Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan
Alat Penukar Panas (Heat Excanger)

B. Tujuan Percobaan
 Untuk mempelajari dasar-dasar penukar panas
 Untuk menghitung neraca panas dari penukar panas
 Untuk menghitung koefisien pemindahan panas keseluruhan dari
penukar panas
 Untuk menghitung effisiensi penukar panas
 Untuk mempelajari hubungan antara bilangan reynold dengan
karakteristik penukar panas.

C. Latar Belakang
Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang bertujuan
memanfaatkan panas suatu fluida untuk pemanasan aliran fluida yang lain. Dalam
hal ini terjadi 2 fungsi sekaligus yaitu :
-Memanaskan fluida yang dingin
-Mendinginkan fluida yang panas
Defenisi panas adalah energy yang ditransfer akibat daripada perbedaan
temperatur. Pengertian diatas adalah berdasarkan prinsip termodinamika.
Walaupun hukum termodinamika menelaah transfer energy, metode ini hanya
dapat menganalisa suatu sistem yang dalam keadaan setimbang. Sehingga dapat
diperhitungkan jumlah energy yang diperlukan untuk merubah suatu sistem dari
suatu keadaan kesetimbangan ke kesetimbangan lain, tetapi hukum
termodinamika tidak dapat menganalisa bagaimana kecepatan perubahan itu
terjadi.
Pemanasan batangan baja dalam air panas. Hukum termodinamika dapat
digunakan untuk menentukan temperature akhir sesudah kedua sistem mencapai

47
kesetimbangan dan jumlah energy yang ditransfer dapat dihitung dari keadaan
mula-mula dan pada keadaan akhir kesetimbangan, tetapi tidak dapat menjelaskan
bagaimana kecepatan panas itu ditransfer dan tidak dapat menjelaskan berapa
lama waktu yang diperlukan untuk mencapai temperature tertentu yang diinginkan

Untuk analisa transfer panas yang sempurna, maka perlu memahami tiga
mekanisme transfer panas yaitu :
1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi
Konduksi adalah suatu metode transfer panas hanya dengan media padat.
Bila pada suatu benda terdapat Gradien Temperatur, maka panas akan ditransfer
dari daerah temperature yang lebih tinggi ke daerah temperature yang lebih
rendah.
Bila suatu fluida berkontak dengan permukaan zat padat pada temperature
yang berbeda, maka hasil dari proses pertukaran energy termis itu disebut transfer
panas secara konveksi. Penukar panas atau dalam industri kimia populer dengan
istilah , heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkanperpindahan
panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin . Biasanya,
medium pemanas dipakai adalah uap (super heated steam) dan air biasa dipakai
sebagai pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar
perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran
panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja. Penukar
panas sangat luas dipakai dalam industri seperti, pabrik kimia maupun petrokimia,
industri gas alam, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat
penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan
panas mesin ke udara sekitar.

48
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Defenisi Percobaan
1. Klasifikasi Alat Penukar Panas
Untuk melaksanakan proses perpindahan panas khususnya dalam industry
kimia, hal diatas dilakukan dengan menggunakan alat penukar panas atau disebut
Heat Exchanger. Nama alat ini adalah secara umum, karena itu perlu dipahami
fungsi yang sebernarnya dari alat tersebut yang merupakan dasar pemberian nama
alat dimaksud. Jelasnya seperti dibawah ini :
1. Disebut pendingin atau Cooler, apabila alat tersebut hanya
mendinginkan fluida proses dari temperature yang lebih tinggi hingga
temperature tertentu yang lebih rendah tanda ada terjadi perubahan
fasa dari uap menjadi cair maupun sebaliknya.
2. Disebut pendingin atau Condeser, sama seperti diatas, tetapi proses
pendinginnan menghasilkan fasa cair dari fasa uap (ada perubahan
fasa) yang disebut kondesat.
3. Disebut pemanas atau Heater, bila alat tersebut bertugas memanaskan
suatu fluida hingga suhu tertentu (tidak ada perubahan fasa)
4. Disebut penguap atau Vaporizer, bila alat tersebut berfungsi
memanaskan suatu fluida hingga menghasilkan uap.
Khusus untuk alat penguap (vaporizing equipment) juga mempunyai nama
umum yang disebut EVAPORIZER dan masing-masing mempunyai nama sesuai
dengan fungsi atau tugasnya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
5. Disebut alat penguap atau evaporator, bila alat tersebut berfungsi untuk
menguapkan air dari campurannya dengan zat lain.
6. Disebut alat pendingin ulang atau Reboiler, bila alat tersebut berfungsi
untuk mendidihkan kembali suatu fluida oleh reboiler pada suatu
menara destilasi (untuk mensupplai panas) yang mana uap dihasilkan
dapat uap air atau tidak.

