SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Asuhan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek
keperawatan kepada keluarga. Untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
tersebut dengan menggunakan pendekatan proses perawatan.
Keluarga dengan anak usia sekolah adalah tahapan keluarga yang dimulai sejak anak pertama
berusia 6 tahun dan masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun yaitu awal masa remaja.
B. Tujuan
ujuan umum : ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
ujuan khusus :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
3. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
mempunyai gangguan fisik dan atau yang membutuhkan bantuan atau asuhan keperawatan.
4. Memelihara lingkungan (fisik, psikis, sosial) sehingga dapat menunjang peningkatan
kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada dimasyarakat, misalnya puskesmas, pustu,
kartu berobat orang miskin (KS) dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
C. Sasaran
Sasaran dari asuhan keperawatan keluarga dengan anak sekolah adalah keluarga-keluarga
dengan anak sekolah yang rawan kesehatan, yang
mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan.
Dalam pelaksanaan kunjungan keluarga sasaran kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
1. Menciptakan suasana/hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga
2. Menggunakan bahasa yang sederhana
3. Memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
4. Menginformasikan tujuan kunjungan serta meyakinkan keluarga bahwa kedatangan
perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
dikeluarga.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Pada tahap keluarga dengan anak sekolah umumnya keluarga mencapai jumlah anggota
keluarga yang maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing
anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Untuk itu keluarga perlu bekerjasama untuk mencapai
tugas perkembangan. Pada tahap ini juga keluarga perlu belajar berpisah dengan anak, memberi
kasempatan pada anak untuk bersosialisasi baik dengan aktivitas di sekolah maupun di rumah.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut Friedman ,1998 adalah :
1. Mensosialisasikan anak, meningkatkan prestasi sekolah dan memupuk hubungan dengan teman
sebaya.
2. Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
Cara mencapai tugas perkembangan adalah :
1. Beri motivasi belajar kepada anak
2. Meningkatkan komunikasi terbuka dan mendukung hubungan suami istri
3. Mengajarkan dan membiasakan hidup sehat.
Penyimpangan-pemyimpangan yang lazim ditemukan pada kelurga dengan anak usia
sekolah ini diantaranya menurunnya prestasi sekolah, kesulitan belajar pada 10-30 % anak, anak
tidak mampu bersosialisasi, dapat terjadi perceraian, munculnya masalah kesehatan seperti
gangguan penglihatan, pendengaran dan pernafasan dan terjadinya penyelesaian sekolah.
Masalah-masalah kesehatan yang sering muncul pada keluarga dengan anak usia sekolah
adalah :
1. Kecelakaan
2. Influenza
3. Pneumonia
4. Malnutrisi
5. Gangguan gigi
TUMOR PAYUDARA
Definisi :
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari
kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. ( Syamsuhidayat , 1999)
Kanker payudara adalah suatu keganasan dari jaringan epitel payudara yang masih belum jelas
etiologinya, tetapi virus, faktor lingkungan, hormonal, familial semuanya berkaitan dengan faktor
resiko terjadinya tumor. (Sylvia Anderson.P, 1995 :1142)
Etiologi :
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya serangkaian faktor
hormanal, genetik dan lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini.
Faktor Resiko kanker payudara mencangkup :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari
wanita dengan kanker payudara.
3. Menarche dini, sebelum usia 12 tahun.
4. Nullipara (tidak punya anak) dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.
5. Menopause pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan tehadap radio ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun.
8. Obesitas
9. Pengguna kontrasepsi oral
10. Terapi pengganti hormon, seperti estrogen
11. Masukan alkohol, angka kejadian meningkat jika dikonsumsi secara teratur.
Manifestasi Klinik
Tidak ada keluhan spesifik yang menunjukkan adanya kanker dini selama beberapa tahun.
Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri, dan tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan
sehari-hari. Juga dalam hal pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Yayasan kanker Amerika ( American Cancer Asociety) mengemukakan tanda dan gejala yang
mungkin disebabkan oleh kanker, namun tanda ini bukan merupakan tanda atau gejala dini dari
kanker itu sendiri. Tanda itu disebut “7 danger signals CAUTION “ . Yayasan kanker Indonesia
menggunakan kata WASPADA untuk tanda yang perlu dicurigai.
