Anda di halaman 1dari 6

Laporan Kerja Praktek

Pabrik Asam Fosfat III B Departemen Produksi III B


PT. Petrokimia Gresik

BAB V

TUGAS KHUSUS

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Proses produksi asam fosfat dibagi dalam lima tahap, yaitu persiapan

bahan baku, reaksi, filtrasi, fluorine recovery, dan konsentrasi. Tahap

konsentrasi menjadi tahap akhir yang cukup penting dalam menentukan

kualitas produk asam fosfat. Konsentrasi sendiri merupakan fungsi dari

suhu, sehingga pengendalian suhu akan berimbas pada terkendalinya

konsentrasi.

Di pabrik asam fosfat terdapat heater E-2501 yang berfungsi untuk

memanaskan asam fosfat yang selanjutnya akan diuapkan pada vaporizer

untuk mengurangi kadar air yang terkandung. Dalam proses ini akan terjadi

pemekatan asam fosfat dari 45% menjadi 54%.

2. Tujuan

Tugas khusus yang diberikan pada kegiatan Praktek Kerja di bagian

Asam Fosfat III B, Departemen Produksi III B PT. Petrokimia Gresik


ii
Laporan Kerja Praktek
Pabrik Asam Fosfat III B Departemen Produksi III B
PT. Petrokimia Gresik

bertujuan untuk membandingkan antara kerja heater E-2501 secara desain

menggunakan tube berbahan Carbon-Graphite dengan tube berbahan

Alloy31 .

3. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari tugas ini adalah hasil perhitungan

dapat digunakan untuk mengetahui kerja heater E-2501, mengetahui nilai

perpindahan panas dari masing-masing bahan tersebut.

B. Tinjauan Pustaka

Alat penukar panas atau heat exchanger (HE) adalah alat yang digunakan

untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa

dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya,

medium pemanas yang dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas

dan air biasa sebagai pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa

mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.

Perpindahan panas tersebut baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Pada kebanyakan sistem, kedua fluida ini tidak mengalami kontak langsung.

Kontak langsung alat penukar kalor terjadi sebagai contoh pada gas kalor yang

terfluidisasi dalam cairan dingin untuk meningkatkan temperatur cairan atau

mendinginkan gas.

iii
Laporan Kerja Praktek
Pabrik Asam Fosfat III B Departemen Produksi III B
PT. Petrokimia Gresik

Proses perpindahan panas tersebut dapat terjadi secara langsung maupun

tidak langsung. Maksudnya adalah, Pada alat penukar kalor yang langsung, fluida

yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin (tanpa adanya

pemisah) dalam suatu bejana atau ruangan tertentu. Contohnya adalah cooling

tower untuk mendinginkan air pendingin kondenser pada instalasi mesin

pendingin kondenser pada instalasi mesin pendingin sentral atau PLTU, dimana

antara air hangat yang didinginkan oleh udara sekitar saling berkontak seperti

layaknya air mancur.

Pada alat penukar kalor yang tidak langsung, fluida panas tidak

berhubungan langsung dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panas itu

mempunyai media perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan jenis lainnya.

Untuk meningkatkan efektivitas pertukaran energi, biasanya bahan permukaan

pemisah dipilih dari bahan-bahan yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi

seperti tembaga dan aluminium. Contoh dari penukar kalor seperti ini sering kita

jumpai antara lain radiator mobil, evaporator AC. Pertukaran panas secara tidak

langsung terdapat dalam beberapa tipe dari penukar kalor diantaranya tipe plat,

shell and tube, spiral. Pada kebanyakan kasus penukar kalor tipe plat mempunyai

efektivitas perpindahan panas yang lebih bagus.

iv
Laporan Kerja Praktek
Pabrik Asam Fosfat III B Departemen Produksi III B
PT. Petrokimia Gresik

Dalam Pabrik Asam Fosfat digunakan Heat exchanger (E-2501) yang

berfungsi untuk memanaskan asam fosfat sebelum pemekatan, dengan steam

sebagai pemanas. Performansi HE ditinjau dari beberapa parameter.

Parameteryang ditinjau dalam hal ini berupa koefesien perpindahan panas kotor

(Ud), luasan area (A), pressure drop (ΔP), dan jumlah tube (Nt). Semakin tinggi

nilai koefesien perpindahan panas keseluruhan, rendahnya luasan area, dan

rendahnya pressure drop, maka membuat performansi HE dikatakan baik.

1. Presurre drop (△P)

Presurre drop (△P) untuk masing-masing aliran tidak melebihi batas

yang ditetapkan atau tergantung dari sistem atau alat penggerak media

yang digunakan. Kriteria pressure drop tersebut adalah:

a. Maksimal 10 psi untuk aliran liquida

b. Maksimal 1,5-2 psi untuk aliran gas atau uap.

2. Luas Perpindahan Panas (A)

Luas perpindahan panas pada heat exchanger mempengaruhi

perubahan suhu fluida sebagai hot fluid maupun cold fluid. Pada saat awal

penggunaan heat exchanger, luas perpindahan panasnya maksimal, namun

seiring berjalannya waktu luas perpindahan panas tersebut berkurang

dikarenakan banyak faktor salah satunya adalah adanya zat pengotor.

v
Laporan Kerja Praktek
Pabrik Asam Fosfat III B Departemen Produksi III B
PT. Petrokimia Gresik

Akibatnya, panas yang ditransfer tidak maksimal dan dapat mengurangi

flow yang masuk ke dalam heat exchanger yang dapat mengurangi

performanya. Sehingga perlu dilakukan pengecekan untuk menentukan

area perpindahan panas aktual, bahkan hingga dilakukan penggantian.

3. Ud (tahanan panas kotor)

Nilai Ud pada suatu HE adalah koefisien perpindahan panas saat HE

dalam keadaan kotor dimana nilainya sudah ditentukan berdasarkan jenis

fluida yang terdapat di dalam HE dan sudah terdapat banyak referensi

untuk besar nilai Ud.

4. Nt (jumlah tube)

Nt ( jumlah tube) pada HE tipe Shell and Tube adalah banyaknya tube

yang terpasang pada HE yang berhubungan dengan luas perpindahan

panas yang disediakan HE.

5. Plugging

Plugging adalah tindakan penutupan tube-tube tertentu pada HE

karena terbentuk kerak atau terjadinya kebocoran didalam tube yang

dapat berdampak pada kerja HE.

vi
Laporan Kerja Praktek
Pabrik Asam Fosfat III B Departemen Produksi III B
PT. Petrokimia Gresik

C. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Perhitungan

Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :

Parameter Carbon-Graphite Alloy 31

Suhu Steam

Heat transfer Konduksi

Nt

ΔT LMTD

Ud

2. Pembahasan

vii

Anda mungkin juga menyukai