manggis mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
polifenol, dan triterpenoid.

Kata Kunci : skrining fitokimia, kulit buah manggis, etil asetat

1. PENDAHULUAN pelarut (Akbar, 2010). Etil asetat merupakan


Manggis (Garcinia mangostana L.) telah pelarut dengan toksisitas rendah yang bersifat
digunakan sebagai obat tradisional di kawasan semi polar sehingga diharapkan dapat menarik
Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Kulit buah senyawa yang bersifat polar maupun nonpolar
manggis merupakan bagian terbesar dari buah dari kulit buah manggis.
manggis, yaitu mencapai lebih dari 50% bagian Skrining fitokimia perlu dilakukan untuk
dan mengandung lebih banyak metabolit sekunder mengetahui golongan senyawa yang terkandung
dibandingkan dengan daging buahnya dalam ekstrak yang digunakan. Pada penelitian ini
(Chaovanalikit et al., 2012). Kulit buah manggis dilakukan skrining fitokimia untuk melihat
yang biasanya dibuang oleh masyarakat setelah golongan senyawa dalam ekstrak etil asetat kulit
mengonsumsi buahnya ternyata mengandung buah manggis sehingga dapat pula diketahui
banyak senyawa aktif, yaitu flavonoid, tanin, dan kemampuan pelarut etil asetat dalam menarik
saponin, dan triterpenoid (Nugroho, 2007). senyawa yang terkandung dalam kulit buah
Masing-masing senyawa tersebut terbukti manggis yang berasal dari Desa Luwus Bali.
memiliki aktivitas farmakologi, yaitu flavonoid
sebagai antioksidan dan antitumor (Ramamoorthy, 2. BAHAN DAN METODE
2007; Agrawal, 2011), tanin sebagai antimikroba 2.1 Bahan Penelitian
(Min, et al., 2008), saponin sebagai antifungi Bahan tanaman yang digunakan yaitu kulit
(Barile, et al., 2007), serta triterpenoid sebagai buah manggis berwarna ungu kehitaman yang
antiinflamasi (Wu, et al., 2011). berasal dari Banjar Poyan, Desa Luwus, Baturiti,
Ekstraksi diperlukan untuk mendapatkan Tabanan, Bali. Pelarut yang digunakan untuk
senyawa yang diinginkan dalam kulit buah maserasi adalah etil asetat (teknis, Brataco).
manggis. Pemilihan pelarut yang tepat dapat Bahan-bahan yang digunakan untuk skrining
meningkatkan efisiensi ekstraksi. Hal-hal yang fitokimia yaitu asam klorida p.a. (Merck), asam
perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut sulfat p.a. (Merck), aseton P p.a. (Merck), asam
diantaranya adalah selektivitas, toksisitas, borat P, asam oksalat P, eter P, asam asetat
kepolaran, kemudahan untuk diuapkan, dan harga anhidrat p.a. (Merck), kloroform (Brataco),

56
Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Putri, W. S.,
Warditiani, N. K., Larasanty, L. P. F.

pereaksi Dragendroff, pereaksi Mayer, larutan tetes pereaksi Mayer. Terbentuknya endapan
besi (III) klorida 10%. jingga pada tabung kedua dan endapan kuning
pada tabung ketiga menunjukkan adanya alkaloid
2.2 Alat Penelitian (Farnsworth, 1966).
Alat yang digunakan dalam penelitian ini c. Pemeriksaan flavonoid
yaitu pipet tetes, batang pengaduk, pipet ukur, Larutan uji sebanyak 1 ml dibasahkan dengan
sendok tanduk, cawan porselen, gelas ukur, aseton P, ditambahkan sedikit serbuk halus asam
erlenmeyer, gelas beker, tabung reaksi, timbangan borat P dan serbuk halus asam oksalat P,
elektrik (ADAM AFP-360L), oven (BINDER). dipanaskan diatas tangas air dan dihindari
pemanasan berlebihan. Sisa yang diperoleh
2.3 Prosedur Penelitian dicampur dengan 10 mL eter P kemudian diamati
2.3.1 Pengumpulan dan Preparasi Sampel dengan sinar UV 366 nm. Larutan berfluoresensi
Sampel yang digunakan adalah kulit buah kuning intensif menunjukkan adanya flavonoid
manggis (Garcinia mangostana L.) yang (Depkes RI, 1989).
diperoleh dari kawasan Banjar Poyan, Desa d. Pemeriksaan saponin
Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Larutan uji sebanyak 10 ml dalam tabung
pada bulan Februari 2013. Sampel yang telah reaksi dikocok vertikal selama 10 detik kemudian
terkumpul dicuci dan dikeringkan dengan cara dibiarkan selama 10 detik. Pembentukan busa
diangin-anginkan. Kulit buah manggis yang telah setinggi 1-10 cm yang stabil selama tidak kurang
kering kemudian digiling hingga didapatkan dari 10 menit menunjukkan adanya saponin. Pada
serbuk dan disimpan pada tempat tertutup rapat. penambahan 1 tetes HCL 2N, busa tidak hilang
2.3.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah (Depkes RI, 1995).
Manggis e. Pemeriksaan tanin dan polifenol
Sejumlah 100 g serbuk kulit buah manggis Larutan uji sebanyak 2 ml dibagi kedalam 2
kering diekstraksi dengan 750 mL etil asetat bagian. Tabung A digunakan sebagai blanko dan
dengan metode maserasi selama 5 hari. Residu tabung B direaksikan dengan larutan besi (III)
yang diperoleh kembali diekstraksi dengan 250 klorida 10%, warna biru tua atau hitam kehijauan
mL etil asetat selama 2 hari. Filtrat dari ekstraksi I menunjukkan adanya tanin dan polifenol
dan II digabungkan, pelarut diuapkan (Robinson, 1991; Marliana dkk, 2005).
menggunakan vaccum rotary evaporator pada f. Pemeriksaan glikosida
suhu 40˚C kemudian dilanjutkan dengan Serbuk simplisa uji dilarutkan dalam pelarut
menggunakan oven pada suhu yang sama hingga etil asetat, diuapkan diatas tangas air, dilarutkan
terbentuk ekstrak kental. Ekstrak kental yang sisanya dalam 5 mL asam asetat anhidrat P, dan
diperoleh kemudian ditimbang. ditambahkan 10 tetes asam sulfat P. Warna biru
2.3.3 Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit atau hijau yang terbentuk menunjukkan adanya
Buah Manggis glikosida (Depkes RI, 1989).
Skrining fitokimia terhadap ekstrak kulit buah g. Pemeriksaan steroid dan triterpenoid
manggis meliputi pemeriksaan alkaloid, steroid, Larutan uji sebanyak 2 ml diuapkan dalam
triterpenoid, flavonoid, saponin, dan tanin. cawan penguap. Residu dilarutkan dengan 0,5 mL
a. Pembuatan larutan uji fitokimia kloroform, ditambahkan 0,5 mL asam asetat
Pembuatan larutan uji untuk skrining anhidrat dan 2 mL asam sulfat pekat melalui
fitokimia dilakukan dengan melarutkan 500 mg dinding tabung. Terbentuknya cincin kecoklatan
ekstrak etil asetat kulit buah manggis dalam 50 atau violet pada perbatasan larutan menunjukkan
mL etil asetat. adanya triterpenoid, sedangkan bila muncul cincin
b. Pemeriksaan alkaloid biru kehijauan menunjukkan adanya steroid
Larutan uji sebanyak 2 ml diuapkan diatas (Ciulei, 1984).
cawan porselin hingga diperoleh residu. Residu
kemudian dilarutkan dengan 5 mL HCL 2N. 3. HASIL
Larutan yang didapat di bagi ke dalam 3 tabung Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa
reaksi. Tabung pertama ditambahkan dengan ekstrak etil asetat kulit buah manggis
asam encer yang berfungsi sebagai blanko. mengandung senyawa golongan alkaloid,
Tabung kedua ditambahkan 3 tetes pereaksi flavonoid, saponin, tanin dan polifenol, serta
Dragendroff dan tabung ketiga ditambahkan 3 triterpenoid (Tabel 1).

57
Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Putri, W. S.,
Warditiani, N. K., Larasanty, L. P. F.

Tabel 1. Hasil skrining fitokimia ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)
No Uji Fitokimia Hasil Kesimpulan
1. Alkaloid Dengan pereaksi Dragendroff terbentuk endapan jingga (+)
Dengan pereaksi Mayer terbentuk endapan kuning (+)
2. Flavonoid Fluoresensi kuning intensif (+)
3. Saponin Terbentuk busa setinggi 1,3 cm selama 30 detik (+)
4. Tanin dan Polifenol Hitam kehijauan (+)
5. Glikosida Coklat (-)
6. Steroid Terbentuk cincin kecoklatan (-)
Triterpenoid Terbentuk cincin kecoklatan (+)

