PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Kesehatan merupakan salah satu
unsur kesejahteraan yang sangat penting di Indonesia. Paradigma sehat yang ada di Indonesia
lebih mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa meninggalkan usaha kuratif dan
rehabilitatif dengan harapan dapat mengurangi pengeluaran negara untuk pembiayaan
kesehatan.
Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang ada di masyarakat.
Peningkatan kualitas Puskesmas dapat meningkatkan angka kesehatan yang ada di Indonesia.
Puskesmas mempunyai peranan penting dalam bidang kesehatan karena jangkauan pelayanan
Puskesmas lebih ditekankan pada masyarakat kecil. Fungsi Puskesmas mengacu kepada
konsep “Paradigma Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama
pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif)
dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan.
Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun rencana
kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi ke dalam rencana
tahunan Puskesmas sesuai siklus perencanaan anggaran daerah. Semua rencana kegiatan baik
5 (lima) tahunan maupun rencana tahunan, selain mengacu pada kebijakan pembangunan
kesehatan kabupaten/kota harus juga disusun berdasarkan pada hasil analisis situasi saat itu
(evidence based) dan prediksi kedepan yang mungkin terjadi. Proses selanjutnya adalah
penggerakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan/program yang
disusun, kemudian melakukan pengawasan dan pengendalian diikuti dengan upaya-upaya
perbaikan dan peningkatan (Corrective Action) dan diakhiri dengan pelaksanaan penilaian
hasil kegiatan melalui penilaian kinerja Puskesmas.
Dengan adanya perubahan kebijakan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, diantaranya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang berbasis siklus kehidupan, Sustainable
Development Goals (SDG’s), dan dinamika permasalahan kesehatan yang dihadapi
masyarakat, maka pedoman manajemen Puskesmas perlu disesuaikan dengan perubahan yang
ada. Melalui pola penerapan manajemen Puskesmas yang baik dan benar oleh seluruh
Puskesmas di Indonesia, maka tujuan akhir pembangunan jangka panjang bidang kesehatan
yaitu masyarakat Indonesia yang sehat mandiri secara berkeadilan, dipastikan akan dapat
diwujudkan.
Pedoman Manajemen Puskesmas diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
kepala, penanggungjawab upaya kesehatan dan staf Puskesmas di dalam pengelolaan sumber
daya dan upaya Puskesmas agar dapat terlaksana secara maksimal. Pedoman Manajemen
Puskesmas ini juga dapat dimanfaatkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, dalam rangka
pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis manajemen kepada Puskesmas secara
berjenjang.
Berbagai masalah Manajemen Puskesmas yang sering terjadi dalam Program Kerja di
Puekesmas, maka perlu upaya untuk melaporankan dan di lakukan pemecahan maslah
manajemen dalam hal ini akan di bahas mengenai Manajemen Puskesmas Kamonji Tahun
2017.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PROFIL PUSKESMAS
1. KEADAAN UMUM
a. Letak Geografis
UPTD Urusan Puskesmas Kamonji merupakan salah satu pusat pelayanan
kesehatan masyarakat yang berada di wilayah kecamatan Palu Barat kota Palu
dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan teluk Palu.
Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Palu.
Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Nunu, Boyaoge dan Balaroa.
Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Donggala Kodi dan Kelurahan
TipoBalaroa.
Wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Kamonji terletak pada belahan Barat
kota Palu, dengan wilayah seluas ±20 km2 yang seluruhnya dapat dilalui dengan
kendaraan roda empat.
Jenis tanah di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Kamonji termasuk
lempung berpasir dengan luas daratan 92%, perbukitan 6,0% dan pengunungan
2,0%.
c. Pemerintahan
UPTD Urusan Puskesmas Kamonji Tahun 2016 memiliki luas wilayah kerja
sebesar ±20 km2 yang secara administrasi pemerintahan terbagi atas 7 kelurahan
yaitu kelurahan Silae, Kabonena, Lere, Baru, Ujuna, Kamonji dan Siranindi dengan
jumlah penduduk sebanyak 52.441 jiwa. Dimana kepadatan penduduk
perkilometer bujur sangkar adalah sejumlah 5.402 jiwa, dengan rata-rata jiwa per
rumah tangga sebanyak 6 orang (tabel 1). Sedangkan penyebaran jumlah kelurahan
secara administratif pemerintahan beserta luas wilayahnya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
d. Kependudukan
1) Pertumbuhan Penduduk
Di Tahun 2016 Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas
Kamonji mencapai 53.881 jiwa atau mengalami peningkatan sekitar 2.74%
dibanding Tahun 2015 yang mencapai 52.441 jiwa. Kecenderungan peningkatan ini
dimungkinkan oleh kondisi Kota Palu yang terletak ditengah kota ,dimana mobilisasi
penduduk tergolong tinggi dan angka kelahiran.
