SKRIPSI
Oleh :
JEANIE STELLA GLORIA MANIAGASI
20180711014169
PEMINATAN GIZI
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2023
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan dalam Ujian Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Cenderawasih Jayapura.
Disetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Rosmin M Tingginehe, S. Pt, M. Si Dr. Semuel Piter Irab, S.KM, MPH
NIP.197203162006042001 NIP.197612162006041002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Cenderawasih
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diuji dan diterima sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat ( S.KM ) pada Peminatan Gizi, Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Cenderawasih, Provinsi Papua, Kota Jayapura, Tahun
2023.
Nama : Jeanie Stella Gloria Maniagasi
NIM : 20180711014169
Hari / Tanggal : Selasa, 14 Februari 2023
Judul : Gambaran Karakteristik Ibu Dan Status Gizi Pada Balita ( 12-59
Bulan ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotaraja Kota Jayapura
Mengesahkan,
Dekan FKM Ketua Jurusan FKM
Dr. Semuel Piter Irab, S.KM, MPH Dr. Novita Medyati, S.KM, M.Kes
NIP.197612162006041002 NIP.197611262001122001
Tim Penguji :
1. Dr. Rosmin M. Tingginehe, S.Pt, M.Si ( Ketua ) 1........................
NIP.197203162006042001
2. Dr. Semuel Piter Irab, S.KM, MPH ( Sekretaris ) 2.................
NIP.197612162006041002
3. Sarni Rante Allo Bela, S.KM, MPH ( Anggota ) 3.........................
NIP.198508232014042011
4. Nova F. Rumaropen, S.KM, M.Gizi ( Anggota ) 4..................
NIP.1985111020091007
5. Genoveva Chatleen C. Mollet, S.KM, MPH ( Anggota ) 5.........................
NIP. -
iii
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 20180711014169
Judul : Gambaran Karakteristik Ibu Dan Status Gizi Pada Balita ( 12-59 bulan )
Dengan ini saya menyampaikan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjaan di suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
iv
RIWAYAT HIDUP
2018 – 2023
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“ Berjuang Dan Berusaha Sampai Akhir Hayat, Meski Tidak Ada Yang
Persembahan :
1. Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa atas penyertaan Nya didalam
2. Kedua orang tua terkasih, Bapak Djoni Noak Maniagasi dan Mama Siti
Nurbaya Agaki yang saya cintai dan sayangi yang telah melahirkan,
kasih sayang. Terimakasih atas kerja keras dan usaha, setiap tetes keringat
dan air mata serta doa – doa dari Bapak dan Mama untuk saya.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas segala
rahmat serta karunia yang telah diberikan-Nya Kepada Penulis Dapat
Menyelesaikan Skripsi Dengan Judul “Gambaran Karakteristik Ibu Dan
Status Gizi Pada Balita ( 12-59 Bulan ) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kotaraja Kota Jayapura” sebagai syarat mengerjakan skripsi strata 1 (S1) Pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih.
Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis mendapat
banyak bimbingan, nasihat, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
vii
7. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Cenderawasih yang telah mendidik dan membantu selama masa
perkuliahan.
8. Kepala Puskesmas Kotaraja, kakak – kakak Petugas Gizi, ibu – ibu Kader
Posyandu beserta ibu – ibu balita yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas
Kotaraja yang sudah menerima dan membantu saya dalam penelitian ini.
9. Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura beserta Staf yang sudah membantu
saya dalam penelitian ini.
10. Saudara terkasih, kakak Fajar Imbiri, adik – adikku James Maniagasi, Thomas
Maniagasi, Jimmy Maniagasi, Deasy Agaki dan Adriana Maniagasi yang
selalu memberi dukungan doa dan semangat.
11. Opung Sitti Mour Hutapea selaku ibu kost / orang tua wali, yang selalu
memberi semangat dan dukungan doa dalam penyusunan skripsi ini.
12. Teman – teman satu almamater tercinta Yuniarti, Ritha, Melan dan Rosi yang
selalu memberi dukungan doa dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
13. Rekan – rekan mahasiswa angkatan 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Cenderawasih, khususnya Peminatan Gizi yang telah memberikan
dukungan doa dan semangat.
