Anda di halaman 1dari 47

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan kondisi yang paling umum dijumpai dalam perawatan


primer. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu
kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap.
Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri
ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi
tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja (WHO, 2013).

Hipertensi adalah keadaan di mana tekanan darah mengalami peningkatan


yang memberikan gejala berlanjut pada suatu organ target di tubuh. Hal ini dapat
menimbulkan kerusakan yang lebih berat, misalnya stroke (terjadi pada otak dan
menyebabkan kematian yang cukup tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi
kerusakan pembuluh darah jantung), dan hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot
jantung). Hipertensi juga dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal, penyakit
pembuluh lain dan penyakit lainnya (Syahrini et al., 2012).

Menurut laporan the Eighth Joint National Committee ( JNC 7 ) tahun 2004
,tekanan darah dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu normal (di bawah
120/80 mmHG), prahipertensi (dari 120/80 mmHG sampai 139/89 mmHG),
hipertensi tingkat I (dari 140/90 mmHG sampai 159/99 mmHG), hipertensi
tingkat II (melebihi 160/100 mmHG) (JNC 7, 2004).

Pada orang yang berusia diatas 50 tahun, tekanan darah sistolik lebih besar
dari 140 mmHg lebih berisiko terjadinya penyakit kardiovaskular bila
dibandingkan dengan tekanan darah diastolik, namun pada tahun 2008 terdapat
sekitar 40% orang dewasa di seluruh dunia berusia 25 tahun ke atas didiagnosa
mengalami hipertensi. Angka kejadian hipertensi begitu meningkat, dari sekitar
2

600 juta jiwa pada tahun 1980 menjadi 1 milyar jiwa pada tahun 2008 (WHO,
2013).

Data statistik terbaru menyatakan bahwa terdapat 24,7% penduduk Asia


Tenggara dan 23,3% penduduk Indonesia berusia 18 tahun ke atas mengalami
hipertensi pada tahun 2014 (WHO, 2015).

Di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi hipertensi. Secara keseluruhan


prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2013 sebesar 26,5%. Sedangkan
Sumatera Utara didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 24,7% (Riskesdas,
2013).

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan Rumah Sakit
Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara,
Aceh, Sumatera Barat dan Riau, serta dan mempunyai bilangan populasi pasien
yang banyak. Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik yang
mempunyai bilangan pasien hipertensi yang sangat tinggi. Menurut penelitian
yang telah dijalankan pada tahun 2009, jumlah pasien hipertensi rawat inap bulan
Januari sampai April sebanyak 30 orang. Sedangkan jumlah pasien yang rawat
jalan meningkat pada bulan April sebanyak 53 orang jika dibandingkan dengan
bulan Maret sebanyak 7 0rang. Jumlah pasien hipertensi rawat jalan dari bulan
Januari-April sebanyak 93 orang.

Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran


pasien penyakit hipertensi di RSUP H. Adam Malik Medan pada periode Juli
2014 sampai Desember 2014. Hipertensi termasuk suatu kondisi yang dapat
dicegah atau dikendalikan. Namun dari hasil pengamatan data bahwa penderita
hipertensi semakin meningkat setiap tahunnya hampir di

seluruh dunia dan menimbulkan masalah kesehatan masyarakat global


yang berkontribusi terhadap beban penyakit jantung, stroke, gagal ginjal,
kecacatan dan kematian dini.
3

Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari


suatu sistem sosial yang ada dimasyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga
merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia. Suasana
keluarga yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena
dalam keluargalah seluruh anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan
masyarakat. (Setiawati, 2009).

Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK


berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif. kehidupan
keluargapun banyak mengalami perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai
keluarga yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan
modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi kehidupan
masyarakat dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam keluarga (Setiawati,
2009).

Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya sangat penting untuk


membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada
individu dimulai dan dari keluarga akan tercipta tatanan masyarakat yang baik,
sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari
keluarga (Setiadi, 2008).

Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam


meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga sebagai sistem yang
berinteraksi dan merupakan unit utama yang menyangkut kehidupan masyarakat.
Keluarga menempati posisi antara individu dan masyarakat. Apabila setiap
keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah yang dialami anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain, karena keluarga
merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat. Sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada
keluarga, perawat mendapat dua keuntungan. Perawat dapat memenuhi kebutuhan
individu dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi untuk membangun keluarga
4

yang sehat dibutuhkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan


keluarga. (setiadi,2008)

Asuhan keperawatan keluarga merupakan rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga dengan tujuan
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan keluarga (setiadi,2008)

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan


keluarga mereka sehigga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Meningkatkan kemampuan keluarga dlam mengidentifikasi masalah


kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-
masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggita keluarga yang sakit dan dalam megatasi
masalah kesehatan anggota keluarga.
5. Meningkatkan produktifitas kelaurga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.
5

1.3 Ruang Lingkup

Dalam praktek lapangan ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan


menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Wawancara yang melakukan tanya jawab langsung dengan klien dan


anggota keluarga
2. Observasi yaitu melakukan tindakan langsung terhadap klien
3. Study kepustakaan yaitu membaca buku dan sumber lain yang ada
hubungannya dengan gangguan penyakit hipertensi pada klien yang
berhubungan dengan masalah utama
4. Study dokumentasi yaitu pengumpulan data-data dan perkembangan klien

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu metode
pengumpulan data berdasarkan masalah yang sedang berlangsung pada waktu
pelaksanaan keperawatan dan teknik pengumpulan datanya dengan cara :

1. Wawancara
Pengumpulan data melalui Tanya jawab langsung dengan klien dan
keluarga, selama melakukan asuhan keperawatan.
2. Observasi
Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung
terhadap klien serta ikut dalam membina asuhan keperawatan.
3. Studi Dokumentasi
Yaitu dengan cara menggu jh/.x nakan atau melihat catatan keperawatan
keluarga.
4. Studi Kepustakaan
Dengan mempelajari buku-buku atau literatur-literatur yang berkaitan
dengan kasus lama pembuatan karya tulis ilmiah.
6

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan ini ditulis dalam 5 bab yang ditulis secara sistematika dan tiap bab terdiri
dari beberapa sub bab yaitu:

BAB I : Pendahuluan yang berisi latar belakang , tujuan penulisan,ruang lingkup,


metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II: Konsep dasar yang meliputi pengertian asuhan keperawatan


keluarga,tujuan,sasaran,prinsip-prinsip,peran perawat keluarga,langkah-langkah
asuhan keperawatan keluarga,konsep medis yang meliputi pengertian

BAB III :Asuhan keperawatan keluarga tentang,prioritas diagnosa dari


semua yang dikaji sesuai urutan prioritas,pengkajian keluarga
binaan,pengumpulan data keluarga,analisa data,diagnosa,rencana,implementasi
dan evaluasi

BAB IV : Pembahasan,berisi penjelasan tentang kesenjangan antara teori


dan fakta

BAB V : penutup,Simpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
7

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

2.1.1 Defenisi

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, dalam bentuk bio-psiko-sosiokultural-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada in dividu, keluarga, dan masyarakat, baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
(Setiadi, 2008)

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam


praktik keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan, pedoman
standar keperawatan, serta landasan etika dan etiket keperawatan dalam
lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan. (Setiadi, 2008)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. (Setiadi, 2008)

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. (Sri Setyowati, 2008)

Asuhan Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktek keperawatan degan sasaran keluarga dengan tujuan
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga. (Setiadi, 2008)
Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :
8

1. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.


a. Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah:
1. Mengidentifikasi data demografi dan sosio kultural
2. Data lingkungan
3. Struktur dan fungsi keluarga
4. Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga
5. Perkembangan keluarga
b. Yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota
keluarga adalah:
1. Fisik
2. Mental
3. Emosi
4. Sosial
5. Spirtual
2. Perumusan diagnosis keperawatan.
3. Penyusun perencanaan
Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan,
identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi
keperawatan.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi
sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan
pemerintah.
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang melakukan
asuhan keperawatan.
(Sri Setyowati, 2008)
9

2.1.2 Tujuan
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dlam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggita keluarga yang sakit dan dalam
megatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
e. Meningkatkan produktifitas kelaurga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.

(Sri Setyowati, 2008)

2.1.3 Sasaran

Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah :


a. Keluarga sehat, memerlukan antisipasi terkait dengan siklus
perkembangan manusia dan tahapan tumbang, fokus pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu
keluarga dengan:ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang
persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu,
penyakit kronis menular yang tidak bisadiintervensi oleh program,
penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular ataukeluarga
dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
c. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil
yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang
dari 8 gr%) ataupun KurangEnergi Kronis (KEK), keluarga dengan
ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,infeksi, hipertensi,
keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga denganneonates
10

BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan


kasuspercobaan bunuh diri.
d. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
(Sri Setyowati, 2008)

2.1.4 Prinsip-prinsip
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat perlu memerhatikan
prinsip-prinsip berikut.
a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.
b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan
keluarga.
c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap
perkembangan keluarga.

d. Menerima dan mengakui struktur keluarga.

e. Menekankan pada kemampuan keluarga.

(Sri Setyowati, 2008)

2.1.5 Peran perawat keluarga

a. Sebagai pendidik,

perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan


kepada keluarga,terutama untuk memandirikan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.

b. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan

perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan


yang komprehensif.
11

c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan

pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui


kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki
masalah kesehatan.

d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan

perawat melakukan supervise ataupun pembinaan terhadap


keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap
keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.

e. Sebagai pembela (advokat)

perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-


hak keluarga sebagai klien.

f. Sebagai fasilisator
perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga, dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu
memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah.

g. Sebagai peneliti

perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami


masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga.

h. Sebagai modifikasi lingkungan

perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan,


baik lingkungan rumah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan
sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

(Sri Setyowati, 2008)


12

2.1.6 Langkah-langkah asuhan keperawatan keluarga


A. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2010) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus
tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah
awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh
data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga,
perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang
digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana.
a. Pengumpulan data
1. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan,
tempat tinggal, dan tipe keluarga.
2. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
3. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya mengkonsumsi
makanan yang bayak menandung garam, zat pengawet, serta emosi
yang tinggi
4. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
5. Status Sosial Ekonomi
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh pula
terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar
b) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap
keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena hipertensi.
6. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
13

Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini. termasuk riwayat


perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik
atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan
keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis
seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
7. Aktiftas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan
tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau
waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga.
8. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai
rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai
faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita stroke fase
rehabilitasi.
2. Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,2010) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi
9. Struktur peran
Menurut Friedman(2010), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat
anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan
harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
B. Diagnosa keperawatan
Menurut APD Salvari, (2013) Diagnosa keperawatan adalah
pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas perubahan
pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal
dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah
keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain
14

merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota


akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Dalam diagnosa keperawatan meliputi sebagai berikut :
a. Problem atau masalah
Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yang dialami oleh keluarga aatau anggota keluarga.
b. Etiologi
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan
mengacu kepada lima tugas keluarga yaitu
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari
diagnosis keperawatan keluarga adalah :
1. Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan,
pemahaman, kesalahan persepsi).
2. Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
3. Dan ketidak mampuan (kurangnya keterampilan
terhadap suatu prosedur atau tindakan, kurangnya
sumber daya keluarga baik finansial, fasilitas,
system pendukung, lingkungan fisik dan
psikologis).
c. Symtom
Sekumpulan data subyektif dan objektif yang diperoleh perawatan
dari keluarga secara langsung atau tidak langsung.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
15

1. Diagnosis actual adalah masalah keperwatan yang


sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan
dari perawat dengan cepat.
2. Diagnosis resiko / resiko tinggi adalah masalah
keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk
menjadi masalah keperawatan actual dapat terjadi
dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
perawat.
3. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi
kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber
penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat
ditingkatkan.
4. Prioritas Diagnosa Keperawatan
5. Proses scoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya, 1978.
N Kriteria Skor Bobot
o
Sifat masalah
1 : 1

·Tidak/kurang sehat. 3

·Ancaman kesehatan. 2

·Krisis atau keadaan sejahtera. 1

Kemungkinan
2 masalah dapat diubah : 2

·Dengan mudah 2

·Hanya sebagian. 1

·Tidak dapat. 0
16

Potensial3masalah untuk dicegah : 1

·Tinggi. 3

·Cukup. 2

·Rendah. 1

Menonjolnya
4 masalah : 1

·Masalah berat harus segera ditangani 2

·Ada masalah, tetapi tidak perlu harus 1


segera ditangani

·Masalah tidak dirasakan


0

4. Perencanaan Keperawatan keluarga


Menurut APD Salvari (2013), Rencana keperawatan keluarga
adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk
dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan
yang sering muncul.
Langkah-langkah dalam rencana keperawatan keluarga adalah
:
1. Menentukan sasaran atau goal
Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir
yang akan dicapai melalui segala upaya, dimana masalah (Problem)
digunakan untuk merumuskan tujuan akhir (TUM)
2. Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih
terperinci tentang hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan
yang akan dilakukan, dimana penyebab (Etiologi) digunakan untuk
merumuskan tujuan (TUK).
17

3. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang


akan dilakukan.
5. Pelaksanaan.
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan ke
arah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatn
keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah
disusun.
6. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil
sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
Metode evaluasi keperawatan, yaitu :
a. Evaluasi formatif (proses)
Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan
dan bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan, system penulisan evaluasi
formatif ini biasanya ditulis dalam catatan kemajuan atau
menggunakan system SOAP.
b. Evaluasi sumatif (hasil)
Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara
keseluruhan, sistem penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk
catatan naratif atau laporan ringkasan.

(Sri Setyowati, 2008)


18

2.2 Konsep Medis


2.2.1 Defenisi
Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan
tensi yang artinya tekanan darah. Menurut American Society of
Hypertension (ASH), pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari
kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan (Sani, 2008).
Hipertensi didefinisikan adanya kenaikan tekanan darah yang
persisten . Pada orang dewasa rata-rata tekanan sistolik sama atau di atas
140 mm Hg dan tekanan diastolik sama atau di atas 90 mm Hg , menurut
American Heart Association, rata-rata dari dua kali pemeriksaan yang
berbeda dalam dua minggu. Menurut Pusdiknakes Depkes disebutkan
hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik diatas standar
dihubungkan dengan usia.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi dua
golongan besar, yaitu :
1.Hipertensi esensial (hipertensi primer / idiopathic) yaitu
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, sebanyak 90
% kasus.
2.Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit lain , sebanyak 10 % .

2.2.2 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu: hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 %
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktifitas susunan saraf simpatis, sistem renin
angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca
19

interseluler, dan faktor-faktor yang risiko seperti obesitas, alkohol,


merokok.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya
diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
vaskuler renal, hipertensi aldosteronisme primer, dan sindrom
chusing, feokromositoma, koarkfasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.

(Anonym. 2008)

2.2.3 Patofisiologi

Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan


tahanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya
normal. Kelainannya terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan
tahanan perifer ini disebabkan karena vasokonstriksi arteriol akibat
naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah
berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan struktural
pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna dan
hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka
sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi
anoksia relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis
koroner.

(Sani, 2008)

2.2.4 Tanda dan Gejala


a. Gelisah
b. Nadi Cepat
c. Sukar Tidur
d. Sesak Nafas
e. Sakit Kepala
f. Lemah dan Lelah
20

g. Rasa Pegal di bahu


h. Jantung berdebar-debar
i. Pandangan menjadi kabur
j. Mata berkunang-kunang
(Sani, 2008)

2.2.5 Komplikasi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Kerusakan organ target yang
umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
a. Penyakit ginjal kronis
b. Jantung
 Hipertrofi ventrikel kiri
 Angina atau infark miokardium
 Gagal jantung c. Otak
 Strok
 Transient Ischemic Attack (TIA)
c. Penyakit arteri perifer
d. Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab
kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung
dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak
langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor
ATI angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari
ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain
juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas
terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan
organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat
meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-
β).Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik
21

secara langsung maupun secara tidak langsung. Kerusakan


organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi
adalah:
e. Penyakit ginjal kronis
f. Jantung
o Hipertrofi ventrikel kiri
o Angina atau infark miokardium
o Gagal jantung
g. Otak
o Strok
o Transient Ischemic Attack (TIA)
h. Penyakit arteri perifer
i. Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab
kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung
dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak
langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor
ATI angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari
ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain
juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas
terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan
organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat
meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β)

(Anonym. 2008)
22

2.2.6 Cara Pencegahan

Pencegahan Hipertensi dapat dilakukan sendiri dengan :

a. Hindari Obesitas
b. Hindari merokok
c. Usahakan pikiran selalu tenang dan santai
d. Berolahraga secara teratur
e. Sering memakan buah-buahandansayuran
f. Kurangi minuman yang mengandung kafein (Kopi)
g. Hindari minuman beralkohol
h. Kurangi makanan yang banyak mengandung garam (Asin)
i. Rutin Kontrol ke tenaga kesehatan terdekat jika memang
mempunyai riwayat hipertensi
(Anonym. 2008)

2.2.7 Penanggulangan Hipertensi

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat dibagi menjadi


dua penatalaksanaan yaitu : Penatalaksanaan Nonfarmakologis dan
farmakologis

2.2.7.1 Penatalaksanaan Nonfarmakologis

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebetulnya bukan suatu


penyakit, tetapi hanya merupakan suatu kelainan dengan gejala gangguan
pada mekanisme regulasi tekanan darah yang timbul.Tujuan pengobatan
hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja, tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita
bertambah kuat (Barry,1987).Penatalaksanaan nonfarmakologi adalah
dengan jalan memodifikasi gaya.

(Sani, 2008)
23

2.2.7.2 Penatalaksanaan Nonfarmakologis


Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita. Pengobatan obat standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter
Ahli Hipertensi ( Joint National Commite On Detection, Evaluation
and Treatment of high Blood Pressure, USA, 1988) menyimpulkan bahwa
obat diuretik, Penyekat Betha , Antagonis kalsium, atau penghambatan
ACE, dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita. Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan,
dosis obat dapat disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan
obat golongan lain atau mengganti obat pertama dengan obat golongan
lain. Sasaran penurunan tekanan darah adalah kurang dari 140/90 mm Hg
dengan efek samping minimal. Penurunan tekanan dosis obat dapat
dilakukan pada golongan hipertenssi ringan yang sudah terkontrol dengan
baik selama 1 tahun.

(Sani, 2008)
24

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

3.1 Urutan Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga

No Nama Anggota Diagnosa Keperawatan Skore


Keluarga
1 Ny.Riati 1.Defesiensi pengetahuan tentang hipertensi b/d 3 2/3
ketidakmampuan keluarga memberikan
perawatan pada anggota keluarga yang
menderita hipertensi
2.Kesiapan meningkatkan kesehatan/pengetshusn
hipertensi b/d mengungkapkan keinginan untuk 4 1/3
meningkatkan kesehatan
2 Tn.Wagimin Defesiensi pengetahuan tentang gastritis b/d 4
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
3 Tn.Kupul Ketidakefektifan manajemen kesehatan b/d 3 2/3
sumber daya ekonomi tidak cukup
4 Tn.Suhaili Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d 3 1/6
sumber pengetahuan tidak cukup
5 Tn.Sutrisno Ketidakmampuan menjadi oarangtua b/d kurang 3
interaksi dengan anak-anak
6 Tn.Herman Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan b/d 2 2/3
mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan
kesehatan
7 Tn.Jumino Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan b/d 2 2/3
mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan
kesehatan
8 Tn.Prana Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan b/d 2 2/3
mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan
kesehatan
25

3.2 Pengkajian dari keluarga binaan

3.2.1 Pengkajian

3.2.1.1 Pengumpulan Data

1. Data umum

a. Identitas kepala keluarga

- Nama : Ny.R

- Alamat : Gang.Bersama Dusun VI

b. Komposisi keluarga

No Nama Jk Umur Hub.keluarga Pendidikan Pekerjaan Status


kesehatan/imunisasi
1 Ny.R P 66 Kk SD Tkg kusut Tidak lengkap
2 Tn.J L 34 Anak SMP Blm bkrja Lengkap
3 Ny.Y P 30 Anak SLTA Blm bkrja Lengkap
4 Tn.S L 54 Saudara SD Tkg becak Tidak lengkap
26

c. Genogram

80 83 82 80

64 66 64 63 60

38 36 34 30

KETERANGAN :
: laki-laki yang meninggal

: perempuan yang meninggal

: laki-laki

: perempuan

: pasien

: tinggal serumah

KESIMPULAN:
Didalam keluarga tidak ada riwayat penyakit keturunan.
27

d. Tipe keluarga: extended family

e. Suku/bangsa: jawa/indonesia

f. Agama: islam

g. Status ekonomi keluarga: keluarga Ny.R mempunyai


penghasilan dari gaji harian Rp 50.000 dan gaji saudaranya Rp
50.000.penghasilan mereka berdua digunakan untuk keperluan
sehari-hari mereka

h. Aktivitas rekreasi keluarga: keluarga hanya menonton TV pada


sore dan malam hari bersama-sama.rekreasi ketempat lain tidak
pernah.

2. Riwayat tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:

Keluarga usia pertengahan

b. Tugas perkembangan keluarga masih banyak yang belum dapat:

Ugas perkembangan keluarga massih banyak yang belum dicapai


yakni Tn.J dan Ny.Y dengan usia yang cukup namun belum
menikah.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti:

Riwayat inti keluarga menikah karena cinta dan disetujui oleh kedua
orangtua.orangtua suami/istri sudah meninggal.

4. Keadaan lingkungan
a. Ny.R tinggal di rumah sendiri dengan luas 9x9, rumah terdiri dari 1
lantai dengan komposisi 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar
mandi ada 1. Rumah dalam keadaan bersih ,ventilasi 10% dari luas
lantai, sumber air minum dari sumur bor sangat mencukupi,
28

pembuangan air limbah bersih dan lancar, jamban keluarga septitank.


pekarangan rumah ditanami bunga dan bersih.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas lingkungan VI
Dusun VI berpenduduk padat,khusus tetangga sebalah kanan psangan
suami istri yang tinggal dengan ibu (istri) dan disebalah kiri lahan
kosong.hubungan keluarga dengan keluarga lain baik.
c. Mobilitas keluarga
Keluarga ini baru tinggal 1 tahun lebih di dusun VI sebelumnya
keluarga tinggal dikerambi 5 bersama saudaranya dan 2 anaknya.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Setiap hari, pada sore dan malam hari keluarga selalu meluangkan
waktu untuk berkumpul. Keluarga tidak ada mengikuti perkumpulan
didusun VI,
e. Sistem pendukung keluarga
Semua keluarga dalam kondisi sehat,kecuali Ny.R. Antar anggota
keluarga saling menyayangi satu sama lain. Keluarga memiliki sarana
yang dapat meningkatkan kesehatan seperti sarana kesehatan
lingkungan. Sarana social berupa kegiatan mengikuti penyuluhan
kesehatan.
5. Struktur Keluarga
a Pola Komunkasi digunakan dalam Keluarga
Bahasa indonesia.Komunikasi antara keluarga lebih sering mulai sore
hari karena hampir semua anggota keluarga pulang dari sekolah dan
kerja disore hari.

b Kekuatan Keluarga
Keluarga biasanya saling menghargai satu sama lain,tetapi untuk
membantu Ny.R dalam menjaga kesehatannya adalah anaknya.

6. Struktur Peran (Peran Masing-Masing Anggota Keluarga)


a. Ny.R adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai supir. Bekerja
sebagai tukang kusut.bekerja tidak menetap sesuai dengan permintaan
29

dan saudaranya bekerja sebagai tukang becak dari pagi samapai


sore.dalam melaksanakan peran masing-massing tidak ada massalah
sampai saat ini.
b. Nilai Dan Norma Keluarga
Keluarga Ny.R menerapkan agama islam yang mengharapkan semua
anggota keluarga taat menjalankan ibadaha dan yang paling sering
menjalankan ibadah adalah Ny.R.

7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga Ny.R Saling menyayangi satu sama lain,cinta
kasih,saling menerima dan mendukung dalam keluarga.apabila ada
yang sakit mereka saling membantu.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga berhubungan baik dengan tetangganya tetapi Ny.R tidak
terlalu sering berkunjung kerumah tetangga.

c. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak
Ny.R mengatakan bahwa pada saat ini usianya 66 tahun dan sudah
tidak datang bulan lagi.mempunyai empat orang anak yang sudah
dewasa.dan sudah berumah tangga.
d. Fungsi perawatan kesehatan
1) Ny.R mengatakan ingin tahu akan cara mengontrol hipertensi dan
ia ingin tahu bagaimana cara menurunkan tekanan darah tinggi dan
apa saja makanan yang dikonsumsi penderita hipertensi.
2) Tn.J tidak pernah sakit saat ini yang mengharuskan untuk berobat.
Penyakit yang pernah diderita hanya deman saja atau sakit perut
sehingga hanya makan obat demam atau sakit perut saja yang
dibeli di apotik dan warung.
3) Ny.Y tidak pernah sakit saat ini yang mengharuskan untuk berobat.
Penyakit yang pernah diderita hanya deman saja atau sakit perut
30

sehingga hanya makan obat demam atau sakit perut saja yang
dibeli di apotik dan warung.
4) Tn.S tidak pernah sakit saat ini yang mengharuskan untuk berobat.
Penyakit yang pernah diderita hanya deman saja atau sakit perut
sehingga hanya makan obat demam atau sakit perut saja yang
dibeli di apotik dan warung.
e. Fungsi ekonomi
Ny.R mengatakan bahwa penghasilan yang ddapat pas-pasan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
8. Stress dan koping keluarga

a. Stressor jangka panjang dan pendek


1) Stressor jangka panjang
Ny.R mengatakan anak saya yang ke 4 dan ke 5 sudah cukup umur
mau menikah tetapi belum dapat jodoh sampai saat ini.
2) Stressor jangka pendek
Ny.R mengatakan ingin tekanan darahnya cepat normal,dan ingin
tau makanan yang dikonsumsi penderita hipertensi.

3) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah


Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama
anak dan saudaranya. Apabila perlu nasehat dalam penyelesaian
masalah biasanya minta nasehat dengan keluarga besar.

b. Strategi koping
Ny.R mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam
keluarga atau dengan anaknya dan saudaranya sehingga masukan dari
keluarga dapat membantu mengatasi masalah.
31

9. Strategi adaptasi disfungsional


Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga
mengatasi masalah secara maladaptive atau keluarga menggunakan
penyelesaian masalah dengan cara yang baik.

10. Harapan keluarga


Tn.J mengatakan sangat senang dengan kehadiran perawat dan berharap
dapat memberikan penyuluhan tentang kesehatan terutama tentang
hipertensi.

11. Data tambahan


a. Nutrisi
Ny.R mengatakan belanja pangan setiap hari.penyajian makanan yang
dikonsumsi adalah nasi,tempe,ikan teri,sayur-sayuran.keluarga Ny.R
tidak pernah mengkonsumsi daging dikarenakan ekonimi yang pas-
pasan.

b. Eliminasi, dalam keluarga tidak ada keluhan dalam BAB/BAK.


c. IstirahatTidur, dalam keluarga tidak ada keluhan dalam istirahat dan
tidur.
d. Aktivitas sehari-hari tidak ada masalah semua keluarga dapat
melakukan aktivitas.
12. Kebiasaan buruk/perilaku yang merugikan kesehatan
Ny.R mengatakan merokok 4 batang/hari ,terkadang Ny.R merokok
didalam rumah.Ny.R merokok sejak hamil Tua anak yang ke 4.

13. Pengetahuan terhadap penyakit menular dan penyakit khronis


Semua anggota keluarga sudah mengetahui berbagai penyakit menular
seperti DHF, TBC, HIV AIDS, Diare dan cara mencegah supaya tidak
ketularan, kecuali tentang penularan penyakit kulit/kudis anjing terhada
anggota keluarga.
32

14. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga


Pemeriksaan fisik dilakukan untuk semua anggota keluarga Ny.R,karena pada saat kunjungan semua anggota keluarga berada
di rumah. Pemeriksaan fisik anggota keluarga dapat dilihat pada tabel berikut:

Pemeriksaan Ny.R Tn.J Ny.Y Tn.S


Fisik

Kepala Rambut Rambut tebal dan hitam,bersih Rambut tebal, warna hitam, Rambut tebal, warna hitam,
tipis,beruban,rontok,berminyak tidak mudah dicabut , sudah ada bersih dan tidak ada benjolan. bersih dan tidak ada benjolan.
dan tidak ada benjolan. satu-satu uban.

Tanda-tanda Tensi 150/100mmHG, N 86 Tensi 110/80mghg, N 80 x/I, Tensi 110/60mghg, N 82 x/I, Tensi 120/70mghg, N 88 x/I,
vital x/I, RR: 22 x/I, T: 36,5º C RR: 18 x/I, T: 36º C RR: 20 x/I, T: 36,6º C RR: 20 x/I, T: 37º C

BB/TB BB 60 Kg, PB: 150 cm BB: 58 kg, TB: 163 cm BB 50 Kg, PB: 155 cm BB 65 Kg, PB: 165 cm

Mata Tidak anemis, secret tidak ada Tidak anemis, secret tidak ada Tidak anemis, secret tidak ada Tidak anemis, secret tidak ada

Hidung Secret dan kelainan tidak ada Tidak bersekret Tidak ada Secret dan kelainan tidak ada Tidak bersekret Tidak ada
kelainan penciuman. kelainan penciuman.
33

Mulut Mukosa lembab, stomatis tidak Mukosa lembab, tidak ada Mukosa lembab, stomatis tidak Mukosa lembab, stomatis
ada, gigi tidak lengkap,tidak kelainan. ada, gigi masih lengkap ada tidak ada, gigi masih lengkap
ada caries. caries. tidak ada caries.

Leher Tidak ada benjolan, tidak ada Tidak ada benjolan, tidak ada Tidak ada benjolan, tidak ada Tidak ada benjolan, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe pembesaran kelenjar limfe pembesaran kelenjar limfe pembesaran kelenjar limfe

Dada Bunyi jantung dan paru normal Bunyi jantung dan paru normal Bunyi jantung dan paru normal Bunyi jantung dan paru
normal

Abdomen Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Tangan Tidak ada kelainan, turgor Tidak ada kelainan, turgor Tidak ada kelainan, turgor Tidak ada kelainan, turgor
kembali cepat kembali cepat kembali cepat kembali cepat

Kaki Tidak ada kelainan, turgor Tidak ada kelainan, turgor Tidak ada kelainan, turgor Tidak ada kelainan, turgor
kembali cepat. kembali cepat kembali cepat kembali cepat

Keadaan umum Baik Baik Baik Baik


34

3.3 Analisa Data

Data Etiologi Problem


DS: ketidakmampuan Defesiensi pengetahuan
-Ny.R mengatakan sering mengalami keluarga memberikan tentang hipertensi
sakit kepala,tengkuk terasa tegang,dan perawatan pada anggota
mata terasa berat keluarga yang menderita
-Ny.R mengatakan kepalanya serasa hipertensi
nyut-nyutan hilang timbul
-Ny.R mengatakan penghasilan yang
didapat Rp 50.000/hari dan itu tidak
menetap
-Ny.R mengatakan saat ini
penglihatannya sudah mulai berkurang
-Ny.R mengatakan kurang mengetahu
tentang penyakitnya (hipertensi)
-Ny.R mengatakan jika sakit kepala
hanya beli obat bodrex dari warung
-Ny.R mengatakan tidak ada makanan
yang dibedakan
-Keluarga mengatakan kurang
mengetahui tentang hipertensi

DO:
-mata tampak sayu,muka lesu
-TD:150/100 mmHg
-Ny.R bertanya tentang penyakitnya
DS: mengungkapkan Kesiapan meningkatkan
-Ny.R mengatakan ingin tahu keinginan untuk kesehatan/pengetahuan
bagaimana cara mengontrol hipertensi meningkatkan kesehatan hipertensi
dan berharap perawat bisa
35

membantunya
-Ny.R mengatakan ingin tahu makanan
apa saja yang dikonsumsi penderita
hipertensi

DO:
-Ny.R sangat serius menanyakan
keinginannya tentang makanan yang
boleh dimakan
-Ny.R menyampaikan harapannya

3.4 Diagnosa Keperawatan Keluarga

Nama KK : Ny.R

Alamat : Gang bersama dusun VI

No Diagnosa keperawatan Tanggal Nama &


Ditemukan Teratasi paraf
1 Defesiensi pengetahuan tentang 4 desember Yohana
hipertensi b/d ketidakmampuan 2017
keluarga memberikan perawatan
pada anggota keluarga yang
menderita hipertensi
2 Kesiapan meningkatkan 4 desember Yohana
kesehatan/pengetshusn hipertensi b/d 2017
mengungkapkan keinginan untuk
meningkatkan kesehatan
36

3.5 Perencanaan Keperawatan Keluarga

1. Penentuan prioritas diagonsa keperawatan


a. Diagnosa keperawatan
Defesiensi pengetahuan tentang hipertensi b/d ketidakmampuan
keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga yang
menderita hipertensi

No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran


1 sifat masalah 3/3 x 1 1 Ny.R menderita hipertensi
dilihat dari tanda dan gejala
2 kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Ny.R memiliki penghasilan yang
dapat diubah kurang.perawat hanya dapat
memberikan & menambah
pengetahuan Ny.R & keluarga
terhadap hipertensi
3 potensi masalah untuk 2/3 x 1 2/3 Masalah rumit,sudah lama dan
dicegah berisiko
4 menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Menyadari adanya masalah dan
ingin segera ditangani
Total nilai 3 2/3
37

b. Diagnosa keperawatan
Kesiapan meningkatkan kesehatan/pengetshusn hipertensi b/d
mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan kesehatan

No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran


1 sifat masalah 1/3 x 1 1/3 Keinginan untuk menjalankan
manajemen kesehatan hipertensi
sangat terlihat dari wajah Ny.R
2 kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Ny.R mempunyai dukungan
dapat diubah finansial waktu dan sumber lain
yang dibutuhkan
3 potensi masalah untuk 3/3 x 3 1 Keefektifan manajemen
dicegah kesehatan hipertensi akan
mempercepat peyembuhan
4 menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Ny.R merasakan sebagian
masalah dan ingin segera
ditangani
Total nilai 4 1/3
38

3.6 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Diagnosa Keperawatan Noc Nic Nama &


Paraf
Defesiensi pengetahuan tentang Setelah dilakukan kunjungan kerumah 1. Menejelaskan kepada keluarga Yohana
hipertensi b/d ketidakmampuan .keluarga memperlihatkan kemampuan pengertian dari hipertensi
keluarga memberikan perawatan mengontrol hipertensi dengan 2. Menjelaskan kepada keluarga penyebab
pada anggota keluarga yang indikator pengetahuan manajemen hipertensi
menderita hipertensi penyakit hipertensi dengan indikator: 3. Menjelaskan kepada kelurga gejala dan
1. Keluarga mengetahui komplikassi yang terjadi
pengertian dari hipertensi 4. Menjelaskan kepada kelurga cara
2. Keluarga mengetahui mengatasi dan mencegah hipertensi
penyebab hipertensi 5. Menjelaskan kepada kelurga makanan
3. Keluarga mengetahui gejala yang dikonsumsi bagi penderita
dan komplikassi yang terjadi hipertensi
4. Keluarga mengetahui cara
mengatasi dan mencegah
hipertensi
Kesiapan meningkatkan Setelah dilakukan kunjungan kerumah 1. Menjelaskan kepada kelurga makanan Yohana
39

kesehatan/pengetshusn hipertensi b/d .keluarga memperlihatkan kemampuan yang dianjurkan bagi penderita
mengungkapkan keinginan untuk menjalankan praktik gizi yang sehat hipertensi
meningkatkan kesehatan dengan indikator: 2. Menjelaskan kepada kelurga makanan
1. Keluarga mengetahui makanan yang harus dibatasi pada penderita
yang dianjurkan bagi penderita hipertensi
hipertensi 3. Menjelaskan kepada kelurga pola
2. Keluarga mengetahui makanan makan ideal pada penderita hipertensi
yang harus dibatasi pada
penderita hipertensi
3. Keluarga mengetahui pola
makan ideal pada penderita
hipertensi
40

3.7 Implementasi Dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga

No Tanggal/Pukul Implementasi Evaluasi Nama &


Paraf
1 Rabu,6 desember 1. Memberikan salam kepada Ny.R dan S: -Ny.R mengatakan sudah mengerti Yohana
2017 keluarga tentang pengertian,penyebab,tanda dan
09.15 2. Memperkenalkan diri gejala dari hipertensi
3. Menjelaskan tujuan pertemuan dan -Ny.R mengatakan belum mengerti tentang
kontrak waktu cara mengatasi dan mencegah
4. Menjelaskan pengertian dari hipertensi hipertensi,makanan yang dikonsumsi
5. Menjelaskan penyebab hipertensi penderita hipertensi
6. Menjelaskan gejala dan komplikassi O:-Ny.R saudah mampu mengulangi
yang terjadi pengertian,penyebab,tanda dan gejala dari
7. Menjelaskan cara mengatasi dan hipertensi
mencegah hipertensi -Ny.R menanyakan kembali apa yang
8. Menjelaskan makanan yang belum dimengerti ( cara mengatasi dan
dikonsumsi penderita hipertensi mencegah hipertensi,makanan yang
dikonsumsi penderita hipertensi)
41

A: masalah sebagian teratasi


-pengertian
-penyebab
-tanda dan gejala
P:lanjutkan renpra dihari ke 2 no.7,8 dan
evaluassi renpra sebelumnya.
42

No Tanggal/Pukul Implementasi Evaluasi Nama &


Paraf
1 Kamis,7 desember 1. Memberikan salam kepada Ny.R dan S: -Ny.R mengatakan sudah mengerti Yohana
2017 keluarga tentang pengertian,penyebab,tanda dan
09.30 2. Memperkenalkan diri gejala,cara mecegah dan
3. Menjelaskan tujuan pertemuan dan mengatasi,makanan apa yang dikonsumsi
kontrak waktu penderita hipertensi
4. Menanyakan kembali pada Ny.R O:-Ny.R saudah mampu mengulangi
pengertian,penyebab,tanda dan gejala pengertian,penyebab,tanda dan gejala,cara
dari hipertensi mecegah dan mengatasi,makanan apa yang
5. Menjelaskan kembali cara mengatasi dikonsumsi penderita hipertensi
dan mencegah hipertensi A: masalah teratasi
6. Menjelaskan kembali makanan yang -pengertian
dikonsumsi penderita hipertensi -penyebab
7. Menanyakan kembali pada Ny.R -tanda dan gejala
pengertian,penyebab,tanda dan -cara mecegah dan mengatasi
gejala,cara mecegah dan -makanan apa yang dikonsumsi penderita
mengatasi,makanan apa yang hipertensi
dikonsumsi penderita hipertensi P: Hentikan renpra
43

BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan
antara konsep dasar teori dan kasus nyata Ny.R di Dusun VI Tanjung Anom
Kecamtan Pancur Batu pada tanggal 04 desember 2017 Pembahasan yang penulis
lakukan meliputi pengkajian, dianosa keperawatan, periorita masalah, intervensi,
implementasi keperawatan dan evaluasi.

4.1 Pengkajian

Tahap pengkajian dari proses keperawatan dalam kasus dilakukan sesuai


dengan konsep teori oleh penulis. Bahwa pengkajian merupakan tahap awal dan
dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan
data dan perumusan kebutuhan masalah klien. Hal-hal yang perlu dikaji pada
Ny.R adalah alasan masalah timbul, faktor keluarga , pemeriksaan fisik,
perubahan dampak pada proses penilaian, faktor - faktor psikososial, pola
kebiasaan sehari-hari serta mekanisme koping yang sering digunakan. Data
obyektif : yang dapat diobservasi, contohnya tanda-tanda vital dan tingkah laku.
Metode lain yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi.
Dalam metode ini terdapat kesulitan dalam untuk melakukan observasi langsung
dalam 24 jam, karena penulis hanya dapat observasi sebelum dan sesudah praktek
belajar lapangan.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Dalam perumusan diagnosa keperawatan dalam kasus Ny.R penulis hanya


mengangkatdiagnosa yaitu kurang pengetahuan tentang penyakit hipertensi
sedang kan dalam konsep teori menurut (Nugroho, W. 2000 )terdapat 3diagnosa
yaitu nyeri,intoleransi aktivitas dan kurang pengetahuan . Penulis tidak
mengangkat diagnosa nyeri dan imtoleransi aktivitas karena klien tida merasa nyei
dan gangguan pada aktivitasnya.
44

4.3 Intervensi Keperawatan

Nugroho, W. 2000. rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian


tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatan
meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian asuhan keperawatan pada
klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan
klien dapat diatasi. Rencana keperawatan yang penulis lakukan sama dengan
landasan teori, karena rencana tindakan keperawatan tersebut telah sesuai dengan
SOP (Standar Operasional Prosedure) yang telah ditetapkan. Dalam kasus penulis
juga mencantumkan alasan ilmiah atau rasional disetiap rencana keperawatan.

4.4 Implementasi

Menurut Sulastri, D. 2015 implementasi disesuaikan dengan rencana


tindakan keperawatan yang telah ditetapkan. Pada saat akan dilaksanakan
tindakan keperawatan maka perlu adanya kontrak dengan klien untuk menjelaskan
apa yang akan dikerjakan dan peran serta klien. Jenis tindakan pada implementasi
ini terdiri dari tindakan mandiri (independent), saling ketergantungan atau
kolaborasi (interdependent), dan tindakan rujukan atau ketergantungan
(dependent). Penulis dalam melakukan implementasi menggunakan jenis tindakan
mandiri dan saling ketergantungan. Implementasi yang dilaksanakan antara lain:
pada tanggal 06 desember 2017.

4.5 Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi disusun menggunakan SOAP. Pada kasus ini
penulis hanya menggunakan evaluasi sumatif. Pada tanggal 06 desember
2017,Ny.R masih mengingat perawat, mengerti cara mencegah hipertensi,
sehingga dapat dianalisis bahwa masalah teratasi. Evaluasi sudah dilakukan
penulis sesuai keadaan klien.
45

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus Kurang pengetahuan tentang hipertensi pada Ny.R


di Dusun VI Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Provsu Medan yang telah
penulis lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pengkajian, diperoleh bahwa Ny.R mempunyai penyakit hipertensi.


Data subjektif, Klien mengatakan mengatakan sering mengalami sakit
kepala,tengkuk terasa tegang,dan mata terasa berat,Ny.R hanya minum
obat dari warung saja,Ny.R bertanya bgaimana cara pencegahan hipertensi
dan apa makanan yang tidak dapat di konsumsi oleh penderita
hipertensi,apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya TTV;Tensi
150/100mmHG, N 86 x/I, RR: 22 x/I, T: 36,5º C, BB 60 Kg, PB: 150 cm.
2. Diagnosa yang muncul saat dilakukan pengkajian pada Ny.R adalah
Defesiensi pengetahuan pengetahuan tentang penyakit hipertansi.Rencana
keperawatan yang dilakukan penulis pada Ny.R yaitu:
a. Menjelaskan penyebab hipertensi
b. Menjelaskan gejala dan komplikassi yang terjadi
c. Menjelaskan cara mengatasi dan mencegah hipertensi
d. Menjelaskan makanan yang dikonsumsi bagi penderita hipertensi
Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis selama 2 hari kepada Ny.R
Klien mampu melaksanakan klien mampu melaksankan anjuran yang
telah di anjurkan kepadanya cara pencegahan hipertensi. Evaluasi tindakan
yang dilakukan penulis sampai telah teratasi . Evaluasi sudah dilakukan
penulis sesuai keadaan klien.
46

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang bisa penulis berikan untuk
perbaikan dan peningkatan mutu asuhan keperawatan adalah:

1. Bagi institusi
a. Menambah referensi karya tulis ilmiah tentang masalah keperawatan
keluarga khususnya pada masalah hipertensi
2. Memberi informasi kepada mahasiswa bahwa hipertensi adalah penyakit
yang sangat berbahaya bisa membuat orang stroke
3. Bagi perawat
a. Meningkatkan kemampuan dan kualitas dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien khususnya pada masalah hipertensi
b. Melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedure)
yang ditetapkan.
4. Bagi pukesmas
a. Meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan keperawatan
khususnya pada klien dengan hipertensi
b. Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan Standart Operasional
prosedure dan dilanjutkan dengan SOAP pada klien khususnya dengan
resiko perilaku kekerasan
5. Bagi klien dan keluarga
a. Klien diharapkan mengikuti program yang telah direncanakan oleh
dokter dan perawat untuk mempercepat proses kesembuhan klien.
b. Keluarga diharakan mampu memberi dukungan pada klien dalam
mengontrol hipertensi dengan baik di rumpukesmas maupun di rumah.
47

DAFTAR PUSTAKA

Adhyanti, dkk. 2012. Faktor Resiko Pola Konsumsi Natrium, Kalium, Serta Status
Obesitas Terhadap Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Lailangga.
Jurnal Kesehatan. Program Studi Ilmu Gizi Universitas Hasanuddin.
Makassar

Anonym. 2008. Faktor Genetik Penyebap Hipertensi. Jakarta: Erlangga

Friedman.2010.Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Gosyen Publishing

Organization WH. A global brief on Hypertension: silent killer, global public


health crises (World Health Day 2013). Geneva: WHO. 2013.

Organization WH. A global brief on Hypertension: silent killer, global public


health crises (World Health Day 2015). Geneva: WHO. 2015.

Sani. 2008. Klasifikasi Penderita Hipertensi. Jakarat: Hal. 26 – 28

Setiadi. 2008.Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Setiawati, Santun dan Agus Citra dermawan.2009.Penuntun Praktik Asuhan


Keluarga. Edisi 2 . Jakarta: Trans Info Medika.

Setyowati, Sri., Muwarni, Arita. 2008.Asuhan Keperawatan Keluarga.


Yogyakarta : Mitra Cendekia Press.

Suprajitno. 2010.Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam


Praktek.Jakarta: EGC

Syahrini, EN., Susanto, HS., Udiyono, A. 2012. Faktor-faktor resiko hipertensi


primer di puskesmas tlogosari kulon kota semarang, jurnal
kesehatan masyarakat. available at :
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Anda mungkin juga menyukai

  • RSUD Pendokumentasian
    RSUD Pendokumentasian
    Dokumen15 halaman
    RSUD Pendokumentasian
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • NATA DE ALOE
    NATA DE ALOE
    Dokumen15 halaman
    NATA DE ALOE
    teressyasimanjuntak29
    67% (6)
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen17 halaman
    Bab I
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • C Enterpreneur Kel.2 Makalah
    C Enterpreneur Kel.2 Makalah
    Dokumen19 halaman
    C Enterpreneur Kel.2 Makalah
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen20 halaman
    Kelompok 3
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • 131000422
    131000422
    Dokumen109 halaman
    131000422
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • 3756 7950 1 SM
    3756 7950 1 SM
    Dokumen6 halaman
    3756 7950 1 SM
    Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen20 halaman
    Kelompok 3
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Akkes Askep
    Akkes Askep
    Dokumen23 halaman
    Akkes Askep
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Katara K
    Katara K
    Dokumen20 halaman
    Katara K
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Fix RPK Yosika
    Fix RPK Yosika
    Dokumen18 halaman
    Fix RPK Yosika
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Konseptual Model Keperawatan Keluarga 2015-03-16
    Konseptual Model Keperawatan Keluarga 2015-03-16
    Dokumen10 halaman
    Konseptual Model Keperawatan Keluarga 2015-03-16
    Anna
    Belum ada peringkat
  • Teori Proses Menua Lansia
    Teori Proses Menua Lansia
    Dokumen14 halaman
    Teori Proses Menua Lansia
    Dicky R. Ferrysta
    Belum ada peringkat
  • AsuhanTuliKonduktif
    AsuhanTuliKonduktif
    Dokumen14 halaman
    AsuhanTuliKonduktif
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • pENGKAJIAN LANSIA 2017
    pENGKAJIAN LANSIA 2017
    Dokumen30 halaman
    pENGKAJIAN LANSIA 2017
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gizi
    Makalah Gizi
    Dokumen22 halaman
    Makalah Gizi
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • pENGKAJIAN LANSIA 2017
    pENGKAJIAN LANSIA 2017
    Dokumen30 halaman
    pENGKAJIAN LANSIA 2017
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Format Pengkajian Askep Lansia
    Format Pengkajian Askep Lansia
    Dokumen10 halaman
    Format Pengkajian Askep Lansia
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Kala 2
    Kala 2
    Dokumen15 halaman
    Kala 2
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Gerontik Ny K
    Asuhan Keperawatan Gerontik Ny K
    Dokumen73 halaman
    Asuhan Keperawatan Gerontik Ny K
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen5 halaman
    Analisa Data
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Askep Isos Lansia
    Askep Isos Lansia
    Dokumen15 halaman
    Askep Isos Lansia
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Askep Isos Lansia
    Askep Isos Lansia
    Dokumen15 halaman
    Askep Isos Lansia
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa HDR
    Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa HDR
    Dokumen14 halaman
    Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa HDR
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Halusinasi
    Halusinasi
    Dokumen11 halaman
    Halusinasi
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Akkes Askep
    Akkes Askep
    Dokumen23 halaman
    Akkes Askep
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Askep Jiwa 1
    Askep Jiwa 1
    Dokumen14 halaman
    Askep Jiwa 1
    Sarya Purba
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gizi
    Makalah Gizi
    Dokumen22 halaman
    Makalah Gizi
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat
  • Halusinasi
    Halusinasi
    Dokumen11 halaman
    Halusinasi
    teressyasimanjuntak29
    Belum ada peringkat