Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PENELITIAN

PROMOSI ASI EKSLUSIF MEMAKAI METODE KONSELING


DENGAN PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN
DAN SIKAP PADA IBU MENYUSUI
:
: ÿ

'? '/ill
Dalina Gusti*, Hafni Bachtiar** dan Masrul**

ABSTRAK

Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yaitu 3 1.04/1000 kelahiran hidup, penyebabnya adalah
infeksi, diare, dan penyakit saluran pencernaan yang berkaitan dengan gizi kurang karena bayi tidak mendapatkan
ASI ekslusif. Di Indonesia bayi mendapatkan ASI ekslusif baru 14 %, target 80%, karena kurangnyapengetahuan
dan sikap ibu tentang ASI ekslusif. Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap dilakukan promosi kesehatan
diantaranya dengan metode konseling dan penyuluhan. Tujuan penelitan ini adalah untuk melihat perbedaan
pengetahuan dan sikap responden tentang ASI ekslusif sebelum dan sesudah promosi ASI ekslusif memakai
metode konseling dengan penyuluhan.Jenis penelitian ini adalah eksperimen menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan rancangan Quasi Eksperimental bentuk Non Equivalent Control Group pre test-post test,
subjek dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok konseling dan kelompok penyuluhan. Analisa dilakukan
denganpairedt-test dan independent t-test. Hasil penelitian terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap responden
setelah diberi konseling ASI. Selisih rata - rata pengetahuan dan sikap lebih tinggi kelompok konseling dari
kelompok penyuluhan. Dari Hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap
setelah diberi perlakuan konseling dan penyuluhan.. Metode konseling merupakan metode yang lebih baik dari
penyuluhan. Diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkanlagi promosiASI ekslusif khusus dengan metode
konseling dan pembentukankonselor ASI.

Katakunci:ASI ekslusif, konseling, penyuluhan

ABSTRACT

Infant mortality rate in Indonesia is still high 3 1.04/1000 life birth, the causes are infection, diarrhea, and
gastriintestinal tract disease relating to the lack of nutrition because those babies do not get exclusive
breastfeeding. InIndonesia, the number of baby who gets exclusive breastfeeding was still 14 %, the target was 80
%. It happened because of the lack of knowledge and mother's attitude toward exclusive breastfeeding. The health
promotion of counseling method with information is the effort to increase the cognitive and society's attitude.The
purpose of this research was to observe the different cognitive and the attitude of despondence toward exclusive
breastfeeding before and after the promotion of exclusive breastfeeding using the counseling method with
information.The study was an experimental research with quantitative approach with Quasy Experimental disegn
withNon Equivalent Control Group pre test-post test. The data were analyzed by using paired t-test and
independent t-test.The result of this research shows that counseling and information methode letter giving
conseling of breasfeeding got increase of cognitive and attitude.Based an the finding of the research, it can be
concluded that counseling methode is better than information methode. Cognitive and attitude for Breastfeeding-
Mather. It is hoped the health staff / officer can promotion the exclusive breastfeeding with counseling methode
and establish of breastfeeding counselor.

Keywords : exclusive breastfeeding, counseling, information

*Dalina Gusti. Akademi Keperawatan Baiturrahmah. Jin Raya By Pas, KM 15 Aie Pacah Padang. Hp 081374039670. Email : lina_gusti95@yahoo.co.id
** Bagian IlmuKesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Perintis Kemerdekaan No.94, Padang
4
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2011-Maret 2011, Vol. 6, No.l

