Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA

SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Asuhan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek
keperawatan kepada keluarga. Untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
tersebut dengan menggunakan pendekatan proses perawatan.
Keluarga dengan anak usia sekolah adalah tahapan keluarga yang dimulai sejak anak pertama
berusia 6 tahun dan masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun yaitu awal masa remaja.

B. Tujuan
ujuan umum : ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
ujuan khusus :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
3. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
mempunyai gangguan fisik dan atau yang membutuhkan bantuan atau asuhan keperawatan.
4. Memelihara lingkungan (fisik, psikis, sosial) sehingga dapat menunjang peningkatan
kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada dimasyarakat, misalnya puskesmas, pustu,
kartu berobat orang miskin (KS) dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

C. Sasaran
Sasaran dari asuhan keperawatan keluarga dengan anak sekolah adalah keluarga-keluarga
dengan anak sekolah yang rawan kesehatan, yang
mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan.

D. Persiapan Pemberian Askep


Persiapan dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga adalah :
1. Menetapkan keluarga sasaran yang akan dikunjungi serta menentukan kasus-kasus yang perlu
ditindak lanjuti.
2. Menetapkan jadwal kunjungan :
a. Membuat jadwal kunjungan
b. Membuat kesepakatan dengan keluarga tentang jadwal kunjungan.
3. Menyiapkan perlengkapan lapangan
Menyiapkan perlengkapan lapangan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan antara lain :
a. Mempelajari riwayat penyakit klien dari status / rekam kesehatan kelurga dan pencatatan lain yang
ada dengan klien tersebut.
b. Membuat catatan singkat tentang permasalahan klien dan keluarga sebagai dasar pengkajian lebih
lanjut di keluarga.
c. Formulir atau catatan pengkajian keluarga dan catatan lain yang diperlukan.
d. Alat bantu penyuluhan

Dalam pelaksanaan kunjungan keluarga sasaran kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
1. Menciptakan suasana/hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga
2. Menggunakan bahasa yang sederhana
3. Memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
4. Menginformasikan tujuan kunjungan serta meyakinkan keluarga bahwa kedatangan
perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
dikeluarga.

BAB II
KAJIAN TEORITIS

Pada tahap keluarga dengan anak sekolah umumnya keluarga mencapai jumlah anggota
keluarga yang maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing
anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Untuk itu keluarga perlu bekerjasama untuk mencapai
tugas perkembangan. Pada tahap ini juga keluarga perlu belajar berpisah dengan anak, memberi
kasempatan pada anak untuk bersosialisasi baik dengan aktivitas di sekolah maupun di rumah.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut Friedman ,1998 adalah :
1. Mensosialisasikan anak, meningkatkan prestasi sekolah dan memupuk hubungan dengan teman
sebaya.
2. Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
Cara mencapai tugas perkembangan adalah :
1. Beri motivasi belajar kepada anak
2. Meningkatkan komunikasi terbuka dan mendukung hubungan suami istri
3. Mengajarkan dan membiasakan hidup sehat.
Penyimpangan-pemyimpangan yang lazim ditemukan pada kelurga dengan anak usia
sekolah ini diantaranya menurunnya prestasi sekolah, kesulitan belajar pada 10-30 % anak, anak
tidak mampu bersosialisasi, dapat terjadi perceraian, munculnya masalah kesehatan seperti
gangguan penglihatan, pendengaran dan pernafasan dan terjadinya penyelesaian sekolah.
Masalah-masalah kesehatan yang sering muncul pada keluarga dengan anak usia sekolah
adalah :
1. Kecelakaan
2. Influenza
3. Pneumonia
4. Malnutrisi
5. Gangguan gigi

Masalah yang sering terjadi yaitu:


1. Sulit makan
2. Tidur berjalan atau berbicara
3. Motivasi belajar menurun
4. Berbohong
5. Mencuri
6. Fobia sekolah
7. Masturbasi
8. Kebersihan kurang
9. Enueresis/enkoporesis

TUMOR PAYUDARA

Definisi :
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari
kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. ( Syamsuhidayat , 1999)

Kanker payudara adalah suatu keganasan dari jaringan epitel payudara yang masih belum jelas
etiologinya, tetapi virus, faktor lingkungan, hormonal, familial semuanya berkaitan dengan faktor
resiko terjadinya tumor. (Sylvia Anderson.P, 1995 :1142)

Etiologi :
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya serangkaian faktor
hormanal, genetik dan lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini.
Faktor Resiko kanker payudara mencangkup :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari
wanita dengan kanker payudara.
3. Menarche dini, sebelum usia 12 tahun.
4. Nullipara (tidak punya anak) dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.
5. Menopause pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan tehadap radio ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun.
8. Obesitas
9. Pengguna kontrasepsi oral
10. Terapi pengganti hormon, seperti estrogen
11. Masukan alkohol, angka kejadian meningkat jika dikonsumsi secara teratur.

Manifestasi Klinik
Tidak ada keluhan spesifik yang menunjukkan adanya kanker dini selama beberapa tahun.
Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri, dan tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan
sehari-hari. Juga dalam hal pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Yayasan kanker Amerika ( American Cancer Asociety) mengemukakan tanda dan gejala yang
mungkin disebabkan oleh kanker, namun tanda ini bukan merupakan tanda atau gejala dini dari
kanker itu sendiri. Tanda itu disebut “7 danger signals CAUTION “ . Yayasan kanker Indonesia
menggunakan kata WASPADA untuk tanda yang perlu dicurigai.
C = change in bimel or bladder habit
A = a sore that does not heal
U = unusual bleeding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficulty in swallowing
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness

W = waktu buang air besar atau buang air kecil, ada gangguan atau perubahan kebiasaan
A = alat cerna terganggu atau sulit menelan
S = suara serak atau batuk yang tidak sembuh-sembuh
P = payudara atau bagian lain memperlihatkan benjolan
A = andeng-andeng yang berubah sifat, makin besar dan gatal
D = darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
A = adanya koreng atau borok yang tidak mau sembuh

Kanker payudara dapat terjadi pada bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas
terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Kanker
payudara pada umumnya terjadi pada sebelah kiri, tidak menimbulkan rasa nyeri, terfiksasi dan
keras dengan batas yang tidak teratur. Nyeri menyebar atau nyeri tekan pada waktu menstruasi
biasanya jinak, tapi nyeri yang dapat dilokalisasi berhubungan dengan kanker payudara pada kasus
yang lebih lanjut.
Peau d’ orange -kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfatik dalam lapisan
dermal- dapat terjadi pada keadaan lanjut, begitu juga dengan retraksi putting susu, dan lesi
terfiksasi pada dinding dada.
Tahapan kanker payudara :
o Tahapan I terdiri atas tumor kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi
adanya metastasis.
o Tahapan II terdiri dari tumor yang lebih besar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, dengan nodus
limfe tidak terfisasi positif atau negatif dan tidak terdeksi adanya metastasis
o Tahapan III terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau dengan sembarang ukuran yang
menginvaginasi kulit, atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif pada area klavikula dan
tanpa adanya bukti metastasis.
o Tahapan IV terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran,dengan nodus limfe normal atau kankreosa
dan adanya metastasis jauh.

Tipe Kanker Payudara


o Karsinoma dukta menginfiltrasi adalah tipe histologi yang sangat umum, 75% dari semua jenis
kanker payudara, sangat jelas karena keras saat dipalpasi, melibatkan nodus aksila bermetastasis
ke tulang, paru, hepar atau otak dan prognosisnya lebih buruk.
o Karsinoma lobular menginfiltrasi, jarang terjadi, biasa terjadi pada suatu area penebalan yang tidak
baik pada payudara. Bersifat multisentris terjadi penebalan pada beberapa area pada salah satu atau
kedua payudara. Juga melibatkan nodus aksila dan bermetastasis ke permukaan meningeal atau ke
tempat-tempat tidak lazim.
o Karsinoma medula, tumbuh dalam kapsul di dalam duktus. Dapat menjadi besar tetapi meluas
dengan lambat, sehingga prognosisnya lebih baik.
o Kanker musinus, penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat.
o Kanker dukta- tubular jarang sekali, metastasis ke aksila tidak lazim, maka prognosisnya sangat baik.
o Karsinoma inflamantori adalah tipe kanker payudara yang jarang dan menimbulkan gejala yang
berbeda dengan kanker payudara yang lain. Tumor setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri sekali,
payudara secara abnormal keras dan membesar. Kulit diatas tumor ini merah dan agak hitam, sering
terjadi edema dan retraksi putting. Gejala-gejala ini cepat berkembang memburuk dan mendorong
penderita mencari bantuan medis. Penyakit dapat menyebar dengan cepat pada bagian tubuh lain.
Preparat kemoterapi berperan dalam pengendalian penyakit ini disamping radiasi dan pembedahan.

Prognosa ditentukan oleh ukuran tumor, nadus limfe yang terkena, bukti-bukti metastasis, tipe
histologi, adanya reseptor protein estrogen dan progesteron yang menandakan retensi kontrol
pengatur epitelium mamaria, tingkat diferensiasi dari tumor dan laju proleferasi.
Pengobatan Kanker Payudara
o Pengobatan lokal
- Mastektomi
- Terapi radiasi
- Rekonstruksi
o Pengobatan sistemik
- Kemoterapi
- Terapi hormonal

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan melalui metode wawancara, observasi fasilitas rumah dan pemeriksaan
fisik yang dilakukan pada :
Hari/tanggal : Sabtu / 24 April dan 1 Mei 2004
Waktu : jam 10 – selesai
Tempat : Tabing- Padang

1. Data Umum
1. Nama Kepala keluarga (KK) : Bpk S
2. Alamat :Tabing, Padang
3. Pekerjaan Kepala keluarga : PNS
4. Pendidikan kepala kelurga :tamat SLTA
5. Komposisi keluarga
No Nama Jenis Hub dg KK Umur Pendidikan
Kelamin (Thn)
1 Ibu E Pr Istri 38 SLTA
2 An R Lk Anak 12 SLTP
3 An N Pr Anak 10 SD

12 th

Genogram :

6. Tipe keluarga : tradisional ; keluarga inti


u bangsa : Bpk S dan Ibu E keduanya berasal dari suku minang, dalam kebiasaan seharinya keluarga
mengkonsumsi masakan bersantan, sambal, disamping itu keluarga juga sering mengkonsumsi
makanan instant. Baik keluarga Bp S maupun keluarga Ibu E keduanya menggunakan bahasa
minang untuk berkomunikasi.Bp S dilahirkan di Padang , Ibu E di Pariaman sedangkan anak R dan
N di lahirkan Pekan Baru.
ma :Keluarga Bp S dan Ibu E mempunyai latar berlakang agama yang sama yaitu agama Islam. Rumah Bp
S tidak terlalu jauh dengan mesjid tapi Baik Bp S maupun Ibu E jarang pergi sholat berjamaah.
Anak N mengaji di mesjid tersebut, An R tidak.
s Ekonomi keluarga
Ibu E mengatakan pendapatan keluarganya perbulan ± Rp 3.000.000. Perbulannya dengan
pegeluaran ± Rp 2.600.000, Bp S dan Ibu E sama-sama bekerja. Pendapatan itu selain digunakan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga juga untuk membiayai orang tua perempuan mereka masing-
masing sisanya untuk keperluan tak terduga dan tabungan. Barang-barang yang dimiliki oleh
lekuarga adalah televisi , VCD, kompor gas, kipas angin, magic com, kulkas, komputer, mobil, dan
motor.
10. Aktivitas rekreasi keluarga.
Ibu E mengatakan bahwa mereka sekeluarga menyediakan waktu 1x seminggu untuk
berlibur.Aktivitas makan bersama dan nonton TV bersama dilakukan setiap hari tapi hanya pada
malam hari sebab Ibu E dan Bp S bekerja. Sedangkan Anak R dan E pada siang harinya sepulang
sekolah berada dirumah orang tua Bp S, sore hari baru dijemput oleh BP S.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Bp S dan Ibu E menikah pada tahun 1990 dan mempunyai 2 orang anak, dengan tertua berusia 12
tahun dan anak kedua berusia 10 tahun, oleh karena itu keluarga Bp S termasuk kepada keluarga
dengan anak usia sekolah.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut Friedman ,1998 adalah :
1. Mensosialisasikan anak, meningkatkan prestasi sekolah dan memupuk hubungan dengan teman
sebaya.
2. Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Ibu E mengatakan bahwa semua tahap perkembangan keluarganya sudah terpenuhi.
at Keluarga Inti
Ibu E mengatakan bahwa Bp S dan dia menikah setelah berpacaran selama I tahun. Selain itu ibu E
dan Bp S tidak mempunyai riwayat masalah kesehatan.
14. Riwayat keluar sebelumnya
Baik keluarga Bp S maunpu Ibu E masing-masingnya mempunyai riwayat penyakit dahulu, dimana
orang tua laki-laki Bp S meninggal karena Liver dan ibunya mempunyai riwayat hipertensi. Dan
orang tua laki-laki ibu E meninggal karena penyakit jantung, tetapi ibunya tidak punya riwayat
penyakit.

III. Pengkajian Lingkungan


15. Karakteristik rumah
o Status pemilikan : rumah sendiri
o Luas rumah : 10 x 10 meter, permanen
Jumlah ruangan : 9 ( ruang tamu, 3 kamar tidur, ruang keluarga, dapur, ruang makan, kamar mandi,
garasi)
Jumlah jendela : 7 buah denga jeruji dan diatas jendela terdapat ventilasi udara yang sudah cukup,
sehingga pertukaran udara dapat berangsung baik.
Pemanfaatan ruangan : sangat baik dimana beberapa ruangan telah digunakan sesuia dengan fungsinya dan
perabotan rumah tangga banyak dan semuanya tersusun rapi.
Jenis septik tank : permanen ( dibuat dengan jarak 8 meter dari sumber air )
sumber air yang digunakan : PDAM dan sumur gali
Denah rumah
o Dapur dilengkapi dengan fasilitas untuk memasak seperti kompor gas, magic com, klukas, dispencer,
dll. Sanitasi dapur baik, namun jarang dipakai sebab kelurga ini sering belanja diluar. Apalagi siang
hari Anak R dan E berada di rumah neneknya.
o Halaman rumah tidak begitu luas ,yang ada hanya satu buah pohon saus dan bunga yang ditanam
didalam pot.
o Pasokan air untuk dapur dan kamar mandi cukup, fasilitas kamar mandi seperti bak mandi, sabun,
handuk, tersedia.
o Masing-masing anak mempunyai kamar sendiri-sendiri.
16. Karakteristik Komunitas RW dan Tetangga
Karakteristik keluarga disekitar rumah heterogen. Tipe komunitasnya yaitu komunitas kota
dimana bangunan rumah cukup padat dan bersifat permanen. Kesibukkan setiap anggota
masyarakat disitu menyebabkan siang hari lingkungan itu sepi dan baru ramai pada sore hari. Sekali
dalam sebulan Ibu-ibu disitu mengadakan arisan RT yang dilakukan secara bergantian dirumah
penduduk.

17. Mobilitas Geografi Keluarga


Keluarga Bp S sudah tinggal dilingkungan itu sejak mereka baru menikah, tapi dalam tahun
yang sama Bp S dimutasikan ke Pekan Baru dan sejak itu mereka tinggal di Pekan baru. Tahun 2001
Bp S pindah lagi ke Padang dan menempati lagi rumah mereka. Kedua anak Bp S lahir di Pekan
Baru. Anak R dan E mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya sekarang sehingga ia
bisa berinteraksi dengan anak-anak seusianya, walaupun hanya pada sore hari.

18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Perkumpulan masyarakat di daerah itu dilakukan sekali dalam sebulan yaitu berupa kegiatan
arisan RT. Arisan itu dilakukan secara bergiliran dirumah anggota arisan.
19. Sistem Pendukung Keluarga
Ibu E mengatakan dirumahnya tersedia kotak P3K dan beberapa obat-obatan yang bisa
digunakan bila anggota keluarga sakit ringan, namun bila sakit itu tidak bisa diatasi mereka
langsung pergi ketempat pratek Dokter. Mereka jarang bahkan tidak pernah pergi berobat ke
fasilitas kesekatan pemerintah/menggukan kartu Askes yang mereka miliki. Keluarga juga
mempunyai tabungan yang bisa digunakan sewaktu-waktu jika salah satu anggota keluarga
membutuhkannya untuk biaya pengobatan/perawatan.

IV. Stuktur Keluarga


20. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga ini bersifat terbuka dimana setiap masalah yang muncul selalu
didiskusikan. Karena masing-masing kelurga punya kesibukkan yang berbeda pada siang hari, maka
komunikasi dilakukan melalui handphone. Baik antara Bp S, Ibu E maupun dengan anak R dan E.

21. Struktur kekuatan keluarga


o Finansial : Ibu E setiap bulannya menganggarkan dana untuk masing-masing keperluan, seperti
kebutuhan pokok(sandang), biaya listrik, telephon, biaya sekolah anak, biaya tidak terduga dan lain-
lain.
o Sosial : Untuk memutuskan kemana akan pergi berekreasi biasanya dilakukan secara diskusi, dimana
Bp S selalu menanyakan keinginan anaknya dan kemudian ia pertimbangkan dan putuskan.
o Keputusan : Bp S memegang kendali rumah tangga dan mencari nafkah utama untuk keluarga
disamping Ibu E. Bp S jika menyuruh anaknya selalu dengan perintah halus.

22. Struktur Peran (Formal dan Informal)


Peran Bp S dikeluarganya sebagai kepala keluarga dan suami sedangkan Ibu E sebagai istri dan
Ibu dari anak-anaknya. Sementara di masyarakat dia sebagai bendahara RT dan Ibu E anggota
arisan di lingkungan itu. Peran anak R dan N sebagai anak dalam keluarga dan sebagai siswa/i
disekolahnya. Tidak ada konflik pada peran masing-masing.

23. Nilai dan Norma Keluarga.


Keluarga menganut nilai dan norma yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat,
contoh mengajari anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua, minta izin dan membaca salam
jika akan meninggalkan rumah.

V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif
Ibu E mengatakan ia bahagia dengan pernikahannya saat ini. Ia memandang dirinya sebagai
istri dan berusaha memberikan kasih sayang kepada anak dan suaminya. Sedangkan Bp S menurut
Ibu S bahwa suaminya mampu membahagiakannya dan anak-anaknya serta mampu memenuhi
kebutuhan keluarga mereka. Dalam mengatur anak R dan N dominasi Ibu E lebih besar dari pada Bp
S kendatipun keduanya sama-sama sibuk dengan aktivitas kantor. Bp S orangnya humoris tetapi bila
Bp sudah bicara dengan nada tinggi berarti ia sedang marah, ada sesuatu yang tidak disukai ia sukai
misalnya atas prilaku anak-anaknya. Anak R dan S sangat mengerti dengan karakter bapaknya itu.

25. Fungsi Sosialisasi


Ibu E mengatakan bahwa interaksi antara keluarga cukup baik, mereka saling mengungkapkan
apa yang mereka inginkan. Anggota keluarga selalu berusaha untuk mematuhi norma yang ada
menerapkan disiplin dalam semua hal, memberikan asuhan maksimal terhadap fungsi sosialisasi
kepada anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Hanya saja Bp S agak membatasi anaknya
untuk pergi bermain ke tempat-tempat yang jauh dari rumah, tapi ia tidak melarang bermain
dengan siapa saja. Disamping itu An R dan N biasanya diantar jemput ke sekolah oleh Bp S.

26. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga Bp S mampu menyediakan semua kebutuhan anggota keluarga, baik kebutuhan
makan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga menyatakan
sakit bila terjadi gangguan pada tubuh sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Ibu E mengatakan bahwa ada benjolan pada payudaranya sebelah kiri , yang kadang-kadang
terasa nyeri, hal ini ia rasakan sejak 4 bulan yang lalu. Hal ini membuat Ibu E menjadi cemas.
Menurut ibu nyeri berada pada skala 4. Namun Ibu E belum mau memeriksakan masalah yang satu
ini ke pelayanan kesehatan. Kondisi ini kadang mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Menurut Ibu E
benjolan itu merupakan semacam tumor dan bisa disebabkan oleh faktor keturunan dan makanan.
Bp S sudah mencoba mengajak untuk diperiksakan, tapi tetap saja belum diperiksakan.
Kendatipun keluarga telah berusaha untuk menerapkan disiplin dalam semua hal, tapi untuk
masalah makan itu belum terlaksana, dimana anak R bisa makan 5-6 kali sehari dengan porsi yang
sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhannya. Tinggi badannya 150 cm, berat 62 kg. Ibu E
mengatakan anak R sempat menangis dilarang makan ibu Bp S. Aktivitas anak R terbatas ia agak
pemalas, lebih senang tiduran sambil nonton TV baik itu dirumahnya sendiri maupun di rumah
neneknya.
Bekas-bekas luka lecet atau garukan banyak ditemukan pada kaki dan tangan An N. Luka
tersebut pada umumnya merupakan bekas gigitan serangga. Ibu E sudah membawanya ke dokter
namun setelah obat habis, kejadiaan itu akan terulang lagi. Menurut Ibu E ini disebabkan karena
reaksi hipersensitif /alergi yang ada pada anaknya.
Bp S tidak mempunyai keluhan dengan kesehatannya. Kalau sakit biasanya hanya berupa
pilek dan itupun jarang.
Keluarga ini punya kebiasaan menyimpan dan mengkonsumsi makanan instant seperti mie,
makanan kaleng. Ibu E jarang memasak mereka lebih sering beli makanan diluar.
Lingkungan dirumah mereka terawat dengan baik, karena pekarangannya sangat sempit sekali
hanya ada tanaman saus untuk mengurangi polusi, dan sejumlah bunbga yang di taman dalam pot
bunga.

27. Fungsi Reproduksi


Keluarga Bp S memiliki 2 orang anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Mereka mengatakan sudah
merasa cukup dengan 2 orang anak, tetapi jika Allah memberi mereka anak lagi mereka akan
menerimanya. Saat ini Ibu E memakai alat kontrasepsi oral/pil dan sudah dipakainya sejak
kelahiran anak kedua.

28. Fungsi Ekonomi


Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, Keluarga juga punya
simpanan yang bisa digunakan apabila ada keperluan yang mendesak.

VI. Stress dan Koping Keluarga


29. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
o Stresor Jangka Pendek
Ibu E merasa cemas dengan benjolan yang ada pada payudara kirinya, ia merasa takut untuk
dioperasi.
o Stressor Jangka Panjang
Keluarga Bp S tidak mempunyai stressor jangka panjang.

30. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Stressor / situasi


Untuk mengatasi cemasnya Ibu E biasanya melakukan kegiatan yang bisa membuat ia lupa,
seperti membaca majalah. Disamping itu ia juga menanyakannya kepada teman-temannya di kantor.

31. Strategi Koping Yang Digunakan


Dalam menghadapi masalah, keluarga selalu berusaha memecahkannnya secara bersama-
sama melalui diskusi dan mengambil keputusan dengan musyawarah.

32. Strategi Adaptasi Disfungsional


Keluarga tidak mempunyai adaptasi disfungsional dimana masalah dan konflik diatasi segera
melalui diskusi.

VII. Pemeriksaan Fisik


No Aspek Yang KLIEN
Dinilai Bp S Ibu E Anak R Anak N
1 Keadaan Umum TB : 170 cm TB 158cm TB : 150 cm TB:145 cm
BB: 65 kg BB : 53kg BB : 65kg BB 40 kg
Kepala Lurus, Lurus,hitam Lurus, Lurus,
- Rambut hitam, halus Halus dan hitam,halus hitam,halus
dan bersih bersih dan bersih dan bersih

- Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva


tdk anemis, tdk anemis, tdk anemis, tdk anemis,
sklera tdk sklera tdk sklera tdk sklera tdk
ikhterik, ikhterik, ikterik, ikterik,
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
baik normal normal normal

- Telinga Pendengaran Pendengaran Pendengaran Pendengaran


baik, baik, baik, baik,
serumen (-) serumen (-) serumen (-) serumen (-)

- Hidung Sekret (-), Sekret (-), Sekret (-), Sekret (-),


Konka Konka Konka Konka
nasalis pink, nasalis pink, nasalis pink, nasalis pink,
sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-),
polip (-), polip (-) polip (-) polip (-)
penciuman penciuman penciuman penciuman
baik baik baik baik

- Mulut Mulut Mulut Mulut Mulut


bersih, bersih, bersih, bersih,
mukosa mukosa mukosa mukosa
tidak kering, tidak kering, tidak kering, tidak kering,
lidah bersih, lidah bersih, lidah bersih, lidah bersih,
gigi cukup, gigi cukup, gigi cukup, gigi cukup,
caries dentis caries dentis caries dentis caries dentis
(-) (-) (-) (-) gingivitis
ginbgivitis ginbgivitis ginggivitis (-)
(-) (-) (-)

- Kulit bersih, bersih, bersih, bersih,


turgor baik turgor baik turgor baik turgor baik

2 Leher kelenjer kelenjer kelenjer kelenjer


tiroid, tiroid, tiroid, tiroid,
bengkak (-) bengkak (-) bengkak (-) bengkak (-)

3 Payudara Dada Dada Dada Dada


simetris tdk simetris, ada simetris,tdk simetris,
ada benjolan ada pembeng-
pembeng- dengan pembeng- kakan (+)
kakan sebesar kakan
kelereng
pada
payudara
kiri kuadran
kiri atas,

4 Sistem Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas


pernafasan vesikuler, vesikuler, vesikuler, vesikuler,
frekuensi 20 frekuensi 20 frekuensi 20 frekuensi 20
x /mnt,Rh (- x /mnt,Rh (- x /mnt,Rh (- x /mnt,Rh (-
), Wh (-) ), Wh (-) ), Wh (-) ), Wh (-)

5 Sistem TD 130/76 TD 126/80 Nadi 80 x/ Nadi 80 x/


kardiovaskuler mmHg, nadi mmHg , mnt, irama mnt, irama
72x/ mnt, nadi 80x/ jtg teratur, jtg teratur,
irama mnt,irama bising (-) bising (-)
teratur, teratur,
bising (-) bising (-)

6 Sistem GIT Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus
(+), BAB 2x (+), BAB 1x (+), BAB 2x (+), BAB 2x
shr, asites (- shr, asites (- shr, asites (- shr, asites (-
), tdk ada ), tdk ada ), tdk ada ), tdk ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran

7 Sistem Normal, Normal, Normal, Normal,


genitourinaria BAK lancar BAK lancar BAK lancar BAK lancar

8. Sistem Muskulo Ekstremitas Ekstremitas Ekstremitas Ekstremitas


skeletal atas dan atas dan atas dan atas dan
bawah bawah bawah bawah
berfungsi berfungsi berfungsi berfungsi
- dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik

VIII. Harapan Keluarga


Pada akhir pertemuan Ibu E berharap dengan kedatangan mahasiswa ia mengetahui tentang
Ca mammae sehingga bisa memutuskan apa yang harus ia lakukan terhadap dirinya dan bisa
menambah pengetahuan baginya.

B. Analisa Data
No Data Masalah Diagnosa
1 DS: Cemas Cemas pada Ibu E
Ibu E mengatakan keluarga Bp S
- ada benjolan pada berhubungan dengan
payudara kirinya KMK merawat anggota
- kadang-kadang ia keluarga dengan tumor
merasakan nyeri payudara
- memakai pil KB
- ia cemas akan adanya
benjolan itu, tapi ia juga
takut untuk menanyakan
nya ke dokter
DO :
- benjolan (+) pada payudara
kiri kuadran kiri atas
- nyeri (+), skala 4
- Ibu menggunakan pil KB
- Keluarga sering
mengkonsumsi makanan
instant
- Ibu cemas akan kondisinya

DO :
Ibu E mengatakan bahwa:
- Anak R bisa menghabiskan
2. makanan 5 porsi perhari Resiko Resiko gangguan
ditambah makanan cemilan gangguan konsep diri pada An
yg lain. konsep diri R keluarga Bp S
- Anak R tidak punya berhubungan dengan
pantangan dengan KMK merawat anggota
makanan, keluarga dengan
- Anak R lebih suka tidur perubahan nutrisi lebih
sambil nonton televisi baik dari kebutuhan tubuh.
dirumah sendiri maupun
dirumah neneknya, ia
jarang bermain keluar
rumah dengan alasan
malas, tapi jika temannya
menjemput baru ia keluar.
DS :
- TB 150 cm
- BB: 65 kg
- Anak R mengkonsumsi
makanan 5 porsi perhari
ditambah cemilan yang
lain.
- Anak R terlihat
aktivitasnya hanya nonton
dan tiduran, ia jarang
bermain keluar rumah.
- Anak R merasa mudah
lelah/ pemalas.

DS:
Ibu E mengatakan bahwa:
- kulit anak N mudah sekali
untuk terjadinya lecet,
misalnya gigitan serangga
- Dikaki dan tangannya
banyak ditemukan luka
3 bekas garukan Kerusakan Kerusakan integritas
- Anak N merasa risih integritas kulit kulit pada An N
dengan kondisi kakinya itu. keluarga Bp S
DO: berhubungan dengan
- Pada kaki dan tangan An N KMK merawat anggota
terdapat luka bekas keluarga dengan luka
garukan. lecet.
- An N terlihat malu / risih
dengan kulitnya tersebut

Prioritas Masalah I
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 1
- tidak / kurang sehat 3 Apabila tidak diatasi
- Ancaman kesehatan 2 segera akan menyebabkan
- Keadaan sejahtera 1 perubahan proses keluarga

2 Kemungkinan masalah 2
Masalah ini mudah untuk
dapat dirubah 2 dirubah dengan memberikan
- mudah 1 penjelasan kepada Ibu E
- sebagian 0
- tidak dapat

3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Masalah sebenarnya bisa
- Cukup 1 dicegah tetapi Ibu E orangnya
- Rendah pencemas.
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga menganggap
masalah harus segera diatasi
ditangani 0 karena dapat meyebabkan hal
- Masalah tidak yang lebih fatal
dirasakan

1. Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3


2. Kemungkunan masalah dapat diubah : 2/2 x 2 = 2
3. Poternsial masalah untuk dicegah : 2/3 x 1 = 2/3
4. Menonjolnya Masalah : 2/2 x 1 = 1
Total =4 1/3
Prioritas Masalah II
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 1 Apabila perubahan nutrisi
- tidak / kurang sehat 3 tidak ditangani akan terjadi
- Ancaman kesehatan 2 keadaan yang lebih buruk
- Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah 2 Kemungkinan masalah dapat


dapat dirubah 2 diubah karena adanya
- mudah dukungan, motivasi
1
- sebagian 0 serta sarana dan prasarana
- tidak dapat yang memadai

3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Potensial masalah untuk di
- Cukup 1 cegah cukup karena An R
- Rendah suka makan.
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga tidak merasakan itu
ditangani sebagai suatu masalah
0
- Masalah tidak
dirasakan

1. Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1


2. Kemungkunan masalah dapat diubah :½x2 =1
3. Poternsial masalah untuk dicegah : 2/3 x 1 = 2/3
4. Menonjolnya Masalah : 0/2 x 1 = 0
Total = 2 2/3
Prioritas Masalah III
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 1
- tidak / kurang sehat 3 Luka lecet yang terjadi sudah
- Ancaman kesehatan 2 menyebabkan terjadinya
- Keadaan sejahtera 1 kerusakan integritas kulit pada
An N
2 Kemungkinan masalah 2
Kemungkinan untuk diubah
dapat dirubah 2 sebagian, bila dilakukan
- mudah 1 perawatan yang adekuat
- sebagian 0 terhadap luka lecet yang
- tidak dapat dialami An N

3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Potensial masalah untuk
- Cukup 1 diubah cukup berhubungan
- Rendah dengan tahap tum-bang An N
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga menganggap
ditangani 0 masalah ada dan harus regera
- Masalah tidak ditangani.
dirasakan

1. Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1


2. Kemungkunan masalah dapat diubah :½x2 =1
3. Poternsial masalah untuk dicegah : 2/3 x 1 = 2/3
4. Menonjolnya Masalah : 2/2 x 1 = 1
Total =3 2/3
Dari prioritas masalah diperoleh urutan masalah yang akan diintervensi adalah :
1. Cemas pada Ibu E keluarga Bp S berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan
tumor payudara.
2. Kerusakan integritas kulit pada An N keluarga Bp S berhubungan dengan KMK merawat anggota
keluarga dengan lika lecet.
3. Resiko gangguan konsep diri pada An R keluarga Bp S berhubungan dengan KMK merawat anggota
keluarga dengan perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan

tubuh.
BAB IV
KESIMPULAN

Keluarga Bp S adalah keluarga dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah.
Tugas-tugas perkembangan keluarga saat ini sudah terpenuhi seluruhnya. Keluarga asal Bp S
mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu hipertensi, sedangkan Ibu E riwayat penyakit jantung.
Karakteristik rumah dan lingkungan tempat tinggal terawat dengan baik, keluarga BP S
mempunyai interaksi dan hubungan yang baik dengan tetangganya. Dalam menghadapi suatu
masalah keluarga Bp S mengutamakan penyelesaian secara diskusi, komunikasi dalam keluarga
bersifat dua arah, dan afektif power.

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Vol 2 . Jakarata : EGC

Price, Sylvia Anderson & Lorraine McCarty Wilson, 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Capernito, Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta EGC

Priscilla, Vetty, 2004. Catatan kuliah Anak Usia sekolah.

Kumpulan makalah pelatihan Asuhan keperawatan Keluarga, 2000. Jakarta:FIKUI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Asuhan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek
keperawatan kepada keluarga. Untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
tersebut dengan menggunakan pendekatan proses perawatan.
Keluarga dengan anak usia sekolah adalah tahapan keluarga yang dimulai sejak anak pertama
berusia 6 tahun dan masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun yaitu awal masa remaja.

B. Tujuan
ujuan umum : ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
ujuan khusus :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
3. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
mempunyai gangguan fisik dan atau yang membutuhkan bantuan atau asuhan keperawatan.
4. Memelihara lingkungan (fisik, psikis, sosial) sehingga dapat menunjang peningkatan
kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada dimasyarakat, misalnya puskesmas, pustu,
kartu berobat orang miskin (KS) dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

C. Sasaran
Sasaran dari asuhan keperawatan keluarga dengan anak sekolah adalah keluarga-keluarga
dengan anak sekolah yang rawan kesehatan, yang
mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan.

D. Persiapan Pemberian Askep


Persiapan dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga adalah :
1. Menetapkan keluarga sasaran yang akan dikunjungi serta menentukan kasus-kasus yang perlu
ditindak lanjuti.
2. Menetapkan jadwal kunjungan :
a. Membuat jadwal kunjungan
b. Membuat kesepakatan dengan keluarga tentang jadwal kunjungan.
3. Menyiapkan perlengkapan lapangan
Menyiapkan perlengkapan lapangan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan antara lain :
a. Mempelajari riwayat penyakit klien dari status / rekam kesehatan kelurga dan pencatatan lain yang
ada dengan klien tersebut.
b. Membuat catatan singkat tentang permasalahan klien dan keluarga sebagai dasar pengkajian lebih
lanjut di keluarga.
c. Formulir atau catatan pengkajian keluarga dan catatan lain yang diperlukan.
d. Alat bantu penyuluhan

Dalam pelaksanaan kunjungan keluarga sasaran kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
1. Menciptakan suasana/hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga
2. Menggunakan bahasa yang sederhana
3. Memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
4. Menginformasikan tujuan kunjungan serta meyakinkan keluarga bahwa kedatangan
perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
dikeluarga.

