IDENTITAS PASIEN
RM : 15****
Umur : 10 Tahun
Agama : Islam
Suku : Melayu
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Karyawan
Umur : 24 tahun
Pekerjaan : IRT
1
B. ANAMNESIS
An. D, Pasien laki-laki umur 10 tahun, dibawa ke Poli Paru RSUD Embung
Fatimah Kota Batam dengan keluhan utama tampak kuning pada seluruh
tubuh sejak ± 2 minggu SMRS keluhan ini disertai dengan batuk, sesak,
mual, badan terasa lemah dan kurangnya nafsu makan. Kuning yang terjadi
pada penderita awalnya mulai dari bagian muka yang lama kelamaan kuning
ini terus menjalar ke tubuh penderita hingga warna putih yang ada di mata
tidak terlalu tinggi serta hilang timbul. Selain itu penderita juga
mengeluhkan adanya nyeri perut yang dirasakan sejak ±1 hari SMRS. Nyeri
dan di beri minum obat penurun panas, demam kemudian hilang setelah
meminum obat tersebut namun demam kemudian timbul lagi menurut ibu
penderita juga telah lama meminum obat TB Paru yang diberikkan oleh
dokter spesialis paru, obat tersebeut diminum sejak bulan agustus 2016
menderita TB Paru, penderita juga rutin kntrol ke poli paru setiap bulannya
2
hingga sekarang. Penderita tidak pernah meminum obat dalam jangka
panjang selain Obat Paru yang diberikan oleh dokter spesialis paru.
4. Penyakit dahulu
kuning seperti ini sebelumnya. Namun penderita sejak bulan Agustus 2016
telah diagnosis TB Paru oleh dokter spesialis paru dan pasien telah meminum
obat paru, dan pasien juga rajin pergi kontrol ke poli klinik paru RSUD
5. Penyakit Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami batuk- batuk yang lama,
dan keluarga penderita sudah dilakukan skrining TB, namun tetangga pasien
ada yang meminum obat paru jangka panjang. Keluaga pasien sakit kuning (-
), keganasan (-), darah tinggi (+), diabetes mellitus (-), asma (-), alergi (-).
6. Riwayat Kelahiran
Riwayat Kehamilan/Kelahiran:
3
Keadaan bayi Berat bayi lahir 3400 gram
Langsung menangis
Kulit kemerahan
7. Riwayat Makanan :
Sejak lahir hingga usia 2 tahun penderita mendapat ASI, sejak usia 6
bulan penderita diberi makanan tambahan berupa bubur saring dengan lauk
pauk (ikan, daging, hati ayam, dan ayam) dan sayur- mayur (wortel, brokoli,
kentang, bayam) kemudian setelah usia 2 tahun penderita mulai makan nasi
dan lauk pauk dan sayur seperti biasa. Semenjak meminum obat paru penderita
mulai malas makan nasi dan penderita jarang makan daging dan sayur.
8. Riwayat Imunisasi:
Duduk 6 bulan
Merangkak 8 bulan
Berdiri 10 bulan
4
Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara dan tinggal bersama
kedua orang tuanya. Pasien tinggal dirumah yang tidak terlalu besar dengan 3
kamar dan 1 kamar mandi. Jarak rumah pasien dengan tetangganya ± 1,5 meter.
Penghasilan orang tua pasien tidak banyak namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari. Ibu pasien biasanya menggunakan air pam untuk
memasak dan mencuci. Minum biasanya dari air galon. Ayah penderita
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
2. Tanda-tanda Vital
Nadi : 84 x / menit
Pernapasan : 24 x/ menit
3. Status Antropometri
Umur : 10 tahun
Berat badan : 24 kg
BB/TB (IMT) : 15
5
4. Status generalis
4.1 Kepala
Hidung : Pernafasan Cuping Hidung -/-, secret +/+, deviasi septum (-)
4.3 Dada
retraksi(-)
wheezing -/-
4.4. Jantung
6
Atas : ICS III linea parasternalis sinistra
4.5 Abdomen
4.6. Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema, CRT <2 detik
D. Pemeriksaan Penunjang
7
SGPT/ ALT 940 U/l P=<41 W=<33
Bilirubin total 5,5 Mg/dl < 1,5
Antii dengue IgG (-)
Anti dengue IgM (-)
Anti sakmonela IgM 2.0
(tubex)
E. DIAGNOSIS BANDING
Hiperbilirubinemia
Demam Tifoid
Demam Dengue
F. DIGANOSIS KERJA
Hiperbilirubinemia
G. PENATALAKSAAN AWAL
8
IUFD D5% ¼ NS 1500cc/ 24 jam
H. FOLLOW UP
mentis. Sesak dan batuk belum tampak perbaikan berarti, muntah (+) 1x,
T: 36,1oC.
URINANALISA
9
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Urobilirubin Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Eritrosit Negatif Negatif
Sedimen
Leukosit 1- 2 0-5/LPB
Eritrosit 0- 1 0-2/LPB
Epitel 1- 3 2-10/LPK
Bakteri Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif
Silinder Negatif 0-2/LPK
IMUNOSEROLOGI
HBsAg (kwalitatif) Negatif Negatif
mentis. Berat badan pasien 24 kg. Sesak sudah mulai berkurang dan batuk
Terapi tambahan:
mentis. Sesak dan batuk berdahak tampak ada perbaikan, namun didapatkan
10
demam. Tanda-tanda vital HR 90x/i, RR: 26x/i, T 36,0oC. Toleransi
masih 24kg.
Terapi tambahan:
- Cek SGOT, SGPT, Bilirubin total & direct hari minggu tanggal 12
Februari 2017
Sesak dan batuk berdahak berkurang, Tanda-tanda vital dalam batas normal.
masih 24kg.
Hasil laboratorium:
11
Keadaan umum penderita tampak sakit ringan. Kesadaran kompos
mentis.sesak dan batuk sudah mulai ada perbaikan yang berarti. Tanda-tanda
Penderita direncanakan rawat jalan dan kontrol ke poli RSUD hari kamis
Bilirubin total.
I. DIAGNOSIS AKHIR
J. DIAGNOSIS TAMBAHAN
- Tuberkulosis Paru
- Limfadenitis TB
- Hiperbilirubinemia
K. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad Functionam : ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam
L. RESUME
12
Pada anamnesis ditemukan Pasien laki-laki umur 10 tahun, dibawa ke
Poli Paru RSUD Embung Fatimah Kota Batam dengan keluhan utama tampak
kuning pada seluruh tubuh sejak ± 2 minggu SMRS keluhan ini disertai dengan
batuk berdahak, sesak, mual, badan terasa lemah dan kurangnya nafsu makan.
Kuning yang terjadi pada penderita awalnya mulai dari bagian muka yang lama
kelamaan kuning ini terus menjalar ke tubuh penderita hingga warna putih yang
ada di mata penderita juga berubah agak kekuningan. Demam yang dirasakan
suhunya tidak terlalu tinggi serta hilang timbul. Selain itu penderita juga
mengeluhkan adanya nyeri perut yang dirasakan sejak ±1 hari SMRS. Nyeri
perut di rasakan terasa sangat berat terutama saat beraktifitas. Penderita sudah
pergi berobat ke bidan sebelumnya untuk keluhan demam tersebut dan di beri
minum obat penurun panas, demam kemudian hilang setelah meminum obat
tersebut namun demam kemudian timbul lagi menurut ibu penderita juga telah
lama meminum obat TB Paru yang diberikkan oleh dokter spesialis paru, obat
tersebeut diminum sejak bulan agustus 2016 karena menurut keterangan dokter
spesialis paru tersebut bahwa pasien menderita TB Paru, penderita juga rutin
kntrol ke poli paru setiap bulannya hingga sekarang. Penderita tidak pernah
meminum obat dalam jangka panjang selain Obat Paru yang diberikan oleh
dokter spesialis paru. Penderita tidak ada mengeluhkan apapu pada kebiasaan
BAB dan BAK. Kemudian penderita dianjurkan di rawat di ruang anak RSUD
Embung Fatimah dan disarankan oleh dokter spesialis paru agar pasien di rawat
oleh dokter spesialis anak, kemudian pasienpun di rawat oleh dokter spesialis
anak di ruang anak RSUD Embung Fatimah kota Batam. Riwayat kehamilan,
13
persalinan, maupun kelahiran normal. Riwayat imunisasi belum lengkap.
tampak kurang aktif, kesadaran : compos mentis, berat badan : 24 kg, tinggi
badan : 128 cm, pengukuran IMT 15, tanda-tanda vital suhu tubuh : 36,1ᵒC
tidak mudah dicabut, Mata : konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (+/+),
Abdomen pada palpasi didapatkan hepar teraba 2cm di bawah arcus costa 10
dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+), ekstremitas tidak ada edema, akral
hangat, tidak ada deformitas. Dari hasil pemeriksaan darah didapatkan dengan
Hb 14,6 gr/dl, SGOT 1000 U/l, SGPT 940 U/l, Bilirubin total 5,5 mg/ dl.
Setelah itu OAT pasien di berhentikan dan pasien di pasang IV line dengan D5
M. DISKUSI
Pada pasien ini ditemukan gejala- gejala yang mengarah ke drug induced hepatitis
yang disebabkan oleh OAT yang di minum oleh penederita, dimana Obat anti
14
etambutol/streptomisin, dan tiga obat yang disebut pertama bersifat hepatotoksik.
Selain itu penderita juga tidak meminum obat apapun dalam jangka waktu yang
lama selain OAT. Kemudian pada penderita ditemukan adanya ikterik pada anggota
tubuh dan sklera serta penderita juga mengeluhkan adanya nyeri perut, mual, nafsu
makan menurun, dan adanya malise hal ini sesuai dengan teori. Menurut
berdasarkan :7
1. Waktu dari mulai minum obat dan penghentian obat sampai awitan reaksi nyata
adalah sugestif (5-90 hari dari awal minum obat) atau kompatibel (kurang dari
lima hari atau lebih dari 90 hari sejak mulai minum obat dan tidak lebih 15 hari
dari penghentian obat untuk reaksi hepatoseluler dan tidak lebih dari 30 hari
enzim hati paling tidak 50% dari konsentrasi di atas batas atas normal dalam 8
hari) atau sugestif (penurunan enzim hati paling tidak 50% dari konsentrasi di
atas batas atas normal dalam 30 hari untuk reaksi hepatoseluler dan 180 hari
3. Alternatif sebab lain telah dieksklusi dengan pemeriksaan teliti, termasuk biopsi
4. Dijumpai respons positif pada pemaparan ulang dengan obat yang sama paling
Dikatakan reaksi drugs related jika semua ketiga kriteria terpenuhi atau jika dua
dari tiga kriteria pertama terpenuhi dengan respons positif pada pemaparan ulang
15
obat. tiga kriteria pertama terpenuhi dengan respons positif pada pemaparan ulang
obat.1
dengan gejala klinis penyakit hati sehingga memperkuat diagnosis, maupun pada
Pada sebagian besar penyakit nekroinflamasi hati ALT maupun AST akan
meningkat. Peningkatan paling mencolok biasanya terlihat pada hepatitis viral akut,
hepatitis imbas obat, dan hepatitis iskemi.7 Pemeriksaan fungsi hati dan
ikterus.
autoimun,
16
g) kelainan lain yang tipikal meningkat pada pasien sirosis.
penyakit hati.
Pada pasien juga ditemukan adanya pmbesaran kelenjar getah bening di regio coli
Pembesaran KGB multipel (>1 KGB), diameter ≥1 cm, konsistensi kenyal, tidak
Untuk penatalaksanaan awal pada pasien ini dilakukan pemberhentian OAT, hal ini
sesuai dengan teori yang dimana apabila diperkirakan bahwa gangguan fungsi hati
disebabkan oleh karena OAT, pemberian semua OAT yang bersifat hepatotoksik
harus dihentikan.6
lambung pada kondisi basal maupun terstimulasi makanan, insulin, asam amino,
histamin maupun pentagastrin. Dosis pada anak usia 1 bulan hingga 16 tahun, untuk
pengobatan ulkus duodenum aktif adalah 2-4 mg/Kg perhari dalam dosis terbagi
reseptor 5HT yang poten dan selektif. Antagonis receptor 5-HT3 digunakan untuk
mengobati dan mencegah mual dan muntah Dosis yang dianjurkan adalah 0,1-0,2
mg/kg IV.4,5
17
Pemberan curvi cl sirup 2x1 cth, untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin
kekebalan tubuh.2
Prognosis pada pasien ini secara ad vitam adalah ad bonam, karena terapi OAT
yang sebagai hepatotoksis telah di berhentikan dan ada perbaikan yang berarti dari
bonam, penyakit yang di derita pasien sama sekali tidak menganggu klangsungan
fungsi pada tubuh pasien. Prognosis secara santionam adalah ad bonam dimana
terjadi perbaikan secara berarti pada fungsi hati penderita dimana SGOT dari 1000
U/l menjadi 140 U/l dan SGPT dari 940 U/l menjadi 384 U/l kadar bilirubin total
5,5 mg/dl menjadi 1,7 mg/dl dalam 4 hari setelah pemberhentian OAT yang artinya
18
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Pocket book of hospital care for children: guidelines
for the management of common illness with limited resources. Geneva; WHO. 2005
Saunders. 2014
4. Ellsworth, A.J, dkk. Mosby’s Medical Drug Referance. USA: Elsevier Mosby.
2006.
19
http://www.papdi.org/main/papdi/cpd/index.php?do=admin.pdf&ID=23. 26
Februari 2017
20