Dengan melihat grafik di bawah menunjukkan bahwa dari tahun 2012 sampai
tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun, disebabkan
karena tingginya mobilisasi penduduk di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas
Kamonji.
57,000
56,000
55,000
54,000
53,000
52,000
51,000
50,000
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Series1 52,330 56,232 55,624 52,441 53,881
Gambar 2. Grafik jumlah penduduk selama tahun 2012 sampai tahun 2016 di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Kamonji.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah
Kerja UPTD Urusan Puskesmas Kamonji Tahun 2016
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Total %
(tahun)
1. 0-4 Tahun 1.544 1.371 2.915 5.4
2. 5-9 Tahun 2.626 2.408 5.034 9.3
3. 10-14 Tahun 2.673 2.499 5.172 9.5
4. 15-19 Tahun 2.429 2.230 4.659 8.6
5. 20-24 Tahun 2.390 2.435 4.825 8.9
6. 25-29 Tahun 2.612 2.725 5.337 9.9
7. 30-34 Tahun 2.716 2.573 5.289 9.8
8. 35-39 Tahun 2.436 2.2814 4.717 8.7
9. 40-44 Tahun 1.856 1.991 3.847 7.1
10. 45-49 Tahun 1.619 1.710 3.329 6.2
11. 50-54 Tahun 1.324 1.345 2.669 4.9
12. 55-59 Tahun 1.141 1.098 2.239 4.1
13. 602-64 Tahun 756 736 1.492 2.7
14. 65-69 Tahun 503 524 1.027 19.0
15. 70-74 tahun 309 342 651 1.2
16 75 + Tahun 268 411 679 1.3
Gambar 3. Grafik Komposisi Penduduk Menurut Sex Ratio di Wilayah Kerja UPTD
Urusan Puskesmas Kamonji Tahun 2012-2016
4) Kepadatan Penduduk
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan
penduduk juga mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk di wilayah kerja UPTD
Urusan Puskesmas Kamonji tahun 2016 tercatat 5.180 jiwa/km2 dan tahun 2014
tercatat 5.042 jiwa/km2 dengan luas wilayah 10,4 km2, ini menunjukkan adanya
peningkatan dibandingkan tahun 2015. Jika dilihat tabel di bawah menunjukkan
bahwa kepadatan penduduk perkelurahan tidak merata, dimana kelurahan Ujuna
kepadatan penduduknya terbesar yaitu 23.8524.3800 /km2 dan kepadatan
penduduknya yang terkecil yaitu kelurahan Silae sebesar 2.264/km2. Kelurahan Silae
merupakan wilayah yang terjarang penduduknya ini dimungkinkan karena kelurahan
ini kering.
Untuk melihat kepadatan penduduk per kelurahan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4. Kepadatan Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2016
No Kelurahan Luas Jumlah Kepadatan
Wilayah (km2) Penduduk Penduduk (km2)
1. Silae 2,33 5.276 2.264
2. Kabonena 2,27 5.157 2.271
3. Lere 2,97 11.922 4.014
4. Baru 0,75 6.196 8.225
5. Ujuna 0,40 9.752 24.380
6. Kamonji 0,85 9.037 10.631
7. Siranindi 0,84 6.541 7.786
5) Beban Tanggungan
Jumlah penduduk miskin dan rasio beban tanggungan ekonomi suatu daerah
merupakan beberapa faktor yang menghambat pembangunan ekonomi dalam suatu
wilayah diantaranya adalah khusus ratio beban tanggungan memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap besarnya income perkapita. Dapat dibayangkan jika
kelompok usia produktif yang jumlahnya sedikit mensubsidi usia tidak produktif,
akibatnya adalah income perkapita dengan sendirinya akan turun, demikian pula
sebaliknya.
Rasio beban tanggungan di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Kamonji
sebesar 40 yang berarti setiap 1.000 orang yang masih produktif menanggung 40
orang yang tidak produktif.
6) Kepadatan Huni
Kepadatan huni suatu rumah berpengaruh besar terhadap derajat kesehatan
manusia yang berada di dalamnya. Ketidak seimbangan antara banyaknya penghuni
dan kondisi bangunan dapat menyebabkan situasi yang tidak sehat dan penularan
penyakit bertambah cepat.
Kepadatan hunian rumah di wilayah kerja Puskesmas Kamonji tahun 2016
rata-rata 4 orang per rumah dengan jumlah keseluruhan rumah sebanyak 12.800 rumah
dan jumlah penduduk sebanyak 53.881 jiwa.
30
25
20
15
10
0
Pratama Madya Purnama Mandiri
Series1 1 25 4 1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
1.5
0.5
0
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
1300
1250
1200
1150
1100
1050
1000
950
tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Sasaran 1075 1157 1144 1079 1131
K1 1230 1268 1183 1122 1189
K4 1087 1164 1118 1073 1152
c. Cakupan Fe 1 dan Fe 3
Kebutuhan zat besi sangat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, pada ibu
hamil keperluan akan zat besi sangat meningkat. Pemberian zat besi dimaksudkan
untuk menanggulangi defisiensi gizi utamanya pada kelompok rawan seperti ibu
hamil, balita, anak pra sekolah, WUS (Wanita Usia Subur) dan lain-lain.
Pada tahun 2016 dari 1.131 sasaran ibu hamil yang mendapat Fe1 sebanyak
1.183 (105%) dan Fe3 sebanyak 1177 ibu hamil (104%). Tahun 2015 dari 1.079
sasaran ibu hamil yang mendapat Fe1 sebanyak 1.155 ibu hamil (103%) dan Fe3
sebanyak 1.070 ibu hamil (99%). Tahun 2014 dari 1.144 sasaran ibu hamil yang
mendapat Fe1 sebanyak 1.191 ibu hamil (104.1%) dan Fe3 sebanyak 1.224 ibu hamil
(106.9%). Tahun 2013 dari 1.157 sasaran ibu hamil yang mendapat Fe1 sebanyak
1260 ibu hamil (108.90%) dan Fe3 sebanyak 1.145 ibu hamil (98.96%). Tahun 2012
dari 1.075 sasaran ibu hamil yang mendapat Fe1 sebanayk 1.230 ibu hamil (114,4%)
dan Fe3 sebanayk 1.087 ibu hamil (101,1%).
1300
1250
1200
1150
1100
1050
1000
950
tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Sasaran 1075 1157 1144 1079 1131
Fe1 1230 1260 1191 1155 1183
Fe2 1087 1145 1224 1070 1177
d. Cakupan TT 1 sampai TT 5
Imunisasi tetanus toksoid (TT) pada wanita usia subur (WUS) diberikan
sebanyak 5 kali dengan sasaran adalah wanita usia subur termasuk siswi kelas III
SLTP dan SLTA kelas I, kelas II, dan kelas III. Pada tahun 2016 dari 1.131 ibu yang
mendapat TT1 sebanyak 589 ibu hamil (52.1%),TT2 sebanyak 446 ibu hamil
(39.4%),TT3 sebanyak 255 ibu hamil (22.5%), TT4 sebanyak 147 ibu hamil (12.9%)
dan TT5 sebanyak 139 ibu hamil (12.3%). Tahun 2015 dari 1.079 ibu hamil yang
mendapat TT1 sebanyak 623 ibu hAmil (57.7%),TT2 sebanyak 508 ibu hamil
(47.1%),TT3 sebanyak 314 ibu hamil (29.1%),TT4 sebanyak 171 ibu hamil (15.8%)
dan TT5 sebanyak 149 ibu hamil (13.8%). Tahun 2014 di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Kamonji dari 1.144 ibu hamil yang mendapat TT1 sebanyak 371 ibu hamil
(2.8%),TT2 sebanyak 232 ibu hamil (1.8%),TT3 sebanyak 138 ibu hamil (1.0%),TT4
sebanyak 81 ibu hamil (0.6%) dan TT4 sebanyak 55 ibu hamil (0.4%). Tahun 2013
dari 1.157 ibu hamil yang mendapat TT1 sebanayk 626 ibu hamil (54,1%, TT2
sebanayk 448 ibu hamil (38,7%), TT3 sebanyak 284 ibu hamil (24,5%), TT4 sebanayk
166 ibu hamil (14,3% dan TT5 sebanyak 155 ibu hamil (13,4%). Tahun 2012 dari
1.075 sasaran ibu hamil yang mendapat TT1 sebanyak 476 ibu hamil (44,3%), TT2
sebanayk 364 ibu hamil (33,9%), TT3 sebanyak 293 ibu hamil (27,3%), TT4 sebanyak
217 ibu hamil (20,2%) dan TT5 sebanayk 151 ibu hamil (14,0%).