49
7. Bila alat pada no 6 tidak digunakan untuk menghasilkan uap air
(steam) dan juga tidak merupakan bagian dari proses destilasi maka
alat penguap itu disebut Vaporizer.
8. Bila suatu alat penguap (evaporator) digunakan untuk sistem
pembangkit tenaga untuk memproduksi air murni atau untuk proses
yang bersifat penguapan dan bertujuan untuk membangkitkan tenaga,
alat ini disebut power-plant evaporator.
9. Disebut alat penguap kimia (chemical evaporator) bila alat tersebut
berfungsi untuk memekatkan suatu larutan kimia dari pelarut air.
Demikianlah pemberian nama alat-alat tersebut berdasarkan fungsi dan
tugasnya (agar tidak terjadi perbedaan persepsi), khususnya dalam membicarakan
lebih lanjut tentang alat-alat penukar panas yang disebut Heat Exchanger.
Jenis-jenis Alat Penukar Panas
Alat penukar panas atau disebut Heat Exchanger, disingkat HE,
berdasarkan konstruksi disainnya dapat dibagi menjadi lima (5) jenis yaitu : shell
and tube, hairpin exchanger, aerial coolers, plane type exchangers, berbagai jenis
lain exchanger.
Penukar panas atau dalam industri kimia populer dengan istilah , heat
exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkanperpindahan panas dan bisa
berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin . Biasanya, medium
pemanas dipakai adalah uap (super heated steam) dan air biasa dipakai
sebagai pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar
perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran
panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja. Penukar
panas sangat luas dipakai dalam industri seperti, pabrik kimia maupun petrokimia,
industri gas alam, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat
penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan
panas mesin ke udara sekitar.

50
Peralatan penukar panas adalah suatu peralatan dimana terjadi perpindahan
panas dari suatu fluida yang temperaturnya tinggi kepada fluida lain yang
temperaturnya lebih rendah. Klasifikasi peralatan penukar panas didasarkan pada :
1. Proses perpindahan panas
2. Jumlah fluida yang mengalir
3. Kompak tidaknya luas permukaan
4. Mekanisme perpindahan panas
5. Konstruksi
6. Tipe plat
7. Pengaturan aliran.

Klasifikasi Alat Penukar Panas


1. Condenser
Condenser merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan fluida sampai terjadi perubahan fase uap menjadi fase cair. Media
pendingin yang dipakai biasanya air sungai atau air laut dengan suhu udara luar
2. Chiller
Chiller merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas pada temperatur yang sangat
rendah. Temperatur pendingin di dalam chiller jauh lebih rendah dibandingkan
dengan pendinginan yang dilakukan oleh pendingin air. Media pendingin yang
digunakan antara lain freon.
3. Reboiler
Rebiler merupakan alat penukar panas yang bertujuan untuk mendidihkan
kembali serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Media pemanas yang
digunakan antara lain uap (steam) dan minyak (oil). Alat penukar panas ini
digunakan pada peralatan distilasi.
4. Cooler
Cooler merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas dengan menggunakan air

51
sebagai media pendingin. Dengan perkembangan teknologi saat ini, media
pendingin cooler menggunakan udara dengan bantuan kipas (fan).
5. Heat Exchanger
Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang bertujuan
memanfaatkan panas suatu fluida untuk pemanasan aliran fluida yang lain. Dalam
hal ini terjadi 2 fungsi sekaligus yaitu : - Memanaskan fluida yang
dingin
- Mendinginkan fluida yang panas
6. Heater
Heater merupakan alat penukar kalor yang bertujuan memanaskan (menaikkan
suhu) suatu fluida proses dengan menggunakan media pemanas. Media pemanas
yang biasa digunakan antara lain uap atau fluida panas lain.
7. Thermosiphon dan Forced Circulation Reboiler
Thermosiphon reboiler merupakan reboiler dimana terjadi sirkulasi fluida
yang akan dididihkan dan diuapkan dengan proses sirkulasi alamiah (natural
circulation). Sedangkan Forced Circulation Reboiler adalah reboiler yang sirkulasi
fluida terjadi akibar adanya pompa sirkulasi sehingga menghasilkan sirkulasi
paksaan (forced circulation)
8. Steam Generator
Alat ini sering disebut sebagai ketel uap dimana terjadi pembentukan uap
dalam unit pembangkit. Panas hasil pembakaran bahan bakar dalam ketel
dipindahkan dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi. Berdasarkan sumber
panasnya, steam generator dibagi 2 macam, yaitu :
 Steam generator tipe pipa air
Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah air ketel, sedangkan
pemanas (berupa nyala api dan gas asap) berada di luar pipa. Hasilnya
berupa uap dengan tekanan tinggi.
 Steam generator tipe pipa api
Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah nyala api, sedangkan air
yang akan diuapkan berada di luar pipa dalam bejana khususpemanas
(berupa nyala apidan gas asap) berada di luar pipa

52
9. WHB (Waste Heat Boiler)
WHB adalah alat penukar panas sejenis dengan ketel uap tetapi memiliki
perbedaan pada sumber panas yang digunakan. Sumber panas pada ketel uap yaitu
hasil pembakaran bahan bakar sedangkan sumber panas pada WHB yaitu
memanfaatkan panas dari gas asap pembakaran atau cairan panas yang diperoleh
dari reaksi kimia
10. Superheater
Alat penukar panas jenis ini digunakan untuk mengubah uap basah
(saturated steam) pada steam generator (ketel uap) menjadi uap kering
(superheated steam)
11. Evaporator
Evaporator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk menguapkan
cairan yang ada pada larutan sehingga diperoleh larutan yang lebih pekat (mother
liquor)
12. Vaporizer
Alat penukar panas ini digunakan untuk menguapkan suatu cairan
sehingga fasenya berubah dari cair menjadi gas

ALAT PENUKAR PANAS


Menurut Sitompul (1993), peralatan penukar panas adalah suatu peralatan

di mana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida yang temperaturnya lebih

tinggi kepada fluida lain yang temperaturnya lebih rendah.Klasifikasi peralatan

penukar panas didasarkan pada:

a. Proses perpindahan panas

b. Jumlah fluida yang mengalir

c. Kompak tidaknya luas permukaan

d. Mekanisme perpindahan panas

e. Konstruksi

53
f. Tipepelat

g. Pengaturanaliran

B. Perkembangan Serta Penggunaan Dalam Dunia Industri


Untuk melaksanakan proses perpindahan panas khususnya dalam industry
kimia, hal diatas dilakukan dengan menggunakan alat penukar panas atau disebut
Heat Exchanger. Nama alat ini adalah secara umum, karena itu perlu dipahami
fungsi yang sebernarnya dari alat tersebut yang merupakan dasar pemberian nama
alat dimaksud.
Penukar panas atau dalam industry kimia populer dengan istilah, heat
exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai. Biasanya, medium pemanas
dipakai adalah uap (super heated steam) dan air biasa sebagai pendingin (cooling
water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas
antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena
adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun
keduanya bercampur langsung begitu saja. Penukar panas sangat luas dipakai
dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, gas alam,
pembangkit listrik . Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas
adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke
udara sekitar.

54
BAB III
MATERI DAN METODE

A. Materi
1. Alat
 Thermometer
 Seperangkat alat heat exchanger
2. Bahan
 Air

B. Metode
 Prosedur Kerja
1. Mesin pompa air $dihidupkan dengan cara mencokkannya pada saklar
listrik.
2. Setelah mesin pompa air hidup, maka saklar pada Heat Exchanger di
On kan,
3. Air panas mengalir melalui pipa tunggal dan air dingin melalui
jaket,sehingga percobaan untuk aliran paralel dan aliran berlawanan
arah dapat dilakukan dengan memindahkan arah aliran air
dingin.Dengan mengatur laju air panas dan air dingin dapat dibuat
aliran laminer dan aliran turbulen.Tabel berikut ini memperlihatkan
kombinasi antara aliran paralel,aliran berlawanan arah,aliran
laminer,aliran turbulen.

55
C.Gambar Rangkaian

56
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kerja Praktek

MEASUREMENTS
High Temp Fluid Low Temp Fluid
(equation) (Hot Water) (Cold Water)
Termometer Termometer
Flow Rate Flow Rate
Inlet Outlet Inlet Outlet
Symbol
T1 T2 W t1 t2 w
Dimension
℃ ℃ Liter/hours ℃ ℃ Liter/hours
A 62,5 57 200 30 34 50

B 62,5 54 200 30 34 160

C 62,5 53 200 29 34 300

A 60 59 200 31 33 50

B 60 56 200 31 34 160

C 60 55 200 31 34 300

Di = 17 mm
Do = 19 mm
L = 1000 mm

57
B. Pembahasan untuk data A (ke 1)
 Laju arus Searah

a. Menghitung nilai∆𝒕𝑴
∆𝑡1 = T1 − t1 ∆𝑡2 = T2 − t2
= 62,5℃ −30℃ = 57℃ − 32℃
= 32,5℃ = 25℃

∆t1 − ∆t2 32,5℃ − 25 ℃


∆𝑡𝑀 = ∆t = 32,5 ℃
ln 1 ln
∆t2 25℃

= 28,5932 ℃
b. Menghitung nilai qw ( air dingin )
Mencari density air dingin
𝑡1 + 𝑡2 30 + 32o
X= = C
2 2
= 31 oC

x  x1 y  y1 (31  30) y  0,99551kg / l


  
x 2  x1 y 2  y1 (32  30) (0,99502  0,99551)kg / l

1 y  0,99551kg / l

2  0,00049kg / l
 0,00049kg / l  2 y  1,9902kg / l
2 y  1,98971kg / l
y  0,99485kg / l
Jadi density air pada suhu 31°C adalah 0,99485 kg/l

w = 50 liter/jam x 0,99485 kg/liter


= 49,7425 kg/jam
Mencari cp air dingin pada suhu 31°C
x  x1 y  y1 (31  30) y  0,998kkal / kg C
  
x2  x1 y2  y1 (32  30) (0,998  0,998)kg / C

58
1 y  0,998kkal / kgC

2 0
0  2 y  1,996kkal / kgC
2 y  1,996kkal / kgC
y  0,998kkal / kgC
Jadi CP air pada suhu 31°C adalah 0,998 kkal/kg°C

qw  w.cp.(t1  t 2)
 49, 7425kg / jam x 0,998kkal / kg C x (30-32)C
= -99,2860kkal / jam

c. Menghitung nilai QW ( air panas )


Mencari density air dingin
𝑇1 + 𝑇2 62,5+ 54o
X= = C
2 2
= 59,75 oC

x  x1 y  y1 (59, 75  58) y  0,98422kg / l


  
x2  x1 y2  y1 (60  58) (0,98321  0,98422)kg / l

1, 75 y  0,98422kg / l

2 0, 00101kg / l
0, 0017675kg / l  2 y  1,96844kg / l
2 y  1,96667 kg / l
y  0,9833kg / l
Jadi density air pada suhu 59,75°C adalah 0,9833 kg/l

W = 200 liter/jam x 0,9833 kg/liter


= 196,66 kg/jam
Mencari cp air dingin pada suhu 59,75°C
x  x1 y  y1 (59, 75  5) y  1kkal / kg C
  
x2  x1 y2  y1 (60  58) (1  1)kkal / kg C

59
1, 75 y  1kkal / kg C

2 0
0  2 y  2kkal / kg C
2 y  2kkal / kg C
y  1kkal / kg C
Jadi CP air pada suhu 59,75°C adalah 1 kkal/kg°C

QW  W .cp.(T 1  T 2)
 196, 66kg / jam x 1kkal / kg C x (62,5-57)C
= 1081,63kkal / jam

d. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air dingin)


Dik : di = 1,7 x10-2 m
do = 1,9 x10-2 m
Di = ( di+do) = 1,7 x10-2 m + 1,9 x10-2 m = 3,6 x10-2 m
l = 1000 mm = 1m
w = 49,7425 kg/jam

A (di 2  do 2 )
4
3,14
= ((3, 6 x102 m) 2 - (1,9x102 m) 2 )
4
3,14
= (9,35 x104 )m 2
4
= 7,3397x104 m 2
w 49, 7425kg / jam
V   67771,8435kg m2 / jam
A 7,3397 x104 m2

Mencari viskositas kinematik (𝑣𝑙) air dingin pada suhu 31°C

x  x1 y  y1 31  30 y  0,00796.104 m2 / detik
  
x2  x1 y2  y1 35  30 (0,00724.104  0,00796.104 )m2 / detik

1 y  0,00796.104 m2 / detik

5 0,00072.104 m2 / detik

0,00072.104 m2 / detik  5 y  0,0398.104 m2 / detik

5 y  0,03908.104 m2 / detik

60
y  0,007816.104 m2 / detik

Jadi viskositas kinematik(𝑣𝑙) air dingin pada suhu 31°C adalah

0,007816.104 m2 / detik

𝑤 49,7425kg/jam
Rew =7,584 x 10-6 = 7,584 x 10-6
𝑣𝑙 0,007816.104 m2 / detik

= 482,6600

e. Menghitung nilai Bilangan Reynold (Air panas)


Dik : di = 1,7 x10-2 m
do = 1,9 x10-2 m
Di = ( di+do) = 1,7 x10-2 m + 1,9 x10-2 m = 3,6 x10-2 m
l = 1000 mm = 1m
W = 196,66 kg/jam

A (di 2 )
4
3,14
= (1, 7 x10 2 m) 2
4
= 2,2686x10 4 m 2

w 196, 66kg / jam


V   866876, 2509kg m2 / jam
A 2, 2686 x104 m2

Mencari viskositas kinematik (𝑣𝑙) air dingin pada suhu 59,75°C

x  x1 y  y1 59,75  55 y  0,00518.104 m2 / detik


  
x2  x1 y2  y1 60  55 (0,00480.104  0,00518.104 )m2 / detik

1,75 y  0,00518.104 m2 / detik



5 0,00038.104 m2 / detik

0,000665.104 m2 / detik  5 y  0,0259.104 m2 / detik

5 y  0,025235.104 m2 / detik

y  0,005047.104 m2 / detik

61
Jadi viskositas kinematik(𝑣𝑙) air dingin pada suhu 59,75°C adalah

0,005047.104 m2 / detik

𝑊 196,66kg/jam
REW =2,080 x 10-5 = 2,080 x 10-5
𝑣𝑙 0,005047.104 m2 / detik

= 8104,8702

f. Menghitung nilai efisiensi


𝑇1− 𝑇2 62,5−57
ηһ= × 100 % = × 100 %
𝑇1−𝑡1 62,5−30

= 16,92 %
g. Menghitung nilai koefisiensi
kkal
𝑄𝑊+𝑞𝑤 1081,63 kkal/ jam +|−99,2860 |
jam
q= =
2 2

=590,458kkal/ jam
𝑑𝑖+𝑑𝑜 1,7𝑥10−2 𝑚 + 1,9𝑥10−2 𝑚
A= 𝜋 ( )l = 3,14( )1m
2 2

= 5,652 x10-2 m2
𝑞
U=
𝐴. ∆tM
590,458 kkal/ jam
=
5,652𝑥10−2 m2 x 28,5932 ℃

= 365,3626𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑚2 ℃ 𝑗𝑎𝑚

 Laju arus Berlawanan Arah

a. Menghitung nilai ∆𝒕𝑴


∆𝑡1 = T1 − t1 ∆𝑡2 = T2 − t2
= 60℃ −32,5℃ = 59℃ − 34,5℃
= 27,5℃ = 24,5℃

62
∆t1 − ∆t2 27,5℃ − 24,5 ℃
∆𝑡𝑀 = ∆t = 27,5 ℃
ln 1 ln
∆t2 24,5 ℃

= 25,9740 ℃

b. Menghitung nilai qw ( air dingin )


Mencari density air dingin
𝑡1 + 𝑡2 32,5 + 34,5o
X= = C
2 2
= 33,5 oC

x  x1 y  y1 (33,5  32) y  0,99502kg / l


  
x2  x1 y2  y1 (34  32) (0,99437  0,99502)kg / l

1,5 y  0,99502kg / l

2 0, 00065kg / l
0, 000975kg / l  2 y  1,99004kg / l
2 y  1,989065kg / l
y  0,99453kg / l
Jadi density air pada suhu 33,5°C adalah 0,99453 kg/l

w = 50 liter/jam x 0,99453 kg/liter


= 49,7265 kg/jam
Mencari cp air dingin pada suhu 33,5°C
x  x1 y  y1 (33,5  32) y  0,99502kkal / kg C
  
x2  x1 y2  y1 (34  32) (0,99437  0,99502)kg / C

1,5 y  0,99502kkal / kg C

2 (0,99437  0,99502)kkal / kg C
0, 000975  2 y  1,99004kkal / kg C
2 y  1,991015kkal / kg C
y  0,99550kkal / kg C

Jadi CP air pada suhu 33,5°C adalah 0,99550kkal / kg C

63
qw  w.cp.(t1  t 2)
 49, 7265kg / jam x 0,99550kkal / kg C x (32,5-34,5)C
= -99,0054kkal / jam

c. Menghitung nilai qw ( air dingin )


Mencari density air dingin
𝑇1 + 𝑇2 60+ 59o
X= = C
2 2
= 59,5 oC

x  x1 y  y1 (59,5  58) y  0,98422kg / l


  
x2  x1 y2  y1 (60  58) (0,98321  0,98422)kg / l

1,5 y  0,98422kg / l

2 0, 00101kg / l
0, 001515kg / l  2 y  1,96844kg / l
2 y  1,966925kg / l
y  0,98346kg / l
Jadi density air pada suhu 59,5°C adalah 0,98346kg / l

W = 200 liter/jam x 0,98346 kg/liter


= 196,692 kg/jam
Mencari cp air dingin pada suhu 59,5°C
x  x1 y  y1 (59,5  58) y  1kkal / kg C
  
x2  x1 y2  y1 (60  58) (1  1)kkal / kg C

1,5 y  1kkal / kg C

2 0
0  2 y  2kkal / kg C
2 y  2kkal / kg C
y  1kkal / kg C
Jadi CP air pada suhu 59,5°C adalah 1 kkal/kg°C

64
QW  W .cp.(T 1  T 2)
 196, 692kg / jam x 1kkal / kg C x (62,5-57)C
= 196,692kkal / jam

d. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air dingin)


Dik : di = 1,7 x10-2 m
do = 1,9 x10-2 m
Di = ( di+do) = 1,7 x10-2 m + 1,9 x10-2 m = 3,6 x10-2 m
l = 1000 mm = 1m
w = 49,7425 kg/jam

A (di 2  do 2 )
4
3,14
= ((3, 6 x102 m) 2 - (1,9x102 m) 2 )
4
3,14
= (9,35 x104 )m 2
4
= 7,3397x104 m 2
w 49, 7425kg / jam
V  4 2
 67771,8435kg m2 / jam
A 7,3397 x10 m

Mencari viskositas kinematik (𝑣𝑙) air dingin pada suhu 33,5°C

x  x1 y  y1 33,5  30 y  0,00796.104 m2 / detik


  
x2  x1 y2  y1 35  30 (0,00724.104  0,00796.104 )m2 / detik

3,5 y  0,00796.104 m2 / detik



5 0,00072.104 m2 / detik

0,00252.104 m2 / detik  5 y  0,0398.104 m2 / detik

5 y  0,03728.104 m2 / detik

y  0,007456.104 m2 / detik

Jadi viskositas kinematik(𝑣𝑙) air dingin pada suhu 33,5°C adalah

0,007456.104 m2 / detik

65
𝑤 49,7425kg/jam
Rew =7,584 x 10-6 = 7,584 x 10-6
𝑣𝑙 0,007456.104 m2 / detik

= 505,9644

e. Menghitung nilai Bilangan Reynold (Air panas)


Dik : di = 1,7 x10-2 m
do = 1,9 x10-2 m
Di = ( di+do) = 1,7 x10-2 m + 1,9 x10-2 m = 3,6 x10-2 m
l = 1000 mm = 1m
W = 196,692 kg/jam

A (di 2 )
4
3,14
= (1, 7 x10 2 m) 2
4
= 2,2686x10 4 m 2

w 196, 692kg / jam


V   867019,3071kg m2 / jam
A 2, 2686 x104 m2

Mencari viskositas kinematik (𝑣𝑙) air dingin pada suhu 59,5°C

x  x1 y  y1 59,5  55 y  0,00518.104 m2 / detik


  
x2  x1 y2  y1 60  55 (0,00480.104  0,00518.104 )m2 / detik

4,5 y  0,00518.104 m2 / detik



5 0,00038.104 m2 / detik

0,00171.104 m2 / detik  5 y  0,0259.104 m2 / detik

5 y  0,0259.104 m2 / detik

y  0,00578.104 m2 / detik

Jadi viskositas kinematik(𝑣𝑙) air dingin pada suhu 59,5°C adalah

0,00578.104 m2 / detik

66
𝑊 196,692kg/jam
REW =2,080 x 10-5 = 2,080 x 10-5
𝑣𝑙 0,00578.104 m2 / detik

= 7078,1896

f. Menghitung nilai efisiensi


𝑇1− 𝑇2 60−59
ηһ= × 100 % = × 100 %
𝑇1−𝑡2 60−34,5

= 3,92 %

g. Menghitung nilai koefisiensi


kkal
𝑄𝑊+𝑞𝑤 196,692 kkal/ jam +|−99,0054 |
jam
q= =
2 2

= 48,8433 kkal/ jam


𝑑𝑖+𝑑𝑜 1,7𝑥10−2 𝑚 + 1,9𝑥10−2 𝑚
A= 𝜋 ( )l = 3,14( )1m
2 2

= 5,652 x10-2 m2
𝑞
U=
𝐴. ∆tM
147,8487 kkal/ jam
=
5,652𝑥10−2 m2 x 25,9740 ℃

= 100,7109𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑚2 ℃ 𝑗𝑎𝑚

67
C. Tabulasi Data
Measurements TABLE CALCULATIONS
High Temp Fluid Low temp fluid Low temp
High Temp
(hot water) (cold water) fluid High Temp Fluid Low temp fluid Efficient of Heat Coefficient of overall
Equation Fluid Logaritmic Mean
(cold (hot water) (cold water) Exchanger Meat Transmission
(hot water)
Flow water)
termometer termometer Flow rate
rate Parallel Flow Counte
Reynold Reynold Parallel Parallel Counter
outl Kinematic Viscosity of Water r
inlet inlet outlet Counter Flow Number Number Flow Flow Flow
et Flow
Symbol T1 T2 w t1 t2 W (T1+T2)2 (t1+t2)2 ∆𝒕𝟏 ∆𝒕𝟐 ∆𝒕𝒎 QW qw η η ∪ ∪
Dimention
REW Rew 2
℃ ℃ kg/hour ℃ ℃ kg/hour ℃ ℃ ℃ ℃ ℃ kcal/hour kcal/hour % % kcal/m h℃ kcal/m2h℃

-
62, 196,6 49,742 32, 28, 1081,6 8104,8 482,66 303,93 33,270
A 57 30 32 59,75 31 25 99,286 16,92 3,92
5 6 5 5 59 3 702 00 21 8
0
- -
62, 196,8 159,12 32, 23, 1,6733 2501,172 1232,9107 14,5 18,303
B 54 30 37 58,25 33,5 17 1111,6 26,15 27,767
5 6925 52 5 91 88 4 3
452 8
-
- -
62, 197,1 298,55 325 24, 197,09 29796,289 76090,40 17,8 1060,7
C 53 32 40 57,75 32,5 18 1489,2 29,23 10458,
5 40 47 ,5 54 07 2 5 049
829 715
- -
196,6 34, 32, 49,726 27, 24, 25, 196,69 505,96 303,93 33,270
A 60 59 59,5 33,5 99,005 99,005 16,92 3,92
92 5 5 5 5 5 97 2 44 21 8
4 4
- - -
196,8 32, 159,03 27, 22, 787,37 1672,9 14,5 10,302
B 60 56 38 58 32,5 18 872,91 872,91 26,15 33,767
44 5 02 5 41 6 107 4 4
4676 676 8
197,1 199,01 21, 158,93 158,93 20501 17,8 1060,7 1060,7
C 60 55 40 55 57,5 55 20 -23 197,12 29,23
2 5 47 5 5 6,2673 5 049 049

Di = 17mm
D0 = 19mm
L = 1000mm

68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Pada Air panas T2 akan lebih kecil dari T1, sedangkan pada air dingin t1 lebih
kecil dari t2.
2. Mengatur arah aliran untuk pararel atau berlawanan dapat dilakukan dengan
cara mengubah jenis aliran air dingin dengan memutar katup T
3. Temperature yang diukur secara manual lebih akurat dari pada temperature yang
berada di thermocouple diakibatkan karena detector pada alat berada jauh pada
tangki tempat air keluar.
4. Kecepatan aliran air berpengaruh terhadap bilangan reynold.
5. qw pada low temp-fluida (cold water) bernilai negative.

B. SARAN
Untuk praktium selanjutnya, diharapkan pada saat melakukan praktik
digunakan air yang jernih dan selalu memperhatikan suhu dengan benar.

69
DAFTAR PUSTAKA

Crristie, J. Geankoplis.(1997).“Transport Process and Unit Operation”.3rd Ed., Prentice-


Hall Of India.

Hartono Rudi, ST, MT. 2008. Penukar Panas. Banten : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Paranita, Darni.2013.”Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia1.Medan:PTKI Medan.

Stanley, M. Walas.(1988).“ Chemical Process Equipment “. 10th Butterworth Publisher


USA.

Warren, L, Mc Cabe, Julian C. Smith, dan Peter harriot.(1999). ”Operasi Teknik Kimia”.Jilid
1, Cetakan ke-4.Jakarta:PT. Erlangga.

70

Anda mungkin juga menyukai