Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta mutu dan
bekelanjutan di Rumah Sakit Bersalin (RSB) Asih maka perlu dilakukan discharge
planning atau rencana pemulangan terhadap semua pasien yang akan menjalani
perawatan di RSB Asih. Keluarga dan pasien harus segera mendapatkan informasi
dan memahami yang terkait dengan perawatan yang akan dilakukan terhadap
pasien dan keluarga baik selama perawatan dan setelah menjalani perawatan
serta tindak lanjut perawatan dirumah.

Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan pasien


yang dimulai segera setelah pasien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu
proses yang menggambarkan usaha kerjasama antara tim kesehatan, keluarga,
pasien, dan orang yang penting bagi pasien. Discharge planning keperawatan
merupakan komponen yang terkait dengan rentang keperawatan. Rentang
keperawatan sering pula disebut dengan keperawatan berkelanjutan yang artinya
keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien di mana pun pasien berada. Kegagalan
untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanan pulang akan berisiko
terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam
perencanan pulang diperlukan komunikasi yang baik terarah, sehingga apa yang
disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk keperawatan di rumah.

Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Plenner dan sebagai
discharge plenner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan
menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan
potensial, menetukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga,
memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individual
dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal

1
dan mengevaluasi kesinambungan. Dalam perencanaan pulang diperlukan
komunikasi yang baik terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti
dan berguna untuk proses perawatan di rumah.

B. TUJUAN PEDOMAN

1. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan Ruang Y
mampu menerapkan discharge planning.

2. TUJUAN UMUM
 Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan
 Mengidentifikasi masalah pasien
 Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga setelah pemulangan

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien termasuk salah satunya


merencanakan kepulangan pasien maka harus diberlakukan pedoman
perencanaan pemulangan pasien untuk menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien
dengan pelayanan yang tersedia. Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit maka perlu pelayanan yang terkoordinir yang melibatkan semua bagian yang
terkait salah satunya merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya.
Dalam memberikan pelayanan yang efisien kepada pasien, termasuk
memberikan informasi kepada pasien maka keluarga pasien juga perlu dilibatkan
dari awal pasien masuk sampai perencanaan proses pemulangan yang terbaik
atau sesuai kebutuhan pasien.

Ruang lingkup pemulangan pasien di RSB Asih meliputi :


1. Pemulangan pasien rawat jalan
Rekam medis pasien rawat jalan yang mendapat pelayanan lanjutan
berisi resume semua diagnosis yang penting, alergi terhadap obat,
medika mentosa yang sedang diberikan dan segala sesuatu yang berkenaan
2
dengan prosedur pembedahan dan perawatan/ hospitalisasi di rumah sakit.
Ruang lingkupnya meliputi :
a. Ruang poliklinik :
 Dokter spesialis atau dokter umum
 Bidan/Perawat poliklinik
b. Ruang Farmasi
c. Kasir apotik
d. Petugas penunjang pelayanan medis (laboratorium)

2. Pemulangan pasien rawat inap


a. Ruangan rawat inap
 Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
 Bidan/Perawat Penanggung Jawab Pasien
 Administrasi rawat inap
b. Petugas penunjang pelayanan medis (gizi, laboratorium)
c. Petugas ambulan (jika pasien pulang dengan ambulan)

3. Pemulangan pasien Atas Permintaan Sendiri (APS)


Apabila pasien rawat inap memilih pulang karena menolak nasehat medis,
ada resiko berkenaan dengan pengobatan yang tidak adekuat yang dapat
berakibat cacat permanen atau kematian. Rumah sakit perlu mengerti alasan
kenapa pasien menolak nasehat medis sehingga dapat berkomunikasi yang
lebih baik dengan mereka. Apabila pasien mempunyai dokter keluarga, maka
untuk mengurangi resiko, rumah sakit dapat memberitahukan dokter tersebut.
Proses disesuaikan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Ruang
lingkup pemulangan pasien APS meliputi:
a. Ruangan rawat inap
 Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
 Dokter ruangan
 Perawat Penanggung Jawab Pasien (PERAWAT)
 Administrasi rawat inap

3
b. Petugas penunjang pelayanan medis (gizi, fisioterapi, laboratorium,
radiologi)
c. Loket pembayaran
d. Petugas ambulan (jika pasien pulang dengan ambulan)