14. Teman dekat ( Rendy Hetharia Maay ) yang selalu memberi dukungan,
semangat dan doa dalam penyusunan skripsi ini.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ix
G. Karakteristik Ibu........................................................................................29
H. Kerangka Teori ................................................................................ .....33
I. Kerangka Konsep .............................................................................. .....34
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................35
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... .....35
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. .....35
C. Populasi dan Sampel ......................................................................... .....35
D. Variabel, Definisi Operasional Penelitian dan Skala Pengukuran.............38
E. Sumber Data...............................................................................................41
F. Instrumen Penelitian...................................................................................41
G. Cara Pengumpulan Data Penelitian .................................................... .....42
H. Teknik Pengelolahan Data ................................................................ .....43
I. Analisis Data. .................................................................................... .....44
J. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... .....45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................46
A. Gambaran Umum Lokasi...........................................................................46
B. Hasil Analisis Univariat.............................................................................47
C. Pembahasan................................................................................................49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................................58
A. Simpulan....................................................................................................58
B. Saran..........................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................60
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotaraja Kota
Jayapura............................................................................................................ 47
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit Infeksi Dan Status Gizi
Pada Balita........................................................................................................ 47
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 Surat Mohon Ijin Penelitian Kepada Dinas Kesehatan Kota Jayapura
xiii
DAFTAR SINGKATAN
PKM : Puskesmas
TB : Tinggi Badan
BB : Berat Badan
SD : Sekolah Dasar
xiv
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DAN STATUS GIZI PADA BALITA
JAYAPURA
Oleh :
ABSTRAK
xv
DESCRIPTION OF MOTHER’S CHARACTERISTICS AND
CITY
By:
ABSTRACT
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masa balita (0-5 tahun). Masa ini disebut dengan “periode emas” yaitu
gizi yang cukup baik sangat diperlukan pada masa ini, kebutuhan zat gizi
kebutuhan pada anak yang ditunjukkan melalui capaian berat badan terhadap
umur. Status gizi pada balita sangat signifikan sebagai titik tolak kapasitas
fisik saat usia dewasa. Faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap status
gizi balita bisa dikaji untuk kemudian dirumuskan menjadi rekomendasi yang
1
Menurut World Health Organitation (WHO) pada tahun 2018 lebih dari
setengah kematian balita disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dan
kekurangan gizi, terutama mereka yang kekurangan gizi akut, memiliki risiko
berkontribusi pada sekitar 45% kematian pada anak di bawah usia 5 tahun (
WHO, 2018 ).
bayi usia 12-59 bulan berdasarkan status gizi dengan indeks BB/U di
Indonesia gizi buruk 3,90%, gizi kurang 13,80%, gizi baik 79,20%, gizi lebih
Nasional tahun 2021, menunjukkan bahwa terdapat Balita dengan status gizi
Stunting sebanyak 24,4%, Balita dengan status gizi Wasting sebanyak 7,1%
dan Balita dengan status gizi Underweight sebanyak 17,0 %. (Data SSGBI,
2021).
yang menderita gizi kurang sebanyak (9,4%) dan anak yang menderita gizi
sebesar 11,9% dan gizi buruk sebesar 3,2%. Persentase anak gizi kurang dan
buruk dalam survei ini lebih rendah daripada persentase anak gizi kurang dan
2
Di Puskesmas Kotaraja, pada tahun 2020 balita dengan prevalensi gizi
baik 68,83% sedangkan balita dengan prevalensi gizi kurang 5,58% , pada
tahun 2021 balita dengan prevalensi gizi baik 71,82% sedangkan balita
dengan prevalensi gizi kurang 7,39% dan pada tahun 2022 balita dengan
prevalensi gizi baik 40,48% sedangkan balita dengan prevalensi gizi kurang
berhubungan dengan status gizi pada anak usia 12–59 bulan sudah diteliti
oleh Susilowati dan Himawati Tahun 2018. Penyebab timbulnya status gizi
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu antara lain penyakit
Kurangnya pengetahuan status gizi pada ibu merupakan salah satu penyebab
balita kekurangan gizi. Pengetahuan ibu tentang status gizi di ketahui tentang
pangan sehat, pangan sehat untuk golongan usia tertentu dan cara ibu
ibu yang kurang akan berpengaruh terhadap status gizi balitanya. Penelitian
pengetahuan ibu dengan status gizi pada balita. Selain pengetahuan ibu
terhadap status gizi adapun juga faktor yang mempengaruhi status gizi pada
status gizi pada balita yaitu penyakit infeksi. Pendidikan ibu merupakan
3
modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga juga berperan dalam
keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima
metabolisme dalam tubuh balita dan biasanya juga diikuti penurunan nafsu
dalam melakukan penelitian ini, karena kasus Gizi Kurang masih ditemukan
terdapat sebanyak 6 balita yang mengalami gizi kurang dari total balita
sebanyak 161 yang hadir saat posyandu dan Kegiatan Stimulasi Deteksi dan
sebanyak 23 balita yang mengalami gizi kurang dari total balita sebanyak 502
4
Kotaraja. Di Puskesmas Kotaraja, karena ada masalah, rata-rata ibu yang saya
tanyakan, menurut ibu kira – kira makanan yang bergizi itu apa saja, untuk
anak – anak yang tumbuh dan berkembang di umur 12-59 bulan. Kenapa?
