Anda di halaman 1dari 19

Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang

kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika,
cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata
maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan
sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Jadi sebenarnya cahaya itu sendiri
merupakan salah satu bentuk energi. Energi ini bergerak bersama gelombang itu
sendiri.
Gelombang elektromagnetik dapat digambarkan sebagai dua buah gelombang
yang merambat secara transversal pada dua buah bidang tegak lurus yaitu medan
magnetik dan medan listrik. Merambatnya gelombang magnet akan mendorong
gelombang listrik, dan sebaliknya, saat merambat, gelombang listrik akan mendorong
gelombang magnet
Cahaya dibagi menjadi dua jenis yaitu : cahaya polikromatik dan cahaya
monokromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak warna
dan panjang gelombang. Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya putih.
Sedangkancahaya monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri atas satu warna
dan satu panjang gelombang. Contoh cahaya monokromatik adalah cahaya merah dan
ungu.
Contoh konkrit tentang kedua jenis cahaya di atas yakni, peristiwa pembiasan
warna pelangi. Peristiwa terjadinya pelangi merupakan gejala dispersi cahaya. Gejala
dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya
berwarna-warni (monokromatik). Di depan telah disinggung bahwa cahaya putih
merupakan cahaya polikromatik, artinya cahaya yang terdiri atas banyak warna dan
panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke prisma maka cahaya putih akan
terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-
cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda.
Kelajuan cahaya adalah sebuah konstanta fisika yang disimbolkan dengan
hurufc, singkatan dari celeritas (yang dirujuk dari dari bahasa Latin) yang berarti
"kecepatan". Konstanta ini sangat penting dalam fisika dan bernilai 299.792.45 m/s..
Nilai ini merupakan nilai eksak disebabkan oleh panjang meter didefinisikan
berdasarkan konstanta kelajuan cahaya. Kelajuan ini merupakan kelajuan maksimum
yang dapat dilajui oleh segala bentuk energi, materi, dan informasi dalam alam
semesta. Kelajuan ini merupakan kelajuan segala partikel tak bermassa dan medan
fisika, termasuk radiasi elektromagnetik dalam vakum. Kelajuan ini pula menurut
teori modern adalah kelajuan gravitasi (kelajuan dari gelombang gravitasi). Partikel-
partikel maupun gelombang-gelombang ini bergerak pada kelajuan c tanpa tergantung
pada sumber gerak maupunkerangka acuan inersial pengamat. Dalam teori
relativitas, c saling berkaitan denganruang dan waktu. Konstanta ini muncul pula
pada persamaan fisika kesetaraan massa-energi
E = mc2.
Kelajuan cahaya yang merambat melalui bahan-bahan transparan seperti
gelas ataupun udara lebih lambat dari c. Rasio antara c dengan
kecepatan v (kecepatan rambat cahaya dalam suatu materi) disebut sebagai indeks
refraksi n material tersebut (n = c / v). Sebagai contohnya, indeks refraksi gelas
umumnya berkisar sekitar 1,5, berarti bahwa cahaya dalam gelas bergerak pada
kelajuan c/1,5 ≈ 200.000 km/s. indeks refraksi udara untuk cahaya tampak adalah
sekitar 1,0003, sehingga kelajuan cahaya dalam udara adalah sekitar 90 km/s lebih
lambat daripada c.
Pada tahun 1864, James Clerk Maxwell telah mengusulkan bahwa cahaya
terdiri dari gelombang elektromagnetik, dengan persamaan gerak mereka sendiri.
Persamaan ini menentukan nilai tepat untuk kecepatan cahaya adalah 186.282 mil per
detik (sekitar 670.000.000 mil per jam). Jika, seperti pendapat Einstein, persamaan ini
adalah sama dalam semua kerangka acuan yang bergerak seragam, maka kecepatan
cahaya harus sama dalam semua kerangka tersebut.
Dengan kata lain, bagaimanapun cepat Anda bergerak Anda
akan selalu mengukur kecepatan cahaya pada 186.282 mil per detik seperti yang telah
ditemukan Michelson dan Morley. Bahkan jika Anda adalah melakukan perjalanan di
186.281 mil per detik, cahaya tidak akan hanya berkecepatan 1 satu mil per detik
lebih cepat; tapi ia masih akan membesar dengan kecepatan 186.282 mil per detik.
Anda tidak akan menyamai kecepatan cahaya bahkan pada jumlah terkecil.
Relativitas ruang dan waktu menyatakan Bahwa kecepatan cahaya adalah
sama untuk semua pengamat, seberapa pun cepat mereka bergerak, adalah cukup
aneh, tetapi ini bahkan lebih aneh lagi terhadap pengertian kita tentang ruang dan
waktu. Persamaan Einstein tentang gerak memprediksi bahwa jam yang bergerak
akan berjalan lebih lambat dari jam yang diam. Pada kecepatan yang biasa kita temui,
perbedaan ini diabaikan. Tapi ketika kita mendekati kecepatan cahaya efeknya
menjadi sangat terlihat. Jika Anda melakukan perjalanan melewati saya pada 80
persen kecepatan cahaya, saya akan mengamati bahwa jam Anda berjalan sepertiga
kecepatan saya. Perlambatan ini berlaku tidak hanya untuk waktu, tetapi untuk semua
proses fisik, untuk semua proses kimia, dan untuk semua proses biologis. Seluruh
dunia Anda tampaknya berjalan lebih lambat dari saya. Waktu itu sendiri berjalan
lebih lambat.
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
Bagaimanakah cara mengukur kecepatan cahaya dengan menggunakan cermin
berotasi.
Berapakah besar kecepatan cahaya yang diukur menggunakan cermin berotasi.
B. Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut.
Untuk mengukur kecepatan cahaya dengan menggunakan cermin berotasi.
Untuk membuktikan bahwa kecepatan cahaya dapat diukur dengan menggunakan
metode Foucault
C. Landasan Teori
Kecepatan cahaya dalam ruang hampa merupakan salah satu konstanta dasar alam.
Kecepatan cahaya demikian besarnya (kira-kira 186.000 ms-1 atau 3 x 108 sehingga
baru dalam tahun 1676 dapat diukur dengan eksperimen. Sebelumnya orang
mengaagap bahwacahaya merambat dengan kecepatan yang tak terhingga. Kecepatan
cahaya dalam ruang hampa merupakan salah satu hal yang terpenting di alam.
Apakah cahaya berasal dari sebuah sinar laser di atas bangku optic atau dari sebuah
bintang yang memancarkan cahaya dengan kecepatan yang sangat menakjubkan. Jika
diukur, kecepatan cahaya dalam nilai konstan yang sama. Dalam istilah yang lebih
tepat, bahwa kecepatan cahaya adalah bebas dari kecepatan-kecepatan relatif. Para
peneliti sumber cahaya pertama kali dipresentasikan oleh Albert Enstein dalam teori
relativitas khusus, kecepatan cahaya adalah kritik yang sangat penting dalam
beberapa cara yang menakjubkan, buktinya:
Penetapan kecepatan cahaya pada batasan tertinggi untuk sebuah kecepatan,
diberikan untuk beberapa objek.
Perpindahan objek, materi yang mendekati kecepatan cahaya diikuti sebuah
kumpulan dari Hukum-Hukum Fisika yang sangat berbeda. Tidak hanya dari hukum
Newton tapi dari asumsi-asumsi dasar dari hati nurani manusia.
Kenyataan tersebut, bukan hal yang mengherankan bahwa sebuah tekanan yang
terbesar dari waktu yang telah dibuat dalam pengukuran kecepatan cahaya. Beberapa
data yang sangat akurat, dari beberapa pengukuran tersebut, yaitu yang dibuat oleh
A.A. Michelson antara tahun 1926 dan 1929 dengan menggunakan metode yang
sangat mudah. Berdasarkan hasil pengukurannya, diperoleh nilai kecepatan cahaya di
udara adalah 2,99712 x 108 m/s. Dari hasil tersebut, Michelson menarik kesimpulan
bahwa kecepatan cahaya dalam ruang hampa adalah 2,99796 x 108 m/s.

Sejarah Pengukuran Kecepatan Cahaya


GALILEO
Galileo adalah salah seorang ilmuan yang pertama mengukur kecepatan cahaya dan
membawa manusia ke zaman ilmu pengetahuan yang modern. Galileo mengusulkan
sebuah metode pengukuran kecepatan cahaya yang terdiri dari dua anak laki-laki,
sebut saja Andi dan Dodi, yang masing-masing berada di puncak bukit yang terpisah
dengan jarak kira-kira satu mil. Lampu masing-masing dari keduanya ditutupi. Mula-
mula Andi tidak menutupi lampunya, setelah Dodi melihat lampu milik Andi
menyala, Dodi langsung membuka tutup lampunya. Dari pengukuran waktu ketika
lampu Andi tidak ditutupi sampai Andi melihat lampu Dodi menyala, kemudian
membagi waktu tersebut dua kali jarak antara dua lampu, maka kecepatan cahaya
dapat ditentukan. Namun, Galileo hanya mampu menentukan kecepatan cahaya yang
paling terbesar dari pada yang dapat diukur dengan menggunakan prosedurnya.
Secara prinsip, gagasan metode Galileo adalah mudah dan bagus, tetapi metode
tersebut gagal menentukan kecepatan cahaya.

ROEMER
Pada tahun 1676 - 1710, ahli ilmu bintang bangsa Denmark Olaf Roemer,
berdasarkan pengamatannya pada salah satu satelit planet Jupiter, memperoleh bukti
definitif bahwa cahaya merambat dengan kecepatan yang berhingga. Planet Jupiter
mempunyai 12 satelit, empat diantaranya dapat dilihat cukup jelas dengan teleskop
sederhana atau dengan teropong medan. Tiap satelit tersebut tampak muncul seperti
titik cahaya kecil pada salah satu atau pada sisi lain planet tersebut. Semuanya
bergerak mengelilingi Jupiter, seperti bulan mengelilingi bumi. Karena bidang orbit
masing-masing hampir sama dengan orbit tempat bumi dan Jupiter beredar, masing-
masing akan digerhanakan oleh planet itu dalam sebagian waktu tiap kali gerak edar.
Roemer mengukur lamanya waktu edar salah satu satelit tersebut berdasarkan selang
waktu antara dua gerhana yang berturut-turut (kira-kira 42 jam). Dengan
membandingkan hasil-hasil yang diperoleh dalam waktu yang cukup lama,
didapatinya bahwa waktu bumi bergerak menjauhi Jupiter, periode selang waktu
tersebut lebih lama daripada harga rata-ratanya, dan waktu bumi mendekati Jupiter,
periode tersebut lebih pendek. Dengan tepat ia mengambil kesimpulan bahwa sebab
perbedaan ini adalah berubah-ubahnya jarak antara Jupiter dan bumi.
Dari hasil pengamatan, Roemer mengambil kesimpulan bahwa cahaya memerlukan
waktu kira-kira 22 menit untuk menempuh jarak yang sama dengan diameter orbit
bumi. Angka terbaik untuk jarak ini, pada zaman Roemer ialah kira-kira 172.000.000
mil. Meskipun tidak ada catatan bahwa Roemer betul-betul melakukan penghitungan
ini, tapi sekiranya ia dapat melakukan berdasarkan data tersebut di atas, denagan hasil
penghitungan kecepatan cahaya sebesar 130.000 mil/s atau 2,1 x 108 m/s.

BRADLEY
Bradley menentukan kecepatan cahaya berdasarkan aberasi, yaitu dengan melihat
pergerakan bintang-bintang di sepanjang lingkaran kecil karena peredaran bumi
sekeliling matahari, seperti yang tampak pada Gambar 1.
Gambar 1. Perhitungan kecepatan cahaya berdasarkan aberasi
Pada gambar terlihat bahwa karena bumi di B bergerak dengan kecepatan v, maka
agar dapat menangkap sinyal dari bintang di A, teropong harus diarahkan ke C
sehingga membuat sudut kemiringan dengan tg = v/c. Demikianlah agar bintang di B
selalu tampak, yang ternyata kira-kira 20,5 detik terhadap arah kedudukan bintang
yang sebenarnya. Karena bumi beredar sepanjang lingaran (tepatnya elips) sekeliling
matahari, maka teropong harus diputar sekeliling sumbu AB sepanjang garis pembuat
kerucut dengan sudut puncak sebesar 2. Sehingga berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh kecepatan cahaya sebesar c = v/tg ≈ 3 x 105 km/detik.

FIZEAU
Fizeau adalah ahli ilmu pengetahuan asal Prancis yang pertama kali sukses dalam
pengukuran kecepatan cahaya pada tahun 1849. Fizeau menggunakan sebuah roda
gigi yang dapat diputar dengan kecepatan tinggi. Jika roda dalam keadaan diam,
cahaya dapat melewati celah di antara gigi dan mengenai cermin. Cahaya itu
memantul dari cermin menempuh kembali tempuhannya semula, sebagian cahaya
terus kesumber cahaya dan sebagian dipantulkan ke pengamat. Bila roda dalam
keadaan berputar, cahaya yang melewatinya menjadi seurutan rentetan gelombang
yang panjangnya tertentu. Pada dua kali lipat kecepatan sudut, cahaya yang melewati
suatu celah menuju cermin dipantulkan kembali melewati celah berikutnya dan titik
cahayanya dapat terlihat jelas oleh pengamat. Dengan diketahuinya kecepatan sudut,
radius roda, jarak antara celah, dan jarak antara roda ke cermin, maka kecepatan
cahaya dapat dihitung. Hasil pengukuran kecepatan cahaya oleh Fizeau dengan
metode ini adalah 3,15 . 108 m/s.

FOUCAULT
Foucault memperbaiki metode Fiseau dengan menggunakan rotasi sebuah cermin
sebagai pengganti roda gigi. Sejak itu digunakan metode tersebut pada percobaan ini
kemudian akan didiskusikan secara mendetail dalam buku pedoman yang telah
disebutkan. Metode Foucault digunakan Michelson untuk menghasilkan beberapa
pengukuran yang akurat dari kecepatan cahaya, dari pengukuran terbaik ini
memberikan nilai untuk kecepatan cahaya yakni 2.99787774 x 108m/s. ini dapat
dibandingkan untuk persentase nilai yang diterimah yaitu 2,9977925458 x 108 m/s.
Suatu objek dari suduts dalam bidang Fm akan difokuskan pada bidang dari titik s
dengan tingginya (-i/o) s, I dan o adalah jarak lensa dari bayangan dan objek berturut-
turut dan tanda negatif disesuaikan pada interfal (pembalikan) dari bayangan

D. Variabel Dan Devinisi Operasionalnya


Variabel Bebas
Componen carrier (L1 dan L2) yang masing-masing diletakkan di atas bangku optik
pada skala 93 cm untuk L1 dan 62,2 cm untuk L2.
Rotating mirror yang diletakkan di atas bangku optik pada skala 0,17 cm.
Fixed Miror ( Fm ), sebagai alat penagkap cahaya yang keluar dari laser dan
kemudian dikembalikan ke sumber cahaya.
Variabel Terikat adalah hasil atau nilai dari kecepatan cahaya yang diperoleh dari
hasil pengukuran.
Variabel Kontrol Rotating miror adalah alat sebagai pengontrol pada saat pengukuran
yakni dengan melihat nilai yang terterah pada alat tersebut, baik Cw maupun CCw.
Dengan demikian, Rm adalah.
E. Alat-Alat yang Digunakan
High Speed Rotating Miror Asembly (perangkat cermin rotasi kecepatan tinggi).
Teleskop, digunakan untuk mengamati titik fokus cahaya pada saat pengukuran.
Fixed Miror (Fm), sebagai pemantul cahaya yang berasal dari Rotating Miror (Rm)
kembali ke Rotating Miror.
Sumber cahaya (Laser) 05-9171 dengan Optical Bench 05-9171.
Optical Bench 05-9103 yang digunakan untuk meletakkan alat-alat optik.
Komponen optik (alat-alat optik yang akan digunakan dalam eksperimen).
Dua alignment jigs digunakan untuk meluruskan sinar dari sumber cahaya (laser) ke
Rm.

F. Menyusun Peralatan
Prosedur penjajaran berikut disesuaikan semua alat yang menggunakan pasco 05-
9261 complete speed of light apparatus bagi semua yang hanya menggunakan
beberapa komponen dari sistem itu. Prosedur umumnya tetap sama, meskipun secara
detailnya tergantung komponen optik yang sedang digunakan. Dalam beberapa hal
membaca prosedur secara hati-hati, rangkuman pada akhir bagian ini akan membantu
generalisasi instruksi untuk kegunaan peralatan yang berbeda.
Catatan.
Prosedur penjajaran adalah kritis, tidak hanya untuk mendapatkan hasil yang baik,
tetapi juga untuk mendapatkan beberapa hasil, jika komponen optic tidak disejajarkan
sebagaimana mestinya maka pengukuran tidaklah dapat terjadi. Untuk menghindari
frustasi, harus mengikuti prosedur penjajaran dengan hati-hati.
Penempatan ancar-ancar dari komponen berkenaan dengan skala metric pada posisi
optikal bench. Penempatan yang tepat untuk masing-masing komponen bergantung
pada posisi dan cermin pengatur (Fm). Dan seharusnya ditentukan secara lebih hati-
hati oleh langkah berikut pada prosedur.
Semua komponen penahan, kumpulan cermin optic, seharusnya dilindungi oleh
“pagar” optical bench. Pagar tersebut adalah logam yang menonjol, yang melindungi
sepanjang optical bench, di sisi lain skala metric ini akan memastikan bahwa semua
komponen dijaga pada sudut kanan untuk sumbu sinar.
G. Prosedur Kerja
Menempatkan optical bench pada permukaan datar bertingkat, kemudian
memperbaiki sekrup optical bench dengan menggunakan water pas sehingga stabil
dan pas.
Menempatkan laser, menempelkan laser pada alignment bench, diakhiri dengan
optical bench dan pada akhirnya dapat disamakan pada tanda 1m dari skala metrik.
Menempatkan bench coupler tetapi sekrup coupler diusahakan jangan diketatkan.
Menempatkan kumpulan cermin rotasi pada akhir yang berlawanan dari bench.
Memastikan dasar/alas kumpulam cermin rotasi dinaungi pagar dari optical bench
dan mensejajarkan tepi depan dari dasar dengan tanda 17 cm pada bench.
Mensejajarkan Laser
Laser harus disejajarkan sehingga sinar mengenai pusat cermin rotasi (Rm). Dua
alignment jigs diletakkan pada bench dengan maksud yang satu diletakkan pada
ujung bench (dekat laser), sedangkan yang satunya lagi disesuaikan sebagaimana
mestinya. Lubang dalam jigs ditentukan pada garis lurus yang sejajar parallel dengan
sumbu optical bench.
Menghidupkan laser, memeriksa beam attenuartur berada pada laser bagian atas
secara langsung berada di atas lensa yang terbuka penuh.
Hal yang harus diperhatikan.
Tidak melihat langsung ke dalam sinar laser, baik secara langsung maupun yang
direfleksikan dari cermin, juga ketika merubah peralatan, memastikan beam path
tidak berada pada garis melintang di mana seseorang mungkin dengan tidak hati-hati
melihat ke dalam sinar laser.
Mengatur posisi depan dari laser sehingga sinar melewati langsung lubang dalam jigs
pertama (menggunakan dua sekrup depan pada laser untuk mengatur tingginya,
mengatur posisi laser pada alignment bench untuk mengatur posisi lateral. Kemudian
mengatur tinggi dan posisi pada bagian belakang laser sehingga sinar melewati
langsung lubang dalam jigs kedua. Untuk menjaga dalam posisi berkenaan dengan
optical bench mengetatkan sekrup pada bench coupler. Memeriksa kembali
penjajaran dari laser.
Mensejajarkan Cermin Rotasi
Rm harus disejajarkan sehingga sumbu rotasi vertical dan tegak lurus terhadap sinar
laser. Merotasikan Rm sehingga sinar laser berlefleksi kembali kearah lubang dalam
alignment jigs.
Memastikan untuk menggunakan sisi perak cermin sebagai permukaan rafleksi dan
mengetatkan sekrup kunci pada kumpulan cermin rotasi seperlunya sehingga Rm
tetap pada posisinya sebagaimana kita mengatur rotasinya.
Jika dibutuhkan, menggunakan lembaran-lembaran kertas untuk antara Rotating
Miror Asembly dengan optical bench sehingga sinar laser direfleksikan kembali
melalui lubang-lubang dalam dua jigs.
Catatan.
Sinar tidak perlu menembus lubang di dalam jigs kedua, namun haruslah mengenai
jigs kedua setinggi lubang jigs, kemudian memindahkan kedua alignment jigs.
Meningkatkan menjadi 48 mm titik focus lensa (L1) Pada optical bench sehingga
garis pusat dari komponen carier disejajarkan dengan tanda 93.0 cm pada skala
metric.
Menempatkan satu lembaran kertas di depan jendela dari rotating mirror endosure.
Untuk melihat sinar, meluncurkan/menggulirkan L1 seperti dibutuhkan pada
komponen cariernya untuk memusatkan sinar pada Rm (memperhatikan bahwa L1
telah menyebarkan sinar pada posisi dari Rm).
Meningkatkan hingga 252 mm titik focus lensa (L2) pada optical bench sehingga
garis pusat dari komponen carrier sejajar pada tanda 62.2 cm pada bench
sebagaimana untuk (L1) pada langkah 6, mengatur posisi L2 pada compenent carrier
sehingga sinar dipusatkan pada Rm.
Menempatkan beam splitter dan mikroskop assembly pada optical bench, sehingga
tepi depan dari micrometer stage disejajarkan pada 81.0 cm pada sebuah bench
pengungkit yang mengatur kemiringan dari beam splitter seharusnya berada pada
posisi yang sama dengan skala mertik dari optical bench. Memastikan
pengungkit/tuas ini sehingga langsung tertuju ke bawah.
Hal yang harus diperhatikan.
Tidak memeriksa mikroskop sampai alat polarisasi telah ditempatkan di antara laser
dan beam spliter. Perhatikan langkah 11 beam splitter akan merubah sedikit posisi
sinar. Mengatur kembali L2 pada compenent carrier sehingga sinar dipusatkan lagi
pada Rm.
Menempatkan pengatur cermin (Fm) pada suatu jarak dari 2 hingga 15 m dari Rm
seperti yang ditunjukan pada diagram di atas. Sudut antara sumbu optical bench dan
garis antara Rm dan Fm seharusnya berkisar 12 derajat (jika lebih dari 20 derajat
sinar refleksi akan dihalau oleh rotating mirror enclosure).
Juga memastikan Fm tidak berada pada posisi yang sama dengan optical bench
seperti tombol micrometer sehingga kita akan mampu membuat pengukuran tanpa
menghalau sinar, memposisikan sinar dan sinar “berjalan” kembali kearah Fm.
Mengatur posisi dari Fm sehingga sinar mengenainya pada daerah pusat (sumbernya).
(selembar kertas yang diarahkan berlawanan dengan permukaan cermin akan
membuat lebih mudah untuk melihat sinar.
Catatan.
Hasil terbaik diperoleh ketika Fm berada pada 10 - 15 m dari Fm.
Masih dengan selembar kertas yang diarahkan berlawanan dengan permukaan dari
Fm.
Meluncurkan L2 bolak-balik sepanjang optical bench untuk memfokuskan sinar
terhadap titik terkecil mungkin dari Fm. Kemudian mengatur kedua sekrup alignment
di belakang Fm sehingga sinar secara langsung direfleksikan kembali ke pusat Rm.
Langkah ini sebaiknya dilakukan oleh dua orang, salah seorang mengatur Fm, dan
yang seorang lagi mengamati posisi sinar pada Rm.
Menempatkan polarizer (memotong pada tiap sisi dari penahan komponen tunggal)
antara laser dan beam splitter.
Mulai dengan polarizer pada sudut yang tepat/benar satu sama lain kemudian
merotasikan salah satu hingga bayangan dalam mocroskop dengan nyaman dapat
dilihat cukup jelas.
Membawa cross-hairs ke mikroskop dan memfokuskan ke dalam lensa mata pada
microskop dan melepaskan kunci sekrup dan kaca microskop. Jika melihat
perubahan, memvariasikan kemiringan dari sorotan beberapa derajat mickroskop
sampai terjadi perubahan.
Hal Penting.
Ada beberapa perubahan yang terjadi. Kita akan melihat beberapa yang tidak ada
hubungannya dengan hasil yang kita sorotkan ke alat tadi. Misalnya ; pemantulan dari
sorotan L1, kita akan yakin dengan penelitian kita, akan terjadi perubahan. Oleh
sebab itu dalam penelitian menyiapkan kertas di antara Rm dengan Fm. Selama
melihat perubahan dalam microskop. Jika perubahan tidak hilang itu bukan
perubahan yang benar.
Mungkin ada juga gangguan pinggiran yang tampak pada microskop. Gangguan itu
disebabkan oleh kesulitan yang dilakukan selama perubahan didapatkan.
Bagaimanapun pinggiran itu ada hubungannya dengan perubahan, tetapi sewaktu-
waktu dapat menghilangkan perubahan.
Jika masih tidak menemukan perubahan cobalah mengatur posisi longitudinal dari
sorotan jika kita tidak aktif, cek kembali pengaturan alat melalui langkah 1. ketika
menemukan perubahan, fokuskan dengan jelas dan tepat perubahan itu, hindarkan
kaca microskop dari pipa lebih dari puncak pipa. Jika dibutuhkan mengatur
longitudinal sorotan di sekitar penglihatan mata kita maka perubahan akan terlihat.
Jika masih menemukan perubahan, melepaskan sekrup yang ada pada microskop.
Untuk menunjukkan percobaan di atas pindahkan microskop dengan selembar tisu ke
tingkat sorotan yang paling atas. Mengatur sorotan di tengah-tengah maka perubahan
akan terjadi.

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan


Mengadakan Pengukuran
Kecepatan dari pengukuran adalah membuat putaran cermin dengan kecepatan
tertentu dengan menggunakan mikroskop dan micrometer untuk mengukur
pembelokan secara bersamaan dari perubahan sorotan dengan putaran cermin adalah
arah yang pertama, kemudian arah yang berlawanan dan akibat dari salah pengukuran
adalah mengurangi seperempat.
Catatan Ketelitian
Menempatkan pengaturan penglihatan dan berhati-hati dalam mengukur.
Mengkhususkan pengukuran dengan menggunakan peralatan di antara itu factor
utama ketelitian jarak antara kesulitan dan putaran cermin. Disebutkan dalam
penjajaran terbaik jarak Rm dan Fm adalah ketelitian antara 1% yang dihasilkan jika
penempatan bermasalah. Jarak antara cermin dan Fm paling minimal adalah 2m dan
ketelitian yang optimal serta perubahan sekitar 12,5 meter. Perubahan fokus tidak
signifikan selama jarak antara cermin sekitar 15 meter.
Pemeliharaan Alat
Alat yang paling utama harus dalam keadaan bersih adalah sebagai berikut.
Cover dilindungi dari putaran cermin dan tidak pernah dipindahkan dari pembersihan.
Selama dibersihkan, motor jangan dihidupkan.
Semua cermin dan lensa dibersihkan dengan tisu. Jangan menggunakan bahan
campuran pembersih yang berisi ammonia, karena akan membunuh permukaan
aluminium.
Peringatan
Sebelum menghidupkan motor, kita harus tahu kunci sekrup untuk melepaskan
pelengkap kaca maka putaran kaca bebas dari tangan.
Berapun kecepatan dari motor adalah mempercepat LED merah di depan papan dari
kontrol motor. Box akan menyala, kecepatan akan stabil, lampu akan menyala jika
tidak motor dihidupkan. Mengecek kunci sekrup dari Rm dengan melepas
sepenuhnya.
Tidak pernah menghidupakan motor dengan max rev/sec (melewati 300 rec/sec).
Menekan tombol pada Rm untuk lebih dari 1 menit.
Dengan perlengkapan lampu dan sorotan perubahan dari ketajaman focus,
memperhatikan tombol dari putaran cermin dengan kekuatan Cw. Menghidupkan
motor dan membiarkan motor hangat selama 300 revolusi.
Kemudian melambatkan kecepatan putaran rotasi dan mengingat bagaimana
menyoroti perkembangan pembelokan.
Menggunakan aturan knob untuk membawa kecepatan putaran. Sekitar 1000 revolusi
kemudian menekan max rev/sec dan dipegang. Ketika kecepatan rotasi stabil,
memutar micrometer ke dalam cahaya mikroskop sampai ketengah-tengah sorotan.
Memasukkan kecepatan dari putaran cermin dan menghidupkan motor, dan mencatat
bacaan pada micrometer.
Catatan.
Micrometer adalah penyelesaian dalam tambahan sekitar 0,01mm.
Kemudian dari putaran cermin disebabkan oleh perubahan dari petunjuk dalam
kekuatan CCw. Menggerakkan kembali putaran motor dengan kecepatan sekitar 1000
rev/sec. kemudian tekan tombol max rev/sec. menekan tombol dan menyetel kembali
mikroskop cross-hair dengan kecepatan sorotan. Mencatat putaran cermin,
menghidupkan motor dan merekam bacaan micrometer baru.

H. Analisis Data
Jika memperhatikan poin yang ke 6 pada prosedur jika diuraikan menjadi
persamaan yang lebih sederhana, maka kecepatan cahaya dalam ruang hampa dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:

... (1)
dengan :
A = L1 + L2 – Fokus L1
B = L2 – Rm
D = Jarak Rm ke Fm.
Catatan.
Semua satuan disalin ke meter.
Menggunakan persamaan ini untuk menghitung nilai c (kecepatan cahaya) selama
masih mengikuti prosedur atau diagram yang ada.
PENGANTAR RADIASI TERMAL

Rumusan Masalah
Berapa nilai kecpatan radiasi pada permukaan yang bebeda
Bagaimana penyerapan dan penyebaran radiasi termal
Bagaimana menentukan besarnya radiasi yang berasal dari obyek yang berbeda dari
sekitar ruangan sebagai penghalang dari masing-masing kubus?

Tujuan
Mengukur kecepatan radiasi dari permukaan yang berbeda
Menyelidiki penyerapan dan penyebaran radiasi termal
Mengetahui besarnya besarnya radiasi yang berasal dari obyek yang berbeda dari
sekitar ruangan sebagai penghalang dari masing-masing kubus?

Dasar Teori
Pada dasarnya setiap bendah di alam ini memancarkan radiasi gelombang
elektromagnetik. Radiasi merupakan tenaga yang kontinu dari permukaan semua
benda, tenaga ini disebut tenaga pancaran dan berwujud gelombang elektromagnetik
yang sifatnya identik dengan gelombang cahaya.Pada hakekatnya radiasi yang
dilepaskan oleh suatu benda yang panas baik berupa sinar maupun berupa panas
adalah gelombang elegtromagnetik. Bila kubus yang dipanaskan ketika didinginkan
memancarkan radiasi berisi gelombang-gelombang elektromagnetik yang terpamtul
diantara dinding kubus tersebut.
Pada hakekatnya benda panas yang suhunya lebih besar dari nol Kelvin akan
memancarkan radiasi kalor, karena radiasi kalor yang dipancarkan itu bergantung
pada suhu suatu benda, makin tinggi panasnya suatu benda (suhunya) maka makin
besarpula energi radiasi yang dipancarkan. Pada suhu runga radiasi termal ini paling
banyak terdapat pada daerah spektrum imframerah (), pada daeram mata kita tidak
lagi pekat, bila benda tersebut kita panaskan maka akan memancarkan cahaya
tampak.
Berdasarkan hukum radiasi Stefhan Bolzman bahwa : Jumlah energi radiasi dari
gelombang elekteromagnetik yang dipancarkan persatuan luas dari suatu benda yang
suhu mutlaknya T (kelvin) berbannding lurus dengan pangkat empat dati T
E = T4
Ket: adalah tetapan stefhan bolzman (5,67 x 18-8 W/n2K4)
T adalah suhu (kelvin)
e adalah emisitas.
Emisitas berganntung pada permukaan radiasi. Benda yang permuakaannya
mengkilap mempunya harga e mendekati 0 (nol) karena sedikit sekali menyerap atau
menerima radiasi kalor. Sedangkan benda yang permukaannya mendekati 1
(satu)dapat dikatakan sebagai penyerap yang baik sekaligus sebagai radiator yang
baik.
Kerapatan energi total berbanding lurus dengan pangkat empat dari temperatur
mutlak dari dinding rongga. Maka yang kita mengharapkan energi E yang diradiasi
tiap detik persatuan berbanding lurus dengan T4. transmisi merupakan penerusan dan
pengiriman gelombang elektromagnetik melalui suatu medium, sedangkan alat yang
berfungsi sebagai pengirim gelombang elekteromagnetik itu disebut transmiter.
Variabel-variabel
Variabel Bebas ; radiasi sensor yaitu alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
nilai radiasi termal. Energi Radiasi Termal; merupakan pemancaran atau perambatan
energioleh suatu bahan atau materi dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Variabel Control; hambatan panas dari radiasi kubus yang diukur dengan
menggunakan ohmmeter, serta tegangan dari radiasi sensor yang diukur dengan
mengunakan multimeter digital analogi
Alat dan Bahan
Radiasi Sensor TD 8553
radiasi sensor adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya nilai radiasi yang
dipancarkan dari kubus radiasi termal. Dengan approx sensitiveti 22 mv/nm dan
spektral respon 0,5 m dan 40 m
Kubus radiasi termal TD 8853 dengan tegangan 220 Volt; alat yang digunakan untuk
memancarkan radiasi yang akan diukur.
Ohmmeter GDM 351 (Bk Test Bench 388a) arus DC adalah alat yang digunakan
untuk mengukur nilai hambatan yang diperoleh dari kubus radiasi tarmal.ohmmeter
yang pada skala 40 k dengan ketelitian .
Milivolt meter GDM 351 arus DC dengan funtion 2 volt
Kabel-kabel penghubung
Penghalang berupa kaca dan kertas.
Prosedur Kerja
Bagian I
Menentukan besarnya energi radiasi yang dipancarkan dari radiasi dari masing-
masing permukaan kubus radiasi termal.
Menghubungkan ohmmeter dan voltmeter
Menghubungkan kubus radiasi termal dengan sumber tegangan dan memutar tombol
powe pada posisi high; memperhatikan poda ohmmeter ketika diperoleh nilai sekitar
40 K ohm kemudian memutar tombol power pada 5,0 (jika kuibus memanas
menetapkan tombol pada 0,5)
Ketika kubus mencapai kesetimbangan termal pembaca ohmmeter akan menunjukan
fluktasi nilai yang relatif tetap ; menggunakan sensor radiasi untuk menentukan
radiasi yang dipancarkan dari setiap permukaan kubus dan memastikan bahwa jarak
dari setiap pengukuran sama untuk masing-masing permukaan dinding kubus yaitu 5
cm.
Memutar tombol pengatur daya pertama 6,5 kemudian 8,0 hingga ”higt” untuk
masing-masing set meninggu kubus menjadi seimbvang, kemudian mengulangi
pengukuran dari langkah satu dan mencatat hasil yang diperoleh pada tabel.
Bagian II
Menggunakan sensor radiasi untuk menguji jarak yang relatif dari radiasi yang
dipancarkan dari berbagai macam tempat disekitar ruang. Pentebaran dan penyerapan
radiasi termal;
Menempatkan sensor 5 cm dari permukaan yang berwarna hitam dari radiasi kubus
dan mencatat data yang diperoleh. Menempatkan kaca jendela antara sensor dan
lampu pijar apakah kaca jendelah dapat efektifmenghalangi radiasi termal.
Membuka penutup dari kubus radiasi termal atau dapat menggunakan lampu stefhan
Bolzman dan mengulangi pengukuran dari langkah 1 tetapi dengan mengati lampu
pijar yang terang sebagai penggati dari pemukaan kubus yang bewarna hitam dengan
menggunakan bahan-bahan yang lain.

Diposting 3rd April 2011 oleh Sudarmono A.Hi.Rasyid

http://sudarmonorasyid.blogspot.co.id/2011/04/kecepatan-cahaya.html

Anda mungkin juga menyukai