Pendahuluan Di Indonesia pemerintah menetapkan agar bayi


Tujuan pembangunan kesehatan adalah disusui sejak lahir sampai 6 bulan, namun kenyataan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan di lapangan masyarakat belum dapat
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat melaksanakannya, karena itu penyuluhan dan
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk konseling tentang ASI ekslusif sebaiknya
tercapainya tujuan tersebut perlu dilaksanakan disampaikan kesemua lapisan masyarakat.5
upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu dan Notoatmodjo (2005), mengatakan bahwa
berkesinambungan yang dapat dirasakan hasilnya pendidikan kesehatan dapat dilakukan melalui
oleh masyarakat dan dapat meningkatkan beberapa cara, yaitu : penyuluhan, pelatihan,
1
kesejahteraanrakyat. konseling, konsultasi dan melalui media. Kelima
6
Salah satu indikator derajat kesehatan metode ini memiliki kelebihandan kekurangan.
masyarakat adalah angka untuk menurunkan Angka Rumusan permasalahan penelitian ini :
Kematian Bayi (AKB) yang sampai saat ini masih Apakah ada perbedaan efek promosi ASI ekslusif
cukup tinggi. Pada tahun 2008 AKB di Indonesia memakai metode konseling dengan metode
3 1,04/1000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap
tinggi dibanding Malaysia dan Singapura yang dalam pemberianASI ekslusif pada ibu menyusui.
masing-masing sebesar 16,39/1000 dan 2,3/1000 Tujuan penelitian ini adalah untuk
kelahiran hidup. Penyebab kematian infeksi, diare, mengetahui perbedaan efek promosi ASI ekslusif
dan penyakit saluran pencemaan. Penyakit ini memakai metode konseling dengan penyuluhan
berkaitan dengan gizi kurang dan juga karena bayi terhadap pengetahuan, sikap dalam pemberian ASI
tidak mendapatkanASI ekslusif. eksklusif pada ibu menyusui.
Pemerintahan Indonesia mentargetkan
minimal 80% bayi di Indonesia disusui secara Metode
ekslusif. Namun kenyataan masihjauh dari harapan. Penelititan ini merupakan eksperimen
Pemberian ASI ekslusif belum membudaya pada dilakukan dengan menggunakan pendekatan
masyarakat. Prevalensi pemberian ASI eksklusif di kuantitatif dengan rancangan Quasi Eksperimental
Indonesia masih di bawah angka yang ditargetkan, dengan bentuk Non Equivalent Control Group pre
malah cenderung menurun dari tahunke tahun.2 test-post test, yaitu mengelompokan anggota sampel
Menurut hasil penelitian Nutrition & ke dalam dua kelompokperlakukan yang berbeda.
Health Surveilance System (NSS) yang merupakan Dalam penelitian ini digunakan dua
hasil kerjasama antara Balitbangkes dan Helan kelompok yang mendapat intervensi (perlakuan)
Keller Internasional (2002). Di Kota Jakarta bayi yang berbeda. Desain penelitian dengan rancangan :
mendapatkan ASI ekslusif (1%), Makasar (12%) Ibu-ibuyang menyusui 01 XI 02
dan di Surabaya bayi yang mendapatkan ASI Ibu-ibuyang menyusui 03 X2 04
ekslusif hanya sampai umur 3 bulan (45%).
Pencapaian ASI ekslusif di Kota Padang Keterangan :
juga rendah pada tahun 2006 pencapaian ASI 01 dan 03 : Observasi pertama dengan
ekslusif 30.4%, tahun 2007 meningkatmenjadi 32.2 melakukanpre tes kedua
% dan tahun 2008 menjadi 36.4%.3 kelompok.
Bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif XI : Kelompok konseling.
kemungkinan dipengaruhi oleh karakteristik ibu. X2 : Kelompok penyuluhan
Ibu yang terlalu muda saat pertama melahirkan 02 dan 04 :Observasi kedua dengan
sehingga tidak mengerti akan kebutuhan bayi. Ibu melakukanpost tes.
lebih mementingkan keindahan tubuh pasca
melahirkan, pendidikan yang rendah serta Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan
pengetahuan yang kurang.4 Kampung Olo Kecamatan Nanggalo Padang, yang
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Lapai.
paling baik untuk bayi segera setelah lahir. Penelitiandilaksanakan pada bulan Mei s/d Oktober
Kelebihan dan kehebatan ASI sudah tidak 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
disangsikan lagi, ASI mengandung hampir semua ibu-ibu menyusui di Kelurahan Kampung Olo
zat gizi yang diperlukan oleh bayidengan komposisi Kecamatan Nanggalo Padang sejumlah 90 orang.
sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI ekslusif yaitu Jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh
pemberian hanya air susu ibu saja tanpa tambahan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
cairan atau makanan lain.2

5
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 20 11-Maret 20 11, Vol. 6, No. 1

Intervensi pertama dilakukan pada hari Jum'at 4


Oktober 20 10 di MDA MesjidA1- Ikhlas Kelurahan
Kp. Olo. Pelaksanaan penyuluhan kedua
dilaksanakan pada hari Jum'at 15 Oktober 2010
ditempat yang sama. Waktu yang diperlukan untuk
satu kali penyuluhan ± 45 menit dengan metoda
ceramah dan memakai alat bantu leaflet,,foto, video
dan infokus.
Dari perhitungan di atas didapat jumlah sampel Satu minggu setelah perlakuan ke dua
minimal sebanyak 19 orang. Analisa data dilakukan dilanjutkan dengan post test yang dilaksanakan
dengan uji paired T test maka sampel digenapkan pada hari Jum'at, 22 Oktober 2010 di MDA Mesjid
menjadi 30 orang untuk setiap perlakukan. Untuk AL-Ikhlas Kp. Olo, waktu yang diperlukan untuk
pengambilan sampel dengan menggunakan teknik post test adalah 60 menit.
Simple Random Sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian
Data primer meliputi : pengetahuan, sikap ibu ini adalah kuesioner, satu orang konselor dengan
menyusui tentang ASI ekslusif yang diperoleh latar belakang pendidikan SI Keperawatan yang
melalui pre test dan post test. Data sekunder sudah terlatih menjadi konselor ASI dan satu orang
diperoleh dari kantor kecamatan Nanggalo yaitu tenaga penyuluh dengan latar pendidikan SI
data mengenai demografi penduduk serta gambaran Kesehatan Masyarakat.
umum mengenai kecamatan Nanggalo dan jumlah Pengolahan data dilakukan dengan bantuan
ibu - ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dari komputer dengan langkah - langkah sebagai
laporan Puskesmas Lapai. berikut: Editing, coding, entry data, cleaning dan
Sebelum dilakukan pengumpulan data, setiap processing kemudian data dianalisa dengan uji
responden diminta kesediaanya mengisi formulir Paired sampel t-Test dan uji independent sampel t-
persetujuan / informed consent. Responden dibagi Test.
dua kelompok, pembagian kelompok dilakukan
secara randomisasi. Perlakuan konseling diberikan Hasil dan Pembahasan
pada kelompok randomisasi pertama sebanyak 30
orang, perlakukan penyuluhan diberikan pada Tabel 1. Rata - rata Perbedaan Umur
kelompok randomisasi kedua sebanyak 30 orang.
Variable
Konseling6 .. .
Mak-Min
... Penyuluhan
1 .. . ...
Mak-Min p
Melakukan pre test terhadap seluruh responden di Rata-rata SD± Rata-rata SD±
MDAMesjidAl-Ikhlas terletakdi RW 06 Kelurahan Umur
Kampung Olo Kecamatan Nanggalo pada tanggal 2 (Tahun)
, 28.13 5.575 18-40 27.00 4.6161 9-35 0.937
Oktober 2010. Waktu yang diperlukan untuk pre test
adalah 60 menit.
Promosi kesehatan dilakukan dengan metode Darihasil penelitian diketahui bahwa rata - rata
konseling dan metode penyuluhan. Konseling umur responden 27-28 tahun. Dari uji statistik
dilakukan oleh konselor yang mempunyai latar (p>0.05), umur responden rata - rata masih usia
belakang SI Keperawatan yang sudah produktif, baik kelompok konseling maupun
berpengalaman menjadi konselor ASI, konseling kelompok penyuluhan, memungkinkan mereka
dilakukan secara individual, konseling yang di masih mampu untuk menangkap informasi yang
laksanakan dirumah responden dan di rumah kader diberikan dan bisa mengigatnya kembali.
dimana responden datang ke rumah kader pada
waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu Tabel 2. Perbedaan Tingkat Pendidikan
antara responden dengan konselor. Intervensi Variable Konseling Penyuluhan Total
pertama dilakukan pada tanggal 3-9 Oktober 2010. Pendidikan f % f % f %
Waktu yang diperlukan untuk setiap Tamat SD 2 100 0 0.0 2 100
Tamat SLTP 7 43.8 9 56.3 16 100
pelaksanaan/responden ± 45 menit. Intervensi kedua Tamat SLTA 18 52.9 16 47.1 34 100
dilaksanakan mulai tanggal 10-13 Oktober. Media/ PT 3 37.5 5 62.5 8 100
alat bantu yang digunakan adalah panduan materi Total 30 50 30 50 60 100
konseling,jam tangan, foto danbrosur. p =0.412
Penyuluhan merupakan intervensi kedua Dari Tabel 2 umumnya responden
yang diberikan kepada responden, penyuluhan berpendidikan tamat SLTA, akan memudahkan
dilakukan oleh penyuluh yang mempunyai latar responden menangkap informasi mengenai ASI
belakang pendidikan SI Kesehatan Masyarakat.
ekslusif.