4. Pemulangan pasien meninggal:


a. Ruangan rawat inap
 Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
 Perawat
 Administrasi rawat inap
b. Petugas penunjang pelayanan medis (gizi, fisioterapi, laboratorium,
radiologi)
c. Loket pembayaran
d. Petugas ambulan (jika pasien pulang dengan ambulans)
e. Petugas Instalasi Pemulasaran jenazah

5. Pemulangan pasien ICU dengan ventilator


a. Dokter anastesi
b. Perawat
c. Keluarga pasien
d. Administrasi rawat inap
e. Loket pembayaran

6. Pemulangan Pasien Kamar Bersalin


a. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
b. Bidan
c. Administrasi rawat inap
d. Loket pembayaran
e. Ruang Neonatus

4
D. BATASAN OPERASIONAL

Batasan operasional diperlukan untuk menghindari timbulnya salah pengertian


atau salah penafsiran terhadap istilah-istilah. Oleh karena itu penulis
menggunakan penegasan istilah agar ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan
terjadi persepsi serta pemahaman yang jelas.

1. Perencanaan pulang (discharge Planning) keperawatan


merupakan komponen yang terkait dengan rentang keperawatan. Rentang
keperawatan disebut juga perawatan berkelanjutan yang artinya perawatan
yang dibutuhkan oleh pasien dimana pun pasien berada. Discharge planning
sebagai merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi
kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan
dilakukan sehubungan dengan kondisi atau penyakitnya.

2. Pasien
Pasien adalah orang seseorang yang menerima pelayanan medis, biasanya
pasien yang sudah sembuh tapi masih dalam pengobatan.

3. Keluarga pasien
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Keluarga terdekat adalah suami istri, ayah
dan ibu kandung, ank-anak kandung, saudara-saudar kandung atau
pengampunya.

4. Rumah sakit
Adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan
yang meliputi berbagai masalah kesehatan dan memberikan layanan,
pengobatan dan perawatan bagi penderita berbagai penyakit yang di lengkapi
dengan perlengkapan medis yang lengkap dengan dokter dan perawatnya (
kamus besar bahasa indonesia ).

5
5. Rekam Medis
Pasien yang berobat ke IGD Rumah Sakit Bhayangkara akan diberikan nomor
rekam medis dan status medis pasien, dan yang sudah selesai berobat
disimpan di bagian rekam medis serta bila pasien berobat kembali, status
medis pasien diminta kembali ke bagian rekam medis oleh petugas

6. Dokter
Adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi spesialis lulusan
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar
negeri yang di akui oleh pemerintah republik indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

E. LANDASAN TEORI
1. JJJ
2. SS
3.

6
BAB II
PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)

A. DEFINISI

Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan
sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis agar tim
kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien
melakukan perawatan mandiri di rumah. Perencanaan pulang didapatkan dari
proses interaksi ketika perawat profesional, pasien dan keluarga berkolaborasi
untuk memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan. Perencanaan pulang
diperlukan oleh pasien dan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu
pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebenarnya.

Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan pasien


yang dimulai segera setelah pasien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu
proses yang menggambarkan usaha kerja sama antara tim kesehatan, keluarga,
pasien, dan orang yang penting bagi pasien. Perencanaan pulang akan
menghasilkan sebuah hubungan yang terintegrasi yaitu antara perawatan yang
diterima pada waktu di rumah sakit dengan perawatan yang diberikan setelah
pasien pulang. Perawatan di rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan
perawatan di rumah. Namun, sampai saat ini perencanaan pulang bagi pasien
yang dirawat belum optimal karena peran perawat masih terbatas pada
pelaksanaan kegiatan rutinitas saja, yaitu hanya berupa informasi tentang jadwal
kontrol ulang (Nursalam, 2011).

Perencanaan pulang bertujuan untuk :


1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga

7
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan
serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
pasien
6. Melaksanakan rentang perawatan antarrumah sakit dan masyarakat

B. JENIS-JENIS PEMULANGAN PASIEN


1. Conditioning discharge (pulang sementara), keadaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien untuk
sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah
sakit atau puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan akhir
dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat
kembali maka prosedur keperawatan dapat dilakukan kembali.
3. Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien
harus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan keperawatan
puskesmas terdekat.