e) Cakupan Persalinan
Pada tahun 2016 dari sasaran ibu bersalin sebanyak 1.078 yang bersalin
sebnayak 1.123 ibu bersalin (104.2%). Tahun 2015 dari sasaran ibu bersalin sebanyak
1.028 sebanyak 1.051 ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan (102%).
Tahun 2014 dari sasaran ibu bersalin sebanyak 1.091 ibu bersalin yang di tolong oleh
tenaga kesehatan sebanyak 1.095 ibu bersalin (100.4%). Tahun 2013 dari sasaran
1.104 ibu bersalin dan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 1083 ibu
bersalin (98,1%). Tahun 2012 dari sasaran 1.027 ibu bersalin yang ditolong oleh
tenaga kesehatan sebanayk 997 ibu bersalin (97,1%).
Salah satu upaya meningkatkan cakupan persalinan dapat dilakukan dengan
KIE (komunikasi, informasi dan edukasi), dengan memanfaatkan kader desa siaga dan
tokoh masyarakat dengan harapan kedepan semua persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan untuk menurunkan angka kematian bayi dan ibu.
Untuk lebih jelasnya tentang cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
1200
1150
1100
1050
1000
950
tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Sasaran 1075 1164 1091 1028 1078
Persalinan 1027 1083 1095 1051 1123
Gambar 13. Grafik cakupan Persalinan di wilayah Kerja UPTD Urusan Puskesmas Kamonji
Tahun 2012-2016
1150
1100
1050
1000
950
900
850
tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Sasaran 992 1083 1049 941 1030
KN3 986 1079 1086 1046 1122
Gambar 14. Grafik cakupan KN3 di wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Tahun 2012-2016
2) TB PARU
Tuberculosis merupakan suatu penyakit menular bersifat menahun yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya
menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, kelompok ekonomi lemah
dan berpendidikan rendah sehingga merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat dan merupakan program prioritas termasuk pada tingkat dunia. Walaupun
penyakit ini berbahaya namun dapat disembuhkan apabila pasien dapat tekun dan
teratur minum obat.
Pada tahun 2016 jumlah suspek TB sebanyak 455 kasus dan BTA+ sebanyak
39 kasus (Tabel 8). Tahun 2015 jumlah suspek TB sebanyak 768 kasus dan BTA (+)
sebanyak 253 kasus. Tahun 2014 jumlah suspek TB sebanyak 248 kasus dan BTA (+)
sebanyak 171 kasus. Tahun 2013 jumlah suspek TB Paru sebanyak 243 kasus dan
BTA (+) sebanyak 140 kasus . Pada Tahun 2012 jumlah suspek TB Paru sebanyak
260 kasus dan BTA (+) sebanyak 35 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik di bawah ini :
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Series1 260 243 248 768 455
Series2 35 140 170 253 39
Gambar 15. Grafik Jumlah Suspek BTA Tb Paru dan BTA Positif Di UPTD Urusan
Puskesmas Kamonji Tahun 2012-2016
3) STATUS GIZI
Peningkatan status gizi merupakan suatu upaya yang berdampak cukup penting
bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Kamonji sejak tahun 2012 sampai sekarang, upaya peningkatan status gizi
dilakukan secara terpadu melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif dengan senantiasa melibatkan peran serta masyarakat serta lintas sektor
secara lebih aktif.