BAB II
KAJIAN TEORITIS

Pada tahap keluarga dengan anak sekolah umumnya keluarga mencapai jumlah anggota
keluarga yang maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing
anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Untuk itu keluarga perlu bekerjasama untuk mencapai
tugas perkembangan. Pada tahap ini juga keluarga perlu belajar berpisah dengan anak, memberi
kasempatan pada anak untuk bersosialisasi baik dengan aktivitas di sekolah maupun di rumah.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut Friedman ,1998 adalah :
1. Mensosialisasikan anak, meningkatkan prestasi sekolah dan memupuk hubungan dengan teman
sebaya.
2. Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
Cara mencapai tugas perkembangan adalah :
1. Beri motivasi belajar kepada anak
2. Meningkatkan komunikasi terbuka dan mendukung hubungan suami istri
3. Mengajarkan dan membiasakan hidup sehat.
Penyimpangan-pemyimpangan yang lazim ditemukan pada kelurga dengan anak usia
sekolah ini diantaranya menurunnya prestasi sekolah, kesulitan belajar pada 10-30 % anak, anak
tidak mampu bersosialisasi, dapat terjadi perceraian, munculnya masalah kesehatan seperti
gangguan penglihatan, pendengaran dan pernafasan dan terjadinya penyelesaian sekolah.
Masalah-masalah kesehatan yang sering muncul pada keluarga dengan anak usia sekolah
adalah :
1. Kecelakaan
2. Influenza
3. Pneumonia
4. Malnutrisi
5. Gangguan gigi

Masalah yang sering terjadi yaitu:


1. Sulit makan
2. Tidur berjalan atau berbicara
3. Motivasi belajar menurun
4. Berbohong
5. Mencuri
6. Fobia sekolah
7. Masturbasi
8. Kebersihan kurang
9. Enueresis/enkoporesis

TUMOR PAYUDARA

Definisi :
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari
kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. ( Syamsuhidayat , 1999)

Kanker payudara adalah suatu keganasan dari jaringan epitel payudara yang masih belum jelas
etiologinya, tetapi virus, faktor lingkungan, hormonal, familial semuanya berkaitan dengan faktor
resiko terjadinya tumor. (Sylvia Anderson.P, 1995 :1142)

Etiologi :
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya serangkaian faktor
hormanal, genetik dan lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini.
Faktor Resiko kanker payudara mencangkup :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari
wanita dengan kanker payudara.
3. Menarche dini, sebelum usia 12 tahun.
4. Nullipara (tidak punya anak) dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.
5. Menopause pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan tehadap radio ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun.
8. Obesitas
9. Pengguna kontrasepsi oral
10. Terapi pengganti hormon, seperti estrogen
11. Masukan alkohol, angka kejadian meningkat jika dikonsumsi secara teratur.

Manifestasi Klinik
Tidak ada keluhan spesifik yang menunjukkan adanya kanker dini selama beberapa tahun.
Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri, dan tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan
sehari-hari. Juga dalam hal pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Yayasan kanker Amerika ( American Cancer Asociety) mengemukakan tanda dan gejala yang
mungkin disebabkan oleh kanker, namun tanda ini bukan merupakan tanda atau gejala dini dari
kanker itu sendiri. Tanda itu disebut “7 danger signals CAUTION “ . Yayasan kanker Indonesia
menggunakan kata WASPADA untuk tanda yang perlu dicurigai.
C = change in bimel or bladder habit
A = a sore that does not heal
U = unusual bleeding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficulty in swallowing
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness

W = waktu buang air besar atau buang air kecil, ada gangguan atau perubahan kebiasaan
A = alat cerna terganggu atau sulit menelan
S = suara serak atau batuk yang tidak sembuh-sembuh
P = payudara atau bagian lain memperlihatkan benjolan
A = andeng-andeng yang berubah sifat, makin besar dan gatal
D = darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
A = adanya koreng atau borok yang tidak mau sembuh

Kanker payudara dapat terjadi pada bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas
terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Kanker
payudara pada umumnya terjadi pada sebelah kiri, tidak menimbulkan rasa nyeri, terfiksasi dan
keras dengan batas yang tidak teratur. Nyeri menyebar atau nyeri tekan pada waktu menstruasi
biasanya jinak, tapi nyeri yang dapat dilokalisasi berhubungan dengan kanker payudara pada kasus
yang lebih lanjut.
Peau d’ orange -kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfatik dalam lapisan
dermal- dapat terjadi pada keadaan lanjut, begitu juga dengan retraksi putting susu, dan lesi
terfiksasi pada dinding dada.

Tahapan kanker payudara :


o Tahapan I terdiri atas tumor kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi
adanya metastasis.
o Tahapan II terdiri dari tumor yang lebih besar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, dengan nodus
limfe tidak terfisasi positif atau negatif dan tidak terdeksi adanya metastasis
o Tahapan III terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau dengan sembarang ukuran yang
menginvaginasi kulit, atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif pada area klavikula dan
tanpa adanya bukti metastasis.
o Tahapan IV terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran,dengan nodus limfe normal atau kankreosa
dan adanya metastasis jauh.

Tipe Kanker Payudara


o Karsinoma dukta menginfiltrasi adalah tipe histologi yang sangat umum, 75% dari semua jenis
kanker payudara, sangat jelas karena keras saat dipalpasi, melibatkan nodus aksila bermetastasis
ke tulang, paru, hepar atau otak dan prognosisnya lebih buruk.
o Karsinoma lobular menginfiltrasi, jarang terjadi, biasa terjadi pada suatu area penebalan yang tidak
baik pada payudara. Bersifat multisentris terjadi penebalan pada beberapa area pada salah satu atau
kedua payudara. Juga melibatkan nodus aksila dan bermetastasis ke permukaan meningeal atau ke
tempat-tempat tidak lazim.
o Karsinoma medula, tumbuh dalam kapsul di dalam duktus. Dapat menjadi besar tetapi meluas
dengan lambat, sehingga prognosisnya lebih baik.
o Kanker musinus, penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat.
o Kanker dukta- tubular jarang sekali, metastasis ke aksila tidak lazim, maka prognosisnya sangat baik.
o Karsinoma inflamantori adalah tipe kanker payudara yang jarang dan menimbulkan gejala yang
berbeda dengan kanker payudara yang lain. Tumor setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri sekali,
payudara secara abnormal keras dan membesar. Kulit diatas tumor ini merah dan agak hitam, sering
terjadi edema dan retraksi putting. Gejala-gejala ini cepat berkembang memburuk dan mendorong
penderita mencari bantuan medis. Penyakit dapat menyebar dengan cepat pada bagian tubuh lain.
Preparat kemoterapi berperan dalam pengendalian penyakit ini disamping radiasi dan pembedahan.
Prognosa ditentukan oleh ukuran tumor, nadus limfe yang terkena, bukti-bukti metastasis, tipe
histologi, adanya reseptor protein estrogen dan progesteron yang menandakan retensi kontrol
pengatur epitelium mamaria, tingkat diferensiasi dari tumor dan laju proleferasi.

Pengobatan Kanker Payudara


o Pengobatan lokal
- Mastektomi
- Terapi radiasi
- Rekonstruksi
o Pengobatan sistemik
- Kemoterapi
- Terapi hormonal

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan melalui metode wawancara, observasi fasilitas rumah dan pemeriksaan
fisik yang dilakukan pada :
Hari/tanggal : Sabtu / 24 April dan 1 Mei 2004
Waktu : jam 10 – selesai
Tempat : Tabing- Padang

1. Data Umum
1. Nama Kepala keluarga (KK) : Bpk S
2. Alamat :Tabing, Padang
3. Pekerjaan Kepala keluarga : PNS
4. Pendidikan kepala kelurga :tamat SLTA
5. Komposisi keluarga
No Nama Jenis Hub dg KK Umur Pendidikan
Kelamin (Thn)
1 Ibu E Pr Istri 38 SLTA
2 An R Lk Anak 12 SLTP
3 An N Pr Anak 10 SD

