Anda di halaman 1dari 4

Tugas yenny & mutia

Pajanan fisik

1. Vibrasi
Vibrasi terjadi bila energi mekanis yang berasal dari getaran suatu benda
ditransmisikan pada suatu objek yang tetap. Bila tubuh kontak dengan suatu sumber
vibrasi, maka jaringan tubuh akan melepaskan diri dari posisi istirahatnya. Dalam
kesehatan kerja, seorang pekerja dapat terpajan pada 2 jenis vibrasi, yaitu :
- Vibrasi pada seluruh tubuh (whole body Vibration), bila vibrasi ditransmisikan pada
seluruh tubuh. Vibrasi pada seluruh tubuh umumnya disebabkan oleh mesin
industri/konstruksi atau peralatan transportasi, yang dapat dibagi menjadi:
a. Vibrasi frekuensi rendah, misalnya peralatan transportasi darat (bus, truk, kereta
api).
b. Vibrasi frekuensi tinggi, misalnya mesin industry, alat-alat berat (forklift,
traktor, traktor roda gigi, derek, skop elektrik), peralatan transportasi udara/laut
(helikopter, kapal laut).
c. Syok, peralatan transportasi darat yang berjalan dijalanan yang tidak
rata/berlubang.
- Vibrasi segmental, bila vibrasi ditransmisikan terlokalisasi pada 1 segmen tubuh,
biasanya pada lengan dan tangan pada saat menggunakan peralatan yang bergetar.
Vibrasi segmental biasanya terjadi pada frekuensi 8-1000 Hz.

Dafpus : Harrianto Ridwan, buku ajar kesehatan kerja. Jakarta: EGC; 2009. H.147-8

2. Penerangan di lingkungan kerja


Bagi tenaga kerja, longkungan tempat kerja suatu industri mempunyai pengaruh
yang dramatis terhadap produktivitasnya. Ada 2 aspek yang perlu mendapat perhatian,
yaitu :
a. Penerangan yang suram (intensitas penerangan rendah), umumnya tenaga kerja
akan berupaya untuk melihat pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, dengan cara
berakomodasi secara terus-menerus. Upaya demikian akan menyebabkan
terjadinya ketegangan mata (eye strain) dan cenderung menciptakan terjadinya
ketegangan otot dan syaraf yang dapat mempercepat terjadinya kelelahan.
Gejala yang ditimbulkan adalah sakit kepala, daya konsentrasi dan kecepatan
berpikir menurun.
b. Penerangan yang intensitasnya berlebihan (kelebihan cahaya)
3. Tekanan udara ekstrim
Yang dimaksud tekanan udara ekstrim adalah tekanan udara yang lebih besar
(tinggi) atau tekanan udara yang lebih rendah dari tekanan udara normal. pekerjaan
seperti ini termasuk pekerjaan para penyelam di perairan (di laut) yang dalam, para
pekerja tambang yang dalam, juga para pekerja yang bekerja dalam pembuatan
terowongan dibawah tanah, maupun terowongan dibawah air.

Dafpus : M Soeripto, higine industri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia; 2008. H.419-21, 461-3.

4. Kebisingan

Adalah semua suara bising yang tidak dikehendaki, bersumber dari alat produksi
atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan suatu gangguan
pendengaran. Suara keras yang berlebihan dan berkepanjangan akan merusak jaringan
saraf yang sensitive di telinga, sehingga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran
sementara maupun permanen. Hal ini sering diabaikan sebagai suatu masalah kesehatan
para pekerja, tetapi ini merupakan salah satu bahaya fisik yang utama. Batasan pajanan
terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang batas (NAB) sebesar 85 dB selama 8 jam
per hari.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mencegah pajanan


kebisingan, antara lain:

