PENDAHULUAN
Hal ini ditegaskan pada Garis Besar Haluan Negara GBHN (1993) yang
menyatakan kualitas pelayanan harus ditingkatkan dan jangkauan serta
kemampuannya diperlukan agar masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah
dapat menikmati pelayanan yang berkualitas dengan terus memperhatikan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran secara serasi dan
bertanggung jawab.
Pembangunan dibidang rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
efesiensi pelaksanaan rujukan kesehatan terpadu serta meningkatkan dan
memantapkan manajemen rumah sakit merupakan pelayanan yang menyeluruh
dan terpadu serta bersifat peningkatan kesehatan, pencegahan, pengendalian dan
penilaian. Pada dasarnya pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan
pelayanan yang menyeluruh dan terpadu, serta bersifat peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan yang ditujukan kepada semua lapisan
masyarakat.
Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan
kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi
dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang dinamis
mempunyai fungsi utama melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan
kesehatan serta sebagai tempat penelitian berdasarkan surat keputusan.
Asuhan keperawatan di rumah sakit dilaksanakan di ruang rawat jalan serta ruang
rawat inap. Asuhan keperawatan merupakan kegiatan pokok yang sering menjadi
barometer tentang baik atau buruknya suatu pelayanan kesehatan di rumah sakit,
hal ini disebabkan karena di ruang rawat inaplah terjadi kontak paling sering
antara pasien dengan pemakai jasa dengan perawat sebagai tenaga pelaksana dan
sebagian besar pelayanan di ruang rawat inap dilakukan oleh tenaga perawat.
Kualitas pelayanan keperawatan suatu rumah sakit dinilai dari kepuasan pasien
yang sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau senang
karena harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi oleh pelayanan
keperawatan yang bila diuraikan berarti kepuasan terhadap kenyamanan,
kecepatan, pelayanan, keramahan dan perhatian. Sementara rasa puas sendiri
mempunyai nilai yang relative tergantung dari masing-masing individu (Wijono,
2003).
Perawat tidak menyukai dokumentasi keperawatan secara historis meskipun
kualitas dokumentasi tidak mengalami peningkatan selama bertahun-tahun tetapi
kualitas informasi yang didokumentasikan belum baik.
2. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pengalaman dan
cakrawala berpikir peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya.
3. Manfaat Praktis
Dapat menambah pengetahuan pengalaman dan cakrawala berpikir peneliti dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang adalah rumah sakit kelas C sesuai
keputusan menteri kesehatan RI No. 543/Menkes/Sk/VI/1996 dan struktur
organisasi dan tata kerja telah dilaksanakan berdasarkan PERDA No. 1 tahun
1997.
Dalam hal pelayanan rujukan kesehatan Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang
melayani rujukan dari 12 Puskesmas dan 2 Rumah Sakit Swasta di wilayah
kabupaten Pinrang.
Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang adalah unit pelaksanaan teknis dinas
kesehatan kabupaten Pinrang yang secara teknis fungsional bertanggung jawab
kepada dinas kesehatan dan teknis operasional bertanggung jawab kepada kepala
daerah yang mempunyai tugas melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan,
pemulihan yang dilaksanakan secara terpadu dalam rangka pelaksanaan
meningkatkan pelayanan kesehatan serta pencegahan penyakit dan melakukan
upaya rujukan daerah kabupaten Pinrang.
2.4 Ketenagaan
Ketenagaan di rumah sakit merupakan modal utama terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas. Ketenagaan yang dimiliki oleh
Rumah Sakit Lasinrang Pinrang berjumlah 313 orang yang dibedakan atas :
1.
Tenaga Medik
a. S1 Keperawatan 57 orang
b. AKPER 35 orang
c. AKBID 7 orang
d. SPK 24 orang
a. Apoteker3 orang
b. FKM 10 orang
d.AKFIS 6 orang
e. ATRO 4 orang
f. AIGI3 orang
g. AKFAR 5 orang
h. ATEM 3 orang
i. APK/AKL 5 orang
k. SPPH 3 orang
l. SMF 7 orang
m. Pekarya Kesehatan 9 orang
c. SMA 13 orang
d. SMEA –
e.STM2 orang
g. SMP1 orang
h.Lain-lain 38 orang
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen penting yaitu : tujuan, ukuran
dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi
yang baik untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan
mempengaruhi bagaimana seharusnya prilaku kerja yang diharapkan organisasi
terhadap setiap personil. Walaupun demikian penentuan tujuan saja tidaklah
cukup sebab itu dibutuhkan ukuran apakah seorang pekerja telah mencapai kinerja
yang baik untuk setiap beban tugas dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Untuk itu kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas
dan jabatan perawat memegang peranan penting.
Proses keperawatan ini diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai proses yang
terdiri atas 3 tahap: pengkajian, perencanaan dan evaluasi yang didasarkan pada
metode ilmiah pengamatan, pengukuran, pengumpulan data dan penganalisaan
temuan. Kajian selama bertahun-tahun penggunaan dan perbaikan telah
mengarahkan perawat pada pengembangan proses keperawatan menjadi 5 langkah
yang kongkrit yaitu :
1. Pengkajian
Adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan data dan menganalisanya
sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan bagi klien. Tujuan pengkajian
adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus menerus menangani
kesehatan klien yang memungkinkan tim keperawatan merencanakan asuhan
keperawatan pada klien secara perorangan. Langkah-langkah pengkajian adalah
sebagai berikut : pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Adalah keputusan atau kesimpulan yang terjadi akibat hasil dari pengkajian
keperawatan berupa pernyataan gangguan status kesehatan klien baik actual
maupun potensial yang mana hasil dari pengkajian keperawatan dan
membutuhkan intervensi dari bidang keperawatan.
3. Perencanaan
Adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.Tujuan dari perencanaan
adalah :
a. Sebagai alat komunikasi antar teman sejawat dan tenaga kesehatan lain.
b. Meningkatkan keseimbangan asuhan keperawatan
Langkah-langkah penyusunan :
1. Menetapkan urutan prioritas masalah
2. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan ditetapkan
3. Menentukan rencana tindakan keperawatan
4. Implementasi
Adalah pelaksanaan rencana keperawatan yang meliputi persiapan, pelaksanaan
instruksi keperawatan dan pasca pelaksanaan.
5. Evaluasi
Adalah tahap akhir kegiatan. Pada tahap ini perawat menilai hasil dari tindakan
yang telah dilakukan dan sejauh mana tujuan telah dicapai.
3.5 Tinjauan tentang Pengetahuan Perawat
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek atau peristiwa tertentu. Pengetahuan perawat
yaitu kemampuan suatu perawat dalam mengaplikasikan ilmunya dalm tugasnya
sebagai petugas pelayanan kesehatan. Pengetahuan perawat merupakan faktor
utama mempengaruhi prilaku dan kinerja perawat (Notoadmojo, 1997).
Manusia akan menjadi tau jika ingin mengetahui sebuah kejadian di setiap apa
yang dilihat tanpa adanya bantuan atau dengan bantuan orang lain (Ilyas, 1999).
Secara rinci untuk mengukur pengetahuan seseorang Bloom mengemukakan
cognitive domain terdiri dari enam tingkat (Rusli Ngatimin, 1996) :
3.5.1 Tahu (Know)
Dimana seseorang hanya mampu menjelaskan secara garis besar apa yang telah
dipelajarinya.
3.5.2 Perbandingan Menyeluruh (Comprehensive)
Pada tingkat seseorang berada pada tingkat pengetahuan dasar. Ia dapat
menerangkan kembali secara mendasar ilmu pengetahuan yang telah
dipelajarinya.
3.5.3 Penerapan (Aplication)
Seseorang telah ada kemapuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajarinya
untuk sesuatu situasi yang baru dan nyata.
3.5.4 Analisis (Analysis)
Seseorang telah mampu menganalisa hubungan antar satu bagian dengan yang
lainnya dan mampu menguasai maupun bentuk struktural dari apa yang
dipelajarinya.
3.5.5 Sintesis (Syntehesis)
Pada tingkat ini disamping kemampuan untuk menganalisa juga mampu untuk
menyusun kembali baik ke bentuk semula maupun ke bentuk yang lain.
BAB IV
KERANGKA KONSEP
4.3.1 Kinerja
Kinerja adalah penampilan hasil kerja perawat baik kualitas maupun kuantitas
dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Kinerja perawat diukur berdasarkan
pengetahuan, motivasi kerja, beban kerja dan pelatihan yang telah diperoleh di
rumah sakit.
Cukup : apabila jawaban responden ≥ nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan.
Kurang : apabila jawaban responden < nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan
4.3.2 Pengetahuan
Cukup : apabila jawaban responden ≥ nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan.
Kurang : apabila jawaban responden < nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan
Motivasi kerja perawat adalah sesuatu hal yang berasal dari internal perawat yang
menimbulkan dorongan atau semangat untuk melaksanakan aktivitas
keperawatan.
Cukup : apabila jawaban responden ≥ nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan.
Kurang : apabila jawaban responden < nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan
Beban kerja adalah tanggapan perawat terhadap lamanya dan beratnya pekerjaan
serta banyaknya tugas yang diberikan dalam membuat asuhan keperawatan.
Cukup : apabila jawaban responden ≥ nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan.
Kurang : apabila jawaban responden < nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan
4.3.5 Pelatihan
Pelatihan adalah proses belajar mengajar tambahan yang dilakukan oleh seseorang
berupa pelatihan yang bertujuan meningkatkan kemampuan intelektual serta
keterampilan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Cukup : apabila jawaban responden ≥ nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan.
Kurang : apabila jawaban responden < nilai median 62,5% dari total skor
pertanyaan
BAB V
METODE PENELITIAN
5.3.1 Populasi
Dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang jumlahnya 88 orang (honor
maupun PNS) di ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten
Pinrang.
5.3.2 Sampel
Cara pengambilan sample dalam penelitian ini adalah Exhausive Sampling atau
Sampel Jenuh adalah metode pengambilan sampel dengan menjadikan seluruh
populasi menjadi sampel penelitian yaitu perawat pada ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
Data yang di kumpulkan dari responden dengan cara wawancara langsung dan
menggunakan kuesioner sebagai alat bantu.
5.5.1 Tahap editing dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh
merupakan informasi yang benar. Pada tahap ini dilakukan dengan
memperhatikan kelengkapan jawaban dan jelas tidaknya jawabannya.
5.5.4 Tabulasi. Pada tahap ini data yang sudah diolah dengan komputer
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.