Program peningkatan status gizi masyarakat bertujuan untuk menurunkan
angka penyakit gizi kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat
berpenghasilan rendah terutama pada anak balita, wanita dan masyarakat pada
umumnya melalui perbaikan konsumsi pangan yang makin beraneka ragam, seimbang
dan bermutu gizi. Upaya perbaikan gizi ini diarahkan terutama untuk melanjutkan dan
meningkatkan 4 masalah gizi utama yaitu kurang kalori protein (KKP), kurang
vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) dan anemia gizi.
a. Menilai Pengembangan Program Gizi
Salah satu cara untuk menilai tingkat keberhasilan program gizi yakni
melalui pengukuran pencapaian SKDN, penilaian tersebut dilakukan dengan
menggunakan gambar grafik SKDN seperti di bawah ini :
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
S K D N
Series1 6872 6872 3769 3309
54%
52%
50%
48%
46%
44%
N/S D/S
Pada tahun 2016 pencapaian N/S=48% dan D/S=55%. Tahun 2015 pencapaian
N/S=50% dan D/S=61%. Tahun 2014 pencapaian K/S = 100%,N/S=53% dan D/S
= 62%. Tahun 2013 pencapaian program gizi K/S = 100%, N/D = 99,3%,
N/S=75,6% dan D/S=76,2%. Tahun 2012 pencapaian program gizi yaitu K/S =
100%, N/D = 87,58%, N/S = 57,09%, dan D/S = 65,18%.
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Ledeng/PAM SPT/DPT
Gambar 18. Grafik Persentase Akses Air Bersih yang Digunakan di Wilayah
Kerja UPTD Urusan Puskesmas Kamonji Tahun 2016
12000
11500
11000
10500
10000
Jumlah sarana Jumlah dperiksa memenuhi syarat
Gambar 19. Jumlah KK yang Diperiksa dan Memiliki Jamban Sehat di Wilayah Kerja UPTD
Urusan Puskesmas Kamonji Tahun 2016
52
50
46
40
30
20
10
3
0
Restoran RM Home Industri
Gambar 19. Grafik Jenis TUPM yang ada di Wilayah Kerja UPTD Urusan
Puskesmas Kamonji Tahun 2016
f. Perumahan Sehat
Beberapa indicator yang digunakan untuk menilai rumah yang
memenuhi syarat kesehatan diantaranya adalah kelengkapan sarana sanitasi
dasar (jamban, air bersih, sampah, dan air limbah) dan rumah bebas dari jentik
nyamuk.
Data petugas sanitasi UPTD Urusan Puskesmas Kamonji tahun 2016
jumlah seluruh rumah sebanyak 12.800 dan yang diperiksa sebanyak 12.177
dan yang mememnuhi syarat sebanyak 11.698 (96%). Tahun 2015 jumlah
seluruh rumah sebanyak 9.780 dan memenuhi syarat 8.696 (92%). Tahun 2014
jumlah seluruh rumah sebanyak 9.316 dan memenuhi syarat sebanyak 7.116
(76.38%). Tahun 2013 jumlah seluruh rumah sebanyak 9.244 dan yang
memenuhi syarat sebanyak 5.860 (63,39%). Tahun 2012 jumlah rumah yang
ada 9.244 rumah, diperiksa sebanyak 5.130 rumah (55,50%) dan memenuhi
syarat 4.411 rumah (85,98%).
5) PROMKES
Menurut Leavell dan Clark, ada 5 tingkat pencegahan penyakit yaitu : 1)
Health promotion, 2) Early diagnosis and prompt treatment, 3) Spesific protection, 4)
Disability limitation, 5) Rehabilitation. Health promotion dan Early diagnosis and
prompt treatment merupakan usaha-usaha pencegahan sebelum sakit, sedangkan
Specific protection, Disability limitation, dan Rehabilitation merupakan usaha-usaha
pencegahan pada masa sakit.
Health promotion atau promosi kesehatan merupakan kegiatan yang paling
mudah dilaksanakan dan murah biayanya. Kegiatan promosi dilakukan untuk merubah
perilaku masyarakat dari perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat dalam
konsep ilmu perubahan perilaku secara garis besarnya dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu
enabling factor (faktor yang memungkinkan), predisposing factor (faktor yang
berpengaruh), dan reinforcing factor (faktor yang memperkuat).
Dalam melaksanakan kegiatan promosi perlu mempertimbangkan 3 faktor
tersebut. Upaya promosi kesehatan dilaksanakan untuk memotivasi masyarakat dalam
memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesehatannya sendiri dengan prinsip
prevent rather than cure (mencegah lebih baik daripada mengobati).
1. Perilaku merokok dan penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropik & Zat
adiktif)
Data tentang perilaku masyarakat yang merokok dan penyalagunaan napza
tidak ada.
2. Pemberdayaan dana masyarakat
Potensi untuk pemberdayaan dana masyarakat di wilayah kerja UPTD
Urusan Puskesmas Kamonji sangat besar karena tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan sangat meningkat. Tapi disisi lain hal tersebut tidak
dibarengi dengan kemampuan untuk membayar fasilitas pelayanan. Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka pemerintah telah mengembangkan program
jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar.
Jumlah kunjungan peserta jaminan kesehatan pra bayar di wilayah
kerja UPTD Urusan Puskesmas Kamonji pada tahun 2016 Non PBI yaitu Bayar
sebanyak 10.918 (19.33%), BPJS sebanyak 11.488 (20.3%), Jamsostek sebanyak
1.408 (20.4%),BPJS Mandiri sebanyak 14.983 (26.4%). Dan untuk PBI yaitu
Jamkesmas sebanyak 11.223 (19.9%) dan jamkesda sebanyak 500 (0.88%). Tahun
2015 yaitu BPJS sebanyak 11.298 (21.54%), BPJS Mandiri sebanyak 13.761
(26.24%), Jamsostek sebanyak 1.559 (2.97%), Jamkesmas sebanyak 11.131
(21.23%) dan Jamkesda sebanyak 360 (0.69%). Tahun 2014 yaitu BPJS sebanyak
13.503, Jamsostek sebanyak 1970, BPJS Mandiri sebanyak 5600,Jamkesmas
sebanyak 10.111 dan Jamkesda sebanyak 566. Tahun 2013 yaitu Askes sebanyak
15.128 Jamkesmas sebanyak 10.268, Jamsostek sebanyak 3.010 dan Jamkesda
sebanyak 1.129. tahun 2012 Askes sebanyak 8.094, Jamsostek sebanyak 3.241,
Jamkesmas sebanyak 9.103 dan dana sehata sebanyak 8.362. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Non PBI
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Bayar BPJS Jamsostek BPJS Mandiri
Gambar 20. Grafik Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Prabayar di UPTD Urusan
Puskesmas Kamonji Tahun 2016
PBI
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Jamkesmas Jamkesda
Gambar 21. Grafik Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Prabayar di UPTD Urusan
Puskesmas Kamonji Tahun 2016
B. PUSKESMAS
1. DEFINISI
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
2. AZAS PUSKESMAS
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi dari setiap fungsi
Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan
wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaraan Puskesmas yang
dimaksud adalah:
a. Azas Penanggungjawab
Wilayah Azas penyelenggara Puskasmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti Puskesmas bertanggungjawab
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat harus melaksanakan berbagai kegiatan.
c. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraaan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan.
d. Azas Rujukan
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
C. MANAJEMEN PUSKESMAS
1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas
dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua,
rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.
a. Pengorganisasian
Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas perlu dilakukan
pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama,
pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk
setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja dan seluruh wilayah kerja kepada
seluruh petugas Puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.
Penetuan para penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada
awal tahun kegiatan
Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas
sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan yaitu
penggalangan kerjasama bentuk dua pihak yakni antara dua sektor terkait, misalnya
antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu menyelenggarakan upaya
kesehatan kerja dan penggalangan kerjasama bentuk banyak pihak yakni antar berbagai
sektor terkait, misalnya antara Puskesmas dengan sektor pendidikan, serta agama, sektor
kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah. Penggalangan
kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan secara langsung yakni antar sektor-sektor
terkait dan secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi
kecamatan.
b. Penyelenggaraan
Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah
menyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, dalam arti para penanggungjawab dan
para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan
menyelenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Untuk dapat diselenggarakannya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai
berikut :
a) Mengkaji ulang rencana pelaksanan yang telah disusun terutama yang menyangkut
jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas para
penanggungjawab dan pelaksanaan.
b) Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana
pelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan Puskesmas harus terbagi habis dan
merata kepda seluruh petugas.
c) Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kendali
mutu dan kendali biaya merupakan 2 hal penting dalam penyelenggaraan Puskesmas.
Kendali mutu adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis,
obyektif dan terpadu dalam menetapkan masalah yang menyebabkan masalah mutu
pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menerapkan dan melaksanakan
cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia serta menilai hasil
yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu
pelayanan. Sedangkan kendali biaya adalah upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam
d) menetapkan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan upaya kesehatan termasuk
pembiayaannya, serta memantau pelaksanaannya sehingga terjangkau oleh
masyarakat.
c. Penilaian
Kegiatan penilaiaan dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang
dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a) Melakukan penilaiaan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai,
dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan Sumber data yang dipergunakan
pada penilaian dibedakan atas dua, berbagai sumber data lain yang terkait, yang
dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun Kedua, sumber data sekunder yakni data
dari hasil pemantauan bulanan dan triwulan.
b) Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian
serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.
a. Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal.
Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung. Pengawasan
eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai
institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek adminstratif, keuangan dan
teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik
terhadap rencana, standar, peraturan perundangudangan maupun berbagai kewajiban
yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat laporan
pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan
penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan
kepada Dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk
masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi penggantian Kepala
Puskesmas, maka Kepala Puskesmas yang lama diwajibkan membuat laporan
pertanggungjawaban masa jabatannya
IV. UPAYA
PEMBAHASAN
A. CAKUPAN PROGRAM
Cakupan program standar pelayanan minimal Puskesmas Kamonji Tahun 2017 terdiri
Berdasarkan data pada tabel diatas bahwa terdapat dua program kerja yang belum
terlaksana selama 6 bulan berjalan dengan capaian (37,15%) Kesenjangan (62,85%). Namun
berdasarkan Diskusi dengan pengelola Program dan teman Stase IKM – IKK yang bertugas di
Puskesmas Kamonji kami mengambil Ibu hamil resiko tinggi yang di rujuk.
2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Berdasarkan data pada tabel diatas bahwa terdapat Program Kerja yang belum
terlaksana selama 6 bulan berjalan dengan capaian (57,3%) Kesenjangan (42,70%). Namun
berdasarkan Diskusi dengan pengelola Program dan teman Stase IKM – IKK yang bertugas di
Puskesmas Kamonji kami mengambil Tingkat Partisipasi balita yang datang dengan
menimbang ke posyandu satu bulan sekali.
Berdasarkan data pada tabel diatas bahwa terdapat Program Kerja yang belum
terlaksana selama 6 bulan berjalan dengan capaian (39%) Kesenjangan (61%). Namun
berdasarkan Diskusi dengan pengelola Program dan teman Stase IKM – IKK yang bertugas di
Puskesmas Kamonji kami mengambil Cakupan rumah tangga hidup bersih dan sehat (PHBS).
Berdasarkan data pada tabel diatas bahwa terdapat Program Kerja yang belum
terlaksana selama 6 bulan berjalan dengan capaian (45,1%) Kesenjangan (54,9%). Namun
berdasarkan Diskusi dengan pengelola Program dan teman Stase IKM – IKK yang bertugas di
Puskesmas Kamonji kami mengambil Angka penemuan pasien (TB) dengan BTA (+).
Berdasarkan data pada tabel diatas bahwa terdapat Program Kerja berjalan dengan
baik dari bulan Jenuari – Juni sudah lebih mencapai setengah sehingga tidak di lakukan
intervensi.
Berdasarkan data pada tabel diatas bahwa terdapat Program Kerja berjalan dengan
baik dari bulan Jenuari – Juni sudah mencapai setengah sehingga tidak di lakukan intervensi.
Berdasarkan data pada tabel diatas bahwa terdapat Program Kerja berjalan dengan
baik dari bulan Jenuari – Juni sehingga tidak dilakukan intervensi.
B. PEMECAHAN MASALAH
KRITERIA PENILAIAN
Keterangan :
1 = Baik sekali
2 = Baik
3 = Cukup
4 = Kurang
5 = Sangat kurang
Langkah 2. Menentukan prioritas Masalah dengan metode CARL
1. Program KIA – KB
Bedasarkan hasil diskusi dari teman-teman Stase IKM – IKK yang bertugas di puskesmas
kamonji jika dimasukan dalam Metode CARL.