C. KOMPONEN PERENCANAAN PULANG


1. Perawatan di rumah meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan
kesehatan (health education) mengenai diet, mobilisasi, waktu kontrol dan
tempat kontrol—pemberian pelajaran disesuaikan dengan tingkat
pemahaman dan keluarga mengenai perawatan selama selama pasien di
rumah nanti
2. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya, meliputi dosis, cara
pemberian dan waktu yang tepat minum obat
3. Obat-obat yang dihentikan, karena meskipun ada obat-obat tersebut sudah
tidak diminum lagi oleh pasien, obat-obat tersebut tetap dibawa pulang
pasien

8
4. Hasil pemeriksaan, termasuk hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil
pemeriksaan selama MRS, semua diberikan ke pasien saat pulang.
5. surat-surat seperti surat keterangan sakit, surat kontrol.

D. PRNSIP-PRINSIP PERENCANAAN PULANG


1. Pasien merupakan fokus dalam perencanan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah
yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan
masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan
dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di
masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan.
Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan.

E. MANFAAT PERENCANAAN PULANG


1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat pelajaran selama di
rumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah.
2. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas
keperawatan pasien.
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan
pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan keperawatan baru.
4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan
rumah.

9
F. HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI PASIEN SEBELUM PULANG
1. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus dijalankan,
serta masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi.
2. Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus dilakukan di rumah.
3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan.
4. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasi.
5. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien
sendiri dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi, dan lain-lain.
6. Informasi tentang nomor telepon layanan keperawatan, medis, dan
kunjungan rumah apabila pasien memerlukan.

10
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Tenaga pelayanan pemulangan pasien adalah


1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
2. Kepala Ruangan
3. Bidan
4. Perawat

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Distribusi ketenagaan di RSB Asih terdiri dari dokter DPJP, Dokter IGD, Perawat
IGD, Bidan rawat jalan, Bidan rawat inap.
1. Shift pagi
a. 1 Dokter DPJD
b. 1 Dokter IGD
c. 1 Perawat IGD
d. 1 Kepala ruangan rawat jalan
e. 1 Bidan rawat jalan
f. 1 Kepala ruangan rawat inap
g. 2 Bidan rawat inap

2. Shift sore
a. Dokter DPJD
b. 1 Dokter IGD
c. 1 Perawat IGD
d. 1 Bidan rawat jalan
e. 2 Bidan rawat inap

11
f. Shift malam
a. Dokter DPJD
b. 1 Dokter IGD
c. 1 Perawat IGD
d. 2 Bidan rawat inap

12
BAB IV
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

Ruang Poli Ruang rawat

Ruang
rawat
Ruang IGD Ruang rawat

Ruang Rawat Inap

B. ALUR PEMULANGAN PASIEN

Dokter dan tim Bidan atau


kesehatan perawat

Keadaan Pasien :
1. Klinis dan pemeriksaan penunjang
2. Tingkat ketergantungan pasien

Perencanaan Pulang

Penyelesaian Program : Lain-lain


1. Kontrol dan obat/perawatan
Administrasi
2. Kebutuhan nutrisi/gizi
3. Aktivitas dan istirahat
4. Perawatan di rumah

Monitoring (sebagai program service safety)


oleh petugas kesehatan dan keluarga

13
BAB V
TATALAKSANA PELAYANAN

A. KRITERIA DISCHARGE PLANNING

Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Bersalin (RSB) Asih dilakukan kepada :
semua pasien baik rawat jalan maupun rawat inap yang telah menjalani
pengobatan dan perawatan di RSB Asih. Rencana pemulangan pasien (Discharge
Planning) dilakukan oleh dokter dan perawat atau bidan baik pada kondisi pasien
pulang dalam kondisi sembuh, pulang kondisi kritis, ataupun pulang atas
permintaan sendiri.