6
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2011-Maret 20 11,Vol. 6, No. 1

Tabel 3. Perbedaan Pekerjaan Responden Notoatmodjo (2005) mengatakan promosi


Variable Konseling Penyuluhan Total
kesehatan akan berhasil bila pesan (message) yang
Pekerjaan f % f % f % ingin disampaikan kepada komunikan disusun
PNS/Swasta 4 33.3 8 66.7 12 100 dengan terencana, efektif dan efisien dengan
Pedagang 4 44.4 5 56.6 9 100
Petani 1 33.3 2 66.7 3 100 pemilihan metoda yang tepat. Hal ini sesuai yang
Rumah Tangga 21 58.3 15 41.7 36 100 telah peneliti lakukan, dimana sebelum peneliti
Total 30 50 30 50 60 100 melakukan intervensi terlebih dahulu peneliti
P=0.427 membuat panduan pelaksanaan penyuluhan dan
konseling.7
Hasil uji analisis memakai paired sample t-test
Dari tabel 3 dijelaskan umumnya responden menjelaskan untuk kelompok konseling rata - rata
mempunyai pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangg. pengetahuan pre test 2.87±2.270, post test 14.90 ±
Karakteristik pekerjaan responden mayoritas 0.305. Kelompok penyuluhan rata - rata
sebagai iburumah tangga sangat mendukung dalam pengetahuanpre test 6.53 ± 4.345, post test 13.97 ±
menyediakan waktu dalam pelaksanaan konseling 0.718. Hasil uji statistik didapatkan nilai (p<0.05)
dan mendengarkanpenyuluhan. terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre
Hasil analisis karakteristik responden (p>0.05) test dan post test baik kelompok Konseling maupun
berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna kelompok penyuluhan.
antara karakteristik kelompok konseling dengan Selisih rata - rata pengetahuan sebelum dan
kelompok penyuluhan. Notoatmodjo (2003) sesudah promosi ASI ekslusif memakai metode
mengatakan pengetahuan dipengaruhi oleh umur, konseling 12.03 ± 2.282. Metode penyuluhan
ekonomi, pendidikan dan pengalaman seseorang, selisih rata - rata pengetahua 7.43 ± 4.400 Hasil uji
sesuai dengan penelitian penulis tidak terdapat statistik didapatkan nilai (p<0.05) terdapat
perbedaan yang bermakna karakteristik antara perbedaan yang signifikan antara selisih
kelompok konseling dengan penyuluhan maka akan pengetahuan kelompok konselingdengan kelompok
memudahkan dalam melihat peningkatan penyuluhan.
pengetahuan dan sikap setelah diberi perlakukan. Asumsi peneliti saat melakukan penelitian
dengan metode konseling mampu menciptakan
Tabel 4. Perbedaan Rata-rata dan Selisih Pengetahuan suasana kerja yang baik, suasana yang tenang, dan
Responden Sebelum dan Sesudah Promosi ASI
Ekslusif Memakai Metode Konseling dengan
kepercayaaan counselee kepada konselor. Hal ini
Metode Penyuluhan sejalan dengan Tyastuti (2008), salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan konseling adalah
Variable Konseling Penyuluhan P suasana konseling, sedangkan menurut Febrina
Rata-rata SD± Rata-rata SD± (2008) konseling sangat bertumpu pada
Pengetahuan(pre test) 2.87 2.270 6.53 4.343 0.000 keterampilan komunikasi dan hubungan antar
Pengetahuan (post test) 14.90 0.305 13.97 0.718 0.000
0.000 0.000
manusia.8'9
P
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Selisih Pengetahuan 12.03 ±2.282 7.43 ±4.400 0.000
Thaczuk (2008) di Afrika Selatan terhadap penderita
HIV / AIDS, dimana program konseling berhasil
Rata-rata pengetahuan responden sebelum mendorong pemberian ASI ekslusif hal ini terjadi
diberikan promosi ASI ekslusif dengan metode dimana conselor melakukan kunjungan konseling 2
konseling 2.87±2.270 dan metode penyuluhan 6.53 - 3 kali hal ini sejalan dengan penelitian penulis
± 4.343. Sesudah diberikan promosi ASI ekslusif dimana peneliti melakukan dua kali perlakukan
10
terjadi peningkatan pengetahuan metode masing - masing kelompok.
konseling 14.90 ± 0.305 dan metode penyuluhan Peningkatan yang terjadi setelah
13.97 ± 0.718 dari uji statistik (p<0.05) terdapat perlakuan pada responden bisa juga dikarenakan
perbedaan yang signifikan antara pengetahuan terpaparnya informasi ASI ekslusif dari sumber -
metode konseling dengan metode penyuluhan. sumber informasi. Hal ini sangatlah sulit dihindari,
Dari hasil analisis data dimana didapatkan terdapat Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa
peningkatanpengetahuan setelah perlakuan. Hal ini pengetahuan dapat diperoleh dari guru, pengalaman
menunjukan intervensi yang tepat pada sasaran dan dan media massa lainnya.6
cara penyampaian yang tepat, akan memberikan
hasil yang baik atau sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.

