Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Menjelang era pasar bebas atau dikenal AFTA (Asean Free Trade Assosiation)
diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan
khususnya rumah sakit. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya adalah akreditasi rumah sakit yang
ada saat ini mulai dituntut oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan rumah sakit
(Departemen Kesehatan RI, 1990).

Hal ini ditegaskan pada Garis Besar Haluan Negara GBHN (1993) yang
menyatakan kualitas pelayanan harus ditingkatkan dan jangkauan serta
kemampuannya diperlukan agar masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah
dapat menikmati pelayanan yang berkualitas dengan terus memperhatikan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran secara serasi dan
bertanggung jawab.
Pembangunan dibidang rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
efesiensi pelaksanaan rujukan kesehatan terpadu serta meningkatkan dan
memantapkan manajemen rumah sakit merupakan pelayanan yang menyeluruh
dan terpadu serta bersifat peningkatan kesehatan, pencegahan, pengendalian dan
penilaian. Pada dasarnya pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan
pelayanan yang menyeluruh dan terpadu, serta bersifat peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan yang ditujukan kepada semua lapisan
masyarakat.

Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan
kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi
dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang dinamis
mempunyai fungsi utama melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan
kesehatan serta sebagai tempat penelitian berdasarkan surat keputusan.

Dalam pemberian pelayanan kesehatan yang optimal di rumah sakit diperlukan


sumber daya yang berkualitas. Dengan menggunakan sumber daya yang ada
diharapkan rumah sakit dapat menghasilkan suatu out put yang maksimal berupa
produk atau jasa untuk meningkatkan pelayanan. Untuk masalah-maslaah tersebut
haruslah disadari bahwa keberhasilan rumah sakit antara lain disebabkan sumber
daya manusia, sehingga sumber daya manusia dipandang sebagai asset rumah
sakit, bahkan merupakan investasi rumah sakit apabila tenaga tersebut merupakan
tenaga yang terampil. Kebehasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak
terlepas dari berbagai faktor pelayanan keperawatan yang biasa disebut dengan
asuhan keperawatan.
Tenaga perawat yang merupakan “The caring profession” mempunyai kedudukan
penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena
pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual
merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan
berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya
(Departemen Kesehatan RI, 2001).

Asuhan keperawatan di rumah sakit dilaksanakan di ruang rawat jalan serta ruang
rawat inap. Asuhan keperawatan merupakan kegiatan pokok yang sering menjadi
barometer tentang baik atau buruknya suatu pelayanan kesehatan di rumah sakit,
hal ini disebabkan karena di ruang rawat inaplah terjadi kontak paling sering
antara pasien dengan pemakai jasa dengan perawat sebagai tenaga pelaksana dan
sebagian besar pelayanan di ruang rawat inap dilakukan oleh tenaga perawat.

Tuntutan dan kebutuhan asuhan keperawatan yang berkualitas di masa depan


merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar-benar dan ditangani
secara mendasar, terarah dan sungguh-sungguh dari rumah sakit. Tanggung jawab
ini memang berat mengingat bahwa keperawatan di Indonesia masih dalam tahap
awal proses professional.

Asuhan keperawatan merupakan sentral dari pelayanan kesehatan sangat penting


untuk ditingkatkan kualitasnya dalam menjawab keprofesian keperawatan
sehingga kualitas asuhan keperawatan dalam pelayanan kesehatan dapat
berkembang. Agar perawat dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
pasien diperlukan manajemen asuhan keperawatan yang profesional dan
menggunakan suatu proses berpikir yang disebut proses keperawatan yang terdiri
dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Proses keperawatan ini membutuhkan keterampilan analisa dan komunikasi yang


baik. Pada proses keperawatan terutama pada tahap implementasi dari proses
keperawatan seseorang perawat harus mempunyai kemampuan interpersonal,
teknis dan kolaborasi dengan profesi lain. Langkah-langkah kegiatan pada proses
keperawatan yang di4gambarkan oleh Gillies dan Smith mirip dengan langkah-
langkah yang dilakukan pada proses manajemen dimana setiap pasien adalah unik
dan memerlukan penanganan yang berbeda-beda dengan demikian bila proses
keperawatan dilakukan dengan baik, maka akan mengatasi sebagian masalah
manajemen pada ruang rawat inap.

Kualitas pelayanan keperawatan suatu rumah sakit dinilai dari kepuasan pasien
yang sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau senang
karena harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi oleh pelayanan
keperawatan yang bila diuraikan berarti kepuasan terhadap kenyamanan,
kecepatan, pelayanan, keramahan dan perhatian. Sementara rasa puas sendiri
mempunyai nilai yang relative tergantung dari masing-masing individu (Wijono,
2003).
Perawat tidak menyukai dokumentasi keperawatan secara historis meskipun
kualitas dokumentasi tidak mengalami peningkatan selama bertahun-tahun tetapi
kualitas informasi yang didokumentasikan belum baik.

Dokumentasi keperawatan beragam, unik dan memakan waktu. Penelitian


menunjukkan bahwa menghabiskan waktu 35-40 menit untuk pencatatan pasien
shift. Logisnya keparahan kondisi klien akan menentukan waktu pencatatan pada
kenyataannya bagaimanapun perawat menghabiskan paling banyak waktunya
dalam pencatatan duplikatif, pengulangan perawatan rutin dan obsrvasi sebagai
akibat terlalu sering. Observasi adalah dialog spesifik yang signifikan tidak dicatat
karena ketebatasan waktu. Lebih jauh lagi informasi signifikan mungkin
terabaikan karena perawat dan dokter tidak secara teratur membuat catatan
kemajuan (Eapluyito, 1987).

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan berbagai macam faktor yang


mempengaruhinya yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan, beban kerja, pelatihan
dan masa kerja.
Hal ini dikarenakan bahwa banyaknya perawat melaksanakan asuhan keperawatan
memiliki pendidikan, motivasi kerja, beban kerja dan pelatihan yang mendukung
terciptanya kinerja mengalami masalah dalam aplikasi di lapangan berupa
keterlambatan atau banyaknya proses pengisian asuhan keperawatan yang tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan pihak rumah sakit.
Hasil penelitian yang dilaksanakan di RSUD Ambarawa tahun 2001 menunjukkan
bahwa dari 59 responden sebanyak 50,85 % mempunyai pengetahuan yang cukup,
30,51 keterampilan baik, 50,85 % motivasi cukup, 59,32 % pengawasan kurang,
48,15 % supervise cukup dengan pengetahuan yang cukup dan pelaksana
perawatan yang mempunyai pelaksanaan standar asuhan keperawatan baik (55,93
%). Pelaksana perawatan dengan pengetahuan cukup mempunyai pelaksanaan
standar asuhan keperawatan buruk (53,3 %), pelaksana perawatan dengan
keterampilan baik mempunyai pelaksanaan standar asuhan keperawatan baik (100
%), pelaksana perawatan dengan motivasi cukup mempunyai pelaksanaan standar
asuhan keperawatan baik (82,1 %), sehingga disarankan agar mengadakan
pelatihan mutu asuhan keperawatan dan mengadakan pelatihan manajemen kepala
ruang sedangkan implementasinya agar lebih ditekankan pada peningkatan
ketrampilan pelaksana perawatan. Berdasarkan pengamatan awal di rumah sakit
Umum Lasinrang, terdapat pasien yang mengeluhkan pelayanan yang kurang
memadai baik dari segi kapasitas alat maupun tingkat keterampilan petugas dalam
memberikan tindakan keperawatan pada ruang rawat inap.
Bertitik berat pada uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
studi tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
1.2. Batasan Masalah
Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di rumah sakit
mempengaruhi kualitas pelayanan yang diselenggarakan kepada pasien. Kinerja
ini berhubungan dengan kemampuan perawat untuk melaksanakan asuhan
keperawatan dalam rangka peningkatan dan perbaikan derajat kesehatan pasien.
Rumah sakit Lasinrang Kabupaten Pinrang sebagai rumah sakit tipe C Kabupaten
Pinrang diharapkan mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang secara
menyeluruh dan memenuhi kepuasan masyarakat. Perawat merupakan salah satu
penentu pelayanan yang berkualitas tersebut dimana dengan kinerja yang cukup
merupakan modal dasar terhadap penyelenggaraan pelayanan yang berkualitas.
Banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang
Kabupaten Pinrang. namun karena keterbatasan sumber daya dari peneliti maka
hanya dibatasi pada pengetahuan perawat, motivasi kerja perawat, beban kerja
perawat, dan pelatihan perawat.