4. PEMBAHASAN memiliki toksisitas rendah (USP, 2007; Rowe et


Obat tradisional telah digunakan oleh al, 2009; Wardhani dan Sulistyani, 2012). Etil
masyarakat sejak dahulu. Berbagai macam asetat bersifat semi polar sehingga mampu
tanaman telah digunakan sebagai obat untuk menarik senyawa aglikon maupun glikon dari
mengobati suatu penyakit. Manggis merupakan kulit buah manggis (Tensiska dkk., 2007). Ekstrak
salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat yang diperoleh berwarna kuning pekat kemudian
tradisional di Indonesia maupun di dunia. diuapkan dengan menggunakan vacum rotary
Manggis mengandung banyak senyawa aktif yang evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental.
terdapat pada kulit buahnya (Nugroho, 2007). Ekstrak kental yang diperoleh menyerupai serbuk
Ekstraksi merupakan proses pemisahan kuning sebanyak 6,01 g.
kandungan senyawa aktif dari jaringan tumbuhan Skrining fitokimia dilakukan setelah proses
menggunakan pelarut tertentu. Beberapa hal yang ekstraksi untuk mengetahui golongan senyawa
dapat mempengaruhi efisiensi ekstraksi, yaitu yang terdapat dalam ekstrak etil asetat kulit buah
bahan tanaman yang digunakan, pemilihan manggis. Hasil positif ditunjukkan pada uji
pelarut, dan metode yang digunakan. Bahan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan polifenol,
tanaman yang digunakan dapat berupa bagian serta triterpenoid. Alkaloid memiliki basa
tanaman utuh atau yang telah melalui proses nitrogen pada rantai sikliknya dan mengandung
pengeringan. Pemilihan metode dan pelarut yang beragam substituen sehingga alkaloid bersifat
digunakan harus tepat untuk mendapatkan hasil semipolar (Purba, 2001). Tanin termasuk
yang maksimal (Rompas, dkk., 2012). golongan polifenol yang terbagi menjadi dua
Pembuatan ekstrak kulit buah manggis golongan, yaitu tanin terhidrolisa dan tanin
dilakukan dengan metode maserasi menggunakan terkondensasi. Hasil uji tanin berwarna hijau
etil asetat sebagai pelarut. Metode maserasi kehitaman menunjukkan tanin pada kulit buah
digunakan karena kulit buah manggis manggis merupakan tanin terkondensasi yang
mengandung senyawa yang tidak tahan terhadap bersifat nonpolar (Sangi, dkk., 2008, Gupita,
panas, yaitu flavonoid dan tanin (Gupita, 2012). 2012). Flavonoid memilik gugus hidroksi yang
Selain itu, maserasi merupakan metode yang tidak tersubstitusi sehingga bersifat polar (Akbar,
paling mudah dilakukan karena pengerjaannya 2010). Saponin memiliki glikosil yang berfungsi
sederhana dan alat-alat yang digunakan mudah sebagai gugus polar dan gugus steroid sebagai
didapat (Wardhani dan Sulistyani, 2012). gugus nonpolar (Sangi, dkk., 2008). Seperti
Maserasi dilakukan selama lima hari karena bahan halnya saponin, triterpenoid memiliki bagian
tanaman yang digunakan adalah kulit buah yang nonpolar dan polar. Triterpenoid tersusun dari
memiliki tekstur keras sehingga diperlukan waktu rantai panjang hidrokarbon C30 yang
lebih lama untuk pelarut dalam menarik senyawa menyebabkan sifatnya nonpolar dan memiliki
yang terkandung dalam kulit buah manggis. gugus hidroksi sehingga memiliki sifat polar
Selanjutnya dilakukan remaserasi selama 2 hari (Taofik dkk., 2010). Etil asetat yang merupakan
untuk mendapatkan ekstrak yang lebih banyak. pelarut semi polar mampu menarik senyawa-
Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini senyawa dengan rentang polaritas lebar dari polar
adalah etil asetat. Etil asetat merupakan pelarut hingga nonpolar.
yang baik digunakan untuk ekstraksi karena dapat Hasil negatif ditunjukkan pada uji steroid dan
dengan mudah diuapkan, tidak higroskopis, dan glikosida. Steroid tersusun dari isopren-isopren

58
Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Putri, W. S.,
Warditiani, N. K., Larasanty, L. P. F.