C = change in bimel or bladder habit
A = a sore that does not heal
U = unusual bleeding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficulty in swallowing
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness
W = waktu buang air besar atau buang air kecil, ada gangguan atau perubahan kebiasaan
A = alat cerna terganggu atau sulit menelan
S = suara serak atau batuk yang tidak sembuh-sembuh
P = payudara atau bagian lain memperlihatkan benjolan
A = andeng-andeng yang berubah sifat, makin besar dan gatal
D = darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
A = adanya koreng atau borok yang tidak mau sembuh
Kanker payudara dapat terjadi pada bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas
terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Kanker
payudara pada umumnya terjadi pada sebelah kiri, tidak menimbulkan rasa nyeri, terfiksasi dan
keras dengan batas yang tidak teratur. Nyeri menyebar atau nyeri tekan pada waktu menstruasi
biasanya jinak, tapi nyeri yang dapat dilokalisasi berhubungan dengan kanker payudara pada kasus
yang lebih lanjut.
Peau d’ orange -kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfatik dalam lapisan
dermal- dapat terjadi pada keadaan lanjut, begitu juga dengan retraksi putting susu, dan lesi
terfiksasi pada dinding dada.
Tahapan kanker payudara :
o Tahapan I terdiri atas tumor kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi
adanya metastasis.
o Tahapan II terdiri dari tumor yang lebih besar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, dengan nodus
limfe tidak terfisasi positif atau negatif dan tidak terdeksi adanya metastasis
o Tahapan III terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau dengan sembarang ukuran yang
menginvaginasi kulit, atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif pada area klavikula dan
tanpa adanya bukti metastasis.
o Tahapan IV terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran,dengan nodus limfe normal atau kankreosa
dan adanya metastasis jauh.
Prognosa ditentukan oleh ukuran tumor, nadus limfe yang terkena, bukti-bukti metastasis, tipe
histologi, adanya reseptor protein estrogen dan progesteron yang menandakan retensi kontrol
pengatur epitelium mamaria, tingkat diferensiasi dari tumor dan laju proleferasi.
Pengobatan Kanker Payudara
o Pengobatan lokal
- Mastektomi
- Terapi radiasi
- Rekonstruksi
o Pengobatan sistemik
- Kemoterapi
- Terapi hormonal
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan melalui metode wawancara, observasi fasilitas rumah dan pemeriksaan
fisik yang dilakukan pada :
Hari/tanggal : Sabtu / 24 April dan 1 Mei 2004
Waktu : jam 10 – selesai
Tempat : Tabing- Padang
1. Data Umum
1. Nama Kepala keluarga (KK) : Bpk S
2. Alamat :Tabing, Padang
3. Pekerjaan Kepala keluarga : PNS
4. Pendidikan kepala kelurga :tamat SLTA
5. Komposisi keluarga
No Nama Jenis Hub dg KK Umur Pendidikan
Kelamin (Thn)
1 Ibu E Pr Istri 38 SLTA
2 An R Lk Anak 12 SLTP
3 An N Pr Anak 10 SD
12 th
Genogram :
V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif
Ibu E mengatakan ia bahagia dengan pernikahannya saat ini. Ia memandang dirinya sebagai
istri dan berusaha memberikan kasih sayang kepada anak dan suaminya. Sedangkan Bp S menurut
Ibu S bahwa suaminya mampu membahagiakannya dan anak-anaknya serta mampu memenuhi
kebutuhan keluarga mereka. Dalam mengatur anak R dan N dominasi Ibu E lebih besar dari pada Bp
S kendatipun keduanya sama-sama sibuk dengan aktivitas kantor. Bp S orangnya humoris tetapi bila
Bp sudah bicara dengan nada tinggi berarti ia sedang marah, ada sesuatu yang tidak disukai ia sukai
misalnya atas prilaku anak-anaknya. Anak R dan S sangat mengerti dengan karakter bapaknya itu.