1.3. Rumusan Masalah


Pada penelitian ini dapat di rumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan pengetahuan perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang ?
2. Bagaimana kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang ?
3. Bagaimana kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan beban kerja perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang ?
4. Bagaimana kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan pelatihan perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang ?

1.4. Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan pengetahuan perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang.
Untuk mengetahui kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang.
Untuk mengetahui kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan beban kerja perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang.
Untuk mengetahui kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan pelatihan perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi penting dalam
meningkatkan kualitas rumah sakit tempat penelitian.

2. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pengalaman dan
cakrawala berpikir peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya.
3. Manfaat Praktis
Dapat menambah pengetahuan pengalaman dan cakrawala berpikir peneliti dalam
melakukan penelitian selanjutnya.

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Keadaan Umum


Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang berdiri sejak tahun 1961 dengan kapasitas
sesuai kebutuhan saat itu. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan sehingga dilakukan pembangunan secara
bertahap dengan luas tanah 30.006 M dan luas bangunannya 3.934.75 M.

Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang adalah rumah sakit kelas C sesuai
keputusan menteri kesehatan RI No. 543/Menkes/Sk/VI/1996 dan struktur
organisasi dan tata kerja telah dilaksanakan berdasarkan PERDA No. 1 tahun
1997.
Dalam hal pelayanan rujukan kesehatan Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang
melayani rujukan dari 12 Puskesmas dan 2 Rumah Sakit Swasta di wilayah
kabupaten Pinrang.

Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang adalah unit pelaksanaan teknis dinas
kesehatan kabupaten Pinrang yang secara teknis fungsional bertanggung jawab
kepada dinas kesehatan dan teknis operasional bertanggung jawab kepada kepala
daerah yang mempunyai tugas melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan,
pemulihan yang dilaksanakan secara terpadu dalam rangka pelaksanaan
meningkatkan pelayanan kesehatan serta pencegahan penyakit dan melakukan
upaya rujukan daerah kabupaten Pinrang.

2.2 Tugas Pokok dan Fungsi


1. Tugas Pokok
Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi,
terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya
rujukan.
2. Fungsi :
1. Menyelenggarakan Pelayanan medis.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang medis dan non medis.
3. Menyelenggarakan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan.
5. Menyelenggarakan Pendidikan dan latihan.
6. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan.
7. Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan

2.3 Struktur Organisasi


Berdasarkan Peraturan Daerah, Kabupaten Pinrang No. 1 tahun 1997 maka
struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C Lasinrang terdiri atas :
1. Direktur : 1 orang
2. Sekretaris : 1 orang
3. Kepala Bidang : 3 orang
4. Kepala Sub. Bagian : 2 orang
5. Kepala Sub. Bidang : 6 orang

2.4 Ketenagaan
Ketenagaan di rumah sakit merupakan modal utama terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas. Ketenagaan yang dimiliki oleh
Rumah Sakit Lasinrang Pinrang berjumlah 313 orang yang dibedakan atas :
1.

Tenaga Medik

a.Dokter Umum 9 orang

b. Dokter Ahli Bedah 1 orang


c.Dokter Ahli Penyakit Dalam 1 orang

d.Dokter Ahli Mata 1 orang

e. Dokter Ahli Kandungan 1 orang

f. Dokter Gigi 2 orang

2. Tenaga Paramedis Keperawatan

a. S1 Keperawatan 57 orang

b. AKPER 35 orang

c. AKBID 7 orang

d. SPK 24 orang

e. Perawat Bidan 23 orang

f. Perawat Gigi 6 orang

g. Pembantu Perawat 4 orang

3.Tenaga Paramedis Non Keperawatan

a. Apoteker3 orang

b. FKM 10 orang

c. Perawat Anastesi 3 orang

d.AKFIS 6 orang

e. ATRO 4 orang

f. AIGI3 orang

g. AKFAR 5 orang

h. ATEM 3 orang

i. APK/AKL 5 orang

j. Akademi Rekam Medik 4 orang

k. SPPH 3 orang

l. SMF 7 orang
m. Pekarya Kesehatan 9 orang

n. Analis Kesehatan 7 orang


4. Tenaga Non Medis

a.S1 Adm & Lainnya9 orang

b.D1 Informatika2 orang

c. SMA 13 orang

d. SMEA –

e.STM2 orang

f.Tenaga Komputer 4 orang

g. SMP1 orang

h.Lain-lain 38 orang

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Tinjauan Tentang Kinerja


Kinerja adalah penampilan hasil kerja baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu
unit pelayanan. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok
kerja suatu tim. Penampilan suatu hasil karya tidak terbatas kepada personel yang
memangku jabatan fungsional maupun structural tetapi juga kepada seluruh
jajaran personil di dalam suatu organisasi.

Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen penting yaitu : tujuan, ukuran
dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi
yang baik untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan
mempengaruhi bagaimana seharusnya prilaku kerja yang diharapkan organisasi
terhadap setiap personil. Walaupun demikian penentuan tujuan saja tidaklah
cukup sebab itu dibutuhkan ukuran apakah seorang pekerja telah mencapai kinerja
yang baik untuk setiap beban tugas dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Untuk itu kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas
dan jabatan perawat memegang peranan penting.

Didalam suatu organisasi sejumlah orang harus memainkan peranan sebagai


pengikat. Hubungan antar individu dan kelompok dalam organisasi menghasilkan
suatu harapan terhadap prilaku kerja. Sedangkan kinerja organisasi merupakan
hasil dari interaksi yang kompleks dan kinerja sejumlah individu dalam
organisasi.

Tenaga professional adalah sumber daya terbaik suatu organisasi sehingga


evaluasi kinerja menjadi salah satu variable yang penting bagi efektifitas
organisasi. Dalam organisasi sangatlah penting untuk memiliki instrument untuk
meningkatkan kinerja yang efektif. Proses evaluasi kinerja bagi professional
menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja
organisasi.
3.2 Tinjauan Tentang Tenaga Kesehatan

Menurut PP no. 32 tentang tenaga kesehatan, bahwa tenaga kesehatan adalah


orang yang tergolong ke dalam 2 hal yaitu :

3.2.1 Tenaga Paramedis


Adalah tenaga dengan memiliki latar belakang medis seperti: dokter, perawat dan
bidan.

3.2.2 Tenaga Non Paramedis


Adalah tenaga dengan memiliki latar belakang pendidikan kesehatan dengan basic
kesehatan non paramedis seperti : tenaga administrasi kesehatan, tenaga kesling,
tenaga gizi dan epidemiologi.

3.3 Tinjauan Tentang Perawat


Tenaga perawat adalah tenaga kesehatan yang berijazah keperawatan yang diberi
tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang, untuk melakukan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dan pada unit kesehatan pelayanan lainnya.
3.3.1 Peran dan Fungsi Perawat
Berdasarkan SK Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara No
94/MEMPEN/1998 tanggal 4 November 1986, peran perawat adalah tingkah laku
yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang dengan kedudukan dalam
suatu system, peran atau tingkah laku seorang perawat adalah :
– memahami motivasi pasien menjalani rehabilitasi
– sebagai pelaksana pelayanan kesehatan
– sebagai penyuluh tenaga kesehatan
– sebagai pengelola dalam bidang pelayanan keperawatan dan institusi
keperawatan
– sebagai peneliti dan pengembangan ilmu pengetahuan (Depkes RI, 2001)
3.3.2 Fungsi Perawat
Menurut WHO 1956, perawat berfungsi (Aditama, 2000) :
– memberikan pelayanan kesehatan yang terampil kepada orang sakit yang tidak
mampu sesuai dengan kebutuhan fisik, emosional dan spiritual pasien, di Rumah
Sakit atau di pabrik.
– Melakukan pekerjaan penyuluhan kesehatan terhadap pasien dan keluarganya di
rumah, di Rumah Sakit atau di pabrik.
– Membuat pengamatan yang tepat tentang situasi dan kondisi fisik, serta
emosional yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan dan meneruskan
pengamatan inti kepada anggota lainnya dalam tim kesehatan yang bertanggung
jawab terhadap situasi khusus ini.
– Menyeleksi, melatih dan memberi tuntutan kepada para petugas pembantu yang
dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan bagian perawatan di Rumah Sakit atau
dinas kesehatan umum.
– Ikut serta para anggota lain dalam kesehatan menganalisa kebutuhan kesehatan,
menetapkan kebutuhan pelayanan dan merencanakan konstruksi fasilitas
kesehatan, serta perlengkapan yang dibutuhkan agar penyelenggara pelayanan
kesehatan berhasil.
Perawat harus mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan Asuhan
Keperawatan. Asuhan keperawatan adalah cerminan kinerja perawat. (Azrul
Aswar, 1996)