No Nama Masalah C A R L Total
I. Abdul Qadri 3 3 4 4
2 Anggi Ibu Hamil resiko tinggi 4 3 4 4
yang di rujuk masih
3 Hanina rendah 3 3 4 3 CxAxRxL
4 Andi Mardiana 4 3 4 4
5 Nazwa 4 4 3 3
Total 17 16 19 18
Total rata rata 3 3 4 4 144
2. Program P2M
Bedasarkan hasil diskusi dari teman-teman Stase IKM – IKK yang bertugas di puskesmas
kamonji jika dimasukan dalam Metode CARL.
No Nama Masalah C A R L Total
I. Abdul Qadri 3 2 3 3
2 Anggi Angka penemuan pasien 3 2 3 3
Tuberculosis BTA Positif
3 Hanina masih Rendah 4 4 3 4 CxAxRxL
4 Andi Mardiana 3 2 2 3
5 Nazwa 4 3 3 3
Total 17 13 14 16
Nilai Rata – Rata 3 3 3 3 81
3. Program GIZI
Bedasarkan hasil diskusi dari teman-teman Stase IKM – IKK yang bertugas di puskesmas
kamonji jika dimasukan dalam Metode CARL.
No Nama Masalah C A R L Total
1. Abdul Qadri 4 3 3 4
2 Anggi 3 3 3 3
Rendahnya Tingkat
3 Hanina partisipasi balita datang 4 4 3 4 CxAxRxL
4 Andi Mardiana menimbang ke posyandu 3 3 4 3
satu bulan sekali
3 3 3 3
5 Nazwa
Total 17 16 16 17
Nilai Rata – Rata 3 3 3 3 81
4. Program PROMKES
Bedasarkan hasil diskusi dari teman-teman Stase IKM – IKK yang bertugas di puskesmas
kamonji jika dimasukan dalam Metode CARL.
No Nama Masalah C A R L Total
I. Abdul Qadri Cakupan Rumah Tangga 3 2 2 3
2 Anggi yang berpola hidup 3 2 2 3
bersih dan sehat (PHBS)
3 Hanina 3 4 4 4
4 Andi Mardiana 3 2 2 3
CxAxRxL
5 Nazwa 4 3 3 3
Total 16 13 13 16
Nilai rata – rata 3 3 3 3 81
5. Program KESLING
Bedasarkan hasil diskusi dari teman-teman Stase IKM – IKK yang bertugas di puskesmas
kamonji jika dimasukan dalam Metode CARL.
No Nama Masalah C A R L Total
I. Abdul Qadri Proporsi rumah tangga 3 2 2 3
2 Anggi dengan akses air minum 3 2 2 3
yang layak
3 Hanina 4 4 3 3 CxAxRxL
4 Andi Mardiana 3 2 2 3
5 Nazwa 4 3 3 3
Total 17 13 12 15
Nilai rata rata 3 3 2 3 54
4 Promkes 3 3 3 3 81
Cakupan Rumah Tangga yang berpola
hidup bersih dan sehat
5 Kesling 3 3 2 3 54
Proporsi rumah tangga dengan akses air
minum yang layak
Prioritas masalah
Tabel 2
No MASALAH N NK % %NK
1 KIA/KB 144 144 32,65 32,65
Ibu hamil resiko tinggi yang di rujuk masih
rendah
2 P2M 81 225 18,37 51,02
Angka Penemuan Pasien TB Paru BTA
Positif masih rendah
3 Program Gizi 81 306 18,37 69,39
Rendahnya tingkat partisipasi balita datang
menimbang ke posyandu satu bulan sekali
4 Promkes 81 387 18,37 87,76
Cakupan Rumah Tangga yang berpola
hidup bersih dan sehat
5 Kesling 54 441 12,24 100
Proporsi rumah tangga dengan akses air
minum yang layak
KETERANGAN A B C D Total
I 5 5 5 15
II 5 5 4 14
III 5 5 3 13
IV 5 4 3 12
A. KESIMPULAN
Untuk mewujudkan VISI dan MISI masyarakat sehat dan mandiri di bidang kesehatan
pada tahun 2017 maka diperlukan suatu perencanaan strategi yang tepat dan dilanjutkan
beraada di masing-masing pengelolah program Puskesmas bisa tercapai dengan baik dan
B. SARAN
1. Setiap Unit pelayanan mulai menyusun SOP/Protap dan melaksanakan penilaian diri
2. Setiap Unit melakukan Evaluasi berkala terhadap kegiatan di unitnya masing masing
lebih terarah
BAB VI
PENUTUP