7
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2011-Maret 201 1, Vol. 6, No.l

Tabel 5. Perbedaan Rata-rata dan Selisih Sikap


Responden Sebelum Promosi ASI Ekslusif promosi ASI ekslusif memakai metode konseling
Antara Metode Konseling dengan Metode 17.33 ± 1.028. Metode penyuluhan selisih rata - rata
Penyuluhan. sikap 11.93 ± 7.192 (p<0.05) terdapat perbedaan
yang signifikan antara selisih sikap antara metode
Konseling Penyuluhan
Variable
Rata-rata SD± Rata-rata SD±
p konselingdengan metode penyuluhan.
Sikap (pretest) 17.47 0.571 22.63 7.122 0.000
Promosi ASI ekslusif dengan metode
Sikap (post test) 34.93 0.254 34.50 0.630 0.000 konseling merupakan metode yang baik
P 0.000 0.000 dibandingkan dengan metode penyuluhan, hal ini
SelisihSikap 17.33 ±1.028 11.93 ±7.192 0.000 dapat dilihat dari selisih rata - rata sikap.
Asumsi peneliti ini disebabkan karena
dalam melakukan promosi ASI dengan metode
Tabel 5. menjelaskan rata-rata sikap responden
sebelum diberikan promosi ASI ekslusif dengan
konseling peneliti memberikan sikap serius, empati
dan ingin menolong, sehingga menimbulkan
metode konseling 17.47± 0.571 dan metode
kepercayaan dari responden. Hal ini sesuai dengan
penyuluhan 22.63 ± 7.122 dari uji statistik (p<0.05)
pendapat Depkes (2007), mengatakan dalam
terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap
pelaksanaan konseling seorang konselor harus
memakai metode konseling dengan metode
memiliki persyaratan keterampilan salah satunya
penyuluhan.
yaitu empati dan menggali lebih lanjut sesuai
Setelah diberikan promosi ASI ekslusif terjadi
dengan kebutuhan yang ditolong. Namun bukan
peningkatan nilai rata-rata sikap, metode konseling
berarti dalam melakukan promosi ASI ekslusif
34.93 ± 0.254 dan metode penyuluhan 34.50 ±
dengan metode penyuluhan peneliti tidak
0.630 dari uji statistik (p<0.05) terdapat perbedaan
menunjukan sikap yang serius, sikap serius selalu
yang signifikan antara sikap memakai metode
peneliti lakukan untuk mendapatkan hasil yang
konseling dengan metode penyuluhan. 11

Peningkatan nilai rata - rata sikap yang terjadi pada maksimal.