12 th

Genogram

:
6. Tipe keluarga : tradisional ; keluarga inti
u bangsa : Bpk S dan Ibu E keduanya berasal dari suku minang, dalam kebiasaan seharinya keluarga
mengkonsumsi masakan bersantan, sambal, disamping itu keluarga juga sering mengkonsumsi
makanan instant. Baik keluarga Bp S maupun keluarga Ibu E keduanya menggunakan bahasa
minang untuk berkomunikasi.Bp S dilahirkan di Padang , Ibu E di Pariaman sedangkan anak R dan
N di lahirkan Pekan Baru.
ma :Keluarga Bp S dan Ibu E mempunyai latar berlakang agama yang sama yaitu agama Islam. Rumah Bp
S tidak terlalu jauh dengan mesjid tapi Baik Bp S maupun Ibu E jarang pergi sholat berjamaah.
Anak N mengaji di mesjid tersebut, An R tidak.
s Ekonomi keluarga
Ibu E mengatakan pendapatan keluarganya perbulan ± Rp 3.000.000. Perbulannya dengan
pegeluaran ± Rp 2.600.000, Bp S dan Ibu E sama-sama bekerja. Pendapatan itu selain digunakan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga juga untuk membiayai orang tua perempuan mereka masing-
masing sisanya untuk keperluan tak terduga dan tabungan. Barang-barang yang dimiliki oleh
lekuarga adalah televisi , VCD, kompor gas, kipas angin, magic com, kulkas, komputer, mobil, dan
motor.
10. Aktivitas rekreasi keluarga.
Ibu E mengatakan bahwa mereka sekeluarga menyediakan waktu 1x seminggu untuk
berlibur.Aktivitas makan bersama dan nonton TV bersama dilakukan setiap hari tapi hanya pada
malam hari sebab Ibu E dan Bp S bekerja. Sedangkan Anak R dan E pada siang harinya sepulang
sekolah berada dirumah orang tua Bp S, sore hari baru dijemput oleh BP S.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Bp S dan Ibu E menikah pada tahun 1990 dan mempunyai 2 orang anak, dengan tertua berusia 12
tahun dan anak kedua berusia 10 tahun, oleh karena itu keluarga Bp S termasuk kepada keluarga
dengan anak usia sekolah.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut Friedman ,1998 adalah :
1. Mensosialisasikan anak, meningkatkan prestasi sekolah dan memupuk hubungan dengan teman
sebaya.
2. Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Ibu E mengatakan bahwa semua tahap perkembangan keluarganya sudah terpenuhi.
at Keluarga Inti
Ibu E mengatakan bahwa Bp S dan dia menikah setelah berpacaran selama I tahun. Selain itu ibu E
dan Bp S tidak mempunyai riwayat masalah kesehatan.
14. Riwayat keluar sebelumnya
Baik keluarga Bp S maunpu Ibu E masing-masingnya mempunyai riwayat penyakit dahulu, dimana
orang tua laki-laki Bp S meninggal karena Liver dan ibunya mempunyai riwayat hipertensi. Dan
orang tua laki-laki ibu E meninggal karena penyakit jantung, tetapi ibunya tidak punya riwayat
penyakit.

III. Pengkajian Lingkungan


15. Karakteristik rumah
o Status pemilikan : rumah sendiri
o Luas rumah : 10 x 10 meter, permanen
Jumlah ruangan : 9 ( ruang tamu, 3 kamar tidur, ruang keluarga, dapur, ruang makan, kamar mandi,
garasi)
Jumlah jendela : 7 buah denga jeruji dan diatas jendela terdapat ventilasi udara yang sudah cukup,
sehingga pertukaran udara dapat berangsung baik.
Pemanfaatan ruangan : sangat baik dimana beberapa ruangan telah digunakan sesuia dengan fungsinya dan
perabotan rumah tangga banyak dan semuanya tersusun rapi.
Jenis septik tank : permanen ( dibuat dengan jarak 8 meter dari sumber air )
sumber air yang digunakan : PDAM dan sumur gali
Denah rumah
o Dapur dilengkapi dengan fasilitas untuk memasak seperti kompor gas, magic com, klukas, dispencer,
dll. Sanitasi dapur baik, namun jarang dipakai sebab kelurga ini sering belanja diluar. Apalagi siang
hari Anak R dan E berada di rumah neneknya.
o Halaman rumah tidak begitu luas ,yang ada hanya satu buah pohon saus dan bunga yang ditanam
didalam pot.
o Pasokan air untuk dapur dan kamar mandi cukup, fasilitas kamar mandi seperti bak mandi, sabun,
handuk, tersedia.
o Masing-masing anak mempunyai kamar sendiri-sendiri.
16. Karakteristik Komunitas RW dan Tetangga
Karakteristik keluarga disekitar rumah heterogen. Tipe komunitasnya yaitu komunitas kota
dimana bangunan rumah cukup padat dan bersifat permanen. Kesibukkan setiap anggota
masyarakat disitu menyebabkan siang hari lingkungan itu sepi dan baru ramai pada sore hari. Sekali
dalam sebulan Ibu-ibu disitu mengadakan arisan RT yang dilakukan secara bergantian dirumah
penduduk.

17. Mobilitas Geografi Keluarga


Keluarga Bp S sudah tinggal dilingkungan itu sejak mereka baru menikah, tapi dalam tahun
yang sama Bp S dimutasikan ke Pekan Baru dan sejak itu mereka tinggal di Pekan baru. Tahun 2001
Bp S pindah lagi ke Padang dan menempati lagi rumah mereka. Kedua anak Bp S lahir di Pekan
Baru. Anak R dan E mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya sekarang sehingga ia
bisa berinteraksi dengan anak-anak seusianya, walaupun hanya pada sore hari.

18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Perkumpulan masyarakat di daerah itu dilakukan sekali dalam sebulan yaitu berupa kegiatan
arisan RT. Arisan itu dilakukan secara bergiliran dirumah anggota arisan.

19. Sistem Pendukung Keluarga


Ibu E mengatakan dirumahnya tersedia kotak P3K dan beberapa obat-obatan yang bisa
digunakan bila anggota keluarga sakit ringan, namun bila sakit itu tidak bisa diatasi mereka
langsung pergi ketempat pratek Dokter. Mereka jarang bahkan tidak pernah pergi berobat ke
fasilitas kesekatan pemerintah/menggukan kartu Askes yang mereka miliki. Keluarga juga
mempunyai tabungan yang bisa digunakan sewaktu-waktu jika salah satu anggota keluarga
membutuhkannya untuk biaya pengobatan/perawatan.

IV. Stuktur Keluarga


20. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga ini bersifat terbuka dimana setiap masalah yang muncul selalu
didiskusikan. Karena masing-masing kelurga punya kesibukkan yang berbeda pada siang hari, maka
komunikasi dilakukan melalui handphone. Baik antara Bp S, Ibu E maupun dengan anak R dan E.

21. Struktur kekuatan keluarga


o Finansial : Ibu E setiap bulannya menganggarkan dana untuk masing-masing keperluan, seperti
kebutuhan pokok(sandang), biaya listrik, telephon, biaya sekolah anak, biaya tidak terduga dan lain-
lain.
o Sosial : Untuk memutuskan kemana akan pergi berekreasi biasanya dilakukan secara diskusi, dimana
Bp S selalu menanyakan keinginan anaknya dan kemudian ia pertimbangkan dan putuskan.
o Keputusan : Bp S memegang kendali rumah tangga dan mencari nafkah utama untuk keluarga
disamping Ibu E. Bp S jika menyuruh anaknya selalu dengan perintah halus.

22. Struktur Peran (Formal dan Informal)


Peran Bp S dikeluarganya sebagai kepala keluarga dan suami sedangkan Ibu E sebagai istri dan
Ibu dari anak-anaknya. Sementara di masyarakat dia sebagai bendahara RT dan Ibu E anggota
arisan di lingkungan itu. Peran anak R dan N sebagai anak dalam keluarga dan sebagai siswa/i
disekolahnya. Tidak ada konflik pada peran masing-masing.

23. Nilai dan Norma Keluarga.


Keluarga menganut nilai dan norma yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat,
contoh mengajari anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua, minta izin dan membaca salam
jika akan meninggalkan rumah.

V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif
Ibu E mengatakan ia bahagia dengan pernikahannya saat ini. Ia memandang dirinya sebagai
istri dan berusaha memberikan kasih sayang kepada anak dan suaminya. Sedangkan Bp S menurut
Ibu S bahwa suaminya mampu membahagiakannya dan anak-anaknya serta mampu memenuhi
kebutuhan keluarga mereka. Dalam mengatur anak R dan N dominasi Ibu E lebih besar dari pada Bp
S kendatipun keduanya sama-sama sibuk dengan aktivitas kantor. Bp S orangnya humoris tetapi bila
Bp sudah bicara dengan nada tinggi berarti ia sedang marah, ada sesuatu yang tidak disukai ia sukai
misalnya atas prilaku anak-anaknya. Anak R dan S sangat mengerti dengan karakter bapaknya itu.

25. Fungsi Sosialisasi


Ibu E mengatakan bahwa interaksi antara keluarga cukup baik, mereka saling mengungkapkan
apa yang mereka inginkan. Anggota keluarga selalu berusaha untuk mematuhi norma yang ada
menerapkan disiplin dalam semua hal, memberikan asuhan maksimal terhadap fungsi sosialisasi
kepada anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Hanya saja Bp S agak membatasi anaknya
untuk pergi bermain ke tempat-tempat yang jauh dari rumah, tapi ia tidak melarang bermain
dengan siapa saja. Disamping itu An R dan N biasanya diantar jemput ke sekolah oleh Bp S.

26. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga Bp S mampu menyediakan semua kebutuhan anggota keluarga, baik kebutuhan
makan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga menyatakan
sakit bila terjadi gangguan pada tubuh sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Ibu E mengatakan bahwa ada benjolan pada payudaranya sebelah kiri , yang kadang-kadang
terasa nyeri, hal ini ia rasakan sejak 4 bulan yang lalu. Hal ini membuat Ibu E menjadi cemas.
Menurut ibu nyeri berada pada skala 4. Namun Ibu E belum mau memeriksakan masalah yang satu
ini ke pelayanan kesehatan. Kondisi ini kadang mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Menurut Ibu E
benjolan itu merupakan semacam tumor dan bisa disebabkan oleh faktor keturunan dan makanan.
Bp S sudah mencoba mengajak untuk diperiksakan, tapi tetap saja belum diperiksakan.
Kendatipun keluarga telah berusaha untuk menerapkan disiplin dalam semua hal, tapi untuk
masalah makan itu belum terlaksana, dimana anak R bisa makan 5-6 kali sehari dengan porsi yang
sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhannya. Tinggi badannya 150 cm, berat 62 kg. Ibu E
mengatakan anak R sempat menangis dilarang makan ibu Bp S. Aktivitas anak R terbatas ia agak
pemalas, lebih senang tiduran sambil nonton TV baik itu dirumahnya sendiri maupun di rumah
neneknya.
Bekas-bekas luka lecet atau garukan banyak ditemukan pada kaki dan tangan An N. Luka
tersebut pada umumnya merupakan bekas gigitan serangga. Ibu E sudah membawanya ke dokter
namun setelah obat habis, kejadiaan itu akan terulang lagi. Menurut Ibu E ini disebabkan karena
reaksi hipersensitif /alergi yang ada pada anaknya.
Bp S tidak mempunyai keluhan dengan kesehatannya. Kalau sakit biasanya hanya berupa
pilek dan itupun jarang.
Keluarga ini punya kebiasaan menyimpan dan mengkonsumsi makanan instant seperti mie,
makanan kaleng. Ibu E jarang memasak mereka lebih sering beli makanan diluar.
Lingkungan dirumah mereka terawat dengan baik, karena pekarangannya sangat sempit sekali
hanya ada tanaman saus untuk mengurangi polusi, dan sejumlah bunbga yang di taman dalam pot
bunga.

27. Fungsi Reproduksi


Keluarga Bp S memiliki 2 orang anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Mereka mengatakan sudah
merasa cukup dengan 2 orang anak, tetapi jika Allah memberi mereka anak lagi mereka akan
menerimanya. Saat ini Ibu E memakai alat kontrasepsi oral/pil dan sudah dipakainya sejak
kelahiran anak kedua.

28. Fungsi Ekonomi


Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, Keluarga juga punya
simpanan yang bisa digunakan apabila ada keperluan yang mendesak.

VI. Stress dan Koping Keluarga


29. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
o Stresor Jangka Pendek
Ibu E merasa cemas dengan benjolan yang ada pada payudara kirinya, ia merasa takut untuk
dioperasi.
o Stressor Jangka Panjang
Keluarga Bp S tidak mempunyai stressor jangka panjang.

30. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Stressor / situasi


Untuk mengatasi cemasnya Ibu E biasanya melakukan kegiatan yang bisa membuat ia lupa,
seperti membaca majalah. Disamping itu ia juga menanyakannya kepada teman-temannya di kantor.

31. Strategi Koping Yang Digunakan


Dalam menghadapi masalah, keluarga selalu berusaha memecahkannnya secara bersama-
sama melalui diskusi dan mengambil keputusan dengan musyawarah.

32. Strategi Adaptasi Disfungsional


Keluarga tidak mempunyai adaptasi disfungsional dimana masalah dan konflik diatasi segera
melalui diskusi.

VII. Pemeriksaan Fisik


No Aspek Yang KLIEN
Dinilai Bp S Ibu E Anak R Anak N
1 Keadaan Umum TB : 170 cm TB 158cm TB : 150 cm TB:145 cm
BB: 65 kg BB : 53kg BB : 65kg BB 40 kg
Kepala Lurus, Lurus,hitam Lurus, Lurus,
- Rambut hitam, halus Halus dan hitam,halus hitam,halus
dan bersih bersih dan bersih dan bersih

- Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva


tdk anemis, tdk anemis, tdk anemis, tdk anemis,
sklera tdk sklera tdk sklera tdk sklera tdk
ikhterik, ikhterik, ikterik, ikterik,
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
baik normal normal normal

- Telinga Pendengaran Pendengaran Pendengaran Pendengaran


baik, baik, baik, baik,
serumen (-) serumen (-) serumen (-) serumen (-)

- Hidung Sekret (-), Sekret (-), Sekret (-), Sekret (-),


Konka Konka Konka Konka
nasalis pink, nasalis pink, nasalis pink, nasalis pink,
sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-),
polip (-), polip (-) polip (-) polip (-)
penciuman penciuman penciuman penciuman
baik baik baik baik

- Mulut Mulut Mulut Mulut Mulut


bersih, bersih, bersih, bersih,
mukosa mukosa mukosa mukosa
tidak kering, tidak kering, tidak kering, tidak kering,
lidah bersih, lidah bersih, lidah bersih, lidah bersih,
gigi cukup, gigi cukup, gigi cukup, gigi cukup,
caries dentis caries dentis caries dentis caries dentis
(-) (-) (-) (-) gingivitis
ginbgivitis ginbgivitis ginggivitis (-)
(-) (-) (-)

- Kulit bersih, bersih, bersih, bersih,


turgor baik turgor baik turgor baik turgor baik

2 Leher kelenjer kelenjer kelenjer kelenjer


tiroid, tiroid, tiroid, tiroid,
bengkak (-) bengkak (-) bengkak (-) bengkak (-)

3 Payudara Dada Dada Dada Dada


simetris tdk simetris, ada simetris,tdk simetris,
ada benjolan ada pembeng-
pembeng- dengan pembeng- kakan (+)
kakan sebesar kakan
kelereng
pada
payudara
kiri kuadran
kiri atas,

4 Sistem Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas


pernafasan vesikuler, vesikuler, vesikuler, vesikuler,
frekuensi 20 frekuensi 20 frekuensi 20 frekuensi 20
x /mnt,Rh (- x /mnt,Rh (- x /mnt,Rh (- x /mnt,Rh (-
), Wh (-) ), Wh (-) ), Wh (-) ), Wh (-)

5 Sistem TD 130/76 TD 126/80 Nadi 80 x/ Nadi 80 x/


kardiovaskuler mmHg, nadi mmHg , mnt, irama mnt, irama
72x/ mnt, nadi 80x/ jtg teratur, jtg teratur,
irama mnt,irama bising (-) bising (-)
teratur, teratur,
bising (-) bising (-)

6 Sistem GIT Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus
(+), BAB 2x (+), BAB 1x (+), BAB 2x (+), BAB 2x
shr, asites (- shr, asites (- shr, asites (- shr, asites (-
), tdk ada ), tdk ada ), tdk ada ), tdk ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran

7 Sistem Normal, Normal, Normal, Normal,


genitourinaria BAK lancar BAK lancar BAK lancar BAK lancar

8. Sistem Muskulo Ekstremitas Ekstremitas Ekstremitas Ekstremitas


skeletal atas dan atas dan atas dan atas dan
bawah bawah bawah bawah
berfungsi berfungsi berfungsi berfungsi
- dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik

VIII. Harapan Keluarga


Pada akhir pertemuan Ibu E berharap dengan kedatangan mahasiswa ia mengetahui tentang
Ca mammae sehingga bisa memutuskan apa yang harus ia lakukan terhadap dirinya dan bisa
menambah pengetahuan baginya.

B. Analisa Data
No Data Masalah Diagnosa
1 DS: Cemas Cemas pada Ibu E
Ibu E mengatakan keluarga Bp S
- ada benjolan pada berhubungan dengan
payudara kirinya KMK merawat anggota
- kadang-kadang ia keluarga dengan tumor
merasakan nyeri payudara
- memakai pil KB
- ia cemas akan adanya
benjolan itu, tapi ia juga
takut untuk menanyakan
nya ke dokter
DO :
- benjolan (+) pada payudara
kiri kuadran kiri atas
- nyeri (+), skala 4
- Ibu menggunakan pil KB
- Keluarga sering
mengkonsumsi makanan
instant
- Ibu cemas akan kondisinya

DO :
Ibu E mengatakan bahwa:
- Anak R bisa menghabiskan
2. makanan 5 porsi perhari Resiko Resiko gangguan
ditambah makanan cemilan gangguan konsep diri pada An
yg lain. konsep diri R keluarga Bp S
- Anak R tidak punya berhubungan dengan
pantangan dengan KMK merawat anggota
makanan, keluarga dengan
- Anak R lebih suka tidur perubahan nutrisi lebih
sambil nonton televisi baik dari kebutuhan tubuh.
dirumah sendiri maupun
dirumah neneknya, ia
jarang bermain keluar
rumah dengan alasan
malas, tapi jika temannya
menjemput baru ia keluar.
DS :
- TB 150 cm
- BB: 65 kg
- Anak R mengkonsumsi
makanan 5 porsi perhari
ditambah cemilan yang
lain.
- Anak R terlihat
aktivitasnya hanya nonton
dan tiduran, ia jarang
bermain keluar rumah.
- Anak R merasa mudah
lelah/ pemalas.

DS:
Ibu E mengatakan bahwa:
- kulit anak N mudah sekali
untuk terjadinya lecet,
misalnya gigitan serangga
- Dikaki dan tangannya
banyak ditemukan luka
3 bekas garukan Kerusakan Kerusakan integritas
- Anak N merasa risih integritas kulit kulit pada An N
dengan kondisi kakinya itu. keluarga Bp S
DO: berhubungan dengan
- Pada kaki dan tangan An N KMK merawat anggota
terdapat luka bekas keluarga dengan luka
garukan. lecet.
- An N terlihat malu / risih
dengan kulitnya tersebut

Prioritas Masalah I
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 1
- tidak / kurang sehat 3 Apabila tidak diatasi
- Ancaman kesehatan 2 segera akan menyebabkan
- Keadaan sejahtera 1 perubahan proses keluarga

2 Kemungkinan masalah 2
Masalah ini mudah untuk
dapat dirubah 2 dirubah dengan memberikan
- mudah 1 penjelasan kepada Ibu E
- sebagian 0
- tidak dapat

3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Masalah sebenarnya bisa
- Cukup 1 dicegah tetapi Ibu E orangnya
- Rendah pencemas.
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga menganggap
masalah harus segera diatasi
ditangani 0 karena dapat meyebabkan hal
- Masalah tidak yang lebih fatal
dirasakan

1. Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3


2. Kemungkunan masalah dapat diubah : 2/2 x 2 = 2
3. Poternsial masalah untuk dicegah : 2/3 x 1 = 2/3
4. Menonjolnya Masalah : 2/2 x 1 = 1
Total =4 1/3
Prioritas Masalah II
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 1 Apabila perubahan nutrisi
- tidak / kurang sehat 3 tidak ditangani akan terjadi
- Ancaman kesehatan 2 keadaan yang lebih buruk
- Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah 2 Kemungkinan masalah dapat


dapat dirubah 2 diubah karena adanya
- mudah dukungan, motivasi
1
- sebagian 0 serta sarana dan prasarana
- tidak dapat yang memadai

3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Potensial masalah untuk di
- Cukup 1 cegah cukup karena An R
- Rendah suka makan.
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga tidak merasakan itu
ditangani sebagai suatu masalah
0
- Masalah tidak
dirasakan

1. Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1


2. Kemungkunan masalah dapat diubah :½x2 =1
3. Poternsial masalah untuk dicegah : 2/3 x 1 = 2/3
4. Menonjolnya Masalah : 0/2 x 1 = 0
Total = 2 2/3
Prioritas Masalah III
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 1
- tidak / kurang sehat 3 Luka lecet yang terjadi sudah
- Ancaman kesehatan 2 menyebabkan terjadinya
- Keadaan sejahtera 1 kerusakan integritas kulit pada
An N
2 Kemungkinan masalah 2
Kemungkinan untuk diubah
dapat dirubah 2 sebagian, bila dilakukan
- mudah 1 perawatan yang adekuat
- sebagian 0 terhadap luka lecet yang
- tidak dapat dialami An N

3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Potensial masalah untuk
- Cukup 1 diubah cukup berhubungan
- Rendah dengan tahap tum-bang An N
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga menganggap
ditangani 0 masalah ada dan harus regera
- Masalah tidak ditangani.
dirasakan

1. Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1


2. Kemungkunan masalah dapat diubah :½x2 =1
3. Poternsial masalah untuk dicegah : 2/3 x 1 = 2/3
4. Menonjolnya Masalah : 2/2 x 1 = 1
Total =3 2/3
Dari prioritas masalah diperoleh urutan masalah yang akan diintervensi adalah :
1. Cemas pada Ibu E keluarga Bp S berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan
tumor payudara.
2. Kerusakan integritas kulit pada An N keluarga Bp S berhubungan dengan KMK merawat anggota
keluarga dengan lika lecet.
3. Resiko gangguan konsep diri pada An R keluarga Bp S berhubungan dengan KMK merawat anggota
keluarga dengan perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.

BAB IV
KESIMPULAN

Keluarga Bp S adalah keluarga dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah.
Tugas-tugas perkembangan keluarga saat ini sudah terpenuhi seluruhnya. Keluarga asal Bp S
mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu hipertensi, sedangkan Ibu E riwayat penyakit jantung.
Karakteristik rumah dan lingkungan tempat tinggal terawat dengan baik, keluarga BP S
mempunyai interaksi dan hubungan yang baik dengan tetangganya. Dalam menghadapi suatu
masalah keluarga Bp S mengutamakan penyelesaian secara diskusi, komunikasi dalam keluarga
bersifat dua arah, dan afektif power.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Vol 2 . Jakarata : EGC

Price, Sylvia Anderson & Lorraine McCarty Wilson, 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Capernito, Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta EGC

Priscilla, Vetty, 2004. Catatan kuliah Anak Usia sekolah.

Kumpulan makalah pelatihan Asuhan keperawatan Keluarga, 2000. Jakarta:FIKUI

Anda mungkin juga menyukai

  • Asuhan Keperawatan 2 Oprasi
    Asuhan Keperawatan 2 Oprasi
    Dokumen6 halaman
    Asuhan Keperawatan 2 Oprasi
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Pendar Ah An
    Pendar Ah An
    Dokumen4 halaman
    Pendar Ah An
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • STROKE CVA
    STROKE CVA
    Dokumen34 halaman
    STROKE CVA
    kelompok14rssa
    100% (4)
  • Per Masala Han
    Per Masala Han
    Dokumen5 halaman
    Per Masala Han
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Sectio Caesarea
    Sectio Caesarea
    Dokumen42 halaman
    Sectio Caesarea
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • LK KGD PJT
    LK KGD PJT
    Dokumen43 halaman
    LK KGD PJT
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Ayumuliadewi
    Ayumuliadewi
    Dokumen26 halaman
    Ayumuliadewi
    azrin
    Belum ada peringkat
  • LK Ruangan Ok Iran Rs Kota
    LK Ruangan Ok Iran Rs Kota
    Dokumen10 halaman
    LK Ruangan Ok Iran Rs Kota
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Sectio Caesarea
    Sectio Caesarea
    Dokumen42 halaman
    Sectio Caesarea
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Print
    Laporan Pendahuluan Print
    Dokumen19 halaman
    Laporan Pendahuluan Print
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Makro
    Makro
    Dokumen12 halaman
    Makro
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Print
    Laporan Pendahuluan Print
    Dokumen12 halaman
    Laporan Pendahuluan Print
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • BARU
    BARU
    Dokumen12 halaman
    BARU
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Per Masala Han
    Per Masala Han
    Dokumen5 halaman
    Per Masala Han
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Wan Gunawan Combuce
    Wan Gunawan Combuce
    Dokumen34 halaman
    Wan Gunawan Combuce
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Askep Keluarga
    Askep Keluarga
    Dokumen17 halaman
    Askep Keluarga
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Rudi 16
    Rudi 16
    Dokumen41 halaman
    Rudi 16
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Wan Gunawann
    Laporan Pendahuluan Wan Gunawann
    Dokumen13 halaman
    Laporan Pendahuluan Wan Gunawann
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan RUDY
    Asuhan Keperawatan RUDY
    Dokumen12 halaman
    Asuhan Keperawatan RUDY
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • LP CA Ovarium
    LP CA Ovarium
    Dokumen26 halaman
    LP CA Ovarium
    Muladi
    Belum ada peringkat
  • Anemia Dengan CKD
    Anemia Dengan CKD
    Dokumen14 halaman
    Anemia Dengan CKD
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • LP CKD Dengan Anemia
    LP CKD Dengan Anemia
    Dokumen52 halaman
    LP CKD Dengan Anemia
    Nano Jayadi Zls
    Belum ada peringkat
  • Fick Kopolo
    Fick Kopolo
    Dokumen18 halaman
    Fick Kopolo
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen26 halaman
    Laporan Pendahuluan
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi
    LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi
    Dokumen23 halaman
    LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian Emy Hcu
    Pengkajian Emy Hcu
    Dokumen24 halaman
    Pengkajian Emy Hcu
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen26 halaman
    Laporan Pendahuluan
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen26 halaman
    Laporan Pendahuluan
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Proposal Terapi Bermain
    Proposal Terapi Bermain
    Dokumen27 halaman
    Proposal Terapi Bermain
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat
  • Mp-Asi 2
    Mp-Asi 2
    Dokumen14 halaman
    Mp-Asi 2
    Mas Rudi Hartono Wongjowo
    Belum ada peringkat