6 Sistem GIT Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus
(+), BAB 2x (+), BAB 1x (+), BAB 2x (+), BAB 2x
shr, asites (- shr, asites (- shr, asites (- shr, asites (-
), tdk ada ), tdk ada ), tdk ada ), tdk ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
B. Analisa Data
No Data Masalah Diagnosa
1 DS: Cemas Cemas pada Ibu E
Ibu E mengatakan keluarga Bp S
- ada benjolan pada berhubungan dengan
payudara kirinya KMK merawat anggota
- kadang-kadang ia keluarga dengan tumor
merasakan nyeri payudara
- memakai pil KB
- ia cemas akan adanya
benjolan itu, tapi ia juga
takut untuk menanyakan
nya ke dokter
DO :
- benjolan (+) pada payudara
kiri kuadran kiri atas
- nyeri (+), skala 4
- Ibu menggunakan pil KB
- Keluarga sering
mengkonsumsi makanan
instant
- Ibu cemas akan kondisinya
DO :
Ibu E mengatakan bahwa:
- Anak R bisa menghabiskan
2. makanan 5 porsi perhari Resiko Resiko gangguan
ditambah makanan cemilan gangguan konsep diri pada An
yg lain. konsep diri R keluarga Bp S
- Anak R tidak punya berhubungan dengan
pantangan dengan KMK merawat anggota
makanan, keluarga dengan
- Anak R lebih suka tidur perubahan nutrisi lebih
sambil nonton televisi baik dari kebutuhan tubuh.
dirumah sendiri maupun
dirumah neneknya, ia
jarang bermain keluar
rumah dengan alasan
malas, tapi jika temannya
menjemput baru ia keluar.
DS :
- TB 150 cm
- BB: 65 kg
- Anak R mengkonsumsi
makanan 5 porsi perhari
ditambah cemilan yang
lain.
- Anak R terlihat
aktivitasnya hanya nonton
dan tiduran, ia jarang
bermain keluar rumah.
- Anak R merasa mudah
lelah/ pemalas.
DS:
Ibu E mengatakan bahwa:
- kulit anak N mudah sekali
untuk terjadinya lecet,
misalnya gigitan serangga
- Dikaki dan tangannya
banyak ditemukan luka
3 bekas garukan Kerusakan Kerusakan integritas
- Anak N merasa risih integritas kulit kulit pada An N
dengan kondisi kakinya itu. keluarga Bp S
DO: berhubungan dengan
- Pada kaki dan tangan An N KMK merawat anggota
terdapat luka bekas keluarga dengan luka
garukan. lecet.
- An N terlihat malu / risih
dengan kulitnya tersebut
Prioritas Masalah I
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 1
- tidak / kurang sehat 3 Apabila tidak diatasi
- Ancaman kesehatan 2 segera akan menyebabkan
- Keadaan sejahtera 1 perubahan proses keluarga
2 Kemungkinan masalah 2
Masalah ini mudah untuk
dapat dirubah 2 dirubah dengan memberikan
- mudah 1 penjelasan kepada Ibu E
- sebagian 0
- tidak dapat
3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Masalah sebenarnya bisa
- Cukup 1 dicegah tetapi Ibu E orangnya
- Rendah pencemas.
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga menganggap
masalah harus segera diatasi
ditangani 0 karena dapat meyebabkan hal
- Masalah tidak yang lebih fatal
dirasakan
3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Potensial masalah untuk di
- Cukup 1 cegah cukup karena An R
- Rendah suka makan.
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga tidak merasakan itu
ditangani sebagai suatu masalah
0
- Masalah tidak
dirasakan
3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Potensial masalah untuk
- Cukup 1 diubah cukup berhubungan
- Rendah dengan tahap tum-bang An N
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga menganggap
ditangani 0 masalah ada dan harus regera
- Masalah tidak ditangani.
dirasakan
tubuh.
BAB IV
KESIMPULAN
Keluarga Bp S adalah keluarga dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah.
Tugas-tugas perkembangan keluarga saat ini sudah terpenuhi seluruhnya. Keluarga asal Bp S
mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu hipertensi, sedangkan Ibu E riwayat penyakit jantung.
Karakteristik rumah dan lingkungan tempat tinggal terawat dengan baik, keluarga BP S
mempunyai interaksi dan hubungan yang baik dengan tetangganya. Dalam menghadapi suatu
masalah keluarga Bp S mengutamakan penyelesaian secara diskusi, komunikasi dalam keluarga
bersifat dua arah, dan afektif power.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Vol 2 . Jakarata : EGC
Price, Sylvia Anderson & Lorraine McCarty Wilson, 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Capernito, Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta EGC
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Asuhan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek
keperawatan kepada keluarga. Untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
tersebut dengan menggunakan pendekatan proses perawatan.
Keluarga dengan anak usia sekolah adalah tahapan keluarga yang dimulai sejak anak pertama
berusia 6 tahun dan masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun yaitu awal masa remaja.
B. Tujuan
ujuan umum : ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
ujuan khusus :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
3. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
mempunyai gangguan fisik dan atau yang membutuhkan bantuan atau asuhan keperawatan.
