Pendahuluan
1
2
2. Farmasi – Farmakologi
2.2.1. Absorbsi
Neomysin di absorbsi dengan buruk dari saluran
gastrointestinal. Dosis oral sebesar 3 g hanya menghasilkan
konsentrasi puncak plasma 1 hingga 4 µg/ml ; dosis harian total 10
g selama 3 hari menghasilkan konsentrasi dalam darah dibawah
konsentrasi yang menyebabkan toksisitas sistemik jika fungsi ginjal
normal. Pasien dengan insufisiensi ginjal dapat mengakumulasi
obat ini. Walaupun neomycin dapat diberikan secara oral untuk
anak yang masih sangat kecil, namun pada dosis besar 100 mg/kg
per hari, penggunaannya pada pasien seperti ini selama lebih dari
3 minggu harus dihindari karena adanya absorbsi sebagian dari
saluran intestinal, terutama jika terjadi pada lokasi penyakit.
3
2.2.2. Distribusi
Karena sifatnya yang polar, sebagian besar dikeluarkan dari
kebanyakan sel, dari sistem saraf pusat dan mata. Volume
distribusi nyata 25% dari bobot badan tanpa lemak dan mendekati
volume cairan ekstraseluler. Konsentrasi tinggi hanya ditemukan
pada bagian korteks ginjal serta bagian endolimfe dan perilimfe
telinga bagian dalam.
2.2.3. Metabolisme
Berdifusi melalui saluran berair yang dibentuk oleh protein
porin pada membran luar bakteri gram negatif untuk memasuki
ruang periplasma. Pengangkutan melalui membran sitoplasma
tergantung pada transpor elektron, sebagian kerena kebutuhan
akan potensial elektris membran untuk mengarahkan permeasi.
Fase ini merupakan penentu laju dan dapat diblok oleh kation
bervalensi dua, hiperosmolaritas penurunan pH dan anaerobiasis.
Kedua kondisi ini mengganggu kemampuan bakteri dalam
mempertahankan potensi membran, yang merupakan tenaga
penggerak yang diperlukan untuk transpor.
2.2.4. Ekskresi
Neomysin diekskresikan oleh ginjal. Sekitar 97% dosis oral
neomycin tidak diabsorbsi dan dieliminasi dalam bentuk tidak
berubah pada feses.
4
2.3. Farmakodinamik
2.4. Farmakokinetik
obat ini terutama melalui filtrasi glomerulus. Lebih 90% dari dosis
aminoglikosid yang diberikan secara intravena akan terdeteksi
pada urin dalam bentuk utuh pada 24 jam pertama, sebagian
kecil secara perlahan akan mengalami re-siklus kedalam lumen
tubulus proksimalis, akumulasi dari resiklus ini yang akan
mengakibatkan toksik ginjal. Volume distribusi (Vd) aminoglikosid
0.2-0.3 L/k, setara dengan cairan ekstraseluler sehingga akan
mudah tercapai konsentrasi terapeutik dalam darah, tulang,
cairan sinovia dan peritonium tetapi mempunyai konsentrasi
distribusi yang rendah pada paru dan otak. Dua prinsip utama
farmakodinamik aminoglikosid yaitu: concentration-dependent
killing dan postantibiotic effect (PAE).
2.5. Toksisitas
2.5.1. Alergi
Potensinya untuk menimbulkan alergi rendah.
Kadang-kadang dapat terjadi reaksi kulit memerah, eosinofilia,
demam, kelainan darah, dermatitis, angioudem, stomatitis dan syok
anafilaksis.
Efek Ototoksik:
Gangguan vestibular:
—Gejala:- sakit kepala
– pusing
– mual
– muntah
– gangguan keseimbangan
Gangguan akustik:
—- Gangguan tidak langsung di kedua telinga sekaligus ttp
bertahap.
—- Dapat berkembang jadi tuli saraf.
—- Kerusakan berupa degenarasi sel rambut organ corti.
—- Gangguan akustik terjadi pada anak-anak.
—- Gejala awal : tinnitus
—Frekuensi kejadian:
Streptomisin 4-15%
Gentamisin, amikasin, tobramisin 25 %
Kanamisin 30%
8
Efek nefrotoksik:
Gejala:
Perubahan biologi:
—Gangguan mikroflora tubuh dan absorpsi usus.
—Dapat menyebabkan superinfeksi pseudomonas: kanamisin
Dr. Astra
SIP : 13700251
Fakultas kedokteran wijayakusuma
Jl. Dukuh kupang
surabaya
Surabaya 23-9-2012
Pro : Lulung
Umur : 25 tahun
10
3. Pembahasan
itu aqua pro injection lebih steril dibandingkan dengan aquadest biasa
sehingga adanya kemungkinan kontaminasi lebih kecil.
Uji yang dilakukan berikutnya adalah uji pH. Uji ini dilakukan
dengan cara mencelupkan kertas indikator pH kedalam sediaan kemudian
dibandingkan warnanya dengan warna pembanding pH. Uji berikutnya
adalah uji kebocoran. Pengujian dilakukan dengan cara mencelupkan
kemasan sediaan kedalam gelas Bekker 250 mL yang berisi air dicampur
dengan metilen blue kemudian didiamkan selama 10 menit. Sediaan
dikatakan tidak memiliki kebocoran jika pewarna metilen blue tidak masuk
kedalam sediaan sehingga sediaan menjadi berubah warna dan kemasan
12
4. KESIMPULAN
3. Uji evaluasi yang dilakukan untuk sediaan ini ada empat yaitu uji
kejernihan, uji kebocoran, uji pH dan uji sterilitas.
DAFTAR PUSTAKA