 Identifikasi sumber penyebab kebisingan, seperti mesin, system ventilasi, dan alat-alat
listrik. Tanyakan pekerja apakah ada masalah yang berkaitan dengan kebisingan
ditempat bekerjanya.
 Inspeksi tempat kerja untuk pajanan kebisingan. Mungkin harus dilakukan pada waktu
yang berbeda untuk dapat memastikan bahwa semua sumber kebisingan teridentifikasi.
 Terapkan 'rule of thumb' sederhana jika sulit untuk melakukan percakapan, berarti
tingkat kebisingan mungkin melebihi batas aman.
 Tentukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan identifikasi para pekerja yang
mungkin terekspos oleh kebisingan
 Identifikasi kontrol kebisingan yang ada dan evaluasi efektivitas pengendaliannya
 Setelah tingkat kebisingan ditentukan, alat pelindung diri seperti penutup telinga (ear
plug dan ear muff) harus disediakan dan dipakai pekerja di lokasi yang memiliki
tingkat kebisingan yang tidak dapat dikurangi.
 Kebanyakan kasus, merotasi pekerjaan juga dapat membantu untuk mengurangi tingkat
pajanan kebisingan.

5. Iklim kerja (suhu)

Bila suhu berada di bawah atau diatas batas dari normal, maka keadaan ini dapat
memperlambat suatu pekerjaan. Ini adalah suatu respon yang alami dan fisiologis dan
merupakan salah satu alasan mengapa penting untuk mempertahankan tingkat
kenyamanan suhu dan kelembaban ditempat kerja. Faktor - faktor ini secara signifikan
dapat berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas pada pekerja. Sirkulasi udara yang
bersih di ruangan tempat bekerja membantu memastikan lingkungan kerja yang sehat
dan mengurangi pajanan bahan kimia. Sirkulasi udara yang kurang sesuai dapat
mengakibatkan:

 Pekerja menjadi kekeringan atau kelembaban yang berlebihan


 Menimbulkan ketidaknyamanan bagi para pekerja
 Mengurangi konsentrasi para pekerja, akurasi dan perhatian untuk praktek kerja yang
aman.

Agar tubuh dapat berfungsi secara efisien, diperlukan untuk tetap berada dalam
kisaran suhu normal. Sehingga perlu iklim kerja yang sesuai bagi para pekerja saat
melakukan pekerjaan. Iklim kerja ini merupakan hasil perpaduan antara suhu,
kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat panas dari tubuh
pekerja sebagai akibat dari aktifitas pekerjaannya.

Iklim tempat kerja berdasarkan suhu dan kelembaban ditetapkan dalam


Kepmenaker No 51 tahun 1999 diatur dengan memperhatikan perbandingan waktu kerja
dan waktu istirahat setiap hari dan berdasarkan beban kerja yang dimiliki pekerja saat
sedang bekerja (ringan, sedang dan berat).

SUMBER MATERI PAJANAN FISIK:

International Labour Office. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja.


SCORE: 2013; Jakarta.h.10-12.
6. Radiasi Tidak Mengion

Radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari radiasi tidak mengion


antara lain, gelombang mikro dan sinar ultra ungu (ultra violet). Gelombang mikro
digunakan antara lain untuk gelombang radio, televisi, radar dan telepon. Dan
mempunyai frekuensi 30 kilo hertz – 300 giga hertz, panjang gelombang 1 mm – 300
cm. Radiasi gelombang mikro yang pendek < 1 cm yang diserap oleh permukaan kulit
dapat menyebabkan kulit seperti terbakar. Sedangkan, yang lebih panjang (> 1 cm)
dapat menembus jaringan yang lebih dalam.

Radiasi sinar ultra ungu berasal dari sinar matahari, las listrik, laboratorium yang
menggunakan lampu penghasil sinar ultra violet. Panjang gelombang dari sinar ultra
violet berkisar 1 – 40 nm. Radiasi ini dapat berdampak pada kulit dan mata.
Pengendalian dan pencegahan efek daripada radiasi sinar tidak mengion adalah :

 Sumber radiasi tertutup


 Berupaya menghindari atau berada pada jarak yang sejauh mungkin dari sumbersumber
radiasi tersebut
 Berupaya agar tidak terus menerus kontak dengan benda yang dapat menghasilkan
radiasi sinar tersebut
 Memakai alat pelindung diri
 Secara rutin dilakukan pemantauan

Anda mungkin juga menyukai