4. Memelihara lingkungan (fisik, psikis, sosial) sehingga dapat menunjang peningkatan
kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada dimasyarakat, misalnya puskesmas, pustu,
kartu berobat orang miskin (KS) dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
C. Sasaran
Sasaran dari asuhan keperawatan keluarga dengan anak sekolah adalah keluarga-keluarga
dengan anak sekolah yang rawan kesehatan, yang
mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan.
Dalam pelaksanaan kunjungan keluarga sasaran kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
1. Menciptakan suasana/hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga
2. Menggunakan bahasa yang sederhana
3. Memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
4. Menginformasikan tujuan kunjungan serta meyakinkan keluarga bahwa kedatangan
perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
dikeluarga.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Pada tahap keluarga dengan anak sekolah umumnya keluarga mencapai jumlah anggota
keluarga yang maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing
anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Untuk itu keluarga perlu bekerjasama untuk mencapai
tugas perkembangan. Pada tahap ini juga keluarga perlu belajar berpisah dengan anak, memberi
kasempatan pada anak untuk bersosialisasi baik dengan aktivitas di sekolah maupun di rumah.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut Friedman ,1998 adalah :
1. Mensosialisasikan anak, meningkatkan prestasi sekolah dan memupuk hubungan dengan teman
sebaya.
2. Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
Cara mencapai tugas perkembangan adalah :
1. Beri motivasi belajar kepada anak
2. Meningkatkan komunikasi terbuka dan mendukung hubungan suami istri
3. Mengajarkan dan membiasakan hidup sehat.
Penyimpangan-pemyimpangan yang lazim ditemukan pada kelurga dengan anak usia
sekolah ini diantaranya menurunnya prestasi sekolah, kesulitan belajar pada 10-30 % anak, anak
tidak mampu bersosialisasi, dapat terjadi perceraian, munculnya masalah kesehatan seperti
gangguan penglihatan, pendengaran dan pernafasan dan terjadinya penyelesaian sekolah.
Masalah-masalah kesehatan yang sering muncul pada keluarga dengan anak usia sekolah
adalah :
1. Kecelakaan
2. Influenza
3. Pneumonia
4. Malnutrisi
5. Gangguan gigi
TUMOR PAYUDARA
Definisi :
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari
kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. ( Syamsuhidayat , 1999)
Kanker payudara adalah suatu keganasan dari jaringan epitel payudara yang masih belum jelas
etiologinya, tetapi virus, faktor lingkungan, hormonal, familial semuanya berkaitan dengan faktor
resiko terjadinya tumor. (Sylvia Anderson.P, 1995 :1142)
Etiologi :
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya serangkaian faktor
hormanal, genetik dan lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini.
Faktor Resiko kanker payudara mencangkup :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari
wanita dengan kanker payudara.
3. Menarche dini, sebelum usia 12 tahun.
4. Nullipara (tidak punya anak) dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.
5. Menopause pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan tehadap radio ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun.
8. Obesitas
9. Pengguna kontrasepsi oral
10. Terapi pengganti hormon, seperti estrogen
11. Masukan alkohol, angka kejadian meningkat jika dikonsumsi secara teratur.
Manifestasi Klinik
Tidak ada keluhan spesifik yang menunjukkan adanya kanker dini selama beberapa tahun.
Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri, dan tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan
sehari-hari. Juga dalam hal pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Yayasan kanker Amerika ( American Cancer Asociety) mengemukakan tanda dan gejala yang
mungkin disebabkan oleh kanker, namun tanda ini bukan merupakan tanda atau gejala dini dari
kanker itu sendiri. Tanda itu disebut “7 danger signals CAUTION “ . Yayasan kanker Indonesia
menggunakan kata WASPADA untuk tanda yang perlu dicurigai.
C = change in bimel or bladder habit
A = a sore that does not heal
U = unusual bleeding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficulty in swallowing
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness
W = waktu buang air besar atau buang air kecil, ada gangguan atau perubahan kebiasaan
A = alat cerna terganggu atau sulit menelan
S = suara serak atau batuk yang tidak sembuh-sembuh
P = payudara atau bagian lain memperlihatkan benjolan
A = andeng-andeng yang berubah sifat, makin besar dan gatal
D = darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
A = adanya koreng atau borok yang tidak mau sembuh
Kanker payudara dapat terjadi pada bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas
terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Kanker
payudara pada umumnya terjadi pada sebelah kiri, tidak menimbulkan rasa nyeri, terfiksasi dan
keras dengan batas yang tidak teratur. Nyeri menyebar atau nyeri tekan pada waktu menstruasi
biasanya jinak, tapi nyeri yang dapat dilokalisasi berhubungan dengan kanker payudara pada kasus
yang lebih lanjut.