3.4 Tinjauan Tentang Asuhan Keperawatan


Asuhan Keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam
aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan. Untuk
sampai pada hal ini, profesi keperawatan telah mengidentifikasi proses pemecahan
masalah yang menggabungkan elemen yang paling diinginkan dari seni
keperawatan dengan elemen yang paling relevan dari system teori, dengan
menggunakan metode ilmiah.

Proses keperawatan ini diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai proses yang
terdiri atas 3 tahap: pengkajian, perencanaan dan evaluasi yang didasarkan pada
metode ilmiah pengamatan, pengukuran, pengumpulan data dan penganalisaan
temuan. Kajian selama bertahun-tahun penggunaan dan perbaikan telah
mengarahkan perawat pada pengembangan proses keperawatan menjadi 5 langkah
yang kongkrit yaitu :
1. Pengkajian
Adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan data dan menganalisanya
sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan bagi klien. Tujuan pengkajian
adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus menerus menangani
kesehatan klien yang memungkinkan tim keperawatan merencanakan asuhan
keperawatan pada klien secara perorangan. Langkah-langkah pengkajian adalah
sebagai berikut : pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Adalah keputusan atau kesimpulan yang terjadi akibat hasil dari pengkajian
keperawatan berupa pernyataan gangguan status kesehatan klien baik actual
maupun potensial yang mana hasil dari pengkajian keperawatan dan
membutuhkan intervensi dari bidang keperawatan.
3. Perencanaan
Adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.Tujuan dari perencanaan
adalah :
a. Sebagai alat komunikasi antar teman sejawat dan tenaga kesehatan lain.
b. Meningkatkan keseimbangan asuhan keperawatan
Langkah-langkah penyusunan :
1. Menetapkan urutan prioritas masalah
2. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan ditetapkan
3. Menentukan rencana tindakan keperawatan
4. Implementasi
Adalah pelaksanaan rencana keperawatan yang meliputi persiapan, pelaksanaan
instruksi keperawatan dan pasca pelaksanaan.
5. Evaluasi
Adalah tahap akhir kegiatan. Pada tahap ini perawat menilai hasil dari tindakan
yang telah dilakukan dan sejauh mana tujuan telah dicapai.
3.5 Tinjauan tentang Pengetahuan Perawat
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek atau peristiwa tertentu. Pengetahuan perawat
yaitu kemampuan suatu perawat dalam mengaplikasikan ilmunya dalm tugasnya
sebagai petugas pelayanan kesehatan. Pengetahuan perawat merupakan faktor
utama mempengaruhi prilaku dan kinerja perawat (Notoadmojo, 1997).
Manusia akan menjadi tau jika ingin mengetahui sebuah kejadian di setiap apa
yang dilihat tanpa adanya bantuan atau dengan bantuan orang lain (Ilyas, 1999).
Secara rinci untuk mengukur pengetahuan seseorang Bloom mengemukakan
cognitive domain terdiri dari enam tingkat (Rusli Ngatimin, 1996) :
3.5.1 Tahu (Know)
Dimana seseorang hanya mampu menjelaskan secara garis besar apa yang telah
dipelajarinya.
3.5.2 Perbandingan Menyeluruh (Comprehensive)
Pada tingkat seseorang berada pada tingkat pengetahuan dasar. Ia dapat
menerangkan kembali secara mendasar ilmu pengetahuan yang telah
dipelajarinya.
3.5.3 Penerapan (Aplication)
Seseorang telah ada kemapuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajarinya
untuk sesuatu situasi yang baru dan nyata.
3.5.4 Analisis (Analysis)
Seseorang telah mampu menganalisa hubungan antar satu bagian dengan yang
lainnya dan mampu menguasai maupun bentuk struktural dari apa yang
dipelajarinya.
3.5.5 Sintesis (Syntehesis)
Pada tingkat ini disamping kemampuan untuk menganalisa juga mampu untuk
menyusun kembali baik ke bentuk semula maupun ke bentuk yang lain.

