Definisi
Perubahan (change) mengandung pengertian internal (berada di dalam diri sendiri) yaitu
seseorang menyadari bahwa ia bukan lagi diri yang sama dengan dirinya kemarin, atau
seminggu, atau setahun yang lalu. Setiap jam, hari, atau minggu, sebagai individu ia
mampu membuat perubahan baik itu merupakan kreasi sendiri atau menyerapnya dari
orang lain. Perbedaan (different) mengandung pengertian eksternal yaitu pada saat
seseorang membandingkan apa yang dimilikinya dengan apa yang dimiliki oleh orang
lain.
Sama halnya dengan perbedaan. Anggapan bahwa etnis Cina selalu kaya dari cipoain
WNI ‘asli’ pasti akan berubah bila melihat kehidupan etnis Cina di Batam, Jambi, atau
Kalimantan. Dan sang WNI ‘asli’ seharusnya terdorong untuk bersikap lebih produktif
daripada hanya ngegerundeng dan menunjukkan sikap permusuhan.
Dikotomi ( dichotomy; pengelompokkan menjadi dua kutub yang kontras) sering diacu
sebagai dasar perbedaan misalnya baik dan buruk, atau surga dan neraka. Tanpa
menyadari bahwa terbanyak adalah non-kutub: tidak bagus tetapi tidak juga buruk.
Dalam anekdot sehari-hari seseorang diharuskan memilih di antara dua jawaban A atau
B tetapi tidak boleh memilih atau.
Dikotomi di dalam komunitas sosial menimbulkan perbedaan: elo, elo ... gue, gue;
sampai dengan gesekan: elo ikut gue ato ikut dia! Fait accompli (final; tidak memberi
pilihan) seperti sering terjadi di kelompok dewasa muda. Umumnya untuk hal yang
remeh-temeh tetapi dirasa dapat mengurangi harga diri. Apa salahnya sesekali sang
pacar diantar oleh jantan pesaing bila saya sendiri lagi sibuk belajar untuk mid? Atau
Etika Suatu Pengantar: Bab V. Dinamika: Perubahan dan Perbedaan - Halaman 46
apa salahnya sang sobat memilih untuk ikut kelompok pengajian daripada ikut geng
motor seperti saya?
Untuk kasus sang pacar; sebenarnya sang saya sadar betul bahwa banyak kompetisi dari
cowo-cowo lain yang harus ia hadapi; beberapa lebih unggul daripada dirinya. Sang
saya juga harus memberi ruang gerak kebebasan untuk sang pacar. Andaikata sang pacar
kemudian memutuskan untuk pindah ke sang jantan pesaing; itu adalah hak sang pacar
untuk berubah (right to change). Tidak perlu sang pacar diultimatum “Pilih gue atau
dia!”
Untuk kasus sang sobat; mungkin sudah waktunya sang saya menyadari bahwa sang
sobat mempunyai pilihan sendiri yang lebih cocok dengan dirinya daripada harus selalu
ikut-ikutan sang saya. Sang saya harus menyadari bahwa sang sobat merupakan pribadi
yang bebas dan mandiri; persis seperti sang saya. Sehingga sang saya dapat menghargai
hak sang sobat untuk berbeda (right to be different). Tidak perlu sang saya menyindir
“Insap nih yee!”
Dua kasus di atas merupakan contoh klasik yang dialami oleh semua orang di dalam
proses pendewasaan diri. Dikotomi yang seharusnya bijak karena memberi pilihan
berubah menjadi alat pemaksa “kalo elo tetep mo jadi pacar/temen gue”.
Di dunia politik praktis, seorang mahasiswa yang menolak demo anti rektor bukan
berarti dia antek rektor atau penakut. Begitu juga mahasiswa yang lebih memilih
mendaki gunung di atas segalanya termasuk kuis dan ujian semester bukan berarti
bahwa dia keras kepala dan ndableg.
Secara statistika rerata (mean statistics; surface analysis) tidak pernah terjadi puncak
ekstrim tanpa plateau (dataran) rerata. Di antara dua puncak ekstrim harus ada dataran
pemisah yang menunjukkan adanya ekstrim; bila tidak ada dataran pemisah kedua
puncak ekstrim tersebut akan menyatu sehingga tidak ada lagi ekstrim.
Pada statistika sebaran normal yang lebih sederhana dikatakan bahwa pada populasi
yang menyebar normal akan ada 68 % anggota populasi berada di sekitar (μ ± σ); 16 %
Etika Suatu Pengantar: Bab V. Dinamika: Perubahan dan Perbedaan - Halaman 47
Statitistika ini harus dipercaya karena: (1) dibuat oleh ‘bule’; (2) dipergunakan di
seluruh dunia dan ada di Microsoft Office – Exel; dan (3) menjadi dasar Kementerian
Pendidikan Nasional RI untuk tidak mengijinkan nilai C diulang. Bila nilai C boleh
diulang akan ada 68 % + 16 % = 84 % populasi mahasiswa yang mengulang sehingga
melebihi daya tampung kelas.