Anda di halaman 1dari 16

Micco Joshua Apriano 102009204

Anita Anggraeni Sokko 102011064


Oktaviani Dewi Ratih 102013046
Thobias Andrew Yudhistira 102013210
Andani Delabene 102013270
Anggelina Tania Woda Lado 102013316
Yesika Claudia Mofu 102013435
Syawaluddin Zulfitri Bin Zul Karnai 102013492
Lanny Winarta 102013539
Anak laki laki 4 tahun dibawa ibunya ke klinik
THT, dengan keluhan menangis lemah sejak 3
hari yang lalu
Didapatkan riwayat imunisasi yang tidak jelas
Suhu Subfebril
Nadi Lambat
Anak sedikit gelisah
Sesak
Inspirasi stridor
Retraksi suprasternal & epigastrium (+)
Tonsil & faring selaput putih (mudah
berdarah)
Bull Neck (+)
Swab tenggorok kultur
Tonsilofaringitis difteri dengan obstruksi
laring stadium 1-4
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
Terdapat cekungan Cekungan Tampak cekungan Gejala semakin
ringan suprasternal suprasternal suprasternal, berat
menjadi lebih supraclavicular,
dalam ditambah infraclavicular,
cekungan di epigastrum dan
epigastrium intercostal
Keadaan ini tidak Penderita mulai Penderita sangat Penderita sangat
mengganggu dan nampak gelisah gelisah dan tampak gelisah dan
penderita tampak sukar untuk berusaha sekuat
tenang bernafas tenaga untuk
bernafas
Tampak seperti
ketakutan dan
pucat / sianosis
Difteri menyerang selaput lendir pada hidung
serta tenggorokan dan terkadang dapat
memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat
menular dan termasuk infeksi serius yang
dapat mengancam jiwa jika tidak segera
ditangani.
Difteri disebabkan oleh dua jenis bakteri,
yaitu Corynebacterium diphtheriae dan
Corynebacterium ulcerans. Masa inkubasi
(saat bakteri masuk ke tubuh sampai gejala
muncul) penyakit ini umumnya dua hingga
lima hari.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit
ini adalah
Laryngitis difteri
miokarditis
kelumpuhan otot palatum mole
kelumpuhan otot mata
otot faring laring sehingga suara parau
kelumpuhan otot pernapasan
1) Antitoksin : serum anti diphtheria (ADS)
2) Anti microbial : untuk menghentikan
produksi toksin, yaitu penisilin prokain
50.000-100.000 KI/BB/hariselama 7-10 hari,
bila alergi diberikan eritromisin 40
mg/kg/hari.
3) Kortikosteroid : diberikan kepada
penderita dengan gejala obstruksi saluran
nafas bagian atas dan bila terdapat penyulit
miokardiopati toksik.
menjaga kebersihan pada diri anak.
imunisasi yang terdiri dari imunisasi DPT dan
pengobatan carrier.
Imunisasi DPT biasanya diberikan pada usia 2,4,6,
dan 18 bulan, dan 4-6 tahun
Prognosa tergantung pada :
1. Usia penderita
2. Waktu pengobatan antitoksin
3. Tipe klinis difteri
Mortalitas tertinggi pada difteri faring-laring
(56,8%) menyusul tipe nasofaring (48,4%) dan
faring (10,5%)
4. Keadaan umum penderita
Semakin luas daerah yang diliputi membran
difteri, semakin berat penyakit yang diderita.
Anak 4 tahun ini menderita tonsilofaringitis
et causa difteri dengan obstruksi laring
stadium 2

Anda mungkin juga menyukai