3.5.6 Evaluasi (Evaluation)


Pada tingkat ini merupakan tingkat pengetahuan tertinggi. Telah ada kemampuan
untuk mengetahui secara menyeluruh dari semua bahan yang telah dipelajarinya
juga kemampuan untuk mengevaluasi sesuatu dengan kriteria yang telah
ditentukan.
3.6 Tinjauan Tentang Motivasi Perawat
Motivasi adalah proses kejiwaan yang mendasar terdiri dari kebutuhan-kebutuhan,
dorongan-dorongan dan tujuan. Memotivasi personel perawat rumah sakit harus
dilakukan sejak dini untuk menjaga semagat kerja yang dapat menurun akibat
kegiatan rutin dan monoton. Oleh karena itu mengamati motivasi kerja setiap
personel perawat dilaksanakan secara terus menerus. Hal ini penting dilakukan
untuk mengidentifikasi personel perawat yang memiliki potensi besar untuk
berkembang di masa depan.
Motivasi sering juga dikaitkan dengan semangat atau etos kerja dalam sebuah
perbendarahaan kata (Ilyas, 1999).
Kadang motivasi sangat sulit untuk ditingkatkan tanpa adanya perlakuan yang
serius pada diri dari pelaku tersebut, karena motivasi merupakan hal yang tidak
bisa diukur dengan melihat hasil kerja tapi ketika hasil kerja itu mengalami
peningkatan (Azwar, 1996).
Bernard Berebson dan Gary A. Steiner mendefenisikan motivasi sebagai All those
inner striving conditions variously described as wishes, desire need, drives dan the
like, yang dapat diartikan sebagai kondisi internal, kejiwaan dan mental manusia
seperti aneka keinginan, harapan, kebutuhan, dorongan dan kesukaan yang
mendukung individu untuk berprilaku kerja untuk mencapai kepuasan atau
mengurangi ketidakseimbangan (Noer Bahry Noor, 1995).
3.7 Tinjauan Tentang Beban Kerja Perawat
Beban kerja adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada seseorang agar
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu dengan harapan akan mendapat
imbalan atau jasa. Pada hakekatnya kemampuan seseorang dalam melakukan
sesuatu pekerjaan disamping beban yang lainnya sangat erat atau mempengaruhi
aktivitas kerja terutama bila beban yang dipikulnya berlangsung lama akan
menurunkan semangat kerja atau kegairahan dalam bekerja (Safitri, 1997).
Banyak perawat atau petugas kesehatan terlihat mempersoalkan beban kerja
terhadap apa yang akan dikerjakan dalam bidangnya (Sugiyono, 2000).
Sehubungan dengan produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil kerja
berupa barang/jasa dengan sumber-sumber atau tenaga yang dipakai dalam proses
produksi itu.
3.8 Tinjauan Tentang Pelatihan Perawat
Pelatihan adalah proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik dan metode
menyeluruh. Lebih lanjut lagi dapat diuraikan bahwa secara konsepsional dapat
dikatakan bahwa pelatihan dimaksudkan disini adalah untuk meningkatkan
keterampilan dan kemampuan kerja seseorang atau sekelompok orang. Biasanya
sasarannya adalah seseorang atau sekelompok orang yang sudah bekerja pada
suatu organisasi yang efektif dan produktivitas kerjanya dirasakan perlu dan dapat
ditingkatkan secara terarah.
Pelatihan merupakan suatu upaya sistimatis untuk mengembangkan sumber daya
manusia baik perorangan dan juga kemampuan keorganisasian yang diperlukan
untuk mengurus tugas-tugas keadaan sekarang juga untuk memasuki masa depan.
Untuk mempertinggi mutu perawat baik pengetahuan keterampilan bakat maupun
mentalnya kepada para perawat perlu diberikan berbagai macam latihan dan
pelatihan. Pelatihan disini adalah suatu proses mengembangkan kinerja perawat
baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan, keahlian maupun sikap dan
tingkah laku perawat.

