PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Kacang tanah (Arachis hypogea L.) berasal dari Brasilia yang diduga masuk
ke Indonesia pada pertengahan abad ke-16. Komposisi pada kacang tanah
dipengaruhi oleh variets, letak geografis oleh varietas, lokasi geografis dan kondisi
pertumbuhan. Umumnya kacang tanah mengandung 20,0 – 30,0% protein,
kandungan lemak antara 40,0 – 50,0%. Kacang tanah juga merupakan sumber serat
dan mineral yang baik. Kandungan mineral antara 2,0 – 5,0% bervariasi menurut tipe
dan varietas kacang tanah. Kacang tanah juga kaya akan kalsium, besi dan vitamin
larut air seperti thiamine, riboflavin dan asam nikotin. Adapun komposisi kimia
kacang tanah dapat dilihat pada tabel di bawah ini. (Sijabat, 2010)
Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) adalah jenis kacang buncis tipe tegak
yang berasal dari Amerika. Kacang jenis ini mengandung serat rendah kolesterol dan
membantu menyuplai energi terus menerus ke otak. Kacang merah juga mengandung
thiamin (vitamin B1) yang membantu meningkatkan konsentrasi serta memori.
Karena kandungan seratnya yang tinggi kacang merah juga baik untuk mencegah
tingginya kadar gula dalam darah. Berikut ini adalah komposisi zat gisi pada tiap 100
gram kacang merah. (Yaumi, 2011)
Menurut Hidayat (2012), Proses fermentasi tempe dapat dibedakan atas tiga fase
yaitu :
1. Fase pertumbuhan cepat (0-30 jam fermentasi) terjadi penaikan jumlah asam
lemak bebas, penaikan suhu, pertumbuhan jamur cepat, terlihat dengan
terbentuknya miselia pada permukaan biji makin lama makin lebat, sehingga
menunjukkan masa yang lebih kompak.
2. Fase transisi (30-50 jam fermentasi) merupakan fase optimal fermentasi tempe
dan siap untuk dipasarkan. Pada fase ini terjadi penurunan suhu, jumlah asam
lemak yang dibebaskan dan pertumbuhan jamur hampir tetap atau bertambah
sedikit, flavor spesifik tempe optimal, dan tekstur lebih kompak.
3. Fase pembusukan atau fermentasi lanjut (50-90 jam fermentasi) terjadi
penaikan jumlah bakteri dan jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan jamur
menurun dan pada kadar air tertentu pertumbuhan jamur terhenti, terjadi
perubahan flavor karena degradasi protein lanjut sehingga terbentuk amonia.
METODA PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kacang tanah dan kacang
merah sebagai bahan utama, Rhizopus oligosporus, dan pembungkus (daun pisang
dan plastik). Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah timbangan, beaker
glass, serta pengaduk.
1. Kacang tanah dan Kacang merah direndam dengan air bersih selama satu
hari satu malam.
2. Setelah direndam sehari semalam dalam air rendaman, lalu kulit ari Kacang
dibuang dengan cara diremas-remas sampai biji terbelah.
3. Kacang yang telah dibuang kulitnya direbus lagi dengan air baru dan bersih
selama ± 30 menit sampai titik didih tercapai. Kemudian rebusan Kacang
ditiriskan pada tampah yang beralaskan daun Pisang, lalu didinginkan.
4. Setelah rebusan Kacang dingin dan mulai kering, taburkan bibit tempe (ragi)
sebanyak 1 sendok makan untuk 1 kg kedelai yang telah di siapkan sampai
benar-benar merata.
5. Kacang yang sudah dicampur bibit tempe, di lakukan 2 perlakuan yang
berbeda dalam pembungkusan :
6. Perlakuan pertama, dibungkus dengan daun pisang yang telah dilayukan.
7. Perlakuan yang kedua, Kacang yang telah diberikan ragi dibungkus dengan
menggunakan plastic, setelah kacang masuk dalam plastik, ujung dari plastik
di rekatkan dengan cara mendekatkan ujung dari plastik yang tebuka ke api
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang kami peroleh dari proses pengamtan ini, kami dapat
menyimpulkan bahwa :
Yaumi, N. 2011. “Karakterisasi Sifat Fisik dan Kimia Tepung Kacang Merah”.
Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara