Anda di halaman 1dari 8

Anamnesis

Data umum pasien :

 Nama pasien : untuk melengkapi identitas pasien


 Umur : untuk menentukan dosis obat dan juga untuk memperkirakan kemungkinan penyakit yang
diderita, karena beberapa penyakit khas pada umur tertentu.
 Alamat : diperlukan untuk melengkapi data pasien dan juga data ini kadang diperlukan untuk
mengetahu terjadinya wabah, penyakit endemis atau untuk data epidemiologi penyakit.
 Pekerjaan : karena terkadang pekerjaan dari pasien ada hubungannya dengan pekerjaannya
sekarang.

Keluhan Utama :
 Dyspnea (sesak napas) :
Terjadi karena curah jantung tidak cukup memenuhi kebutuhan tubuh, atau hanya dapat
memenuhi dengan peningkatan tekanan pengisian (preload)  sebagai tanda Gagal Jantung
Kiri karena darah tidak mampu diedarkan ke seluruh tubuh.
 Edema perifer (sering pada extremitas bawah)
Terjadi retensi cairan dalam jaringan  tanda Gagal Jantung Kanan. Karena darah tidak
mampu dialirkan ke arteri pulmonalis.
 Berdasarkan tingkat keparahan :
Kelas Gejala
I Tak ada gejala atau timbul saat berktivitas sedang
II Muncul gejala ringan saat aktivitas fisik sedang
III Muncul gejala saat melakukan aktivitas ringan
IV Muncul gejala meskipun saat istirahat

Keluhan Penyerta:
 Rasa lelah (fatigue) : karena tubuh tidak mendapat suplai oksigen dan nutrisi dari darah yang
adekuat.
 Batuk, mengi : karena adanya cairan dalam paru-paru (edema paru).
 Napsu makan menurun : karena sistem pencernaan tidak menerima suplai darah yang cukup.
 Kebingungan dan penurunan konsentrasi : karena perubahan kadar sodium dalam darah.

]
Riwayat penyakit dahulu :

 apakah dulu pernah mengalami gejala seperti yang dialami sekarang  karena sering kali keluhan
atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-
penyakit sebelumnya.
 apakah dulu pernah menderita penyakit serius seperti hipertensi, stroke, diabetes mellitus,
dislipidemia, penykit jantung, dll  karena sering kali keluhan atau penyakit yang sedang diderita
pasien saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.
 Apakah dulu pernah dirawat inap di rumah sakit atau pernah dioperasi  untuk mengetahui
penyakit yang pernah dialami oleh pasien. karena sering kali keluhan atau penyakit yang sedang
diderita pasien saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.
 Riwayat pengobatan  untuk mengetahui obat-obat apa yang dikonsumsi sehingga apabila akan
diberi obat yang baru hal itu tidak berpengaruh bagi pasien. Karena beberapa jenis obat ada yang
kontraindikasi bila diberikan bersamaan dengan obat tertentu.
 Riwayat imunisasi  untuk mengetahui imunisasi yang dulu lengkap atau tidak. Karena
imunisasi dasar itu penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada saat kecil agak tidak
mudah terkena penyakit terutama penyakit infeksi.

Riwayat penyakit keluarga :

 Apakah dikeluarga ada yang menderita penyakit serius seperti hipertensi, diabetes melitus,
penyakit jantung, stroke, dislipidemia, dll  untuk mencari kemungkinan penyakit herediter,
familial, atau penyakit infeksi, sehingga dapat dicurigai untuk keluarga yang lain memiliki potensi
untuk menderita penyakit yang serupa.

Gaya Hidup :

 Beberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan dapat menjadi penyebab penyakit
yang kini diderita pasien.
 Merokok dan alkohol karena rokok merupakan faktor resiko dari beberapa penyakit seperti
stroke, kanker paru-paru, penyakit jantung, dll.
 Olahraga  untuk mengetahui gaya hidup dari pasien, karena olahraga yang teratur dapat
meningkatkan daya tahan tubuh dan juga menghindari agar tidak mudah terserang penyakit.
 Makanan berlemak  Karena ketika kita makan makanan yang banyak mengandung lemak
tersebut dapat membeku/menggumpal sehingga dapat menyebabkan penyempitan pada pembuluh
darah koroner, dimana pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot jantung.
Penyempitan disebabkan oleh tumpukan kolesterol atau protein lain yang berasal dari makanan
yang masuk dalam tubuh. Penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh darah koroner menjadi
kaku. Kekakuan ini disebut sebagai aterosklerosis.
 Riwayat alergi obat dan makanan  untuk mengetahui pasien memiliki alergi terhadap obat
tertentu, agar pada saat akan diberikan obat kita tidak memberikan obat yang salah dan juga tidak
cocok bagi pasien.
Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum
 Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien gagal jantung biasanya baik atau compo
smentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan perfusi system saraf pusat.
 Akral dingin
 Sianosis pada bibir dan kuku

b. Tanda-Tanda Vital

1. TD :Tekanan darah sistolik

 Normal atau tinggi pada gagal jantung awal


 Umumnya berkurang pada gagal jantung lanjut
2. Nadi :Tekanan nadi dapat berkurang
Sinus tachycardia
3. Respirasi
4. Suhu

c. Pemeriksaan

1. B1 (breathing)
Gejala-gejalakongesti vascular pulmonaladalah dipsnea, ortopnea, dispnea nocturnal
pasroksismal, batukdan edema pulmonalakut, takipnea. Adanya sputum mungkin bersemu
darah.
Pemeriksaan Paru :
 Paru crackles (rales atau crepitations) dengan atau tanpa mengi ekspirasi
 Efusi pleura : Sering bilateral
Ketika unilateral, mereka terjadi lebih sering pada ruang pleura kanan.

2. B2 (Blood)
a) Inspeksi
Inspeksitentangadanyaparutpada dada, keluhankelemahanfisikdanadanya edema
ektremitas. Ujung jari kebiruan, bibir pucat abu-abu.
b) Palpasi
-Denyutnadiperifermelemah. Thrill biasanyaditemukan.
- Vena jugularis

 Distensi vena jugularis

 Peningkatan tekanan atrium kanan

 Positif abdominojugular refluks


Pada tahap awal gagal jantung, tekanan vena jugularis mungkin
tampak normal pada saat istirahat tetapi mungkin menjadi abnormal
meningkat dengan berkelanjutan (~1 menit) tekanan pada perut
c) Auskultasi
Tekanandarahbiasanyamenurunakibatpenurunan volume sekuncup.
Bunyijantungtambahanakibatkelainankatupbiasanyaditemukanapabilagagaljantungadalah
kelainankatup. Irama jantung disritmia. Bunyi jantung S3 (Gallop) adalah diagnostik, S4
dapat terjadi. S1 dan S2 mungkin melemah.
Pemeriksaan jantung

 Titik impuls maksimum (PMI) dapat dipindahkan dan berkelanjutan (seperti pada
hipertensi) atau lemah, seperti dalam kardiomiopati membesar idiopatik.

 Ketiga dan suara jantung keempat: sering ada tapi tidak spesifik

 Murmur regurgitasi mitral dan trikuspid yang sering hadir pada pasien dengan gagal
jantung lanjut.
d) Perkusi
Batas jantungmengalamipergeseran yang menunjukkanadanyahipertrofijantung
(kardiomegali).

3. B3 (Brain)
Kesadaranklienbiasanyacomposmentis.
Seringditemukansianosisperiferapabilaterjadigangguanperfusijaringanberat.
Pengkajianobjektifklienmeliputiwajahmeringis, menangis,
merintihmmeregangdanmenggeliat.
4. B4 ( Bladder)
Pengukuran volume output urine selaludihubungkandengan intake cairan.
Perawatperlumemonitoradanyaoliguruiakarenamerupakantandaawaldarisyokkardiogenik.
Adanya edema ekstremitasmenunjukkanadanyaretensicairan yang parah. Penurunan
berkemih, urine berwarna gelap, berkemih malam hari (nokturia).

5. B5 ( Bowel)
a. Hepatomegali
Hepatomegalidannyeritekanpadakuadranatas abdomen terjadiakibatpembesaran vena di
hepar. Bila proses ini berkembang, makatekanandalampembuluh portal
meningkatsehinggacairanterdorongmasukkerongga abdomen, suatukondisi yang
dinamakanasites. Pengumpulancairandalamrongga abdomen inidapatmenyebabkantekanan
padadiafragmasehinggakliendapatmengalami distress pernapasan.
b. Anoreksia
Anoreksia (hilangnyaseleramakan) danmualterjadiakibatpembesaran vena dan stasis vena
didalamrongga abdomen.
c. Asites (tanda akhir)

d. Penyakit kuning (menemukan akhir)

6. B6 ( Bone)
a. Ektremitas
Pada ujung jari terjadi kebiruan dan pucat. Warna kulit pucat dan sianosis.
b. Edema
Edema seringdipertimbangkansebagaitandagagaljantung yang
dapatdipercayadantentusaja, iniseringditemukanbilagagalventrikelkanantelahterjadi.
Inisedikitnyamerupakantanda yang dapatdipercayabahwatelahterjadidisfungsiventrikel.
Peripheral edema

o Terjadi terutama di pergelangan kaki dan wilayah pretibial pada pasien rawat
jalan

o Pada pasien sakit, edema dapat ditemukan di daerah sacral (edema presacral)
dan skrotum.

o Lama edema dapat berhubungan dengan kulit indurated dan berpigmen


c) Mudahlelah
Kliendengangagaljantungakancepatmerasalelah, haliniterjadiakibatcurahjantung yang
berkurang yang dapatmenghambatsirkulasi normal
dansuplaioksigenkejaringandanmenghambatpembuangansisahasilkatabolisme.
Jugaterjadiakibatmeningkatnya energy yang digunakanuntukbernapasdan insomnia yang
terjadiakibat distress pernapasandanbatuk.
Perfusi yang kurangpadaotot-ototrangkamenyebabkankelemahandankeletihan. Gejala-
gejalainidapatdipicuolehketidakseimbangancairandanelektrolitatauanoreksia.

D. TemuanLainnya

 Cardiac cachexia : Ditandai berat badan dan cachexia (dengan gagal jantung kronis
parah)
 Depresi
 Disfungsi Seksual
 Pulsus alternans : a. Reguler irama dengan pergantian dalam kekuatan pulsaperifer

b. Paling umum di kardiomiopati, hipertensi, dan penyakit jantung


iskemik

 Penurunan output urin

Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kanan dan kiri, yaitu :

 Gagal Jantung Kiri

 dispnea d’ effort
 ventricular heaving
 fatigue
 bunyi derap S3 dan S 4
 ortopnea
 pernafasan cheynesstokes
 batuk
 takikardia
 pembesaran jantung
 pulsus alternans
 irama derap
 ronki dan kongesti vena pulmonalis

 Gagal Jantung Kanan

 Fatigue
 Edema
 liver engorgement
 anorelisia dan kembung

 Pada pemeriksaan fisik didapatkan

 hipertropi jantung kanan


 bunyi P2 mengeras
 heaving ventrikel kanan
 asites
 irama derap atrium kanan
 hidrotorak
 murmur
 peningkatan tekanan vena
 tanda-tanda penyakit paru kronik
 hepatomegali
 peningkatan tekanan vena jugularis
 edema pitting
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Darah  Pemeriksaan darah perlu dikerjakan untuk menyingkirkan anemia sebagai
penyebab susah bernafas, dan untuk mengetahui adanya penyakit dasar serta komplikasi. Pada gagal
jantung yang berat akibat berkurangnya kemampuan mengeluarkan air sehingga dapat timbul
hiponatremia dilusional, karena itu adanya hiponatremia menunjukkan adanya gagal jantung yang
berat. Pemeriksaan serum kreatinin perlu dikerjakan selain untuk mengetahui adanya gangguan
ginjal, juga mengetahui adanya stenosis arteri renalis apabila terjadi peningkatan serum kreatinin
setelah pemberian angiotensin converting enzyme inhibitor dan diuretik dosis tinggi. Pada gagal
jantung berat dapat terjadi proteinuria. Hipokalemia dapat terjadi pada pemberian diuretic tanpa
suplementasi kalium dan obat potassium sparring. Hiperkalemia timbul pada gagal jantung berat
dengan penurunan fungsi ginjal, penggunaan ACE-inhibitor serta obat potassium sparring. Pada
gagal jantung kongestif tes fungsi hati (bilirubin, AST dan LDH) gambarannya abnormal karena
kongesti hati. Pemeriksaan profil lipid, albumin serum fungsi tiroid dianjurkan sesuai kebutuhan.
Pemeriksaaan penanda BNP sebagai penanda biologis gagal jantung dengan kadar BNP plasma
100pg/ml dan plasma NT-proBNP adalah 300 pg/ml.
2. Rontgen Thorax Pada pemeriksaan foto dada dapat ditemukan adanya pembesaran siluet jantung
(cardio thoraxic ratio > 50%), gambaran kongesti vena pulmonalis terutama di zona atas pada tahap
awal, bila tekanan vena pulmonal lebih dari 20 mmHg dapat timbul gambaran cairan pada fisura
horizontal dan garis Kerley B pada sudut kostofrenikus. Bila tekanan lebih dari 25 mmHg didapatkan
gambaran batwing pada lapangan paru yang menunjukkan adanya udema paru bermakna. Dapat pula
tampak gambaran efusi pleura bilateral, tetapi bila unilateral, yang lebih banyak terkena adalah
bagian kanan.
3. EKG Pada elektrokardiografi 12 lead didapatkan gambaran abnormal pada hampir seluruh
penderita dengan gagal jantung, meskipun gambaran normal dapat dijumpai pada 10% kasus.
Gambaran yang sering didapatkan antara lain gelombang Q, abnormalitas ST – T, hipertrofi ventrikel
kiri, bundle branch block dan fibrilasi atrium. Bila gambaran EKG dan foto dada keduanya
menunjukkan gambaran yang normal, kemungkinan pasien sangat kecil kemungkinannya.
4. Echokardiografi merupakan pemeriksaan non-invasif yang sangat berguna pada gagal jantung.
Ekokardiografi dapat menunjukkan gambaran obyektif mengenai struktur dan fungsi jantunG
Penderita. Ekokardiografi dapat mengidentifikasi gangguan fungsi sistolik, fungsi diastolik,
mengetahui adanya gangguan katup, serta mengetahui risiko emboli.

Anda mungkin juga menyukai