Farmakokinetik
Farmakokinetik
PENDAHULUAN
1
1. Mengetahui pengertian farmakokinetik.
2. Mengetahui fase-fase farmakokinetik.
3. Mengetahui parameter dalam farmakokinetik..
4. Mengetahui kegunaan dari farmakokinetik.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Difusi, zat melarut dalam lapisan lemak dari membran sel, contoh ion anorganik.
b. Secara aktif, artinya menggunakan energi.
Pengangkutan dilakukan dengan mengikat zat hidrofil (makromolekul atau ion) pada
enzim pengangkut spesifik. Setelah melalui membran, obat dilepaskan lagi. Cepatnya
penerusan tidak tergantung pada konsentrasi obat, contohnya: glukosa, asam amino,
asam lemak, garam besi, vitamin B1, B2 dan B12.
2.2 Fase-fase farmakokinetik
Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib obat dalam
tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya (ADME). Obat yang masuk ke
dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umunya mengalami absorpsi, distribusi, dan
pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian dengan atau
tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh (Priyanto. 2010).
a. Absorbsi
Absorpsi adalah proses masuknya zat toksik dari tempatnya kedalam sirkulasi
sistemik (pembuluh darah). Kecepatan absorbsi obattergantung pada:
Kelarutan, zat toksik harus dapat melarut atau zat toksiknya sudah dalam bentuk
terlarut. Sehingga dari kecepatan melarut mempengaruhi kecepatan absorbsi.
Sirkulasi darah, zat toksik yang melalui sublingual akan lebih cepat diabsorbsi
dibanding subkutan, karena umumnya sirkulasi darah di subkutan lebih sedikit (jelek)
dibandingkan di sublingual.
Tempat absorbsi,zat toksik dapat diabsorbsi misalnya dikulit, membran mukosa, dan
usus halus. Zat toksik yang oral, absorbsi terjadi di usus halus karena luas
permukaannya. Jika zat toksik inhalasi, diabsorbsi sangat cepat karena epitelium
paru-paru juga sangat luas.
Penetrasi zat-zat melalui membran biologis dengan dua cara, yaitu:
Difusi pasif
Proses absorpsi karena perbedaan konsentrasi, dengan perjalanan obat terutama dari
tempat yang konsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah. Ketika obat
disirkulasikan, kosentarasi obat lebih tinggi di dalam darah daripada kosentrasi di
tubuh sel, jadi obat berpindah (dari pembuluh kapiler) ke dalam cairan disekitar sel
atau kedalam sel sendiri.Membran sel bersifat lipoid sehingga sangat permeabel
terhadap zat-zat yang larut dalam lemak. Makin besar afinitasnya untuk lemak dan
makin hidrofobik zat tersebut, makin cepat laju penetrasinya ke dalam membran yang
3
kaya lemak. Membran yang mengandung pori-pori berisi air atau saluran-saluran yang
dapat menyebabkan lewatnya air dan zat-zat yang tidak larut lemak, ukurannya
berbeda dari membran yang satu ke membran yang lainnya sehingga sifat
permeabilitas individual untukobat-obat tertentu dan zat-zat lainnya sangat khas.
4
Biotransformasi atau metabolisme ialah proses perubahan struktur kimia dari senyawa
toksik yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses ini molekul
senyawa toksik diubah menjadi lebih polar, artinya lebih mudah larut dalam air dan
kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal. Selain itu,
pada umumnya senyawa toksik menjadi inaktif, sehingga biotransformasi sangat
berperan dalam mengakhiri kerja toksik. Enzim yang berperan dalam biotransformasi
dapat dibedakan berdasarkan letaknya dalam sel, yakni enzim mikrosom yang
terdapat dalam retikulum endoplasma halus(yang pada isolasi in vitro membentuk
mikrosom), dan enzim non-mikrosom. Kedua macam enzim metabolisme ini terutama
terdapat dalam sel hati, tetapi juga terdapat di sel jaringan lain misalnya ginjal, paru,
epitel, saluran cerna, dan plasma.
d. Ekskresi
Zat toksik dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk
metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Ginjal merupakan organ
ekskresi yang terpenting. Ekskresi disini merupakan resultante dari 3 preoses, yakni
filtrasi di glomerulus, sekresi aktif di tubuli proksimal, dan rearbsorpsi pasif di tubuli
proksimal dan distal. Ekskresi toksik melalui ginjal menurun pada gangguan fungsi
ginjal karenabanyaknya zat toksikyang masuk. Ekskresi senyawa toksik juga terjadi
melalui keringat, liur, air mata, air susu, dan rambut, tetapi dalam jumlah yang relatif
kecil sekali sehingga tidak berarti dalam pengakhiran efek toksik. Rambut dapat
digunakan untuk menemukan logam toksik, misalnya arsen, pada kedokteran forensik.