Peau d’ orange -kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfatik dalam lapisan
dermal- dapat terjadi pada keadaan lanjut, begitu juga dengan retraksi putting susu, dan lesi
terfiksasi pada dinding dada.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan melalui metode wawancara, observasi fasilitas rumah dan pemeriksaan
fisik yang dilakukan pada :
Hari/tanggal : Sabtu / 24 April dan 1 Mei 2004
Waktu : jam 10 – selesai
Tempat : Tabing- Padang
1. Data Umum
1. Nama Kepala keluarga (KK) : Bpk S
2. Alamat :Tabing, Padang
3. Pekerjaan Kepala keluarga : PNS
4. Pendidikan kepala kelurga :tamat SLTA
5. Komposisi keluarga
No Nama Jenis Hub dg KK Umur Pendidikan
Kelamin (Thn)
1 Ibu E Pr Istri 38 SLTA
2 An R Lk Anak 12 SLTP
3 An N Pr Anak 10 SD
12 th
Genogram
:
6. Tipe keluarga : tradisional ; keluarga inti
u bangsa : Bpk S dan Ibu E keduanya berasal dari suku minang, dalam kebiasaan seharinya keluarga
mengkonsumsi masakan bersantan, sambal, disamping itu keluarga juga sering mengkonsumsi
makanan instant. Baik keluarga Bp S maupun keluarga Ibu E keduanya menggunakan bahasa
minang untuk berkomunikasi.Bp S dilahirkan di Padang , Ibu E di Pariaman sedangkan anak R dan
N di lahirkan Pekan Baru.
ma :Keluarga Bp S dan Ibu E mempunyai latar berlakang agama yang sama yaitu agama Islam. Rumah Bp
S tidak terlalu jauh dengan mesjid tapi Baik Bp S maupun Ibu E jarang pergi sholat berjamaah.
Anak N mengaji di mesjid tersebut, An R tidak.
s Ekonomi keluarga
Ibu E mengatakan pendapatan keluarganya perbulan ± Rp 3.000.000. Perbulannya dengan
pegeluaran ± Rp 2.600.000, Bp S dan Ibu E sama-sama bekerja. Pendapatan itu selain digunakan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga juga untuk membiayai orang tua perempuan mereka masing-
masing sisanya untuk keperluan tak terduga dan tabungan. Barang-barang yang dimiliki oleh
lekuarga adalah televisi , VCD, kompor gas, kipas angin, magic com, kulkas, komputer, mobil, dan
motor.
10. Aktivitas rekreasi keluarga.
Ibu E mengatakan bahwa mereka sekeluarga menyediakan waktu 1x seminggu untuk
berlibur.Aktivitas makan bersama dan nonton TV bersama dilakukan setiap hari tapi hanya pada
malam hari sebab Ibu E dan Bp S bekerja. Sedangkan Anak R dan E pada siang harinya sepulang
sekolah berada dirumah orang tua Bp S, sore hari baru dijemput oleh BP S.
V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif
Ibu E mengatakan ia bahagia dengan pernikahannya saat ini. Ia memandang dirinya sebagai
istri dan berusaha memberikan kasih sayang kepada anak dan suaminya. Sedangkan Bp S menurut
Ibu S bahwa suaminya mampu membahagiakannya dan anak-anaknya serta mampu memenuhi
kebutuhan keluarga mereka. Dalam mengatur anak R dan N dominasi Ibu E lebih besar dari pada Bp
S kendatipun keduanya sama-sama sibuk dengan aktivitas kantor. Bp S orangnya humoris tetapi bila
Bp sudah bicara dengan nada tinggi berarti ia sedang marah, ada sesuatu yang tidak disukai ia sukai
misalnya atas prilaku anak-anaknya. Anak R dan S sangat mengerti dengan karakter bapaknya itu.
6 Sistem GIT Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus
(+), BAB 2x (+), BAB 1x (+), BAB 2x (+), BAB 2x
shr, asites (- shr, asites (- shr, asites (- shr, asites (-
), tdk ada ), tdk ada ), tdk ada ), tdk ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
B. Analisa Data
No Data Masalah Diagnosa
1 DS: Cemas Cemas pada Ibu E
Ibu E mengatakan keluarga Bp S
- ada benjolan pada berhubungan dengan
payudara kirinya KMK merawat anggota
- kadang-kadang ia keluarga dengan tumor
merasakan nyeri payudara
- memakai pil KB
- ia cemas akan adanya
benjolan itu, tapi ia juga
takut untuk menanyakan
nya ke dokter
DO :
- benjolan (+) pada payudara
kiri kuadran kiri atas
- nyeri (+), skala 4
- Ibu menggunakan pil KB
- Keluarga sering
mengkonsumsi makanan
instant
- Ibu cemas akan kondisinya
DO :
Ibu E mengatakan bahwa:
- Anak R bisa menghabiskan
2. makanan 5 porsi perhari Resiko Resiko gangguan
ditambah makanan cemilan gangguan konsep diri pada An
yg lain. konsep diri R keluarga Bp S
- Anak R tidak punya berhubungan dengan
pantangan dengan KMK merawat anggota
makanan, keluarga dengan
- Anak R lebih suka tidur perubahan nutrisi lebih
sambil nonton televisi baik dari kebutuhan tubuh.
dirumah sendiri maupun
dirumah neneknya, ia
jarang bermain keluar
rumah dengan alasan
malas, tapi jika temannya
menjemput baru ia keluar.
DS :
- TB 150 cm
- BB: 65 kg
- Anak R mengkonsumsi
makanan 5 porsi perhari
ditambah cemilan yang
lain.
- Anak R terlihat
aktivitasnya hanya nonton
dan tiduran, ia jarang
bermain keluar rumah.
- Anak R merasa mudah
lelah/ pemalas.
DS:
Ibu E mengatakan bahwa:
- kulit anak N mudah sekali
untuk terjadinya lecet,
misalnya gigitan serangga
- Dikaki dan tangannya
banyak ditemukan luka
3 bekas garukan Kerusakan Kerusakan integritas
- Anak N merasa risih integritas kulit kulit pada An N
dengan kondisi kakinya itu. keluarga Bp S
DO: berhubungan dengan
- Pada kaki dan tangan An N KMK merawat anggota
terdapat luka bekas keluarga dengan luka
garukan. lecet.
- An N terlihat malu / risih
dengan kulitnya tersebut
Prioritas Masalah I
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 1
- tidak / kurang sehat 3 Apabila tidak diatasi
- Ancaman kesehatan 2 segera akan menyebabkan
- Keadaan sejahtera 1 perubahan proses keluarga
2 Kemungkinan masalah 2
Masalah ini mudah untuk
dapat dirubah 2 dirubah dengan memberikan
- mudah 1 penjelasan kepada Ibu E
- sebagian 0
- tidak dapat
3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Masalah sebenarnya bisa
- Cukup 1 dicegah tetapi Ibu E orangnya
- Rendah pencemas.
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga menganggap
masalah harus segera diatasi
ditangani 0 karena dapat meyebabkan hal
- Masalah tidak yang lebih fatal
dirasakan
3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Potensial masalah untuk di
- Cukup 1 cegah cukup karena An R
- Rendah suka makan.
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga tidak merasakan itu
ditangani sebagai suatu masalah
0
- Masalah tidak
dirasakan
3 Potensial masalah 1
untuk di cegah 3
- Tinggi 2 Potensial masalah untuk
- Cukup 1 diubah cukup berhubungan
- Rendah dengan tahap tum-bang An N
1
4 Menonjolnya Masalah 2
- Masalah ada, harus
segara ditangani 1
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera Keluarga menganggap
ditangani 0 masalah ada dan harus regera
- Masalah tidak ditangani.
dirasakan
BAB IV
KESIMPULAN
Keluarga Bp S adalah keluarga dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah.
Tugas-tugas perkembangan keluarga saat ini sudah terpenuhi seluruhnya. Keluarga asal Bp S
mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu hipertensi, sedangkan Ibu E riwayat penyakit jantung.
Karakteristik rumah dan lingkungan tempat tinggal terawat dengan baik, keluarga BP S
mempunyai interaksi dan hubungan yang baik dengan tetangganya. Dalam menghadapi suatu
masalah keluarga Bp S mengutamakan penyelesaian secara diskusi, komunikasi dalam keluarga
bersifat dua arah, dan afektif power.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Vol 2 . Jakarata : EGC
Price, Sylvia Anderson & Lorraine McCarty Wilson, 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Capernito, Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta EGC