LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Sdra. HW
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Usia : 24 tahun
d. Alamat : Diwek-Jombang
e. Pekerjaan : Swasta
f. Tanggal Masuk : 12-9-2017
minggu). Nyerimenelandantenggorokandirasakanterusmenerusdansemakinmemberat
2 hariini.Pasienmengatakansaatmeludahpernahmengeluarkanbercak-
bercakdarahsedikit.5harisebelumnyapasienmengeluhbadansumer-
pasienmengeluhadabenjolandibawahpipikanandanmakin lama
makinmembesartapibenjolantidakmembuatkeluhannafassesakdansuaraparau.pasientid
kelemahananggotagerak (-).
32
e. Riwayat Sosial
Rumahpasienberdekatanantartetangga.Di
lingkungansekitarpasientidakadawabahdifteri.
f. Riwayatimunisasi
Pasientidaktahuapakahimunisasisudahlengkapatautidakdan orang
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kondisi Umum : lemah
b. GCS : 4-5-6
c. Status Gizi : BB 55 kg; TB 160 cm; IMT 21,4 kg/m2
d. Vital Sign : TD 120/70; N 88 kali/menit; RR 20 x/menit; S 38,9oC
e. Kepala : A/I/C/D -/-/-/-
f. Leher : Pembesaran KGB (+) sub mandibular (Bull neck appearance),
faring hiperemis (+) danpseudomembran (+) bewarnaputih
keabu-abuan, tonsil T4/T2, JVP flat
g. Telinga : kelainananatomis (-),otorea (-), otalgi (-)
h. Hidung :kelainananatomis (-),secret (-), hiperemis (-),
i. Dada:
Inspeksi : Simetris hemithoraks kiri- kanan, spider nevi (-)
Bentuk : Normothoraks
Pembuluh Darah : Bruit (-)
Buah Dada : Tidak ada kelainan
Sela Iga : Tidak ada pelebaran
Lain-lain : Barrel chest (-), pigeon chest (-), massa tumor (-)
j. Paru:
Palpasi:Fremitus Raba : Kiri = Kanan; Nyeri Tekan : (-)
Perkusi: Paru Kiri (Sonor); Paru Kanan (Sonor); Batas Paru
Hepar (ICS VI anterior dextra); Batas Paru Belakang Kanan
(Vertebra thorakal IX); Batas Paru Belakang Kiri (Vertebra
thorakal X)
33
Auskultasi: Bunyi Pernapasan (Vesikuler); Bunyi
Tambahan Ronkhi (-), Wheezing (-)
k. Jantung:
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung
kanan: lineaparasternalis dextra, batas jantung kiri: linea
midclavicularis sinistra)
Auskultasi :BJ I/II : Murni reguler
m. Perut:
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas, caput medusa (-), bercak
berwarna kebiruan
Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (-)
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-)
Lain-lain : Kulit tidak ada kelainan
Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
n. Punggung :
Inspeksi: Skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
Palpasi : Gibbus (-)
Perkusi: Nyeri Ketok : (-)
Auskultasi : Rh -/- Wh -/-
o. Ekstremitas :
Look:luka (-),
Feel: HKM, Pitting edema (-)
Move: lumpuh (-), nyeri gerak (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 11/09/2017
Darah Lengkap
Hemoglobin 14 g/dl
34
Eritrosit 4.790.000 /uL
Leukosit 11.400/uL
Hematokrit 40,2 %
Trombosit 414.000 /uL
Eosinofil negatif
Basophil negatif
Batang negatif
Segmen 83
Limfosit/monosit 10/7
Kimia Darah
Cl 104 meq/L
Natrium 135 meq/L
Kalium 3,93 meq/L
GDA 99 mg/dL
Kreatinin serum 1,11 mg/dl
Urea 26,3 mg/dl
Mikrobiologi
Negative
Pengecatanneisser
(ditemukanbentukgranulatanpabatang)
E. DIAGNOSIS KERJA
Difteri tonsil faring (Fausial)
35
E. FOLLOW UP STATUS PASIEN
Tgl Subjective Objective Assesment Planning
Selas Pasien KU: lemah OF H-1 e.c MRS ruangisolasi
a, badan GCS: 456 suspect Inf. RL 28tpm
12/9 lemah, nyeri TD: 120/70 difteri Inj. Penicillin prokain
H-2 menelan dan N: 88 faring-tonsil 3x500.000 IU (IM) H-2
badan panas. S: 38,9 Erythromycin 4x500 mg (po)
Benjolan di RR: 20 H-2
bawah pipi K/L: Paracetamol 3x 500mg (po)
kanan (+) Sucralfat syrup 3C1
A/I/C/D -/-/-/-
Bullneck appearance Cekneiserulang
(massapadatkenyaluk Cek EKG
-+ 4x2cm)
faringhiperemis,
pseudomembran (+)
putihkeabu-abuan.
Tonsil T2/T2
Leukosit : 11.400
EKG: normal
Swab neiser (11/9):
Pasien (-)
Rab Nyeri KU: lemah difteri MRS ruangisolasi
u, tenggorokan GCS: 456 faring-tonsil Inf. RL 28tpm
13/9 , nyeri TD: 110/80 Pro ADS??
H-3 menelan. N: 80 Inj. Penicillin prokain
Panas sudah S: 37 3x500.000 IU (IM) H-3
berkurang. RR: 20 Erythromycin 4x500 mg (po)
Benjolan di K/L: H-3
bawah pipi Inj. Antrain 3x500mg
A/I/C/D -/-/-/-
kanan (+)
Inj. Ranitidine 3x1
Bullneck appearance Paracetamol 3x 500mg (po)
(massapadatkenyaluk Sucralfat syrup 3C1
Cekneisser
-+ 4x2cm)
faringhiperemis,
pseudomembran (+)
putihkeabu-abuan.
36
Tonsil T2/T2
Swab neiser (12/9):
pasien (+)
penunggu: gani (-)
Kam Nyeri KU: lemah difteri MRS ruangisolasi
is, menelan dan GCS: 456 faring-tonsil Inf. RL 28tpm
14/9 nyeri TD: 110/80 Pro ADS??
H-4 tenggorokan N: 88 Inj. Penicillin prokain
berkurang. S: 37 3x500.000 IU (IM) H-4
Benjolan di RR: 20 Erythromycin 4x500 mg (po)
bawah pipi K/L: H-4
kanan Inj. Antrain 3x500mg
sedikit A/I/C/D -/-/-/-
Inj. Ranitidine 3x1
mengecil. Bullneck appearance Paracetamol 3x 500mg (po)
(massapadatkenyaluk Sucralfat syrup 3C1
-+ 2x2cm)
faringhiperemis,
pseudomembran (+)
putihkeabu-abuan.
Tonsil T2/T2
37
Tonsil T2/T2
38
faringhiperemis,
pseudomembran (+)
putihkeabu-abuan.
Tonsil T3/T2
EKG (18/9) : Normal
Swab neiser (18/9):
pasien (-)
penunggu: gani (-)
MRS ruangisolasi
Selas Nyeri Difteri Inf. RL 28tpm
a, menelan dan KU: lemah faring-tonsil Pro ADS??
GCS: 456
19/9 nyeri Inj. Penicillin prokain
H-9 tenggorokan TD: 120/80
3x500.000 IU (IM) H-9
semakin N: 80
S: 37 Erythromycin 6x500 mg (po)
berat dan H-9
benjolan di RR: 20
K/L: Inj. Antrain 3x500mg
bawah pipi
Inj. Ranitidine 3x1
kanan A/I/C/D -/-/-/- Paracetamol 3x 500mg (po)
membesar
Bullneck appearance Sucralfat syrup 3C1
dan pasien
semalam (massapadatkenyaluk
mengeluarka
n darah dari -+ 5x4cmcm)
mulut,
faringhiperemis,
pasien
merasa pseudomembran (+)
benjolanya
putihkeabu-abuan.
pecah.
Tonsil T3/T2
Swab neiser (18/9):
pasien (-)
penunggu: gani (-)
39
membesar Bullneck appearance
dan benjolan
bertambah (massapadatkenyaluk
di pipi kiri -+ 5x4cmcm dekstra,
2x2cm sinistra)
faringhiperemis,
pseudomembran (+)
putihkeabu-abuan.
Tonsil T4/T2
Swab neiser (20/9):
pasien (-)
penunggu: gani (-)
40
BAB IV
PEMBAHASAN
dengankeluhannyerimenelandantenggorokansudah 1
mingguini.Didahulidengangejalaprodomalsepertibadanlemas,
nafsumakanmenurundanbadanpanas.padariwayatpenyakitdahulupasienmenyangkalme
milikiriwayat HIV.
Padariwayatkeluargapasienmenyangkalkeluargadantemandekattidakada yang
Padariwayatimunisasipasienmengatakantidakmengigatriwayatimunisasinyasudahleng
neisserdidapatkanpositifpadaharikedua.
Difteri Provinsi Jawa Timur kasus suspek difteri adalah orang dengan gejala laringitis,
nasofaringitis atau tonsilitis ditambah pseudomembran putih keabuan yang tak mudah
lepas dan mudah berdarah di faring, laring, tonsil.Penyakit ini biasanya muncul 2
sampai 5
harisetelahterinfeksi.PadapemeriksaanpenunjangditemukannyaCorynebacteriumdipht
neisserpasiendidapatkanpositive
41
negative. Padapenunggupasienjugadilakukanpmeriksaan swab neisserdanhasilnya
Padaterapipasiendirawatdiruangisolasidenganmemakai masker
diruangandankeluargajugamemakai masker
saatdidalamataupundiluarruangan.Pasientidakmendapatkan ADS,
sertakeluhanpasien.
makinmembesarwalaupuntidakmenyumbatjalannafas,
suaraparauhinggakomplikasisepertimiokarditisdanparalisis. Agar
pasienbisamendapatkanpengobatanlebihlengkapdanmencegahdarikomplikasimakapasi
endirujukke RSUD.Dr.Soetomo
42
BAB V
KESIMPULAN
1. Difteri adalah suatu penyakit infeksi yang disebarkan dari orang ke orang melalui
2. Berdasarkan buku pedoman Penanggulangan KLB Difteri Provinsi Jawa Timur adalah
sebagai berikut: kasus suspek difteri adalah orang dengan gejala laringitis,
nasofaringitis atau tonsilitis ditambah pseudomembran putih keabuan yang tak mudah
5. MenurutSetyowati (2011)
pastididasarkanatasditemukannyaCorynebacteriumdiphteriaedenganmelakukanpemerik
43
7. PengobatanKhususyaituantitoksin anti difteri serum (ADS) harusdiberikansegerasetelah
intramuscularly for 14 days(300,000 U/d for patient weighing.>10kg and 600,000 U/d
for those weighing for those weighing > 10kg). Patients with allergies to penicillin G or
8. Komplikasiakibatinflamasilokalatauakibataktivitaseksotoksin,
makapenyulitdifteriadapatdikelompokkandalamobstruksijalannafas,
dampakeksotoksinterutamakeototjantung, sarafdanginjal,
sertainfeksisekunderolehbakteri lain.
44
DAFTAR PUSTAKA
3. Elek test for detection of toxigenic corynebacteriain the diagnostic laboratory. J.Clin.
Mirobiol.1997;35(2):495–8.
191. 2012;39(3).
2015).
8. Sunarno, 2017.
ToksigenitasCorynebacteriumdiphtheriaePadaSampelKejadianLuarBiasaDifteriTahun
10. Vitek CR, Wharton M, Diphtheria toxoid. In Plotkin SA, Orenstein WA, Offit, PA,
45