kelompok mewujudkan adanya kesadaran dan Berbeda dengan konseling promosi ASI ekslusif
motivasi responden untuk mau terus memberikan dengan metode penyuluhan informasi diberikan
ASI ekslusif kepada bayinya, timbulnya kesadaran secara satu arah kepada 30 orang responden
dan motivasi ini juga dipengaruhi oleh peningkatan sehingga sulit diukur jumlah yang bisa dimengerti
pengetahuan responden sehingga memberikan dan dapat belajar. Notoatmodjo (2003), menyatakan
perobahan pula pada sikapnya terhadap pemberian penyuluhan kesehatan pada garis besarnya adalah
ASI ekslusif. proses komunikasi satu arah dengan sedikit
MenurutNotoatmodjo (2005), sikap bukan dibawa kesempatan untuk mengukur jumlah yang dapat
sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari belajar atau mengerti dan hanya sebagian kecil yang
sepanjang perkembangan orang tersebut dalam tampaknya dapat diingat pada akhir pertemuan serta
hubungan dengan objeknya. Dalam hal ini akan berkurang beberapa hari lagi, dalam hal ini
pengetahuan yang diberikan melalui konseling dan peneliti melakukan intervensi dua kali sehingga
penyuluhan pada ibu menyusui membantu sikap dapat ditingkatkan.6
pembentukan sikap ibu menyusui terhadap ASI Promosi kesehatan dengan metode
ekslusif. Hal ini sejalan dengan penelitan yang konseling dan penyuluhan akan meningkatkan
dilakukan oleh Yosfita (2007) dimana pengetahuan tentang AS Iekslusif, terutama ibu- ibu
terbentuknya sikap yang positif terhadap ASI muda, akan lebih memahami tentang ASI ekslusif
ekslusif setelah diberikan konseling dan sehingga kebiasaan dan pendapat yang keliru
penyuluhan.7 tentang ASI ekslusif dapat terjawab dan memotivasi
Hasil ujianalisis denganpairedsample t- test pada ibu agar mempunyai keinginan yang kuat untuk
tabel 5 menjelaskan rata - rata nilai sikap pre test menyusui bayinya sesegera mungkin dan terus
kelompok konseling 17.47 ± 0.571, post test 34.93 memberikanASInya sampai umur 6 bulan.
± 0.254. Kelompok penyuluhan rata-rata nilai pre Promosi ASI ekslusif memakai metode
test 22.63 ±7.122, post test 34.50 ±0.630.Hasil uji
konseling dengan penyuluhan yang dilakukan dua
statistik didapatkan nilai (p<0.05), kali perlakuan, dimana penilaian variable
terdapat
perbedaan yang signifikan antara nilai sikap pre test pengetahuan yang dinilai setelah satu minggu
dengan post test baik kelompok konseling maupun perlakuan kedua akan menghasil nilai baik, sikap
kelompok penyuluhan. yang merupakan reaksi tertutup dari seseorang,
Selisih rata - rata sikap sebelum dan sesudah kesiapan untuk bertindak yang dilakukan penilaian
setelah satu minngu perlakuan kedua akan

8
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2011-Maret 2011, Vol. 6, No.l

menghasilkan hasil yang lebih baik. Hal ini metode konseling dengan metode penyuluhan.
merupakan jawaban sementara dari penelitian Promosi ASI ekslusif dengan metode konseling
penulis dimana terdapat perbedaan yang bermakna paling tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan
antara promosi ASI ekslusif memakai metoda sikap responden.
konseling dengan metode penyuluhan. Dinas Kesehatan Kota Padang khususnya
Asumsi peneliti lainnya disebabkan karena seksi KIA (kesehatan ibu dan anak), lebih
masyarakat di Kecamatan Nanggalo ini merupakan meningkatkan lagi kerjasama dengan puskesmas
masyarakat perkotaan dimana dengan mudah Lapai dalam mempromosikan ASI ekslusif,
mendapatkan informasi dari berbagai media massa menyediakan ruangan konseling dan pembentukan
tentang ASI ekslusif. konselor ASI. Pelaksanaan konseling ASI selain
kepada ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan,
Kesimpulan dan Saran dilakukan pada saat seorang wanita akan
Terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap melaksanakan immunisasi catin. Pada ibu hamil
ibu - ibu menyusui di Kecamatan Nanggalo yang memeriksakan kehamilannya ke puskesmas
sebelum dan sesudah promosiASI ekslusif memakai atau keRumah Bersalin.

Daftar Pustaka
1. Depkes RI. 2004. Sistem kesehatan 7. _ , 2005. Promosi kesehatan
nasional, Jakarta. teori dan aplikasi. Rineka cipta. Jakart
2. Depkes RI. 2007. Pelatihan konseling 8. Tyastuti. 2008. Komunikasi dan konseling
menyusui. DirektoratBina Gizi Masyarakat dalam praktek kebidanan. Yogyakarta
3. Dinkes Kota Padang, (2008), Profil 9. Febrina. 2008. Komunikasi interpersonal.
kesehatankota Padang EGC Jakarta.
4. Soetjiningsih. 1997. ASI : Petunjuk untuk 10. Thaczuk, Derek. 2008. Program konseling
tenaga kesehatan. EGC Jakarta. mendorong pemberian ASI ekslusif di
5. Ulfah, N. 2009. Angka kematian bayi di Afrika Selatan. Aidsmap.com
Indonesia masih tinggi. Detik Health. 11. Depkes RI. 2007. Riset kesehatan dasar.
Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan
6. Notoatmodjo, S 2003. Pendidikan dan Kesehatan
prilakukesehatan. Rineka cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai