Anda di halaman 1dari 6

PITC dan VCT Target 7  mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai

menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015.


dr. ??
Strategi Utama :
Latar Belakang
1. Ekspansi Testing dan Counselling
 Jumlah ODHA semakin meningkat dari tahun ke tahun. 2. Memaksimalkan pencegahan
 Universal Access target 2015 sudah diambang pintu: 3. Scale Up pengobatan
1. Akses informasi, prevensi, pengobatan dan dukungan 4. Informasi strategis
5. Penguatan sistem kesehatan
kepada semua ODHA
2. ART untuk semua ODHA yang membutuhkan
 perlu meningkatkan jumlah orang yang Pengertian VCT dan PITC

mengetahui status HIV-nya.


VCT : (oleh konselor, sebagai kawalan dan lanjutan dari PITC)
 VCT sudah berjalan namun jangkauan masih terbatas 
upaya untuk memperluas jangkauan tes dan konseling HIV  Layanan konseling dan tes HIV atas prakarsa klien secara
 PITC – tes dan konseling HIV diprakarsai oleh petugas
aktif dan individual
kesehatan  di sarana layanan kesehatan.  Menekankan :
 Cenderung bergeser ke tes mandatori 1. Pengkajian dan penanganan faktor resiko dari klien
 Perda Prov. DIY No. 12 th 2010 ttg penanggulangan HIV 2. Diskusi keinginan untuk menjalani tes HIV dan
dan AIDS. implikasinya
3. Pengembangan strategi untuk mengurangi faktor
resiko

PITC :

Tantangan MDG  Tes HIV dan konseling yang diprakarsai oleh petugas
kesehatan
 Bagian dari standar pelayanan medis Tolok VCT PITC
 Bertujuan membuat keputusan klinis dan atau menentukan Perbandingan
pelayanan medis secara khusus yang tidak mungkin Pasien / Klien  Datang ke klinik  Datang ke klinik
dilaksanakan tanpa mengetahui status HIV seseorang khusus untuk karena penyakit
konseling dan terkait HIV
Konseling dan tes HIV
testing HIV misalnya pasien
Tantangan dan Realita  Berharap dapat TB / suspek TB
pemeriksaan  Tidak bertujuan
 Tes perlu untuk membuat terapi segera dimulai, baik terapi
 Pada umumnya tes HIV
IO atau profilaksis ART
asimtomatis  Tes HIV
 Konseling yang diperlukan terus menerus guna membantu
diprakarsai oleh
beradaptasi dengan setiap perubahan dalam proses terapi
 Jangkauan layanan tes HIV perlu ditingkatkan petugas
 Prioritas pada layanan dimana banyak orang berisiko kesehatan
 Praktis bila diintegrasi dalam layanan kesehatan, terutama 
jika paripurna Petugas Kesehatan / Konselor terltih Petugas kesehatan
 Model layanan yang terintegrasi maka petugas kesehatan Konselor VCT, baik petugas yang dilatih PITC,
perlu: kesehatan mupun untuk memberikan
1. Menawarkan dan menganjurkan tes HIV
2. Menyampaikan hasil tes bukan petugas konseling dan
 Desensitasi : pemeriksaan laboratorium merupakan prosedur kesehatan edukasi
biasa untuk diagnostik Tujuan Utama Penekanan pada Penekanan pada
 Perlu pelatihan agar dapat mengawal perubahan perilaku dan Konseling dan Tes pencegahan diagnosis HIV untuk
menetramkan gejolak emosional. HIV penularan HIV penatalaksanaan

Perbandingan VCT dan PITC melalui pengkajian yang tepat bagi


faktor resiko, infeksi yang diderita HIV positif dirujuk HIV positif
pengurangan resiko, + HIV-nya dan ke layanan dan berkoordinasi dengan
perubahan perilaku rujukan ke PDP dukungan lain yang layanan tes lainnya
dan test HIV serta ada di masyarakat (mis. TB) dan
peningkatan kualitas rujukan ke layanan
hidup dukungan lainyang
Pertemuan Pra Test  Konseling atas  Petugass ada di masyarakat
permintaan klien kesehatan
 Konseling memprakarsai
penilaian resiko, test HIV kepada
pemahaman HIV Keuntungan PITC pada Program
pasien yang
positif dirujuk terindikasi
ke layanan dan  Diskusi dibatasi  Membiasakan konseling dan tes HIV di sarana layanan

dukungan lain tentang perlunya kesehatan dan masyarakat


 KT HIV menjadi bagian prosedur perawatan
yang ada di menjalani tes  Menyediakan model layanan KT alternatif
masyarakat HIV terkait  Meningkatkan cakupan layanan KT
 Mengidentifikasi pasien yang memerlukan ART
tanda/gejala  Memperbaiki tatalaksana IO dan HIV
 Perlunya
perawatan medis Pelaksanaan PITC
untuk
 Tingkat epidemi HIV yang meluas (generalized epidemic)
penyakitnya
yang terkait HIV
Tindak Lanjut Klien dengan hasil Perawatan pasien
 Bertujuan mengidentifikasi infeksi HIV pada seluruh Pasal 1 No. 9  Tes HIV....Secara sukarela baik atas inisiatif sendiri
pasien yang berobat ke UPK mungkin penyakit tidak atau atas inisiatif petugas kesehatan
terkait dengan HIV sekalipun
 Di tingkat epidemi HIV yang terkonsentrasi dan rendah Pasal 2  Asas penanggulangan HIV dan AIDS :

(concentrated and low epidemic) 1. Kemanusiaan


 Pasien yang mempunyai indikasi atau infeksi tertentu 2. Keadilan
 Sesuai dengan Pedoman WHO/UNAIDS : 3. Kesetaraan Gender
Mengedepankan “3C 2R”  Informed Consent, 4. Kebersamaan
Counseling, Confidentiality, Referal dan Reporting 5. Terpadu
6. Berkesinambungan
 Petugas kesehatan 7. Rahasia
Memprakarsai-menganjurkan-menawarkan tes HIV 8. Sukarela
 Komunikasi Pra-Tes
 Informasi dan edukasi berupa dorongan dan motivasi Bab III : Hak dan Kewajiban
 Mendapatkan persetujua pemeriksaan dan atau
tindakan dengan model opt-in dan opt-out Pasal 6  Setiap orang berhak :
 Koseling dilanjutkan dengan konseling paska tes sesuai
1. Memperoleh informasi yang benar mengenai HIV dan AIDS
kebutuhan pasien 2. Mendapat perlindungan dari penularan HIV dan AIDS
 Disertai rujukan untuk mengakses ART
 Pencatatan dan pelaporan Pasal 7  Setiap orang wajib :

PERDA PROV. DIY No 12 Th 2010 ttg Penanggulangan HIV a. Menghindari perilaku beresiko tertular atau menularkan HIV
dan AIDS b. Menghargai hak asasi manusia ODHA dan OHIDHA
c. Menghormati kerahasiaan status HIV seseorang untuk
Bab I : Ketentuan Umum menghindari terjadinya perlkuan tidak menyenangkan,
diskriminasi atau stigmatisasi, kecuali ada izin secara lisan
atau tertulis dari ODHA untuk membuka status HIV
3. Dalam hal pasien menyetujui untuk melakukan Tes HIV
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan
persetujuan tertulis setelah memperoleh penjelasan yang
Pasal 8  Setiap ODHA berhak : memadai tentang HIV dan AIDS
4. Pasien berhak menolak dilakukannya Tes HIV sebagaimana
a. Mendapat akses pelayanan kesehatan sesuai dengan standar dimaksud pada ayat (1) jika persyaratan tes tersebut belum
yang sudah ditetapkan dipenuhi pihak sarana pelayanan kesehatan sebagaimana
b. Menjaga kerahasiaan status HIV dan AIDS-nya untuk
dimaksud pada ayat (2)
menghindari perlakuan tidak menyenangkan, diskriminassi 5. Dalam hal Tes HIV menunjukkan hasil reaktif (+), tenaga
atau stigmatisasi kesehatan memberikan rujukan
c. Dilindungi hak-hak sipilnya, serta bebas dari diskriminasi
dan stigmatisasi Pasal 20

Pasal 9  Setiap ODHA harus : 1. Tes HIV tidak boleh digunakan sebagai :
a. Persyaratan untuk suatu proses rekruitmen,
a. Mengikuti program perawatan, dukungan dan pengobatan kelanjutan status pekerja/buruh atau sebagai kewjiban
b. Membuka status HIV-nya kepada pihak yang berkepentingan
c. Mencegah penularan HIV dari dirinya kepada oranglain tes kesehtan rutin
b. Prasyarat untuk melanjutkan pendidikan
Pasal 17 PITC 2. Pengawasan dan penegakan ketentuan pada ayat (1)
dilakukan oleh dinas terkait
1. Tenga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan dapat
menganjurkan Tes HIV kepada passien yang dirawatnya Pasal 33
2. Tes HIV sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
1. Setiap orang yang menympaikan atau mengumumkan
didahului dan diakhiri konseling.
informasi status HIV. . . . Tanpa persetujuan dari ODHA. . .
2. Setiap orang yang melakukan diskriminasi . . . .
3. Pemilik sarana kesehatan yang tidak menjalankan
kewaspadaan universal . . .
4. Pemilik tempat usaha yang tidak menjalankan upaya
pencegahan penularan . . . .
5. Setiap orang yang dengan sengaja memaksakan atau
melakukan tes HIV kepada seseorang tanpa seijin tertulis . . .
6. Setiap orang yang dengan sengaja mendistribusikan produk
donor yang diketahui telah terinfeksi HIV. . .
7. Pengusaha yang tidak melakukan promosi . . .
8. Denga 50.000.000 atau kurungan 3 bulan.

Anda mungkin juga menyukai