Karena kalau dari umur 0 bulan, rata – rata anak masih minum ASI Eksklusif,
yang masa rentannya itu pada saat anak umur 6 – 7 bulan, anak mau berhenti
pendamping ini harus bagus dan sehat, supaya apa? Karena ini anakkan
bertumbuh terus, otomatis anak memerlukan lebih banyak zat gizi. Dan pada
mewawancarai dan bertanya kepada tiga ibu balita, hanya ada satu ibu balita
yang dapat menjawab pertanyaan saya, tentang makanan yang berasal dari
sumber protein, masa sumber protein saja ibu – ibu disana tidak tahu, berarti
pengetahuan ibu - ibu disana masih ada yang kurang, mereka tidak
mengetahui apa yang dimaksud dengan gizi. Apa saja yang diperlukan anak
setelah berusia 7 bulan, bukan hanya ASI, harus ada makanan pendamping.
5
B. Rumusan Masalah
Bagaimana “Gambaran Karakteristik Ibu Dan Status Gizi Pada Balita (12-59
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kota Jayapura
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
lebih kompleks.
adalah status gizi balita sehingga masyarakat atau lebih pada ibu yang
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menjadi sumber informasi dan
7
C. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
8
3 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu 2019 Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan Teknik pengambilan Jenis penelitian yang
Tentang Gizi Pada Anak Balita Di bahwa tingkat pengetahuan bu sampel yang digunakan digunakan adalah
UPT Puskesmas Remaja Kota paling banyak berada pada yaitu accidental penelitian deskriptif.
Samarinda. Borneo Nursing Journal kategori cukup dengan jumlah sampling.
(BNJ). Akademi Keperawatanyarsi 21 orang (38,9%). Keterbatasan Tempat penelitian,
Samarinda Studi S1 Keperawatan penelitian ini waktu penelitian
Universitas Muhammadiyah yaitu belum tergambarnya
Banjarmasin/ Yuhansyah, Mira/ secara mendalam tingkat
Puskesmas Remaja Kota Samarinda pengetahuan ibu tentang gizi
sehingga perlu penelitian
metode kualitatif agar dapat
tergambar lebih jelas tingkat
pengetahuan ibu tentang gizi pada
anak balita.
4 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang 2019 Analitik Berdasarkan hasil penelitian yang Teknik pengambilan
Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Korelasi telah dilakukan mengenai sampel yang digunakan
Puskesmas Sadananya Tahun gambaran Pengetahun ibu tentang dalam penelitian ini
2019/Doni/Puskesmas Sadananya status gizi di Wilayah Kerja adalah teknik random
Puskesmas Sadananya Kabupaten sampling.
Ciamis tahun 2019, sebagian
besar responden memiliki
9
pengetahuan tentang gizi pada
balita yaitu sebanyak 36 orang
(52%).Bahwa sebagian besar
balita memiliki status gizi kurang
yaitu sebanyak 39 orang (56 %).
Gambaran
5 Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi 2020 Cross Hasil penelitian menunjukkan Tempat penelitian, Jenis penelitian ini
Balita Di Desa Tualang Kecamatan Sectional bahwa pengetahuan ibu tentang waktu penelitian menggunakan
Tualang Kabupaten Siak. Skripsi status gizi balita ada pada penelitian deskriptif
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Balita
Balita merupakan istilah yang digunakan untuk anak usia 1-5 tahun
(Balita) dan 4-5 tahun (Prasekolah) (Sutomo & Anggraeni, 2010). Menurut
adalah anak usia 12 bulan sampai dengan 59 bulan. Masa ini adalah periode
dengan golden period (Kurnia Afriani, 2020). Kebutuhan dasar seorang anak
1) Asuh
tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan kesehatan dini
berupa imunisasi, dan deteksi serta intervensi dini akan timbulnya gejala
penyakit.
2) Asih
kasih sayang.
11
3) Asah
diberikan secara dini. Kebutuhan ini terutama diperlukan pada usia lima
B. Pengetahuan
(Budiman.dkk, 2013).
1. Pengetahuan Gizi
memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.
seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh
12
memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi kurang
terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi
zat gizi dalam jumlah yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek yang
lain :
1. Pendidikan
13
luas pula pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa
informasi.
seseorang .
4. Lingkungan
14
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
5. Pengalaman
6. Umur
3. Tingkat Pengetahuan
sebagai berikut :
a. Tahu (Knowledge)
15
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis ( Syntesis)
yang baru.
f. Evaluasi ( Evaluation)
4. Pengukuran Pengetahuan
ukur melalui :
16
C. Konsep Ibu
1. Definisi ibu
membuat dan menjaga memori indah, orang yang dicintai dengan penuh
2. Peranan Ibu
Ibu adalah sosok yang sangat hebat di dalam keluarga. Peran ibu di
D. Status Gizi
variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.
ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang
diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara
bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari status tubuh yang berhubungan
17
dengan gizi dalam bentuk variabel tertentu. Jadi intinya terdapat suatu
variabel yang diukur (misalnya berat badan dan tinggi badan) yang dapat
buruk). Status gizi ditentukan oleh jumlah makanan bergizi dalam kombinasi
yang tepat sesuai dengan yang diperlukan tubuh untuk tumbuh berkembang
dan berfungsi bagi semua anggota badan. Oleh karena itu, pada prinsipnya
dampak dari makanan dan penggunaan zat gizi yang dikonsumsi seseorang.
menjadi 4 kategori yaitu gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih
(Kurnia, 2020).