dari rantai panjang hidrokarbon sehingga bersifat Marliana, S.D., V. Suryanti., Suyono. 2005.
sangat nonpolar (Taofik dkk., 2010). Glikosida Skrining Fitokimia dan Analisis
merupakan senyawa yang terdiri dari bagian gula Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia
dan bukan gula, serta memiliki sifat sangat polar Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq.
(Suryati, 2002). Etil asetat sebagai pelarut semi Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi.
polar tidak mampu menarik senyawa yang terlalu 3(1): 26-31.
polar maupun terlalu nonpolar. Min, et al. 2008. Comparative antimicrobial
activity of tannin extracts from perennial
5. KESIMPULAN plants on mastitis pathogens. Scientific
Etil asetat merupakan pelarut yang dapat Research and Essay Vol. 3(2): 66-73.
digunakan untuk ekstraksi kulit buah manggis Nugroho, A. E. Manggis (Garcinia Mangostana
karena dapat menarik senyawa golongan alkaloid, L.): Dari Kulit Buah Yang Terbuang Hingga
flavonoid, saponin, tanin, polifenol, dan Menjadi Kandidat Suatu Obat. MOT Vol.
triterpenoid. 12(42).
Purba, R.D 2001. Analisis Komposisi Alkaloid
UCAPAN TERIMA KASIH Daun Handeuleum (Graptophyllum pictum
- (Linn), Griff) yang Dibudidayakan dengan
Taraf Nitrogen yang Berbeda (Skripsi).
DAFTAR PUSTAKA Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Agrawal, A. G. 2011. Pharmacological Activities Ramamoorthy, P. K. dan A. Bono. 2007.
of Flavonoids: A Review. IJPSN Vol. 4(2): Antioxidant Activity, Total Phenolic And
1394-1398. Flavonoid Content Of Morinda Citrifolia
Akbar, Hendra Rizki. 2010. Isolasi dan Fruit Extracts From Various Extraction
Identifikasi Golongan Flavonoid Daun Processes. Journal of Engineering Science
Dandang Gendis (Clinacanthus Nutans) and Technology Vol. 2(1): 70-80.
Berpotensi Sebagai Antioksidan (Skripsi). Robinson, T. 1991. Kandungan Organik
Bogor: IPB. Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung:
Barile, et al. 2007. Saponins from Allium Penerbit ITB.
minutiflorum with Antifungal Activity. Rompas, R. A., H. J. Edy, A. Yudistira. 2012.
Phytochemistry Vol. 68: 596 – 603. Isolasi Dan Identifikasi Flavonoid Dalam
Chaovanalikit, A. et al. 2012. Antocyanin and Daun Lamun (Syringodium Isoetifolium).
Total Phenolic Content of Mangosteen and Pharmacon Vol. 1(2): 59-63.
Effect of Processing on the Quality of Rowe, R. C., P. J. Shekey, and M. E. Quinn. 2009.
Mangosteen Products. International Food Handbook of Pharmaceutical Excipients
Research Journal Vol.19(3): 1047-2053. Sixth Edition. USA: Pharmaceutical Press
Ciulei, J. 1984. Metodology for Analysis of and American Pharmacist Association.
vegetable and Drugs. Bucharest Rumania: Sangi, Dkk. 2008. Analisis Fitokimia Tumbuhan
Faculty of Pharmacy. p. 11-26. Obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chem.
Depkes RI. 1989. Materi Medika Indonesia. Jilid Prog. Vol. 1(1): 47-53.
V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Suryati, E dan Y. Hala. 2002. Isolasi Bioaktif
Indonesia. Hydrozoan Lytocarpus phillipinus Sebagai
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi V. Bakterisida pada Udang. Marina Chimica
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Acta Vol.1(1): 4-8.
Indonesia. pp 6. Taofik, dkk. 2010. Isolasi dan Identifikasi
Farnsworth, N. R. 1966. Biological and Senyawa Aktif Ekstrak Air Daun Paitan
Phytochemical Screening of Plants. J. (Thitonia Diversifolia) Sebagai Bahan
Pharm. Sci 55. Insektisida Botani Untuk Pengendalian Hama
Gupita, C. N. dan A. Rahayuni. 2012. Pengaruh Tungau Eriophydae. Alchemy Vol. 2(1): 104-
Berbagai pH Sari Buah dan Suhu Pasteurisasi 157.
Terhadap Aktivitas Antioksidan dan Tingkat Tensiska, M. Dan S. O. N. Yudiastuti. 2007.
Penerimaan Sari Kulit Buah Manggis. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Aktivitas
Journal of Nutrition College Vol. 1(1): 67- Antioksidan Ekstrak Kasar Isoflavon dari
79. Ampas Tahu. Laporan Penelitian.

59
Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Putri, W. S.,
Warditiani, N. K., Larasanty, L. P. F.

USP Convention. 2007. United States of Moq.) Terhadap Shigella Flexneri Beserta
Pharmacopeia National Formulary, USP 30/ Profil Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal
NF 25. Twinbrook Parkway: United States Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2(1): 1-16.
Pharmacopeial Convention. Wu, et al. 2011. Triterpenoid Contents and Anti-
Wardhani, L. K. Dan N. Sulistyani. 2012. Uji Inflammatory Properties of the Methanol
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Extracts of Ligustrum Species Leaves.
Daun Binahong (Anredera Scandens (L.) Molecules Vol. 16.

60

Anda mungkin juga menyukai