5
Gambaranskematikperistiwaabsorpsi, metabolisme, danekskresidarisenyawa toksik (obat-
obat)setelahberbagairutepemberian(Cahyati, 1985)
6
c. Volume distribusi. Volume ditribusi menghubungkan jumlah zat toksik dalam tubuh
dengan konsentrasi zat toksik dalam darah atau plasma. Volume ditribusi dapat
ditetapkan berkenaan dengan darah, plasma atau air (zat toksik yang tidak terikat).
d. Obat.obat yang mempunyai volume distribusi yang sangat tinggi memiliki konsentrasi
zat lebih tinggi di dalam jaringan ekstravaskular. Tetapi ada beberapa bagian seperti
Central Nervous System atau otak yang memiliki akses lemah.
e. Waktu paruh. Adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah jumlah obat dalam
tubuh menjadi separuhnya selama eliminasi.Sementara organ eliminsi hanya dapat
membersihkan zat toksik dari darah bila ada kontak langsung dengan organ eliminasi
tersebut.
1. Bidang farmakologi
Farmakokinetikadapatmenerangkanmekanismekerjasuatuobatdalamtubuh,
khususnyauntukmengetahuisenyawa yang mana yang sebenarnyabekerjadalamtubuh;
apakahsenyawaasalnya, metabolitnyaataukedua-duanya. Data
kinetikaobatdalamtubuhsangatpentinguntukmenentukanhubunganantarakadar/jumlaho
batdalamtubuhdenganintensitasefek yang ditimbulkannya.
Dengandemikiandaerahkerjaefektifobat(therapeutic window) dapatditentukan
(Cahyati, 1985).
2. Bidang farmasiklinik
a) Untukmemilihroute pemberianobat yang paling tepat.
b) Dengancaraidentifikasifarmakokinetikadapatdihitungaturandosis yang
tepatuntuksetiapindividu(dosage regimenindividualization).
c) Data farmakokiketikasuatuobatdiperlukandalampenyusunanaturandosis yang
rasional.
d) Dapatmembantumenerangkanmekanismeinteraksiobat,
baikantaraobatdenganobatmaupunantaraobatdenganmakananatauminuman.
3. Bidangtoksikologi
Farmakokinetikadapatmembantumenemukansebab-
sebabterjadinyaefektoksikdaripemakaiansuatuobat.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan, bahwa:
Pengertian farmakokinetik
Farmakokinetik berasal dari bahasa Yunani “Farmako” yang artinya obat dan “Kinesis”
yang artinya perjalanan. Farmakokinetik menjelaskan tentang apa yang terjadi dengan
suatu zat di dalam organisme misalnya bagaimana perjalanan obat dalam tubuh. Dapat
pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajarikinetikaabsorpsi, distribusidaneliminasi
(yakni, ekskresidanmetabolisme) obat (Shargel& Yu, 1988)
padamanusiaatauhewandanmenggunakaninformasiiniuntukmeramalkanefekperubahan-
perubahandalamtakaran, rejimentakaran, rutepemberian,
dankeadaanfisiologispadapenimbunandandisposisiobat (Lachman, 1989).
8
Fase-fase dalam farmakokinetik
Adapun fase-fase dalam farmakokinetik, yaitu:
Absorbsi
Absorpsi adalah proses masuknya zat toksik dari tempatnya kedalam sirkulasi
sistemik (pembuluh darah).
Distribusi
Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah.
Selain tergantung dari aliran darah, distribusi obatjuga ditentukan oleh sifat
fisikokimianya.
Biotransformasi / Metabolisme
Biotransformasi atau metabolisme ialah proses perubahan struktur kimia dari
senyawa toksik yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses ini
molekul senyawa toksik diubah menjadi lebih polar, artinya lebih mudah larut dalam
air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal.
Ekskresi
Zat toksik dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk
metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Ginjal merupakan organ
ekskresi yang terpenting. Ekskresi disini merupakan resultante dari 3 preoses, yakni
filtrasi di glomerulus, sekresi aktif di tubuli proksimal, dan rearbsorpsi pasif di tubuli
proksimal dan distal.
Parameter dalam farmakokinetik
Parameter dalam farmakokinetik, antara lain:
a. Bioavailabilitas
b. Clearance
c. Volume distribusi
d. Zat toksik
e. Waktu paruh
Kegunaan farmakokinetik
Farmakokinetik mempunyai manfaat dalam beberapa bidang ilmu, antara lain:
Bidangfarmakologi
Farmakokinetikadapatmenerangkanmekanismekerjasuatuobatdalamtubuh,
khususnyauntukmengetahuisenyawa yang mana yang
sebenarnyabekerjadalamtubuh (Cahyati, 1985).
9
Bidangfarmasiklinik, dapat digunakan untuk:
Untukmemilihroute pemberianobat yang paling tepat.
Dengancaraidentifikasifarmakokinetikadapatdihitungaturandosis yang
tepatuntuksetiapindividu(dosage regimenindividualization).
Data farmakokiketikasuatuobatdiperlukandalampenyusunanaturandosis
yang rasional.
Dapatmembantumenerangkanmekanismeinteraksiobat,
baikantaraobatdenganobatmaupunantaraobatdenganmakananatauminuman.
Bidangtoksikologi
Farmakokinetikadapatmembantumenemukansebab-
sebabterjadinyaefektoksikdaripemakaiansuatuobat.
3.1 Saran
Kita harus lebih berhati-hati akan bahaya toksik di lingkungan. Hindari sebisa
mungkin, agar zat toksik dalam bentuk apapun tidak masuk kedalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://jimipositron.blogspot.co.id/2012/09/transport-obat-melalui-membran-sel.html
10