Status gizi pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu: makanan yang
tergantung pada kandungan zat gizi makanan tersebut, ada tidaknya pemberian
karakteristik ibu terhadap makanan dan kesehatan, daya beli keluarga, ada
(Kurnia, 2020).
18
Indeks BB/U, standar untuk menilai pertumbuhan adalah pengukuran total
berat badan yang memberi gambaran tentang massa tubuh, termasuk air,
lemak, tulang dan otot. Indeks yang dipakai dalam penentuan status gizi balita
ialah indeks BB/U. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat
maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi saat ini. Kelebihan Indeks
BB/U adalah lebih mudah dan cepat dimengerti masyarakat umum; baik untuk
adalah mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema/
asites; memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak balita; dan
dan bersifat sangat dinamis. Secara umum umum prosesnya terjadi penyakit
Beberapa penyakit infeksi yang sering diderita oleh balita yang mempengaruhi
infeksi yang erat kaitannya dengan masalah gizi. Tanda gejala ISPA ini
19
bermacam – macam seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan,
b. Diare
tubuhnya yang masih lemah dan dan berada difase oral sehingga balita
Indonesia. Semua kelompok usia dapat terserang diare, baik balita, anak-
anak dan orang dewasa. Tetapi penyakit diare berat dengan kematian yang
tinggi terjadi pada bayi dan balita ( Endang, S 2015 ). Tanda awal
terjadinya diare pada balita adalah bayi, balita dan atau anak menjadi
gelisah dan cengeng, lemah, lesu, suhu tubuh biasa meningkat, nafsu
makan berkurang atau kadang tidak ada, kemudian ttimbul diare,. Tinja
akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lendir atau darah. Jika
c. Malaria
semua orang, baik laki-laki atau perempuan, pada semua golongan umur,
dari bayi, anak-anak dan orang dewasa. Malaria merupakan salah satu
serta mengurangi insiden malaria pada tahun 2030. Penyebab malaria dapat
20
perumahan yang banyak tergenang air atau pekarangan rumah yang tidak
balita dan ibu hamil. Dimana pada masa imun tubuh akan gampang tetular
utilitas zat-zat gizi. Sistem penilaian status gizi daopat dilakukan dalam bentuk
Untuk menilai status gizi seseorang digunakan metode penilaian gizi, yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dibagi
biofisik. Sedangkan penilaian status gizi tidak langsung dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi (Kurnia,
2020).
1) Penilaian Langsung
a. Antropometri
artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi secara umum antropmetri
artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi maka
21
antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks dapat
dapat dilihat atau diraba/ dirasakan pada jaringan epitel bagian atas
terutama kulit, mata, rambut, dan mulut atau pada organ-organ yang
22
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid (Kurnia, 2020).
c. Biokimia
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah,
urine, tinja, dan juga jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang
kurang spesifik, maka penentuan kimia. fall dapat lebih banyak menolong
2020).
23
b. Faktor Ekologi
masalah gizi dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti
c. Statistik Vital
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat tertentu dan data
Status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu : makanan yang
dimakan dan keadaan kesehatan. Kualitas dan kuantitas makanan seorang anak
tergantung pada kandungan zat gizi makanan tersebut, ada tidaknya pemberian
makanan tambahan di keluarga, daya beli keluarga dan karakteristik ibu tentang
karakteristik ibu terhadap makanan dan kesehatan, daya beli keluarga, ada
Nyoman, 2001).
1. Faktor Langsung
a. Penyakit Infeksi
dan bersifat sangat dinamis. Secara umum umum prosesnya terjadi penyakit
24
melibatkan 3 faktor yang saling berinteraksi, yaitu; faktor penyebab penyakit
penyakit infeksi yang erat kaitannya dengan masalah gizi. Tanda gejala
2. Diare
tubuhnya yang masih lemah dan dan berada difase oral sehingga balita
Indonesia. Semua kelompok usia dapat terserang diare, baik balita, anak-
anak dan orang dewasa. Tetapi penyakit diare berat dengan kematian yang
tinggi terjadi pada bayi dan balita ( Endang, S 2015 ). Tanda awal
terjadinya diare pada balita adalah bayi, balita dan atau anak menjadi
gelisah dan cengeng, lemah, lesu, suhu tubuh biasa meningkat, nafsu
makan berkurang atau kadang tidak ada, kemudian ttimbul diare,. Tinja
akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lendir atau darah. Jika
25
3. Malaria
semua orang, baik laki-laki atau perempuan, pada semua golongan umur,
dari bayi, anak-anak dan orang dewasa. Malaria merupakan salah satu
serta mengurangi insiden malaria pada tahun 2030. Penyebab malaria dapat
perumahan yang banyak tergenang air atau pekarangan rumah yang tidak
balita dan ibu hamil. Dimana pada masa imun tubuh akan gampang tetular
Defisiensi zat gizi yang paling berat dan meluas terutama di kalangan anak -
anak ialah akibat kekurangan zat gizi sebagai akibat kekurangan konsumsi
makanan dan hambatan mengabsorbsi zat gizi. Zat energi digunakan oleh tubuh
berfungsi memperbaiki sel-sel tubuh. Kekurangan zat gizi pada anak disebabkan
karena anak mendapat makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan
26
badan anak atau adanya ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dan
Faktor – faktor yang tidak langsung yang dapat mempengaruhistatus gizi balita
yaitu :
a. Pendapatan keluarga
Daya beli keluarga sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan keluarga. Orang
orangorang tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang dibutuhkan. Ada
Pada umumnya tingkat pendapatan naik jumlah dan jenis makanan cenderung
untuk membaik tetapi mutu makanan tidak selalu membaik (Suharjo dkk, 1986).
Anak-anak yang tumbuh dalam suatu keluarga miskin paling rentan terhadap
kurang gizi diantara seluruh anggota keluarga dan anak yang paling kecil biasanya
b. Besar keluarga
(Suhardjo, 1996).
mempengaruhi status gizi keluarga tersebut. Salah satu faktor yang menentukan
27
keberhasilan tersebut adalah besarnya keluarga/jumlah anggota keluarga.
untuk tiap anggota keluarga. Semakin besar jumlah anggota keluarga maka
semakin sedikit jumlah asupan zat gizi atau makanan yang didapatkan oleh
(Jellife, 1994).
c. Kesehatan lingkungan
tetapi juga dipengaruhi kemiskinan, sanitasi lingkungan yang kurang baik dan
dan hidup di lingkungan yang kurang sehat sehingga resiko bayi yang mendapat
ASI dan mendapat makanan pelengkap terlalu dini adalah penyakit diare. Terbukti
d. Pelayanan kesehatan
gizi anak, bukan hanya segi kuratif, tetapi juga preventif, promotif dan
28
G. Karakteristik ibu
Status gizi yang dipengaruhi oleh masukan zat gizi secara tidak langsung
anak. Ibu sebagai orang yang terdekat dengan lingkungan asuhan anak ikut
berperan dalam proses tumbuh kembang anak melalui zat gizi makanan yang
a. Umur Ibu
Angka kesakitan dan kematian ibu demikian pula bayi, 2-4 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan kehamilan pada wanita yang telah cukup umur. (Unicef,
2002).
Masa reproduksi wanita pada dasarnya dibagi dalam 3 periode yaitu kurun
reproduksi muda (15-19 tahun), kurun reproduksi sehat (20-35 tahun), kurun
reproduksi tua (36-45 tahun). Pembagian ini didasarkan atas data epidemiologi
bahwa resiko kehamilan rendah pada kurun reproduksi sehat dan meningkat lagi
seseorang dalam kesehatan terutama pada pola asuh anak, alokasi sumber zat gizi
29
berbagai keterbatasan dalam menangani masalah gizi dan keluarga serta anak
keluarga juga berperan dalam penyusunan makan keluarga, serta pengasuhaan dan
perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
usia anak-anak sampai dewasa karena itu memerlukan beraneka cara dan sumber.
(Depkes RI, 1990). Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator sosial
dalam masyarakat karena melalui pendidikan sikap tingkah laku manusia dapat
meningkat dan berubah citra sosialnya. Disamping itu, tingkat pendidikan dapat
(Soekirman, 1994).
yang positif sehingga baik individu maupun masyarakat itu dapat meningkatkan
tetapi juga merupakan bekal atau sumbangan dalam upaya memenuhi kebutuhan
dirinya serta mereka yang tergantung padanya. Wanita dengan tingkat pendidikan
30
yang lebih tinggi cenderung lebih baik taraf kesehatannya. Peran organisasi
wanita seperti PKK untuk menjangkau kelompok wanita yang lebih dalam
menjanjikan.
Gizi kurang banyak menimpa anak balita sehingga golongan anak ini disebut
golongan rawan. Masa peralian antara saat disapih dan mengikuti pola makan
orang dewasa atau bukan anak, merupakan masa rawan karena ibu atau pengasuh
perbaikan gizi pada anak dapat memperbaiki sikap ibu yang kurang
pernah dijalani, faktor lingkungan sosial dan frekuensi kontak dengan media masa
berpengaruh pula pada keadaan gizi individu yang bersangkutan. Keadaan gizi
yang rendah disuatu daerah akan menentukan tingginya angka kurang gizi secara
31
Tingkat pengetahuan gizi ibu sebagai pengelola rumah tangga akan
makanan yang disajikan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi
tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga
pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan
mempengaruhi orang dalam memilih makanan dan kebudayaan suatu daerah akan
pantangan, tahyul dan larangan pada beragam kebudayaan dan daerah yang
hidupnya, kekurangan zat gizi cenderung tidak akan berkembang seperti jika
pantangan itu berlaku bagi sekelompok masyarakat tertentu selama satu tahap
dalam siklus hidupnya. Kalau pantangan itu hanya dilakukan oleh sebagian
(Suhardjo, 1986).
32
menolak bentuk atau jenis pangan tertentu, dimulai dari permulaan hidupnya dan
menjadi bagian dari perilaku yang berakar diantara kelompok penduduk. Dimulai
orang lain. Anak balita akan menyukai makanan dari makanan yang dikonsumsi
orang tuanya. Dimana makanan yang disukai orang tuanya akan diberikan kepada
anak balitanya. (Suhardjo, 2003) Dari kebiasaan makan inilah akan menyebabkan
tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan (Sjahmien Moehji, 2002).
H. Kerangka Teori
Pengetahuan Ibu
Riwayat Pelayanan
Penyakit Infeksi Kesehatan
33
D. Kerangka Konsep
tidak langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui
konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah
Pengetahuan Ibu
Umur Ibu
Status Gizi Balita Di
Puskesmas Kotaraja
Pendidikan Ibu
Keterangan :
Variabel Tunggal :
34
BAB III
METODE PENELITIAN
gambaran karakteristik ibu dan status gizi pada balita (12-59 bulan) di
gambaran secara realita dan obyektif terhadap sesuatu kondisi tertentu yang
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah balita yang berumur 12-59 bulan
35
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Bila
populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Imron, 2010). Sampel
N za2 x p x (1−p)
Rumus Lemeshow : 𝑛= (N−1)𝑑 2 + 𝑍𝑎2 x 𝑝(1−p)
Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
N = Jumlah Populasi
Z∝ = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai ∝ = 5% - 1,96
p = Maksimal estimasi 50% - 0,5
q =1–p
d = alpha (0,10) atau sampling error = 10%
Melalui rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah:
N za2 x p x (1 − p)
𝑛=
(N − 1)𝑑 2 + 𝑍𝑎2 x 𝑝(1 − p)
36
801,6
𝑛=
8,34 + 0,96
801,6
𝑛= = 86,19
9,3
𝑛 = 𝟖𝟔 ≈ 90
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 90 balita.
yang dilakukan berdasarkan maksud atau tujuan tertentu yang di tentukan oleh
1) Kriteria Inklusi
2. Ibu balita yang memiliki buku Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ) atau
2) Kriteria Eksklusi
1. Ibu balita yang tidak memiliki buku Kesehatan Ibu Dan Anak ( KIA )
37
D. Variabel, Defenisi Operasional Penelitian dan Skala Pengukuran
1. Variabel Penelitian
berdiri sendiri, tidak ada variabel lain yang menyertai. (Notoatmojo, 2010).
dibawah ini :
38
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Penelitian Alat Ukur Kriteria Objektif Skala Ukur
1. Pengetahuan Ibu Tingkat pemahaman Kuesioner 1. Baik jika nilainya 76% - 100%
Tentang Gizi Ibu mengenai gizi 2. Kurang jika nilainya≤ 56% - 75%
( Arikunto, 2006 ) Ordinal
39
5. Status Gizi Balita Keadaan yang Ordinal
ditunjukkan antara zat Buku KIA atau 1. Gizi Baik (-2 SD s/d 2 SD)
gizi yang masuk KMS 2. Gizi Kurang (-3SD s/d < -2 SD)
kedalam tubuh dan 3. Gizi Lebih (> 2 SD)
yang dihitung dengan 4. Gizi Buruk ( <-3 SD)
menggunakan ( Kemenkes, 2010 )
indikator atau indeks
penilaian BB/U yang
dilihat dari buku KIA
atau KMS
40
E. Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya atau
a. Data yang diambil melalui pengisian kuesioner yaitu nama ibu, umur
balita
2. Data Sekunder
Puskesmas Kotaraja.
Kotaraja
balita di buku Kesehatan Ibu Dan Anak ( KIA ) atau Kartu Menuju
Sehat ( KMS )
F. Instrumen Penelitian
41
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner penelitian
2. Alat tulis
3. Kamera ( Dokumentasi )
4. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak ( KIA ) atau Kartu Menuju Sehat (
KMS )
G. Cara Peneltian
Cenderawasih.
posyandu dan kader posyandu. Setelah itu menjelaskan tujuan dan maksud
42
6. Peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada calon
responden.
10. Peneliti melengkapi lembar kuesioner dari buku KIA atau KMS responden
1. Pengolahan Data
mentah (yang ada dalam kuesioner) yang berbentuk huruf menjadi data
43
cara memasukan data dari kuesioner ke aplikasi SPSS versi 16 agar
dapat diolah.
pengelolaan computer.
I. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
f
p = × 100%
n
44
Keterangan :
n = jumlah sampel
J. Keterbatasan Penelitian
45
BAB IV
1. Keadaan Geografis
sebagai berikut :
Gambar 4.1
Gambar Peta Wilayah Puskesmas Kotaraja
46
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Ibu
Pengetahuan Ibu
Baik 65 72,2%
Kurang 25 27,8%
Total 90 100%
47
b. Karakteristik Balita
48
C. Pembahasan
dengan usia 20 tahun akan menjamin kehamilan dan kelahiran lebih aman
balita. Umur akan berpengaruh pada kemampuan dan kesiapan diri ibu.
sesuai bagi anak karena semakin bertambah umur ibu maka semakin
umur ibu lebih banyak pada umur < 22 tahun sebanyak 86 orang (95,6%)
dengan status gizi balita baik sebanyak. Penelitian ini mendukung hasil
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara umur ibu dengan status gizi
membaik.
49
Selain itu, penelitian ini juga memperkuat pernyataan Elizabeth B.
sampai 25 tahun. Pada usia ini umumnya seseorang berada dalam tahap
lebih cepat mengalami penurunan fungsi jika tidak secara terus menerus
pengetahuan mengenai sumber gizi dan jenis makanan yang baik untuk
memilih makanan yang lebih baik dalam mutu dan jumlahnya, dibanding
50
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas
balita. Penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Nurmaliza (2019) ada
2020) terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi
yang mengatakan bahwa pendidikan ialah salah satu poin penting dalam
oleh Asima (2011) bahwa pendidikan ibu berhubungan secara positif dan
signifikan terhadap status gizi balita dengan berat badan anak menurut
51
dengan status gizi balita, serta mendukung penelitian Falahiah dan Zulmi
dari ibu yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih tinggi akan
makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta
sumber protein, manfaat vitamin bagi balita, kriteria sayuran yang layak
status gizi balita dan cara membersihkan sayuran untuk menu balita.
status gizi balita. Pengetahuan yang baik seorang ibu dapat memilih dan
memberikan makan bagi balita baik dari segi kualitas dan kuantitas yang
52
dengan angka kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh seorang balita dapat
Status gizi balita tidak dapat terlepas dari pengetahuan gizi, dimana
gizi yang baik sangat ditentukan oleh asupan makanan dan pola makan
yang diberikan oleh ibu. Hasil penelitian Ima Nurapriyanti (2015) dan
asupan makanan, Edison, dkk (2016) terdapat hubungan antara pola makan
dengan status gizi, selain itu jenis makan memiliki hubungan yang erat
dengan status gizi balita (Damanik, 2015). Ibu yang memiliki pengetahuan
yang baik tentang gizi dapat memberikan jenis makanan yang memiliki
Status gizi balita juga berhubungan dengan pengetahuan ibu, hal ini
53
gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi tau kemampuan untuk
vitamin dalam menjaga status gizi balita dalam keadaan baik, penelitian ini
asupan energi dan protein yang cukup dapat menunjang pertumbuhan dan
secara langsung, meliputi asupan makanan dan infeksi, (2) Faktor yang
mengalami status gizi kurang lebih dipengaruhi oleh asupan makanan dan
infeksi.
54
dengan status gizi balita. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
signifikan antara pengetahuan gizi Ibu dengan status gizi balita. Hasil yang
sama juga ditunjukan oleh penelitian Febriyatna, dkk. (2017) pada anak
gizi balita ada pada kategori kurang. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh
dan umur.
55
ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh merupakan
infeksi ISPA. Jika tidak diimbangi dengan pola makan yang sehat dan
Yunianto, dkk (2021) Ada pengaruh riwayat sakit anak tiga bulan terakhir
memiliki riwayat diare memiliki gizi kurang hal ini dapat disebabkan oleh
56
banyak faktor diantaranya pemberian makanan pada balita, pemelihan
sumber air dan kualitas air, kebersihan tangan ibu, dan status gizi, dan
dengan kejadian diare, Saputri and Astuti (2019) ada hubungan antara
sumber air bersih dengan kejadian diare, Rimbawati and Surahman (2019)
ada hubungan antara kualitas fisik air dengan kejadian diare, penelitian
bermakna riwayat diare terhadap status gizi anak, Yuliantoro (2021) ada
hubungan antara riwayat diare dengan status gizi pada anak balita di
dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ketubuh dan yang
status gizi balita yang masuk dalam kategori baik sebanyak 68 orang dan
status gizi balita yang masuk dalam kategori kurang sebanyak 22 orang
(24,4%). Status gizi balita tidak dapat terlepas dari pengetahuan gizi,
dimana gizi yang baik sangat ditentukan oleh asupan makanan dan pola
57
makan yang diberikan oleh ibu. Hasil penelitian Ima Nurapriyanti (2015)
dan Lestari (2016) Faktor dominan yang mempengaruhi status gizi adalah
asupan makanan, Edison, dkk (2016) terdapat hubungan antara pola makan
dengan status gizi, selain itu jenis makan memiliki hubungan yang erat
dengan status gizi balita (Damanik, 2015). Ibu yang memiliki pengetahuan
yang baik tentang gizi dapat memberikan jenis makanan yang memiliki
Status gizi balita juga berhubungan dengan pengetahuan ibu, hal ini
secara langsung, meliputi asupan makanan dan infeksi, (2) Faktor yang
mengalami status gizi kurang lebih dipengaruhi oleh asupan makanan dan
infeksi.
58
Penelitian ini juga mendukung penelitian Silawati, dkk (2018) yang
59
BAB V
A. Simpulan
1. Umur ibu >22 tahun sebanyak 86 orang ( 95,6% ) dan umur ibu <22
5. Balita dengan status gizi baik sebanyak 68 orang ( 75,6% ) dan balita
B. Saran
pengetahuan tentang gizi yang baik bagi balita, agar balita tetap sehat,
diharapkan ibu – ibu balita agar selalu datang tepat waktu ke Posyandu.
2. Bagi Puskesmas
60
pentingnya gizi dan pemenuhan gizi bagi balita melalui kader-kader
penelitian ini.
61
DAFTAR PUSTAKA
A Nugroho, Kristiawan P., Bagus P. S Adi, Ria Angelina, Program Studi Gizi,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga, Uptd Puskesmas Bancak Kabupaten Semarang, and Program Studi
Ilmu Keperawatan. n.d. GAMBARAN STATUS GIZI KURANG DAN
KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA DI DESA BATUR,
KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG.
Afrisah, Kurnia, Chyka Febria, Kartika Mariyona, Program D. Studi, and
Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
n.d. “GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
STATUS GIZI PADA BALITA DI KENAGARIAN TANJUNG BUNGO
KECAMATAN SULIKI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA.”
Anggraeni, Lina Dewi, Yohana Riang Toby, and Sada Rasmada. 2021. “Analisis
Asupan Zat Gizi Terhadap Status Gizi Balita.” Faletehan Health Journal
8(02):92–101. doi: 10.33746/fhj.v8i02.191.
Budiana, Teguh Akbar, and Dedi Supriadi. 2021. “Hubungan Banyaknya Anggota
Keluarga, Pendidikan Orangtua Dan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Anak
Dengan Kejadian Berat Badan Kurang Pada Balita 24-59 Bulan Di
Puskesmas Cimahi Selatan.” Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health
Sciences Journal 12(1):38–50. doi: 10.34305/jikbh.v12i1.256.
Fadlillah, Ananda Putri, and Novera Herdiani. 2020. “Literature Review : Asupan
Energi Dan Protein Dengan Status Gizi Pada Balita.” National Conference
for Ummah 10.
Hartati, Susi, and Nurazila Nurazila. 2018. “Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru.” Jurnal
Endurance 3(2):400. doi: 10.22216/jen.v3i2.2962.
62
Khuriyah, N. 2017. “Hubungan Antara Riwayat Penyakit Ispa Dan Diare Dengan
Status Gizi Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwungu Kabupaten
Kudus.” Prosiding Hefa 1:306–12.
63
Putri, Maya S., Nova Kapantow, Shirley Kawengian, Kandidat Skripsi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Sam, Ratulangi Manado, and Bagian Gizi. 2015.
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN
STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN
LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW. Vol. 3. Mei-
Agustus.
Rimbawati, Yazika, and Andre Surahman. 2019. “Hubungan Sanitasi Lingkungan
Dengan Kejadian Diare Pada Balita.” Jurnal ’Aisyiyah Medika 4:189–98.
doi: 10.36729/jam.v4i0.337.
Saputri, Nurwinda, and Yuni Puji Astuti. 2019. “Hubungan Faktor Lingkungan
Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Bernung.” Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan 10(1):101. doi: 10.26751/jikk.v10i1.619.
Sari, Dyah Purnama, Siti Helmyati, Titi Nurma Sari, and Yayuk Hartriyanti. 2021.
“Hubungan Pengetahuan Dan Persepsi Ibu Tentang Status Gizi Anak Dengan
Perilaku Ibu Dalam Pemberian Makan Anak.” Journal of Nutrition College
10(2):140–48. doi: 10.14710/jnc.v10i2.30343.
Setyaningsih, Rahayu, and Diyono Diyono. 2020. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita.” KOSALA : Jurnal Ilmu
Kesehatan 8(2):63–70. doi: 10.37831/jik.v8i2.190.
Simbolon, Nagoklan, Magda Siringo-ringo, Megawati Manalu, and Keperawatan
STIKes Santa Elisabeth Medan. n.d. “Gambaran Pengetahuan Ibu Balita
Tentang Status Gizi Berdasarkan Karakteristik Tahun 2022.” doi:
10.52317/ehj.
Sitanggang, Tantri Wenny, and Yowsa Ibra Werdana. 2021. “Hubungan Tingkat
Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Terhadap Status
Gizi Balita.” Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro 4(1):41–50.
64