Rigidoporus Microporus PDF
Rigidoporus Microporus PDF
Januari 2015
ISSN : 2338 - 4336
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang
Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia
ABSTRACT
The objective of this research was to find fungal and yeasts which were found in the
tissues of leaves, stems, stem base and cloves root. The potential of inhibiting the
growth of Rigidoporus microporus fungus as cause of white roots disease (JAP) on the
clovesplant. The research method were exploration and antagonist test of endophyte
fungi and yeasts. Based on the result of variety analysis and duncan test on standard
error 0.05, it was found that the result of antagonist test of endophytic fungi within two
days had relatively large percentage in inhibitory compared to antagonistic testing
treatmentat either the same time orwithin a day. The inhibition percentages were on
Gonatobotryum sp.2 fungi (89,16%), Colletotrichum sp.2 (69,16%), Gonatobotryum
sp.2 (65,83%)and unidentified fungi (A2) (64,99%),while in yeast test onR. microporus
fungi, it was found thatall yeasts did not have l the inhibition potentialof R.
microporuspatogen. It onlyresulted less than 50% of inhibitory value.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jamur dan khamir yang terdapat dalam
jaringan daun, batang, pangkal batang dan akar tanaman cengkeh serta potensinya
dalam menghambat pertumbuhan jamur Rigidoporus microporus penyebab penyakit
jamur akar putih (JAP) pada tanaman cengkeh.Metode penelitian yang digunakan yaitu
eksplorasi dan uji antagonis jamur endofit dan khamir.Berdasarkan hasil analisis ragam
dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kesalahan 0,05, diketahui bahwa hasil uji
antagonis jamur endofit dengan selisih waktu 2 hari yang memiliki persentase
penghambatan yang relatif besar dibandingkan dengan perlakuan pengujian antagonis
pada waktu yang sama maupun pada selisih waktu 1 hari. Presentase hambatan yaitu
pada jamur Gonatobotryum sp. 2 (89,16%), Colletotrichum sp. 2 (69,16%),
Gonatobotryum sp. 2 (65,83%), dan Jamur tidak teridentifikasi (A2) (64,99%),
sedangkan pada pengujian khamir terhadap jamur R. microporus, pada semua khamir
tidak memiliki potensi dalam penghambatan patogen R. microporus, karena hanya
menghasilkan nilai hambatan dibawah 50%.
75
Shofiana et al., Eksplorasi jamur endofit dan khamir ...
76
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015
sampel ditanam pada media PDA didalam permukaan koloni, selain itu dilihat ada
cawan petri.Pada aquades bilasan terakhir tidaknya garis-garis radial dari pusat
diambil 1 ml dan dituang pada media koloni ke arah tepi koloni dan juga ada
PDA yang baru untuk digunakan sebagai tidaknya lingkaran–lingkaran konsentris.
kontrol yang berfungsi menentukan Pengamatan mikroskopis dengan cara
apakah sampel yang diisolasi merupakan melihat hifa (berseptum atau tidak), warna
jamur endofit atau bukan.Kemudian isolat hifa, bentuk hifa, bentuk konidia, dan
diinkubasi selama 5-7 hari pada suhu 25- ukuran spora.Hasil pengamatan digunakan
30oC atau sampai isolat jamur endofit untuk identifikasi berdasarkan panduan
tumbuh memenuhi cawan buku identifikasi Illustrated Genere of
petri(Muhibuddin et al., 2011). Imperfect Fungi fourthed (Barnet and
Pengamatan dilakukan 2 hari sekali Hunter, 1972) dan literatur pendukung
selama jamur endofit tampak tumbuh. lainnya.
Pemurnian Eksplorasi khamir (yeast) Tanaman
Dalam media dilakukan pemurnian Cengkeh
pada semua koloni jamur yang tumbuh Sama seperti pengambilan sampel
dan dianggap berbeda berdasarkan jamur endofit, sampel khamir pada
kenampakan morfologi makroskopis pangkal batang dan daun tanaman
meliputi warna dan bentuk koloni.Masing- cengkeh menggunakan metode sistematis
masing jamur tersebut diambil dan (systematic sampling) dengan mengambil
dipisahkan kedalam media PDA baru posisi garis diagonal, sehingga didapatkan
dengan menggunakan jarum ose. Jika 5 tanaman dalam satu lahan.
jamur yang tumbuh masih bercampur
Isolasi khamir (yeast)
dengan jamur lain, maka dipurifikasi Isolasi khamir dilakukan dengan
kembali. Hal ini dilakukan untuk cara mencuci bersih seluruh bagian
memperoleh isolat jamur endofit murni. tanamn cengkeh, kemudian memotong
Pembuatan Preparasi Jamur bagian pangkal batang dan mengambil
Tahapan pertama yaitu menyiapkan daun cengkeh utuh. Metode isolasi yang
object glass, kemudian mengambil sedikit digunakan adalah menggunakan metode
bagian media PDA baru dan diletakkan pencucian, yakni dengan merendam
diatas permukaan object glass.Hal ini bagian pangkal batan dan daun cengkeh
bertujuan untuk menjaga nutrisi selama ke dalam air steril (aquades steril)
jamur tersebut berada di preparat pada sebanyak 100 ml untuk pangkal batang,
saat diinkubasi. Selanjutnya mengambil dan 200 ml untuk daun.Kemudian
jamur dengan menggunakan jarum ose dishaker dengan kecepatan 120 rpm
dan diletakkan diatas object glass yang selama 24 jam.Lalu air rendaman pangkal
terdapat media PDA dan ditutup dengan batang dan daun diencerkan dengan seri
cover glass. Kemudian preparat ditaruh 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, dan 10-5. Pada isolasi
didalam wadah yang berisi tissue basah khamir, yang diambil adalah pengenceran
steril dan diinkubasi selama 2 - 4 hari. dengan seri 10-3, 10-4, dan 10-5 yang
kemudian mengambil 50 µml, disebar
Pengamatan dan Identifikasi dengan metode spread plate pada media
Isolat jamur endofit yang YMA (Yeast Malt Agar) dengan dan
dimurnikan, diamati secara makroskopis ditunggu 2-3 hari untuk dilakukan
dan mikroskopis. Menurut Gandjar, dkk pemurnian.
(1999),dalam melakukan pengamatan
morfologi koloni,dapat dilihat dari warna
77
Shofiana et al., Eksplorasi jamur endofit dan khamir ...
78
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015
Gambar 1. Jamur Rigidoporus microporus penyebab penyakit Jamur Akar Putih (JAP)
pada tanaman cengkeh
cengkeh. A. Biakan murni Rigidoporus microporus pada
media PDA umur 7 hari. B. Basidiospora. C. Hifa
79
Shofiana et al., Eksplorasi jamur endofit dan khamir ...
Tabel 2. Keanekaragaman khamir pada pangkal batang dan daun tanaman cengkeh
Bagian tanaman Genus
Daun 1. Candida sp.
2. Pichia sp. 1
Pangkal Batang 1. Metschnikowia sp. 1
2. Metschnikowia sp. 2
3. Pichia sp. 2
4. Cryptococcus sp.
5. Metschnikowia sp. 3
Presentase penghambatan (%)
35
30
25
20
15
10
5
0
Jamur endofit
Hasil Uji Antagonis Jamur Endofit dibiakkan pada media PDA. Sedangkan
terhadap Rigidoporus microporus patogen R. microporus memiliki
A. Uji Antagonis dengan Perlakuan pertumbuhan yang sangat cepat apabila
Hari yang Sama ditanam pada media PDA. Seperti yang
Berdasarkan histogram yang telah dikemukakan oleh Kaewchai, dkk (2010)
disajikan pada gambar 2, dapat diketahui bahwa jamur R. microporus dapat tumbuh
nilai rerata persentase penghambatan oleh memenuhi cawan petri dalam waktu 6 hari
jamur endofit terhadap R. microporus dengan partumbuhannya 1,3 cm per hari.
paling tertinggi yaitu oleh Aspergillus sp.2
yakni sebesar 33,33%. Dan diikuti oleh B. Uji Antagonis dengan Perlakuan
Colletotrichum sp. 1 yakni dengan Selisih 1 Hari
persentase penghambatan sebesar 30%. Berdasarkan histogram yang telah
Dan jamur endofit yang memiliki disajikan (Gambar 3), dapat diketahui
persentase hambatan paling kecil adalah nilai rerata persentase penghambatan oleh
Jamur tidak teridentifikasi (B1) sebesar jamur endofit terhadap R. microporus
11,11% dan Gonatobotryum sp. 2 sebesar paling tertinggi yaitu jamur
11,11%. Jamur endofit yang memiliki Gonatobotryum sp. 1 yakni dengan nilai
nilai hambatan paling rendah dikarenakan penghambatan sebesar 71,66% dan
pertumbuhannya yang sangat lambat saat Gonatobotryum sp. 2 sebesar 60,83%.
80
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015
80
Jamur endofit
100
Presentase penghambatan
80
60
(%)
40
20
0
Curvularia sp. Colletotrichum Gonatobotryum Gonatobotryum Aspergillus sp. 2 A2
sp. 2 sp. 1 sp. 2
Jamur endofit
81
Shofiana et al., Eksplorasi jamur endofit dan khamir ...
20
Presentase penghambatan (%) 18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Candida sp. Pichia sp. Metschnikowia Metschnikowia Pichia sp. 2 Cryptococcus Metschnikowia
sp. 1 sp. 2 sp. sp. 3
Khamir
50% sehingga dapat dikatan kurang 2. Pada uji antagonis antara hari yang
memiliki potensi dalam menghambat sama, selisih 1 hari dan selisih 2 hari,
pertumbuhan R. microporus. dapat diketahui bahwa jamur endofit
yang memiliki potensi dalam
Hasil Uji Antagonis Khamir terhadap penghambatan terhadap pertumbuhan
Patogen Rigidoporus microporus Rigidoporus microporus yaitu pada
Berdasarkan histogram yang telah perlakuan selisih 2 hari yang memiliki
disajikan (Gambar 5) diketahui bahwa 4 isolat jamur yang mampu
rerata persentase penghambatan yang memperlambat pertumbuhan jamur
terbesar yaitu pada Metschnikowia sp. 3 Rigidoporus microporus. Ke empat
sebesar 18,58%, kemudian Pichia sp. 2 isolat tersebut yaitu jamur
sebesar 12,22%, Pichia sp. 1 sebesar Gonatobotryum sp. 1, Colletotrichum
11,80%, Metschnikowia sp. 1 sebesar sp. 2, Gonatobotryum sp. 2, dan Jamur
11,39%, Metschnikowia sp.3 sebesar tidak teridentifikasi (A2).
10,12%, Candida sp. sebesar 9,69% dan 3. Khamir yang berhasil diisolasi dari
Cryptococcus sp. sebesar 8,85%. tanaman cengkeh pada bagian daun
adalah khamir Candida sp. dan Pichia
KESIMPULAN sp. 1. Sedangkan pada bagian pangkal
batang ditemukan 3 khamir
1. Jamur endofit yang berhasil diisolasi Metschnikowia sp., khamir Pichia sp.,
dari tanaman cengkeh pada bagian dan khamir Cryptococcus sp.
daun adalah jamur Curvularia sp., dan
2 jamur Colletotrichum sp. Pada 4. Dari hasil uji antagonis antara khamir
bagian batang yaitu jamur Mucor sp., dengan patogen R. microporus, dapat
2 jamur Gonatobotryum sp., jamur diketahui bahwa khamir yang telah
Aspergillus sp., jamur Beltrania sp., diisolasi tidak berpotensi dalam
dan 3 jamur tidak teridentifikasi penghambatan pertumbuhan patogen
(B1,B5 dan B8). Sedangkan pada R. microporus, dilihat dari persentase
bagian akar diperoleh jamur penghambatan yakni dibawah 50%.
Aspergillus sp. dan 1 jamur tidak
teridentifikasi (A2).
82
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015
83