Anda di halaman 1dari 4

KANKER VAGINA

EPIDEMIOLOGI

Kanker vagina merupakan jenis kanker yang relatif jarang dari seluruh jenis kanker
pada traktus genitalis wanita, dan hanya kurang lebih 1-3% dari seluruh kanker
ginekologi. Kebanyakan kanker vagina terjadi pada penderita pasca menopause. Rata-
rata terjadi pada wanita usia 60 tahun. Diperkirakan pada tahun 2011 dijumpai 2.570 kasus
baru dan 780 wanita meninggal karena kanker vagina di seluruh dunia. Angka
insidensinya hanya 0,6 sampai 1per 100.000 wanita sehingga tidak menjadi prioritas
program skrining rutin.

ETIOLOGI

Etiologi pasti kanker vagina masih belum diketahui dengan jelas. Adanya
hubungan dengan perjalanan penyakit pada kanker serviks dianggap ada peran HPV sebagai
penyebabnya. Walaupun menyerupai perjalanan penyakit seperti pada kanker serviks
melalui fase neoplasia intraepitelial, perubahan secara nyata serta progresinya menjadi
invasif masih belum banyak dipahami. Sebanyak 30% pasien dengan kanker vagina
memiliki riwayat kanker serviks insitu ataupun invasif yang telah diterapi setidaknya 5
tahun sebelumnya. Adanya riwayat radiasi pada daerah pelvis sebelumnya diperkirakan
menjadi penyebab terjadinya kanker vagina.

GEJALA DAN TANDA

Perdarahan pervaginam yang tidak nyeri dan keputihan merupakan gejala yang
paling umum. Pada tingkat yang lebih lanjut dapat terjadi retensi urin, hematuri,
inkontinensia urin, dan bahkan bisa timbul keluhan tenesmus, konstipasi, atau
hematosesia. Kebanyakan lesi berada pada sepertiga atas vagina, biasanya pada daerah
apeks atau pada dinding posterior. Secara makroskopis, lesi biasanya eksofitik, tetapi
dapat juga endofitik. Permukaan ulseratif bisa muncul pada tahap lanjut dari penyakit.

SKRINING

Pemeriksaan skrining pada pasien setelah dilakukan histerektomi pada kasus tumor
jinak tidak bermanfaat, akan tetapi pada pasien dengan riwayat CIN dan riwayat m

enderita neoplasia invasif perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dengan tes pap smir.
DIAGNOSIS

Diagnosis bisa diarahkan dari hasil pemeriksaan pap smear atau didapatkan
dengan biopsi temuan langsung makroskopik lesi tumor pada vagina yang telah
dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan histopatologik. Lesi tumor lebih sering
ditemukan pada sepertiga proksimal vagina bagian posterior. Harus diperhatikan
permukaan dinding vagina pada pemasangan spekulum yang sering terlewatkan karena
hanya akan menilai serviks. Pada pasien dengan hasil pap smear yang abnormal dan tidak
dijumpai kelainan kasat mata, dengan adanya perdarahan pervaginam yang tidak jelas
sebabnya, pemeriksaan vagina dengan kolposkopi dan penggunaan cairan Lugol pada vagina
akan sangat membantu diagnosis, dan bila diperlukan dapat dilakukan biopsi target. Pada
penderita pasca-histerektomi total juga harus diperhatikan keadaan vaginal vault karena
epitel vagina di daerah tersebut masih mempunyai resiko terjadinya kanker.

HISTOPATOLOGI

Paling banyak ditemukan adalah karsinoma sel skuamosa yang mencapai 80-
95%. Selebihnya adalah adenomakrsinoma, melanoma, dan sarkoma.

DIAGNOSA BANDING

Kanker serviks, kanker vulva, kanker metastasis (misal: penyakit trofoblas


gestasional).

STADIUM

Stadium ditetapkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan bila ada indikasi daat
dilakukan sistoskopi, anoskopi/proktoskopi, dan rontgen paru. Informasi CT-scan, MRI, dan
limfangiografi tidak digunakan untuk menentukan staging menurut FIGO, tetapi dapat
digunakan untuk manajemen terapi selanjutnya.

Surgical staging dan reseksi kelenjar getah bening yang membesar bisa
dilakukan pada pasien tertentu. FIGO tidak menyertakan kriteria mikroinvasif pada
klasifikasi kanker vagina.
TERAPI

a. .PEMBEDAHAN

Pada stadium I yang hanya invasi pada sepertiga proksimal vagina bagian belakang dapat
dilakukan vaginektomi radikal (pada bagian atas hingga mencapai daerah bebas
tumor setidaknya 1 cm), dan limfadenektomi pelvis. Bila uterus masih ada, dilakukan
histerektomi radikal.

Pada pasien pasca histerektomi dilakukan vaginektomi radikal dan


limfadenektomi pelvis. Bila hasil operasi free margin dari tumor dan tidak didapatkan anak
sebar pada spesimen kelenjar getah bening, maka tidak dilakukan terapi adjuvan.

Pada wanita muda yang memerlukan terapi radiasi dapat dilakukan transposisi
ovarium dan limfadenektomi pada kelenjar yang membesar sebelum tindakan radiasi. Pada
stadium IVA dengan atau tanpa fistula rektovaginal atau vesikovaginal dapat
dipersiapkan untuk kandidat operasi primer eksentreasi dan dapat dikombinasikan dengan
diseksi kelenjar getah bening pelvis dan radiasi preoperatif, dilanjutkan dengan
anastomosis rektum bawah, diversi urinari, dan rekonstruksi vagina.

Diseksi kelenjar inguinal dilakukan pada tumor yang telah menginfiltrasi 1/3 bawah
vagina. Pada pasien dengan rekurensi sentral setelah terapi radiasi, tindakan reseksi
pembedahan merupakan pilihan satu-satunya.

b. RADIOTERAPI

Radioterapi merupakan terapi pilihan pada hampir semua pasien kanker vagina.
Radiasi yang diberikan adalah radiasi eksterna dikombinasi dengan radiasi
intrakaviter/interstisial. Pada pasien dengan lesi tumor superfisial yang kecil (stadium I/II)
dapat diberikan radiasi intrakaviter saja. Sementara itu, bila lesi tumor lebih besar dan
terletak lebih dalam, diberikan radiasi eksterna dengan dosis 5.000-7.000 cGY,
kemudian diberikan radiasi KGB inguinal atau dilanjutkan dengan brakhiterapi
untuk mencapai dosis yang cukup. Bila telah dilakukan histerektomi, cukup
dilakukan radiasi silinder superfisial pada vagina. Namun, bila tebal tumor lebih dari
5 mm, diperlukan radiasi interstisial untuk mencapai dosis cukup pada tumor primer.
Belum banyak laporan terapi kombinasi dengan kemoterapi, akan tetapi kombinasi
konkuren dengan sisplatin banyak dilaporkan cukup baik hasilnya pada kanker serviks.

PENGAMATAN LANJUTAN

Pemeriksaan klinis, inspekulo, colok dubur, dilakukan pada setiap kunjungan


untuk mencari kemungkinan rekurensi. Pemeriksaan penunjang lain dilakukan hanya
atas indikasi. Pengamatan lanjutan dilakukan tiap tiga bulan pada tahun pertama dan
selanjutnya tiap 4-6 bulan, hingga dilakukan pengamatan lanjutan tiap tahun setelah 5 tahun
berikutnya.

PROGNOSIS

Angka kelangsungan hidup selama 5 tahun secara keseluruhan pada kanker vagina
adalah 52%. Meskipun demikian, pada stadium I angka kelangsungan hidup kurang
dari 74%, lebih rendah dari kanker serviks dengan stadium yang sama.

Anda mungkin juga menyukai