III - 1
Parameter geoteknik diatas diperoleh melalui penyelidikan baik dilapangan maupun
di laboratorium.
Tujuan utama program penyelidikan geoteknik tambang terbuka dalam suatu
proyek pertambangan adalah untuk :
- Memperoleh data kuantitatif kondisi geologi, hidrologi, hidrogeologi, sifat
fisik, dan sifat mekanik.
- Mengetahui karakteristik massa batuan atau tanah sebagai dasar
perancangan penambangan.
- Mengambangkan rancangan lereng yang stabil atau rancangan jalan masuk /
pilar untuk penambangan yang akan dating berdasarkan analisis sensitivitas
terhadap kondisi geoteknik dari strata atau kedalaman overburden.
III - 2
Gambar 3.1
Kegiatan Pengukuran Bidang Diskontinouitas
Gambar 3.2
Hasil Analisis Stereonet
Tabel 3.1
Pengukuran Bidang Kekar
Kemiri
Arah Kemiringan Arah Set 1 Set 2
ngan
1 1 N 87° E 71° N 223° E 15° N 139° E N 48° E 0.37 m 97,04%
2 2 N 70°E 79° N 12° E 0° N 146° E N 29° E 0,41 m 97.52%
3 3 N 0° E 54° N 80° E 11° N 65° E N 314° E 0.41 m 97,48%
4 4 N 335° E 71° N 79° E 11° N 94° E N 114° E 0.35 m 96,67%
Tabel 3.2
Pengukuran Kondisi Kekar
III - 3
Kondisi air
Kondisi Kekar Parameter Barton
tanah
No Lokasi
Kekuatan JCS
Kemenerusan Kekerasan Bukaan Isian Laluan JRC
bidang (MPa)
1 1
<0.6H ur Sw cd geo Un1 20 18-20
2 2
<0.6H ur Sw cd geo Un1 20 18-20
3 3
<0.6H ur sw cd geo Un1 20 18-20
4 4
<0.6H ur sw cd geo Un1 20 18-20
Data yang sudah diperoleh nantinya diolah untuk dijadikan acuan dalam
rancangan arah peledakan dan mengetahui jenis longsoran yang akan terjadi pada
waktu kedepannya.
3.1.2 Sifat Fisik
Berdasarkan hasil pengujian percontoh di Laboratorium Mekanika Batuan
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta maka, batugamping yang diambil di
Dusun Diran mempunyai sifat fisik sebagai berikut :
1. Bobot isi asli : 2,31 (gr/cm3)
2. Bobot isi kering : 2,22 (gr/cm3)
3. Bobot isi jenuh : 2,38 (gr/cm3)
4. True spesific gravity (ρtr) : 2,65
5. Apperent spesific gravity (ρapp) : 2,22
6. Kadar air (w) : 4,13 %
7. Derajad kejenuhan (Sr) : 55,8%
8. Porositas (n) : 16,40 %
9. Angka pori (e) : 0,2
III - 4
No Parameter Perconto A Perconto B Perconto C
1. Pn 2kN 4 kN 6 kN
2. Panjang 4,5cm 4,33 cm 4,48 cm
3. Lebar 4,34cm 4,32 cm 4,31 cm
4. Luas 19,55cm2 18,74 cm² 19,35 cm²
. Tegangan normal 200 kPa 418 kPa 608 kPa
6. Sr’ 110 kg 180 kg 140 kg
7. Sr” 150 kg 90 kg 150 kg
8. Sr 130 kg 135 kg 135kg
9. Tegangan geser residu 664kPa 720 kPa 749 kPa
Gambar 3.3
Grafik Uji Kuat Gesek Untuk Kekar
Tabel 3.4
Hasil Uji Kuat Geser Normal dan Geser Residu Untuk Perlapisan
III - 5
No Parameter Perconto A Perconto B Perconto C
1. Pn 2kN 4 kN 6 kN
2. Panjang 5,22 cm 5,17 cm 5,17 cm
3. Lebar 5,23 cm 4,612 cm 4,612 cm
4. Luas 27,32cm² 23,84 cm² 23,84 cm²
5. Tegangan normal 143 kPa 329 kPa 493 kPa
6. Sr’ 90 kg 140 kg 110 kg
7. Sr” 90 kg 160 kg 110 kg
8. Sr 90 kg 150 kg 110 kg
9. Tegangan geser residu 329 kPa 629 kPa 461kPa
Gambar 3.4
Grafik Uji Kuat Gesek Untuk Perlapisan
III - 6
No Parameter Perconto A Perconto B Perconto C
1. Kuat tekan uniaksial (MPa) 33,99 37,41 42,48
2. Batas elastik (MPa) 27,19 30,28 33,99
3. Modulus elastisitas 37107.65 31902.25 31792.27
4. Poisson ratio 0.19 0.18 0,17
Gambar 3.5
Grafik Uji Kuat Tekan Uniaksial Sample A
Tabel 3.5
Hasil Uji Kuat Tekan
Sedangkan sifat mekanik uji beban titik (point load test) sebagai berikut :
Tabel 3.6
Hasil Uji Beban Titik
Sample
W D D P P De² De Is σc
Type F
(mm) (mm) (cm) (kN) (kg) (mm²) (mm) MPa MPa
A Diameteral 68.3 49.8 4.98 6.5 650 4332.92 65.82 1 1.5 34.44
B Diameteral 60.7 48.9 4.89 6.5 650 3781.18 61.49 0.99 1.7 39.14
III - 7
C Diameteral 68.5 49.9 4.99 8.1 810 4354.33 65.99 1 1.86 42.75
Gambar 3.6
Hasil interpretasi pada blok I
b. Blok II
Berdasarkan interpretasi dengan program dips tersebut, lereng dengan
dip/dip direction: 79o/N70oE, dengan sudut gesek dalam 21,95o tidak berpotensi
terjadi longsoran. Hasil interpretasi dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7
Hasil interpretasi pada blok II
III - 8
c. Blok III
Berdasarkan interprestasi dengan program dips tersebut, lereng dengan
dip/dip direction: 54o/N0oE, dengan sudut gesek dalam 21,95o tidak berpotensi
terjadi longsoran. Hasil interpretasi dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8
Hasil interpretasi pada blok III
d. Blok IV
Berdasarkan interpretasi dengan program dips tersebut, lereng dengan
dip/dip direction: 54o/N0oE, dengan sudut gesek dalam 21,95o tidak
berpotensi terjadi longsoran. Hasil interpretasi dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9
Hasil interpretasi pada blok IV
III - 9
Keterangan :
: Lokasi pengambilan sampleGambar 3.10
Informasi Struktur Geologi dan Evaluasi Awal Terhadap Kemantapan Lereng
Dari Suatu Rencana Tambang
III - 10
c. Spasi ketidakmenerusan
d. Kondisi rekahan
e. Kondisi air tanah
f. Orientasi ketidak-menerusan
Tabel 3.7
Klasifikasi Massa Batuan
Objek 1 2 3 4
UCS ( Mpa) 36.96 Mpa 36.96 Mpa 36.96 Mpa 36.96 Mpa
Bobot 4 4 4 4
RQD (%) 97,04 % 97,52 % 97,48% 96.67%
Bobot 20 20 20 20
Jarak
Discontinuiti 0.37 0,41 0,41 0,35
(m)
Bobot 10 10 10 10
Kondisi Agak kasar, Agak kasar, Agak kasar, Agak kasar,
Discontinuiti pemisahan, pemisahan, pemisahan, pemisahan,
1 mm, dinding 1 mm, dinding 1 mm, dinding 1 mm, dinding
agak lapuk agak lapuk agak lapuk agak lapuk
Bobot 25 25 25 25
Air tanah
Kering Kering Kering Kering
pada kekar
Bobot 15 15 15 15
Orientasi Terowongan, Terowongan, Terowongan, Terowongan,
Sangat tidak Sangat tidak Sangat tidak Sangat tidak
menguntungkan menguntungkan menguntungkan menguntungkan
Bobot -12 -12 -12 -12
Total 62 62 62 62
Kelas II II II II
Diskripsi Baik Baik Baik Baik
Stand up 6 bulan untuk 6 bulan untuk 6 bulan untuk 6 bulan untuk
time rata-rata span 8m span 8m span 8m span 8m
C 343,38 Kpa 343,38 Kpa 343,38 Kpa 343,38 Kpa
Ø 21,95o 21,95o 21,95o 21,95o
Tabel 3.8
Klasifikasi Massa Batuan 4 Blok
PARAMETER Blok 1 Blok 2 Blok 3 Blok 4 KETERANGAN
1. Kekuatan batuan utuh 4 4 4 4 (33,917-42,4897)Mpa
2. RQD 20 20 20 20 98,6275 %
3. Spasi Rekahan 15 15 15 15 1,7559m
Agak kasar, 1 mm
4. Kondisi Rekahan 25 ` ` `
dinding agak lapuk
5. Kondisi Air Tanah 15 15 15 15 Kering
III - 11
Terowongan, Kondisi
6. Orientasi
-12 -12 -12 -12 orientasi kekar Sangat
Ketidakmenerusan
Tidak menguntungkan
Bobot 62 62 62 62
Tabel 3.8
Penamaan Variabel Rock Mass Rating
Penamaan Variabel Nilai RMR (%)
Sangat Jelek 0 - 20 %
Jelek 20% - 40 %
Sedang 40 % - 60%
Baik 60 % - 80 %
Sangat Baik 80 % - 100%
III - 12
Berdasarkan hasil analisis, maka batugamping di Dusun Diran pada bloke, II,
III, IV mempunyai nilai RMR yang sama yakni 62 dengan penamaan variabel
bagus
dimana :
Untuk memudahkan pengolahan data, maka digunakan perangkat Rock
Lab dengan parameter berupa σc, GSI, mi, dan disturbance factor (D),
maka di dapat : c = 1,844 MPa dan θ = 31,66o
III - 13
Gambar 3.11
Geological Strength Index (GSI)
3.2.2.4 Perhitungan Klasifikasi Q-System
Klasifikasi Q-System (Indeks Kualitas Pembuatan Tunnel) dibuat
pertama kali oleh Barton-Lien-Lunde (1974). Sistem klasifikasi ini disusun
berdasarkan 6 parameter klasifikasi yaitu :
1. Rock quality design (RQD) (sebesar 96,67 %) (terlampir)
2. Jn = Jumlah pasangan kekar
3. Jr = Kekerasan diskontinuitas paling buruk
4. Ja = Tingkat alterasi atau isian rekah
5. Jw = Aliran air
6. SRF = Kondisi tegangan
III - 14
Berdasarkan hasil analisis (terlampir), maka batugamping di Dusun
Diran mempunyai Nilai Q sebesar 29,001 dengan panjang span
maksimum adalah 12,3 meter
III - 15
3. v (MPa) : 0,192
4. σt (MPa) :0
5. c (MPa) : 0,34338
6. ϴ (o) : 22o
7. σ1 (MPa) : 0,28
8. σ3 (MPa) : 0,25
Adapun hasil analisis faktor keamanan lubang bukaan dari 8 parameter
diatas menggunakan pendekatan Generalisasi Hoek and Brown yaitu
sebagai berikut :
Tabel 3.9
Analisis Kemantapan Lubang Bukaan Utama
Bentuk
Lebar dan Tinggi Lubang SF
Lubang Bukaan, m Bukaan
Tapal
5 x 4.5 2.19
Kuda
Tapal
5x5 3.16
Kuda
Tapal
5 x 5,5 2.53
Kuda
Tabel 3.10
Analisis Kemantapan Room and Pillar
10 x 9 10 x 9 Persegi 1,89
3.3 Monitoring
III - 16
Pemantauan perpindahan massa batuan dilakukan dengan memasang baut
konvergen di dinding kiri dan kanan sehingga hasil yang didapat adalah perbedaan
jarak horizontal pada setiap interval waktu pengukuran yang dilakukan setiap hari.
Dengan mengetahui nilai modulus elastisitas massa batuan maka dapat
dihitung regangan yang terjadi akibat tegangan dengan persamaan :
ɛ =σ/E
Akibat adanya tegangan vertical (σv) maka regangan yang diperoleh dari
persamaan diatas adalah regangan dalam arah vertikal. Sementara dari hasil
pengukuran konvergenmeter diperoleh perpindahan dalam arah horizontal. Untuk
itu regangan arah vertikal tersebut harus dikonversikan kea rah horizontal agar
sesuai dengan arah perpindahan dari hasil konvergenmeter. Konversi untuk
mendapatkan regangan arah horizontal dilakukan dengan pendekatan arah vertical
dikalikan dengan poisson’s ratio.
ɛh = ɛv x v
III - 17
Gambar 3.11
Kriteria Indeks Kekuatan Batuan (Franklin, dkk.1971)
3.5 Peledakan
Pembongkaran batuan dapat dilakukan baik secara manual, mekanis maupun
dengan cara pemboran dan peledakan. Cara pembongkaran dan peledakan ini
dipilih jika batuan yang akan dibongkar adalah sedemikian kuatnya atau jika
diinginkan produksi pembongkaran yang sangat besar untuk memenuhi target
produksi perusahaan tersebut.
Secara umum tujuan dari digunakanya metode pemboran dan peledakan
batuan adalah untuk :
1. Melepas batuan dari batuan induknya,
2. Menghancurkan batuan sehingga menjadi berukuran lebih kecil,
3. Memindah batuan,
4. Memudahkan proses berikutnya,
5. Memenuhi target produksi.
Untuk menjamin keberhasilan metode pembongkaran batuan dengan cara
pemboran dan peledakan, maka terdapat 3 parameter yang harus diketahui,yaitu
antara lain :
1. Sifat-sifat batuan yang akan dibongkar,
III - 18
2. Sifat-sifat bahan peledak yang akan digunakan,
3. Rancangan peledakan yang diterapkan.
Perhitungan cut dengan jumlah cut hole 3 dengan diameter lubang kosong
(d) 76 mm, kedalaman lubang ledak (H) = 3m dan diameter lubang ledak adalah 45
mm, ukuran terowongan lebar 5m dengan tinggi 5m dengan bobot isi batuan 2,38
ton/m3. Perhitungan cut menggunakan segi empat I sampai IV dimana perhitungan
tersebut adalah senagai berikut :
a. Kemajuan Penggalian
L = 0,94 x 3 m = 2,82 m
III - 19
b. Diameter Lubang Samaran
DH = d
DH = 76 = 131 mm ≈ 0,131 m
c. Cut Holes
Segi Empat I adalah :
Burden maksimum
Bmaks = 1,7 DH = 1,7 x 0,131 = 0,2227 m
Burden Praktis (B1)
B1 = 1,7 DH – ( αH + β )
B1 = ( 1,7 x 0,131 ) – ((0,01 x 3 ) + 0,02 ) = 0,1727 m ≈ 0,17 m
Ep = ( αH + β ), drilling error (m)
α = Angular deviasi (m/m), yang ditetapkan 0,01 m/m
β = Collaring error (m), yang ditetapkan 0,02 m
Konsentrasi muatan (q)
q = 55 Ø (B / DH)1,5 x (B – DH /2 ) x (c/0,4 ) ( kg/m )
PRPANFO
q = 55x0,045x (0,2227/0,131)1,5 x (0,2227 – 0,131/2 ) x (0,4/0,4 ) (kg/m)
1,05
q = 0,8623 kg/m ≈ 0,86 kg/m
dimana :
PRPANFO = Weight strength relative terhadap ANFO = 105%
c = Rock constant = 0,4
Jarak antara lubang ledak (V1)
V1 = B1
V1 = x 0,17 = 0,24 m
III - 20
N= = 8,5 9 batang magnapex
= 8,8 x 10-2
= 0,208 ≈ 0,21 m
Burden Praktis (B2)
B2 = 0,21 – 0,05 = 0,16 m
Ada batas yang harus dikenakan terhadap B2, yaitu :
B2 ≤ 2Bmax, 0,16 ≤ 0,42 (terpenuhi)
Jarak lubang ledak (V2) adalah :
= 0,325 m ≈ 0,33 m
2W3 = 0,66 m
III - 21
Burden maksimum (Bmax) adalah :
= 0,7071 ≈ 0,71 m
Panjang lubang yang tidak diisi bahan peledak (ho)
ho = 10 Ø
= 10 x 0,045 = 0,45 m
Jumlah dodol yang diisi dalam lubang ledak :
= 0,64 m
Burden maksimum ( Bmax ) adalah :
III - 22
= 0,48 m
Burden praktis ( B4 )
B4 = Bmax – Ep (m)
= 0,48 – 0,05 = 0,43 m
Jarak lubang ledak ( V4 ) adalah :
= 1,11 m
B max = 0,9
Dimana :
C = Koreksi konstanta batuan ( c + 0,05 = 0,4 + 0,05 = 0,45 )
f = faktor fixasi ( yang digunakan 1,45 )
S = spasi
III - 23
B = burden
(S/B=1)
N = int erger
N = int erger
Dimana
Sin = sin 3 ( ketetapan )
Jumlah lubang ledak untuk lifter = 8 dengan masing – masing jarak antara
lubang 5 / 7 = 0.71 m
SL =
SL = = 0,75 m
Burden praktis ( BL )
BL = B max – H sin - Ep
= 0,8 m
Panjang dari Bottom Charge (hb)
III - 24
Hb = 1,25 BL
= 1,25 x 0,8 = 1 m
Panjang dari Column Charge ( hc )
Hc = H – hb – ho
= 3 – 1 – 0,45 = 1,5 m
Jumlah panjang dodol yang digunakan untuk muatan column charge dengan ukuran
bahan peledak magnapex 38 x 300mm
Bottom Charge =
Column Charge =
Di sebabkan oleh lok out dan deviasi maka practical burden (Br)
Br = B – H sin – Ep
= 0,63 m
III - 25
Konsentrasi muatan untuk smooth blasting minimum adalah :
q = 90 d2
= 90 x 0,0452 = 0,18225 0,18 kg
B max = 0,9
=0,9
= 0,6 m
Digunakan perhitungan lingkaran untuk smooth blasting yang di sesuaikan dengan
ukuran standar terowongan yaitu standar B 5 H x 5 W m
X = jari – jari lingkaran
X2 = 2,52 + ( x-1,44 )2
X2 = 6,25 + X2 – 2,88X + 2,0736m
X = 2,89 m
Keliling lingkaran = 2π X = 2 x 3,14 x 1,66 = 10,42 m
Sin α = 2,5/2,89 = 0,86
α = 59,880
2α = 119,760
Jarak lengkung = (119,76 / 360) x 10,42 m = 3,46 m
Jumlah lubang ledak (N)
N= +2 = = 7,126 = 7 lubang
III - 26
hc = H – hb – ho = 3 – 0,8 – 0,45 = 1,75 m
Jumlah panjang dodol yang digunakan untuk muatan column charge dengan
ukuran bahan peledak magnapex 38 x 300 mm dan Trimex 19 x 900 mm.
N=
N= = 7,95 ≈ 8 lubang
Sw = = = 0,51 m
III - 27
Panjang muatan bottom (hb)
hb = 1,25 x Bw = 1,25 x 0,43 = 0,54 m
Panjang muatan column (hc)
hc = H – hb – ho
= 3 – 0,54 – 0,45 = 2,01 m
Jumlah panjang dodol yang igunakan untuk muatan column charge dengan
ukuran bahan peledak magnapex 38 x 300 mm dan trimex 19 x 900 m
Dikarenakan ada 1 lubang cut pada spasi stoping, maka lubang stoping dikurangi
1 dari jumlah lubang stoping horizontal keatas = 6 -1 = 5 lubang
III - 28
Spasi Praktis (Sw)
Sw =
= = 0,828 m
III - 29
S = 1,25 x 0,95 = 1,1875 m ≈ 1,19 m
Jumlah lubang tembak (N)
N=
N= = 5 lubang
Sw =
= = 0,8925 m
III - 30