BAB IV
KERANGKA KONSEP

4.1 Dasar Pemikiran


Untuk menjawab pertanyaan penelitian dan agar tujuan penelitian tercapai
berdasarkan tinjauan pustaka, maka dengan mengacu pada proses manajerial
pemberian asuhan keperawatan dapat disebutkan bahwa kualitas asuhan
keperawatan merupakan salah satu out put dari penerapan asuhan keperawatan
yang dinilai melalui kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat atas asuhan
keperawatan yang menyangkut aspek keterampilan perawat, sikap dan prilaku
perawat, serta dengan cara observasi pelaksanaan asuhan keperawatan dan audit
dokumentasi keperawatan.

Keterlibatan petugas kesehatan Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten


Pinrang terhadap pasien rawat inap diharapkan mempunyai hubungan interaktif.
Sebab peranan rumah sakit sebagai tempat terakhir seseorang mendapatkan
perawatan secara intensif setelah mendapat pelayanan pengobatan di puskesmas
atau di tempat praktek swasta lainnya.
Terlaksananya asuhan keperawatan pada unit rawat inap suatu rumah sakit sangat
bergantung dari interaksi beberapa factor-faktoryaitu manajemen, peralatan,
motivasi kerja petugas, pelatihan-pelatihan, kebijaksanaan oragnisasi dan lain-
lain.

4.3 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

4.3.1 Kinerja

Kinerja adalah penampilan hasil kerja perawat baik kualitas maupun kuantitas
dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Kinerja perawat diukur berdasarkan
pengetahuan, motivasi kerja, beban kerja dan pelatihan yang telah diperoleh di
rumah sakit.

Cukup : apabila jawaban responden ≥ nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan.

Kurang : apabila jawaban responden < nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan

4.3.2 Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan perawat untuk mengetahui segala sesuatu yang


berhubungan dengan pelaksanaan keperawatan sebagai profesi di Rumah Sakit
Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.

Cukup : apabila jawaban responden ≥ nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan.

Kurang : apabila jawaban responden < nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan

4.3.3 Motivasi Kerja

Motivasi kerja perawat adalah sesuatu hal yang berasal dari internal perawat yang
menimbulkan dorongan atau semangat untuk melaksanakan aktivitas
keperawatan.

Cukup : apabila jawaban responden ≥ nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan.

Kurang : apabila jawaban responden < nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan

4.3.4 Beban Kerja

Beban kerja adalah tanggapan perawat terhadap lamanya dan beratnya pekerjaan
serta banyaknya tugas yang diberikan dalam membuat asuhan keperawatan.
Cukup : apabila jawaban responden ≥ nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan.

Kurang : apabila jawaban responden < nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan

4.3.5 Pelatihan

Pelatihan adalah proses belajar mengajar tambahan yang dilakukan oleh seseorang
berupa pelatihan yang bertujuan meningkatkan kemampuan intelektual serta
keterampilan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Cukup : apabila jawaban responden ≥ nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan.

Kurang : apabila jawaban responden < nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan

BAB V

METODE PENELITIAN

5.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Observasional dengan menggunakan pendekatan


deskriptif yaitu gambaran tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan di ruang rawat inap.

5.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

5.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Lasinrang Kabupaten


Pinrang.

5.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Juli – Agustus 2006.

5.3 Populasi dan Sampel

5.3.1 Populasi

Dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang jumlahnya 88 orang (honor
maupun PNS) di ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang.
5.3.2 Sampel

Cara pengambilan sample dalam penelitian ini adalah Exhausive Sampling atau
Sampel Jenuh adalah metode pengambilan sampel dengan menjadikan seluruh
populasi menjadi sampel penelitian yaitu perawat pada ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.

5.4 Pengumpulan Data

5.4.1 Data Primer

Data yang di kumpulkan dari responden dengan cara wawancara langsung dan
menggunakan kuesioner sebagai alat bantu.

5.4.2 Data Sekunder

Diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian. Data sekunder


dikumpulkan dengan menghubungi unit-unit atau bagian yang dianggap
mempunyai hubungan dengan penelitian ini yaitu : Ruang Cempaka (Perawatan
Dalam), Ruang Anggrek (Vip Room), Ruang Melati (Bedah), Ruang Asoka
(Bangsal Nifas) dan bagian pelayanan Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang.

5.5 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan menggunakan komputer


program Microsoft Excel 2003 dan SPSS for Windows versi 12.0. Adapun langkah
– langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut :

5.5.1 Tahap editing dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh
merupakan informasi yang benar. Pada tahap ini dilakukan dengan
memperhatikan kelengkapan jawaban dan jelas tidaknya jawabannya.

5.5.2 Pengkodean dimaksudkan untuk menyingkat data yang diperoleh agar


memudahkan mengolah dan manganalisis data dengan memberikan kode – kode
dalam bentuk angka.

5.5.3 Pembuatan/pemindahan hasil koding kuesioner ke daftar koding (master


tabel)

5.5.4 Tabulasi. Pada tahap ini data yang sudah diolah dengan komputer
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.

5.6 Penyajian Data


Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan tabel silang antara variabel penelitian disertai penjelasan.

Anda mungkin juga menyukai

  • NATA DE ALOE
    NATA DE ALOE
    Dokumen15 halaman
    NATA DE ALOE
    teressyasimanjuntak29
    67% (6)
  • Asuhan Keperawatan Gerontik Ny K
    Asuhan Keperawatan Gerontik Ny K
    Dokumen73 halaman
    Asuhan Keperawatan Gerontik Ny K
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • RSUD Pendokumentasian
    RSUD Pendokumentasian
    Dokumen15 halaman
    RSUD Pendokumentasian
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen20 halaman
    Kelompok 3
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen20 halaman
    Kelompok 3
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • C Enterpreneur Kel.2 Makalah
    C Enterpreneur Kel.2 Makalah
    Dokumen19 halaman
    C Enterpreneur Kel.2 Makalah
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • 131000422
    131000422
    Dokumen109 halaman
    131000422
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • 3756 7950 1 SM
    3756 7950 1 SM
    Dokumen6 halaman
    3756 7950 1 SM
    Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • Keluarga
    Keluarga
    Dokumen47 halaman
    Keluarga
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Akkes Askep
    Akkes Askep
    Dokumen23 halaman
    Akkes Askep
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Katara K
    Katara K
    Dokumen20 halaman
    Katara K
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Fix RPK Yosika
    Fix RPK Yosika
    Dokumen18 halaman
    Fix RPK Yosika
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Konseptual Model Keperawatan Keluarga 2015-03-16
    Konseptual Model Keperawatan Keluarga 2015-03-16
    Dokumen10 halaman
    Konseptual Model Keperawatan Keluarga 2015-03-16
    Anna
    Belum ada peringkat
  • Teori Proses Menua Lansia
    Teori Proses Menua Lansia
    Dokumen14 halaman
    Teori Proses Menua Lansia
    Dicky R. Ferrysta
    Belum ada peringkat
  • AsuhanTuliKonduktif
    AsuhanTuliKonduktif
    Dokumen14 halaman
    AsuhanTuliKonduktif
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • pENGKAJIAN LANSIA 2017
    pENGKAJIAN LANSIA 2017
    Dokumen30 halaman
    pENGKAJIAN LANSIA 2017
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gizi
    Makalah Gizi
    Dokumen22 halaman
    Makalah Gizi
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • pENGKAJIAN LANSIA 2017
    pENGKAJIAN LANSIA 2017
    Dokumen30 halaman
    pENGKAJIAN LANSIA 2017
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Format Pengkajian Askep Lansia
    Format Pengkajian Askep Lansia
    Dokumen10 halaman
    Format Pengkajian Askep Lansia
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Kala 2
    Kala 2
    Dokumen15 halaman
    Kala 2
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen5 halaman
    Analisa Data
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Askep Isos Lansia
    Askep Isos Lansia
    Dokumen15 halaman
    Askep Isos Lansia
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Askep Isos Lansia
    Askep Isos Lansia
    Dokumen15 halaman
    Askep Isos Lansia
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa HDR
    Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa HDR
    Dokumen14 halaman
    Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa HDR
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Halusinasi
    Halusinasi
    Dokumen11 halaman
    Halusinasi
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Akkes Askep
    Akkes Askep
    Dokumen23 halaman
    Akkes Askep
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Askep Jiwa 1
    Askep Jiwa 1
    Dokumen14 halaman
    Askep Jiwa 1
    Sarya Purba
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gizi
    Makalah Gizi
    Dokumen22 halaman
    Makalah Gizi
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Halusinasi
    Halusinasi
    Dokumen11 halaman
    Halusinasi
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat