SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN
2011
PENGESAHAN DEKAN
Disetujui,
Mengesahkan,
dr.Buddy HW.Utoyo,MARS
Dekan Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal ujian : 15 April 2011
ii
PENGESAHAN
KETUA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN
Disetujui,
Dr.Anisah, Mpdked
Ketua Program Studi Sarjana Kedokteran
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal ujian : 15 April 2011
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
v
PRAKATA
Puji syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya skripsi dengan judul ” HUBUNGAN
PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU BEKERJA TENTANG GIZI
SEIMBANG TERHADAP STATUS GIZI ANAK SD YASPORBI III JAKARTA
SELATAN ” dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini secara khusus ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada dr. Lucy Widasari, M.Si dan dra.
Kristina, M.biomed selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk,
pengarahan dan nasehat yang sangat berharga didalam penyusunan sampai dengan
selesainya skripsi ini.
Selanjutnya tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-
dalamnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, ketabahan, kesabaran serta
kesehatan dalam pembuatan skripsi ini.
2. dr. Lucy Widasari,Msi selaku pembimbing I atas bimbingan, arahan, dan
masukan dalam penelitian sampai dengan penyusunan skripsi ini.
3. dra. Kristina, Mbiomed selaku pembimbing II atas bimbingan, arahan
dan masukan dalam penelitian sampai dengan penyusunan skripsi ini.
4. dr. Marlina M.Kes selaku koordinator skripsi dan seluruh tim
Community Research Programme.
5. Ibu Ani Sulistyowati selaku Kepala Sekolah SD Yasporbi III Pasar
Mingu Jakarta Selatan beserta staf atas pemberian izin lokasi penelitian
dan informasi data pendukung.
6. Ibu Emy dan Bapak Kuwato yang telah membantu memberikan
informasi.
7. Mama Yayuk Wiji Rahayu,Spd dan papa DR. Surahman, SH, MH, MM
sebagai orang tua yang saya cintai, untuk kakakku Marisa
Septiyaningrum,SE dan adikku Aditya Surya yang saya banggakan,
sepupu saya Emy Kartikasari, Ibu dan Bapak Bambang beserta keluarga
vi
8. Teman-temanku yaitu Maharani Sahara, Aulia Putri Nurjannah, Rizky
Arfina, Yuli Setyo, Nadia Nastasia, Noveyla Hardhaningtyas, Intan
Oktia Sari, Dea Anyndita, Frisca Ayu, Komang Ayu Silfia, Astrid
Aditya dan Adris Mohammad yang telah memberikan bantuan baik
berupa moril maupun materiil.
9. Antoni Tigor Parluhutan Siahaan yang telah menemani, memberikan
semangat dan dukungan serta doa yang berlimpah selama pembuatan
skripsi ini.
10. Teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran UPN ”Veteran” Jakarta
angkatan 2007 dan semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan
satu per satu.
Semoga semua pihak yang telah disebutkan diatas mendapat anugrah yang
berlimpah dari Allah SWT atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang dituangkan di dalam skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis berharap skripsi ini
dapat memberi manfaat bagi orang lain dalam melaksanakan tugas pembangunan
kesehatan terutama yang berkaitan dengan gizi kesehatan dan ilmu kesehatan
masyarakat.
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Ayu Nila Sari
Alamat : Jalan Kebagusan II RT011/06 Pasar
Minggu Jakarta Selatan
Telepon : (021) 7812830
Email : ayouwsari@yahoo.com
Agama : Islam
Tempat/ Tgl lahir : Jakarta, 16 Maret 1989
KELUARGA
Orangtua
Ibu : Yayuk Wiji Rahayu, Spd
Ayah : DR. Surahman, SH, MH, MM
Kakak : Marisa Septiyaningrum, SE
Adik : Aditya Surya
PENDIDIKAN FORMAL
2001 - 2005 Kursus Bahasa Inggris LIA Pasar Minggu Jakarta Selatan
viii
Pengalaman Organisasi/Kejuaraan
ix
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 3
I.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
I.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
x
2.2. Kerangka Penelitian ............................................................................ 45
2.2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 45
2.2.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 46
2.2.4. Hipotesis Penelitian ................................................................. 46
xi
4.3.1 Hubungan Pengetahuan Ibu Bekerja dengan Status Gizi Anak 60
4.3.2 Hubungan Perilaku Ibu Bekerja dengan Status Gizi Anak ........ 60
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 61
5.2. Saran ................................................................................................... 61
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1 Klasifikasi Status Gizi dengan indeks IMT/U ..................... 6
TABEL 2 Klasifikasi Status Gizi Masyarakat ....................................... 6
TABEL 3 Penilaian Status Gizi dengan indeks BB/U ,TB/U, BB/TB .. 7
TABEL 4 Definisi Operasional Variabel ............................................... 51
TABEL 5 Deskripsi Jenis Kelamin Anak .............................................. 55
TABEL 6 Deskripsi Status Gizi Anak ................................................... 55
TABEL 7 Deskripsi Pekerjaan Ibu ........................................................ 56
TABEL 8 Deskripsi Pengetahuan Ibu ................................................... 56
TABEL 9 Deskripsi Perilaku Ibu ........................................................... 56
TABEL 10 Hubungan Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Gizi Seimbang
Terhadap Status Gizi Anak .................................................. 58
TABEL 11 Hubungan Perilaku Ibu Bekerja Tentang Gizi Seimbang
Terhadap Status Gizi Anak ..................................................... 59
xiii
DAFTAR BAGAN
Halaman
BAGAN 1 Kerangka Teori ................................................................... 46
BAGAN 2 Kerangka Konsep .............................................................. 47
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 1 Pedoman Umum Gizi Seimbang .......................................... 22
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian ...................................................... 67
LAMPIRAN 2 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ............. 68
LAMPIRAN 3 Pernyataan Kesedian Mejadi Responden ....................... 69
LAMPIRAN 4 Kuesioner ....................................................................... 70
LAMPIRAN 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan .. 75
LAMPIRAN 6 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Perilaku ......... 79
LAMPIRAN 7 Uji Normalitas Pengetahuan Ibu ................................... 83
LAMPIRAN 8 Uji Normalitas Perilaku Ibu .......................................... 84
LAMPIRAN 9 Data Responden ............................................................ 85
LAMPIRAN 10 Tabel Frekuensi Jenis Kelamin Anak .......................... 88
LAMPIRAN 11 Tabel Frekuensi Status Gizi Anak ................................. 89
LAMPIRAN 12 Tabel Frekuensi Pekerjaan Ibu ..................................... 90
LAMPIRAN 13 Tabel Frekuensi Pengetahuan Ibu .................................. 91
LAMPIRAN 14 Tabel Frekuensi Perilaku Ibu ........................................ 92
LAMPIRAN 15 Crosstabs Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Anak .. 93
LAMPIRAN 16 Crosstabs Perilaku Ibu dengan Status Gizi Anak ......... 95
LAMPIRAN 17 Tabel Krejcie ................................................................ 97
LAMPIRAN 18 Angka Kecukupan Gizi ................................................... 98
LAMPIRAN 19 Tabel Nilai Koefisien Korelasi ...................................... 99
xvi
ABSTRAK
AYU. Hubungan Pengetahuan, dan Perilaku Ibu Bekerja Tentang Gizi Seimbang
Terhadap Status Gizi Anak SD Yasporbi III Jakarta Selatan. Dibimbing oleh dr.
LUCY WIDASARI, M.Si. dan dra. KRISTINA , M.Biomed.
Anak usia sekolah memiliki pertumbuhan yang cepat dan aktif. Pada masa ini
terjadi proses perkembangan fisiologik dan perkembangan kognitif. Oleh karena
itu, anak sekolah harus mendapatkan masukan gizi yang cukup pada makanan
yang dikonsumsinya. Makanan yang dikonsumsi tersebut dapat berpengaruh
terhadap status gizi anak. Status gizi anak juga dapat dipengaruhi oleh
karakteristik ibu seperti pengetahuan dan perilaku tentang gizi seimbang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku ibu
bekerja tentang status gizi seimbang terhadap status gizi anak di SD Yasporbi III
Jakarta Selatan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, menggunakan desain
penelitian cross sectional, dan menggunakan data primer. Penelitian dilaksanakan
di SD Yasporbi III Jakarta Selatan. Populasi adalah semua ibu dengan status
bekerja yang mempunyai anak yang duduk di bangku kelas 4-6 SD dan
bersekolah di SD Yasporbi III Jakarta Selatan dengan besar sampel 80 responden.
Cara pemilihan sampel dengan Simple Random Sampling. Data yang diperoleh
dianalisis dengan Uji Chi Square dengan kemaknaan (p<0.05).
Hasil Uji Chi Square menunjukan tidak terdapat hubungan pengetahuan gizi ibu
yang bekerja terhadap status gizi anak SD (p=0,69) dan tidak terdapat hubungan
perilaku gizi ibu yang bekerja terhadap status gizi anak SD (p=0,41).
xvii
ABSTRACT
School-age children have rapid growth and active. In this period occured
development process of physiological and cognitive development. Therefore,
school children should receive adequate nutrition inputs in the food it consumes.
Food consumed may affect the nutritional status of children. The nutritional status
of children can also be influenced by maternal characteristics such as knowledge
and behavior about balanced nutrition.
This study aims to determine the relationship of knowledge and behavior
of working mothers on balanced nutrition towards Nutritional Status Of School
Age Children in Primary School of Yasporbi III, District South Jakarta. This
research is a descriptive analytic, using cross sectional study design, and using
primary data. Research conducted at Primary School of Yasporbi III, District
South Jakarta. The population is all women with employment status who have
children attending primary school grade IV-VI and attended primary School of
Yasporbi III, District South Jakarta with a large sample of 80 respondents, the
selection of the sample by simple random sampling The data obtained were
analyzed by chi square test with significance (p <0.005). Chi square test showed
there is no relationship of working mother's knowledge on balanced nutrition
towards nutritional status of age children (p = 0.690), and there is no relationship
of working mother's behavior on balanced nutrition towards nutritional status of
age children (p = 0.410). There is no relationship of knowledge and behavior of
working mothers on balanced nutrition towards Nutritional Status Of School Age
Children.
xviii
RINGKASAN
AYU. Hubungan Pengetahuan, dan Perilaku Ibu Bekerja Tentang Gizi Seimbang
Terhadap Status Gizi Anak SD Yasporbi III Jakarta Selatan. Dibimbing oleh dr.
LUCY WIDASARI, M.Si. dan dra. KRISTINA, M.Biomed.
Anak usia sekolah (7-12 tahun) memiliki pertumbuhan yang cepat dan aktif.
Pada masa ini terjadi proses perkembangan fisiologik dan perkembangan kognitif,
sehingga masukan gizi yang cukup pada makanan yang dikonsumsinya dapat
mempengaruhi terhadap status gizi anak. Status gizi anak juga dipengaruhi oleh
karakteristik ibu seperti pengetahuan dan perilaku tentang gizi seimbang.
Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh
derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan
makanan. Dampak fisiknya diukur secara antropometri dan dikategorikan
berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks yaitu Berat Badan menurut
Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat Badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB) dan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U).
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit.
Status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh dua hal utama, yaitu
makanan yang dimakan dan keadaan kesehatannya. Kualitas dan kuantitas
makanan seorang anak tergantung pada kandungan zat gizi makanan tersebut, ada
tidaknya pemberian makanan tambahan di keluarga, daya beli keluarga dan
karakteristik ibu tentang makanan dan kesehatan. Keadaan kesehatan anak sangat
dipengaruhi oleh daya beli keluarga, kebiasaan makan orang tua, pengetahuan
tentang pemeliharaan kesehatan serta keadaan fisik dan sosial anak
Pengetahuan seorang ibu dibutuhkan dalam hal perawatan, pemberian dan
penyediaan makanan untuk anaknya, sehingga anak tidak mengalami gangguan
gizi. Ketidaktahuan menyebabkan kesalahan pemilihan dan pengolahan makanan,
meskipun bahan makanan tersedia. Selain itu, kurangnya tentang pengetahuan gizi
akan mempengaruhi penerapan info tersebut dalam pola konsumsinya
Seorang ibu yang bekerja akan tersita waktunya sehingga peran ibu yang
biasa menyiapkan dan memberikan makanan pada anak-anaknya akan digantikan
oleh orang lain. Ibu yang bekerja akan mengurangi waktu untuk pekerjaan rumah
dan juga mengurangi waktu untuk bersama anak agar terjadi peningkatan waktu
untuk pekerjaannya. Saat ibu bekerja anak akan diurus oleh orang lain seperti
pembantu atau anggota keluarga lainnya, yang dapat mempengaruhi asupan dan
juga pola makanan pada anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan
perilaku ibu bekerja tentang status gizi seimbang terhadap status gizi anak di SD
Yasporbi III Jakarta Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif analitik, dengan mengambil populasi ibu bekerja yang memiliki anak
kelas IV-VI dan bersekolah di SD Yasporbi III Jakarta Selatan dengan jumlah 98
orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
xix
simple random sampling yaitu teknik penentuan sampel di mana seluruh elemen
populasi memiliki kesempatan yang sama menjadi elemen sampel yang dipilih.
Sampel yang diteliti berjumlah 80 orang dengan menggunakan tabel krejcie.
Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan
dan perilaku ibu bekerja tentang gizi seimbang. Data yang sudah terkumpul
selanjutnya diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi paket program
statistik yang berguna untuk mengolah dan menganalisis data penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan pada umumnya ibu-ibu yang menjadi
responden memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta (51,3%), berpengetahuan
gizi baik (51,35%) dan berperilaku gizi yang juga baik (60%). Tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu bekerja tentang gizi seimbang
terhadap status gizi anak SD Yasporbi III Jakarta Selatan (P=0,690). Tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku ibu bekerja tentang gizi
seimbang dengan status gizi anak SD Yasporbi III Jakarta Selatan (P=0,410).
Saran bagi ibu bekerja yang memiliki anak usia sekolah adalah agar dapat
lebih membagi waktu antara pekerjaan, rumah tangga dan anak. Kondisi ini dapat
lebih mengontrol asupan makanan pada anak serta bagi ibu yang telah memiliki
pengetahuan serta perilaku yang baik untuk mempertahankan dan meningkatkan
kondisi tersebut.
xx
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Status gizi pada anak juga dipengaruhi oleh karakteristik ibu seperti
pengetahuan, perilaku dan pekerjaan ibu. Pengetahuan tentang gizi seimbang
merupakan salah satu faktor penting dan harus dimiliki oleh ibu karena dapat
mempengaruhi konsumsi pangan pada anak. Pengetahuan yang dimiliki ibu
akan berpengaruh terhadap jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi
anaknya. Ibu yang mengerti tentang gizi akan dapat memperhitungkan
kebutuhan gizi anaknya agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
(Herman,1990).
Perilaku ibu dapat mempengaruhi status gizi anak. Perilaku tersebut
terutama berkaitan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (Health
Promotion Behaviour) seperti pemberian makanan yang bergizi, kebiasaan
memberi stimulus pada anak saat membimbingnya maupun dalam upaya
pemenuhan gizi dengan cara pemberian makanan yang sesuai dengan gizi yang
seimbang (Sarwono, 2005).
Pekerjaan juga dapat mempengaruhi terhadap status gizi anak terutama
apabila ibu yang bekerja. Ibu-ibu yang bekerja saat ini banyak ditemukan
terutama didaerah perkotaan. Kondisi ini dapat berpengaruh pada pola makan
dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga. Orang tua yang
mempunyai pendapatan per bulan yang tinggi akan mempunyai daya beli yang
tinggi pula, sehingga memiliki peluang yang lebih besar untuk memilih
berbagai jenis makanan (Ida, 2001). Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Cindar Bumi (2005) pada ibu yang bekerja, tampak bahwa tidak semua ibu yang
bekerja mempunyai perhatian khusus dalam pemberian makanan kepada anak
balitanya.
Ibu yang bekerja lebih cenderung memiliki anak dengan berat badan
berlebih. Pada tahun 1990 terjadi peningkatan resiko berat badan berlebih
sebesar 48% pada anak dengan ibu yang bekerja secara penuh (Rachmatunnisa,
2009 ; Telegraph, 2010). Anak-anak dengan ibu yang bekerja akan kurang
diberikan perhatian dan cenderung lebih sering menghabiskan waktu di sekolah
dan di tempat les, serta menonton televisi lebih dari dua jam sehari. Mereka
3
juga tidak terkontrol dalam asupan makanan serta mengkonsumsi buah dan
sayuran lebih sedikit. Ketidakluwesan jam kerja orangtua membatasi kapasitas
orangtua untuk mendampingi putra-putri mereka dalam aktivitas fisik dan
penyediaan makanan yang sehat (Rachmatunnisa, 2009). Ibu yang bekerja juga
lebih mungkin memberikan makanan yang mengandung kalori yang tinggi atau
makanan cepat saji. Meningkatnya ketergantungan pada makanan yang diproses
dan disiapkan dengan cepat biasanya karena mereka tidak punya waktu untuk
memasak, ini disebabkan adanya kendala antara waktu untuk keluarga dan
bekerja. Sebuah studi anak pada dua generasi mengatakan bahwa saat ini pada
anak cenderung terjadi peningkatan hampir 50% menjadi obesitas apabila
ibunya bekerja (Telegraph, 2010). Obesitas pada masa anak berisiko tinggi
menjadi obesitas pada masa dewasa, hal ini akan mencetukan berbagai penyakit
seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus sampai dengan kematian
(Arisman, 2008 ; Telegraph, 2010).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perlu kiranya dilakukan
penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu bekerja
tentang gizi seimbang terhadap status gizi anak.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Status gizi anak sekolah
Pada usia sekolah (7-12 tahun), anak mulai memiliki aktivitas beragam baik
itu aktivitas dirumah maupun di sekolah. Pada usia ini anak dapat terpengaruh
oleh kebiasaan-kebiasaan diluar keluarga, misalnya anak sekolah mulai
memilih atau menentukan makanannya sendiri. Apabila hal tersebut tidak
mendapat perhatian yang serius dari orang tua, maka dapat menyebabkan anak
sering salah dalam memililih makanan yang disukai, yang menyebabkan
malnutrisi pada anak sekolah (Annasari, 1995).
Saat anak menginjak usia sekolah terjadi tumbuh kembang yang sangat
cepat, sehingga kebutuhan gizinya jauh lebih tinggi dibanding kebutuhan gizi
orang dewasa atau orang tua. Gizi tersebut sangat dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas fisik maupun mental, seperti belajar, berfikir, dan sebagainya (Depkes
RI, 1996).
1). Pengertian
Menurut Hermana (1993), status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan
pemanfaatannya di dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik
diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi dan aman untuk
dikonsumsi.
Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto (1990), mengungkapkan bahwa ada
beberapa istilah yang berhubungan dengan status gizi, yaitu :
1. Gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
5
6
lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal
lemak di bawah kulit (Supariasa, 2001)
1. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi
salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat,
menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang
tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan
adalah tahun umur penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0-2
tahun digunakan bulan usia penuh (Completed Month) (Supariasa,
2001).
2. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan
digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan
BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5
kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk
melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat
kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di
samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar
perhitungan dosis obat dan makanan (Supariasa, 2001).
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai
pertimbangan, antara lain:
a. Parameter yang paling baik, perubahan yang mudah terlihat
dalam waktu singkat berupa perubahan-perubahan konsumsi
makanan dan kesehatan.
b. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau
dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik
tentang pertumbuhan.
9
3. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui
dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan uraian kedua
yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap
tinggi badan (Quac stick), faktor umur dapat dikesampingkan
(Supariasa, 2001).
Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat
berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise)
yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. Untuk bayi atau anak yang belum
dapat berdiri, digunakan alat pengukur panjang bayi (Supariasa, 2001).
5. Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran
anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan pathologi
dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala (Supariasa,
2001).
Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan
tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun
pertama, akan tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan
keadaan kesehatan dan gizi (Supariasa, 2001).
Dalam antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar dada
cukup berarti dan menentukan Kurang Energi Protein (KEP) pada
anak. Lingkar kepala dapat juga digunakan sebagai informasi
tambahan dalam pengukuran umur (Supariasa, 2001)
6. Lingkar Dada
Biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sarnpai 3 tahun,
karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan.
Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan
pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio
lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini disebabkan
karena kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan
otot dan lemak pada dinding dada. Lingkar dada ini dapat digunakan
sebagai indikator dalarn menentukan KEP pada anak balita (Supariasa,
2001).
12
4. IMT/U
Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan
indeks antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh
(IMT) anak sekolah, dengan rumus : IMT = BB (kg) : TB²(m)
b. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan
yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi, yang
terlihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit,
mata, rambut dan mucosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid (Supariasa, 2001).
Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat
(rapid clinical survey). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat
tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang
dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala
(symptom) atau riwayat penyakit (Supariasa, 2001).
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan
juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot (Supariasa, 2001).
18
d. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status
gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi
tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindness).
Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap (Supariasa, 2001).
b. Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis
data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur,
angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya
19
c. Faktor ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi
sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan
budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain (Supariasa, 2001).
Penggunaan faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan
program intervensi gizi (Schrimshaw,1964).
Sumber : http://obesesolution.wordpress.com/2011/03/01/
PUGS memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan
masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-
hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status
gizi dan kesehatan yang optimal (Sunita Almatsier, 2001). Ketiga belas
pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Makanlah Aneka Ragam Makanan.
Tidak ada satu jenis makanan apapun yang mengandung semua
jenis zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup, tumbuh
kembang dan produktif. Hal ini menyebabkan setiap orang perlu
mengkonsumsi aneka ragam makanan. Makanan yang beraneka
ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang
diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya. Apabila terjadi
kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu
jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan
yang lain. Mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam akan
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur (Sunita Almatsier, 2001; Hariyani
2011).
23
langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung yaitu asupan makanan dan
penyakit infeksi, sedangkan faktor tidak langsung adalah ketersediaan dan pola
konsumsi dalam rumah tangga, perawatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan
dan lingkungan, tingkat pendidikan, pengetahuan gizi dan jumlah anggota
keluarga. Faktor yang dapat membuat keadaan gizi anak sekolah buruk yaitu :
a. Anak dalam usia ini sudah dapat memilih dan menentukan makanan apa
yang disukai dan yang tidak disukai, sehingga seringkali anak-anak
memilih makanan yang salah.
b. Kebiasaan jajan. Dalam usia ini biasanya anak gemar jajan. Hal ini
disebabkan karena pengaruh dari teman-temannya atau keluarganya.
c. Anak tiba di rumah dalam keadaan lelah karena bermain di sekolah
sehingga tidak nafsu makan.
(Sjamien Moehji, 2003)
2. Pendidikan Ibu
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan. Tingkat pendidikan
yang tinggi akan menyebabkan pengetahuan atau informasi
mengenai gizi menjadi lebih baik. BPS Demak (2004),
mengungkapkan rendahnya tingkat pendidikan orang tua
memperlihatkan prevalensi gizi kurang yang tinggi, begitupun
sebaliknya pada masyarakat yang tingkat pendidikannya cukup
tinggi maka prevalensi gizi kurang rendah.
Tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap penyusunan
pola makan keluarga, mulai dari perencanaan belanja, pemilihan
bahan pangan, maupun dalam pengolahan serta penghidangan
makanan bagi keluarga (Sariningrum,1990). Tingkat pendidikan
akan mempengaruhi konsumsi pangan melalui pemilihan bahan
pangan. Orang yang berpendidikan lebih tinggi cenderung memilih
makanan yang lebih baik dalam kualitas dan kuantitas dibandingkan
mereka yang berpendidikan rendah (Hidayat,1980).
Pengetahuan dan pendidikan ibu yang rendah menjadi faktor
penyebab mendasar terhadap kesehatan keluarga. Pendidikan ibu
yang rendah sangat mempengaruhi tingkat kemampuan individu,
keluarga, dan masyarakat dalam mengelola sumber daya yang ada.
Cara yang dilakukan adalah mendapatkan kecukupan bahan
makanan, pelayanan kesehatan gizi dan sanitasi lingkungan yang
tersedia dimanfaatkan sebaik-baiknya (Depkes, 2000). Berg (1986),
mengatakan bahwa, masalah gizi pada anak timbul karena
ketidaktahuan atau kurangnya informasi tentang gizi yang
memadai.
31
3. Pekerjaan
Seorang ibu yang bekerja akan berkurang waktunya untuk
keluarga. Peran ibu yang biasa menyiapkan dan memberikan
makanan pada anak-anaknya akan digantikan oleh orang lain
(Suhardjo,1989). Ibu yang bekerja akan berkurang waktunya untuk
pekerjaan rumah dan waktu untuk anak. Ibu yang bekerja biasanya
anak akan diurus oleh orang lain seperti pembantu atau anggota
keluarga lainnya,hal ini dapat mempengaruhi asupan dan juga pola
makanan pada anak.
2. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan akses atau keterjangkauan
anak dan keluarga terhadap upaya pencegahan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan seperti imunisasi, penimbangan anak,
penyuluhan kesehatan. Sarana kesehatan yang baik berupa
posyandu, puskesmas dan rumah sakit. Upaya pelayanan
kesehatan diarahkan kepada peningkatan kesehatan dan status gizi
anak sehingga terhindar dari kematian dini dan mutu fisik yang
rendah (Aritonang, 2003).
Peran pelayanan kesehatan telah lama diadakan untuk
memperbaiki status gizi. Pelayanan kesehatan berpengaruh
terhadap kesehatan dengan adanya penanganan yang cepat
terhadap masalah kesehatan terutama masalah gizi. Pelayanan
yang selalu siap dan dekat dengan masyarakat akan sangat
membantu dalam meningkatkan derajat kesehatan (Aritonang,
2003).
faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi pangan dan status gizi anak usia
sekolah dasar. Pengetahuan yang dimiliki seorang ibu tentang kebutuhan akan
gizi, dapat menentukan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh
anaknya
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Penelitian Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku
baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a. Awareness (kesadaran), menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus (obyek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, yang
mana sikap subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo,
2007).
Penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku
tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Penerimaan perilaku baru atau
adopsi perilaku melalui proses seperti ini yang didasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama (Notoatmodjo,
2007).
34
f). Kebudayaan
Kebudayaan lingkungan sekitar mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan sikap. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya
untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau
sikap seseorang (Saifuddin A, 2002).
g). Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru
(promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam
pendidikan) (Notoatmodjo, 2007).
B. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup menurut Benjamin Bloom (1956), mempunyai enam
tingkat, yaitu :
1). Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang sudah diterima. Oleh sebab itu, “ tahu “ merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Orang tahu tentang apa yang
dipelajari seperti menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan, dan sebagainya terhadap objek yang diamatinya
(Notoatmodjo, 2007).
2). Memahami (comprehension)
Memahami adalah sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
36
Saat ini taksonomi tersebut telah diperbaharui dan diadaptasi dari karya
Lorin Anderson dan David Krathwohl (2000), yang membagi menjadi 6 tingkat
yakni :
1). Mengingat (remembering)
Mengingat diartikan sebagai mengambil, mengingat atau mengenali
pengetahuan dari memori. Mengingat adalah ketika memori digunakan
untuk menghasilkan definisi, fakta, daftar, membaca atau mengambil
material (Leslie, 2006).
2). Memahami (understanding)
Membangun makna dari berbagai jenis fungsi yang tertulis atau grafis
pesan seperti menginterpretasikan, mencontohkan, mengklasifikasi,
meringkas, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan (Leslie,
2006).
3). Penerapan (applying)
Melaksanakan atau menggunakan prosedur melalui pelaksana.
Menerapkan hal yang terkait dan mengacu pada situasi dimana bahan
belajar yang digunakan melalui produk seperti model, presentasi,
wawancara atau simulasi (Leslie, 2006).
4). Menganalisis (analyzing)
Memecahkan materi atau konsep kedalam bagiannya dan menentukan
bagaimana bagian tersebut berhubungan satu sama lain. Tindakan mental
yang termasuk kedalam fungsi ini adalah membedakan, pengorganisasian,
menghubungkan serta mampu membedakan antara komponen dan bagian.
Seseorang yang sedang menganalisa dapat menggambarkan fungsi mental
dengan menciptakan spreadsheet, survei, grafik, diagram atau
representasi grafik (Leslie, 2006).
5). Membuat (creating)
Menempatkan elemen bersama-sama untuk membentuk keseluruhan
yang koheren atau fungsional; elemen reorganisasi ke dalam pola baru
atau struktur melalui perencanaan, menghasilkan atau memproduksi.
38
Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari beberapa faktor antara lain, faktor
formal seperti pendidikan yang didapat di sekolah-sekolah dan faktor non
formal seperti ibu aktif dalam kegiatan posyandu, PKK maupun kegiatan
penyuluhan kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan gizi ibu didukung oleh latar belakang pendidikannya.
Rendahnya pendidikan ibu menyebabkan berbagai keterbatasan dalam
menangani masalah kesehatan gizi dan kesehatan keluarga termasuk anak usia
sekolah dasar. Ibu yang tidak mempunyai pengetahuan gizi serta keterampilan
dalam mengolah makanan, biasanya akan cenderung mencari makanan yang
siap saji yang menyebabkan anak menjadi obesitas ( Yanti, 2004 ).
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Roger (1974) mengungkapkan bahwa, perilaku didasari
oleh pengetahuan (Notoadmojo, 1997). Tingkat pengetahuan gizi seseorang
berpengaruh pada sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan dan selanjutnya
akan berpengaruh pada keadaan individu yang bersangkutan (Suhardjo, 1986)
Pengetahuan gizi dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Baik dengan skor >80%
2. Sedang dengan skor 60-80%
3. Kurang dengan skor <60%
( Notoadmojo, 2007)
39
2). Perilaku
Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari
manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain:
berjalan, berbicara menangis, tertawa, kuliah, menulis, membaca dan
sebagainya. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati secara
langsung (Notoadmodjo, 2007).
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme
tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara
umum faktor genetik dan lingkungan itu merupakan penentu dari perilaku
manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal
untuk perkembangan perilaku mahluk hidup itu untuk selanjutnya,
sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan
perilaku tersebut.
A. Bentuk-bentuk Perilaku.
1). Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu terjadi di dalam diri manusia
dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya
berpikir, atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya, imunisasi itu
dapat mencegah suatu penyakit tertentu meskipun ibu tersebut tidak
membawa anaknya ke puskesmas untuk imunisasi. Contoh lain, seorang
yang menganjurkan orang lain untuk mengikuti keluarga berencana
meskipun ia sendiri tidak mengikuti keluarga berencana. Kedua contoh
tersebut telah mempunyai sikap yang positif untuk mendukung keluarga
berencana, meskipun mereka sendiri belum melakukan secara konkret
40
terhadap kedua hal tersebut. Oleh sebab itu perilaku mereka ini masih
terselubung (convert behaviour) (Notoadmodjo, 2007).
2). Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara
langsung misalnya, ibu sudah membawa anaknya ke Puskesmas atau
fasilitas kesehatan lain untuk imunisasi. Kasus kedua ibu sudah ikut
keluarga berencana dan menjadi akseptor KB. Perilaku ini sudah tampak
dalam bentuk tindakan nyata, maka disebut ‘overt behaviour’
(Notoadmodjo, 2007).
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan respon seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselubung, dan
disebut ‘covert bahviour’. Sedangkan tindakan nyata seseorang sebagai
respon terhadap stimulus (practice) adalah ‘overt behaviour’
STIMULUS
IBU
Pengetahuan Faktor
-Mengingat (Remembering) predisposisi
-Memahami (Understanding) -Pendidikan ibu
-Penerapan (Applying) -Pekerjaan ibu
-Menganalisis (Analyzing) -Pengetahuan
-Membuat (Creating) ibu
-Mengevaluasi (Evaluating) -Keadaan
kesehatan
Kesadaran terhadap -Infeksi
Status gizi anak
Sikap Faktor
Perilaku pemungkin
-Menerima - Awareness
-Merespon -Daya beli
- Interest -Ketersediaan
-Menghargai - Evaluation pangan
Variabel bebas
Pengetahuan ibu
bekerja tentang gizi
seimbang Variabel terikat
Status gizi anak SD
Yasporbi III Jakarta
Selatan
Perilaku ibu
bekerja tentang gizi
seimbang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
47
48
tentang karakterististik siswa dan orang tua (jenis kelamin siswa, tanggal
lahir siswa dan pekerjaan ibu), serta berisikan tentang pengetahuan dan
perilaku gizi ibu.
2). Data antropometri status gizi yang meliputi berat badan dan tinggi badan.
3.4.2 Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah :
1). Kuesioner yang diisi oleh orang tua (ibu) siswa untuk mengetahui
karakteristik siswa dan orang tua sampel serta mengukur pengetahuan dan
perilaku gizi ibu.
2). Alat yang digunakan untuk pengukuran status gizi, yaitu :
a. Timbangan injak dengan kapasitas 120 kg untuk mengukur berat
badan siswa.
Cara pengukuran berat badan siswa:
- Meletakkan timbangan injak di lantai.
- Peneliti memastikan jarum berada di titik nol.
- Meminta siswa untuk melepaskan sepatu dan alas kaki.
- Meminta siswa untuk berdiri dan berada di atas timbangan injak.
- Peneliti melihat angka yang ditunjuk oleh timbangan injak.
- Peneliti mencatat hasil yang didapat.
b. Microtoa dengan ketelitian sampai 0,1 cm untuk mengukur tinggi
badan siswa.
Cara pengukuran tinggi badan siswa:
- Mengantung microtoa dengan ketinggian dua meter dari lantai.
- Meminta siswa yang diukur melepaskan sepatunya
- Meminta siswa berdiri dengan posisi kepala tegak lurus pada dinding
dan tumit menempel pada dinding.
- Peneliti mencatat hasil yang didapat.
49
3.5 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Sampel pada
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan Tabel Krejcie (lampiran17).
Berdasarkan tabel Krejcie, maka diperoleh besar sampel minimal sebanyak 80
responden.
1. Kriteria Inklusi
Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Siswa-siswi kelas 4-6 SD Yasporbi III Jakarta Selatan.
b. Memiliki ibu yang bekerja
2. Kriteria Eksklusi
Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Responden yang tidak bersedia menjadi responden.
b. Responden tidak masuk sekolah.
• Saat penelitian
Untuk menjaga kualitas dari data yang diambil, maka peneliti secara langsung
memimpin penelitian sejak tahap awal (persiapan) sampai dengan tahap
analisa data dengan rangkaian kegiatan :
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
54
55
Laki-laki 31 38,75
Perempuan 49 61,25
Jumlah 80 100
Gemuk 37 46,25
Normal 43 53,75
Jumlah 80 100
3. Pekerjaan ibu
Pegawai negeri 20 25
Wiraswasta 19 23,7
Jumlah 80 100
4. Pengetahuan ibu
Baik 43 53,75
Kurang 37 46,25
Jumlah 80 100
5. Perilaku ibu
Baik 48 60
Kurang 32 40
Jumlah 80 100
1). Hubungan pengetahuan ibu bekerja tentang gizi seimbang terhadap status
gizi anak SD Yasporbi III Jakarta Selatan.
2). Hubungan antara perilaku ibu bekerja tentang gizi seimbang terhadap
status gizi anak SD Yasporbi III Jakarta Selatan
Tabel 10. Hubungan Perilaku ibu bekerja tentang gizi seimbang terhadap
status gizi anak SD Yasporbi III Jakarta Selatan
Perilaku ibu Status Gizi Anak Total P
bekerja tentang Normal Gemuk Value
gizi seimbang N % N % N %
Kurang 19 59,4 13 40,6 32 100 0,410
Baik 24 50 24 50 48 100
Jumlah 43 53,8 34 46,2 80 100
Tabel 10 menunjukkan hasil hubungan antara perilaku gizi ibu yang bekerja
terhadap status gizi anak SD Yasporbi III Jakarta Selatan tahun 2011 diperoleh
bahwa ada sebanyak 19 (59,4%) ibu yang memiliki perilaku kurang dengan
status gizi anak normal dan sebanyak 13 (40,6) ibu yang memiliki perilaku
kurang dengan status gizi anak yang gemuk. Sedangkan ibu yang memiliki
perilaku baik terdapat 24 (50%) yang memiliki anak dengan status gizi normal
dan 24 (50%) ibu yang memiliki status gizi anak gemuk.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,410 maka dapat disimpulkan terima Ho
yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku ibu bekerja
tentang gizi seimbang terhadap status gizi anak SD Yasporbi III Jakarta Selatan.
60
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan Pengetahuan Ibu Bekerja dengan Status Gizi Anak
Berdasarkan hasil uji statistik chi square dengan nilai p = 0,690,
membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan ibu bekerja tentang gizi seimbang terhadap status gizi anak SD
Yasporbi III Jakarta Selatan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fira Anggraini (2003), yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan dengan
status gizi anak. Pengetahuan yang baik belum tentu diikuti oleh perilaku yang
baik pula, hal ini sesuai dengan pernyataan notoadmojo yang mengatakan
bahwa pengetahuan masyarakat saat ini sudah tinggi tentang kesehatan namun
praktik tentang kesehatan / perilaku hidup sehat masih rendah (Notoatmodjo,
2007)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :
1. Sebagian besar anak yang menjadi responden memiliki jenis kelamin
perempuan (61,25%), status gizi normal (53,75%) dan tidak ditemukan
anak dalam kondisi status gizi kurus maupun sangat kurus.
2. Pada umumnya ibu-ibu yang menjadi responden memiliki pekerjaan
sebagai pegawai swasta (51,3%), berpengetahuan gizi baik (53,75%) dan
berperilaku gizi yang juga baik (60%).
3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu bekerja
tentang gizi seimbang terhadap status gizi anak SD Yasporbi III Jakarta
Selatan (P=0,690).
4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku ibu bekerja
tentang gizi seimbang dengan status gizi anak SD Yasporbi III Jakarta
Selatan (P=0,410).
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan, antara lain:
5.2.1 Bagi siswa siswi
Perlu diberikan pengetahuan mengenai gizi seimbang mengingat
banyaknya siswa-siswi yang masuk kedalam kategori gemuk.
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian
Rakyat
Almatsier Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Anna, Alisjahbana. 1985. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita. Yayasan
Obor Indonesia
BPS Kabupaten Demak. 2004 Statistik Gender dan Analisis Kabupaten Demak.
Demak : BPS Kabupaten Demak
Cawley J dkk. 2007. Maternal employment and childhood obesity: a search for
mechanisms in time use data. NBER Working Paper #13600.
Depkes RI, 2005. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Ida dkk. 2001. Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor Resiko Obesitas Pada
Anak SD. [Cited : 20 Januari 2011]. Available from :
http://www.tempo.co.id/medikal/online/
Judarwanto Widodo. 2010. Anak Lebih Sehat Jika Ibunya Tak Bekrja. [Update :
24 Januari 2010, Cited : 24 Januari 2011]. Available from
http://koranindonesiasehat.wordpress.com//2010/01/24/anak-lebih-sehat-jika-
ibunya-tak-bekerja/.
65
Rachmatunnisa. 2009. Anak Lebih Sehat Jika Ibunya Tak Bekerja. [Update : 29
September 2009 Jam 15.20 WIB , Cited : 11 Desember 2010 Jam 19:34]. Available
from : http://techno.okezone.com/read/2009/09/29/56/260850/56/anak-lebih-
sehat-jika-ibunya-tak-bekerja
Sharma Madhu. 2009. Basic Pediatric Nutrition. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical
Sjahmien Moehji. 2002. Ilmu Gizi I Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:
Papas Sinar Sinanti
66
U.S Department of Health and Human Services. 2000. CDC’s Guidelines for
School Health Programs Center for Disease Control and Prevention. Available
from: http://www.cdc.gov/needphp/dnpa/bmi/bmi-for-age.htm
Lampiran 1
Surat ijin penelitian
68
Lampiran 2
Surat pernyataan telah melakukan penelitian
69
Lampiran 3
Peneliti Responden
Lampiran 4
KUISIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU GIZI IBU TERHADAP
STATUS GIZI PADA ANAK SD YASPORBI III PASAR MINGGU JAKARTA
SELATAN
No: ………….
A. IDENTITAS RESPONDEN
- Identitas anak
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Kelas :
4. Tanggal lahir : Tanggal : ... Bulan : ... Tahun : ...
**)
5. Berat Badan : kg
**)
6. Tinggi Badan : cm
**)
7. Status gizi :
- Identitas ibu
1. Nama Ibu :
2. Pekerjaan *) : 1. Pegawai Negeri
2. Pegawai Swasta
3. Wiraswasta
*)
Lingkari salah satu jawaban
**)
diisi oleh peneliti
71
1. Jenis bahan makanan apakah yang dapat berfungsi sebagai sumber zat energi?
a. Kentang, talas, ubi.
b. Jagung, labu air, roti.
c. Keju, singkong, mi basah.
5. Jenis makanan apa saja yang mengandung zat besi dalam jumlah tinggi?
a. Daging, pisang, bayam.
b. Jeruk, apel, sawi.
c. Alpukat, timun, kentang.
72
5. Apakah ibu selalu memastikan agar anak ibu makan sebanyak 3 kali sehari
dengan gizi yang cukup?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah pada saat anak tidak mau makan, ibu sering membelikan makanan
cepat saji atau junkfood?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah ibu sering menyimpan makanan dalam jangka waktu yang lama di
dalam kulkas?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah ibu sering membeli makanan yang sudah jadi untuk disajikan kepada
keluarga terutama anak ibu?
a. Ya
b. Tidak
Terima kasih atas kesediaan Ibu mengisi kuisioner ini.
75
Lampiran 5
Validitas kuesioner tentang pengetahuan ibu
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.791 13
Item Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
P1 10.83 3.454 .707 .755
P2 10.83 3.454 .707 .755
P3 10.83 3.523 .628 .762
P4 10.93 3.720 .220 .802
P5 10.83 3.523 .628 .762
P6 10.87 4.120 -.022 .817
P7 10.83 3.523 .628 .762
P8 10.83 3.523 .628 .762
P9 10.87 3.568 .455 .775
P10 10.97 3.482 .354 .789
P11 10.90 3.472 .460 .774
P12 10.80 3.545 .883 .754
P13 10.87 4.257 -.131 .826
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
11.77 4.185 2.046 13
77
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.881 9
Item Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
P1 7.40 2.317 .696 .863
P2 7.40 2.317 .696 .863
P3 7.40 2.317 .696 .863
P5 7.40 2.317 .696 .863
P7 7.40 2.317 .696 .863
P8 7.40 2.317 .696 .863
P9 7.43 2.392 .460 .885
P11 7.47 2.395 .378 .898
P12 7.37 2.378 .902 .855
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.33 2.920 1.709 9
79
Lampiran 6
Validitas perilaku ibu
Scale: ALL VARIABLES
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.795 13
Item Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Pr1 16.47 9.430 .627 .759
Pr2 16.67 9.195 .581 .766
Pr3 16.63 9.068 .679 .752
Pr4 17.10 8.231 .608 .770
Pr5 16.37 10.999 .462 .780
Pr6 18.97 11.826 .099 .806
Pr7 18.47 10.326 .614 .766
Pr8 18.30 11.321 .433 .784
Pr9 18.23 11.702 .455 .789
Pr10 18.37 12.033 .048 .807
Pr11 18.30 11.183 .504 .780
Pr12 18.30 11.252 .468 .782
Pr13 18.23 12.047 .176 .797
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
19.20 12.303 3.508 13
81
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.823 10
Item Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Pr1 14.43 8.392 .660 .789
Pr2 14.63 8.171 .609 .797
Pr3 14.60 8.041 .713 .782
Pr4 15.07 7.375 .603 .810
Pr5 14.33 10.023 .450 .814
Pr7 16.43 9.426 .586 .801
Pr8 16.27 10.340 .415 .818
Pr9 16.20 10.717 .415 .823
Pr11 16.27 10.133 .525 .812
Pr12 16.27 10.271 .451 .816
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
17.17 11.247 3.354 10
83
Lampiran 7
Uji Normalitas Pengetahuan ibu
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Nilai_pengetahuan 80 100.0% 0 .0% 80 100.0%
Descriptives
Median 88.8889
Variance 175.008
Minimum 22.22
Maximum 100.00
Range 77.78
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai_pengetahuan .204 80 .000 .855 80 .000
a. Lilliefors Significance Correction
84
Lampiran 8
Uji Normalitas Perilaku Ibu
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
nilai_perilaku 80 100.0% 0 .0% 80 100.0%
Descriptives
Median 85.0000
Variance 182.749
Minimum 40.00
Maximum 100.00
Range 60.00
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai_perilaku .139 80 .001 .913 80 .000
a. Lilliefors Significance Correction
85
Lampiran 9
Data responden
Nama Jenis status Nama Pengetahuan Perilaku
anak kelamin gizi ibu ibu ibu
n.e perempuan normal lu baik baik
s.m laki-laki normal am baik kurang
a.a perempuan gemuk w.a baik baik
La perempuan gemuk i.r baik kurang
ta perempuan gemuk i.s baik baik
K.i perempuan normal n.h kurang baik
k perempuan normal w.w baik kurang
n perempuan gemuk t.u baik baik
au laki-laki normal d baik baik
ar laki-laki gemuk m baik baik
n.d perempuan normal he baik baik
m.c perempuan gemuk d.l baik kurang
an perempuan normal w baik kurang
r.r laki-laki gemuk s.r baik baik
d.a perempuan normal i baik baik
k.d laki-laki normal s.k baik kurang
b.t laki-laki gemuk d.s kurang kurang
niken perempuan normal d.a baik baik
m.a.d laki-laki normal g.k baik kurang
c.f perempuan gemuk w.l baik kurang
a.f laki-laki normal a baik kurang
a.r laki-laki gemuk a.s baik kurang
n perempuan gemuk q baik kurang
m.r laki-laki gemuk y baik baik
ra laki-laki normal n.h kurang baik
su laki-laki gemuk t.s baik baik
f.a laki-laki gemuk tr baik kurang
v.d laki-laki normal s baik baik
v perempuan normal w.w kurang kurang
ha laki-laki gemuk d.b kurang kurang
sa laki-laki gemuk n.n kurang baik
f.a laki-laki gemuk s.t kurang baik
b.r laki-laki normal c.s kurang baik
an laki-laki normal s.n baik baik
a.s laki-laki normal s kurang kurang
m.r laki-laki gemuk n baik baik
86
Lampiran 10
Tabel frekuensi jenis kelamin anak
Statistics
jenis_kelaminanak
N Valid 80
Missing 0
Mean 1.61
Median 1.61a
Minimum 1
Maximum 2
jenis_kelaminanak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lampiran 11
Tabel frekuensi status gizi anak
Statistics
Gizianak
N Valid 80
Missing 0
gizianak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 43 53.8 53.8 53.8
Gemuk 37 46.3 46.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
90
Lampiran 12
Tabel frekuensi jenis pekerjaan ibu
Statistics
pekerjaan_ibu
N Valid 80
Missing 0
pekerjaan_ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pegawai negeri 20 25.0 25.0 25.0
pegawai swasta 41 51.3 51.3 76.3
wiraswasta 19 23.8 23.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
91
Lampiran 13
Tabel frekuensi pengetahuan ibu
Statistics
pengetahuan_ibu2
N Valid 80
Missing 0
pengetahuan_ibu2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 37 46.3 46.3 46.3
Baik 43 53.8 53.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
92
Lampiran 14
Tabel frekuensi perilaku gizi ibu
Statistics
perilaku_ibu
N Valid 80
Missing 0
perilaku_ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 32 40.0 40.0 40.0
Baik 48 60.0 60.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
93
Lampiran 15
Crosstabs Pengetahuan gizi ibu terhadap status gizi anak
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan_ibu2 * gizianak 80 100.0% 0 .0% 80 100.0%
gizianak
Normal gemuk Total
pengetahuan_ibu2 kurang Count 19 18 37
Expected Count 19.9 17.1 37.0
% within pengetahuan_ibu2 51.4% 48.6% 100.0%
baik Count 24 19 43
Expected Count 23.1 19.9 43.0
% within pengetahuan_ibu2 55.8% 44.2% 100.0%
Total Count 43 37 80
Expected Count 43.0 37.0 80.0
% within pengetahuan_ibu2 53.8% 46.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .159a 1 .690
b
Continuity Correction .030 1 .862
Likelihood Ratio .159 1 .690
Fisher's Exact Test .822 .431
Linear-by-Linear Association .157 1 .692
N of Valid Cases 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,11.
b. Computed only for a 2x2 table
94
Risk Estimate
Lampiran 16
Crosstabs Perilaku gizi ibu terhadap status gizi anak
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
perilaku_ibu * gizianak 80 100.0% 0 .0% 80 100.0%
gizianak
Normal gemuk Total
perilaku_ibu kurang Count 19 13 32
Expected Count 17.2 14.8 32.0
% within perilaku_ibu 59.4% 40.6% 100.0%
baik Count 24 24 48
Expected Count 25.8 22.2 48.0
% within perilaku_ibu 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 43 37 80
Expected Count 43.0 37.0 80.0
% within perilaku_ibu 53.8% 46.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .679a 1 .410
b
Continuity Correction .354 1 .552
Likelihood Ratio .681 1 .409
Fisher's Exact Test .495 .276
Linear-by-Linear Association .670 1 .413
N of Valid Cases 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,80.
b. Computed only for a 2x2 table
96
Risk Estimate
Lampiran 17
Tabel krejcie
Populasi (N) Sampel (n) Populasi Sampel (n) Populasi Sampel (n)
(N) (N)
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
170 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
98
Lampiran 18
Angka kecukupan gizi
99
Lampiran 19
Tabel Nilai Koefisen Korelasi
100