B. TAHAP-TAHAP DISCHARGE PLANNING

1. PENGKAJIAN
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang
klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan
bagian dari unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam
proses discharge planning agar transisi dari rumah sakit kerumah dapat
efektif, baik kepada pasien yang baru datang pertama kali di rumah sakit
maupun persiapan pasien yang akan pulang sembuh maupun kondisi kritis.
Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah :
a. Data kesehatan
b. Data pribadi
c. Pemberi perawatan
d. Lingkungan
e. Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung

14
2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan berdasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga.
Keluarga sebagai unit perawatan berdampak terhadap anggota keluarga
yang membutuhkan perawatan. Adalah penting untuk menentukan apakah
masalah tersebut aktual atau potensial, serta dapat menentukan apakah klien
datang pertama kali akan menjalani persiapan akan pulang.

3. PERENCANAAN (Hasil Yang Diharapkan)


Menurut Luverne dan Barbara, 1998, perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifkasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat
berfokus pada kebutuhan perawatan selanjutnya dengan baik serta untuk
mempersiapkan pemulangan klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah
pulang.
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya
aman. Pasien sebaiknya juga memiliki fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan untuk kontinuitas perawatanya serta penentuan tanggal
kapan klien akan kontrol dan fasilitas kesehatan yang akan dituju.
c. Treatment (pengobatan)
Perawat atau bidan harus memastikan bahwa perawatan dan
pengobatan di rumah sakit dapat berjalan baik sesuai dengan
kebutuhan klien, serta dapat melanjutkan perawatan lanjutan dengan
baik setelah klien pulang, yang dilakukan klien atau anggota keluarga.
Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga
seseorang dapat berkunjung kerumah untuk memberikan keterampilan
perawatan, serta antisipasi terhadap klien yang harus diketahui oleh
keluarga klien, apabila kien mengalami kondisi kegawatan.
d. Health Teaching (pengajaran kesehatan)

15
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang
mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient referral
Klien seharusnya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinu
selama dirawat di rumah sakit serta kaluarga mengetahui kapan klien
akan menjalani kontrol, dimana dan kepada siapa klien akan menjalani
kontrol.
f. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya.
Sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.

4. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pemulangan dan refferal. Seluruh
rencana pemulangan yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan
perawat dan ringkasan pulang (discharge planning). Instruksi tertulis
diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien
dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukanya
dengan alat yang akan digunakan di rumah.

5. EVALUASI
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan
cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi
berjalan terus – menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah
klien berada di rumah atau sesuai dengan instruksi dokter untuk
kembali melakukan pemeriksaan dalam periode waktu tertentu, hal ini di
dokumentasikan dalam form ringkasan pulang.

16
C. PROSEDUR PEMULANGAN PASIEN

1. PEMULANGAN PASIEN IGD


1.1. Dokter IGD memutuskan bahwa pasien tersebut tidak perlu
perawatan lebih lanjut.
1.2. Pasien dan keluarga diberi penjelasan bahwa pasien boleh pulang
1.3. Keluarga pasien dianjurkan untuk menyelesaikan administrasi di
kasir
1.4. Bukti pembayaran ditunjukkan kepada petugas IGD, struk warna
pink diarsipkan di kasir dan struk warna putih diberikan kepada
keluarga pasien untuk dibawa pulang
1.5. Pasien dan keluarga diberi informasi dan edukasi mengenai
perawatan dan aturan minum obat di rumah
1.6. Pasien diberi kartu kontrol, dan diberi tahu kapan pasien kembali
untuk kontrol

2. PEMULANGAN PASIEN RAWAT JALAN


2.1. Pasien mengakhiri kunjungannya dengan dokter spesialis dan
mendapatkan advice atau terapi berupa resep, rencana tindakan
diagnostik maupun tindakan lainnya ( hemodialisa, bedah minor,
One Day Care) atau formulir penunjang lainnya (laboratorium,
radiologi).
2.2. Perawat poliklinik mengantar atau mengarahkan kembali pasien
untuk menyelesaikan administrasi di loket pembayaran atau
melanjutkan rencana tindakan diagnostik lainnya bila ada
keperluan penunjang medis lainnya.
2.3. Petugas administrasi menyelesaikan semua keperluan administrasi
dengan pasien atau keluarga pasien.
2.4. Untuk dibawakan pulang : obat, hasil pemeriksaan penunjang.

17
3. PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP
3.1. Pasien pulang sesuai instruksi DPJP
3.2. Semua pasien yang dipulangkan harus berdasarkan kondisi
kesehatannya yang diputuskan oleh DPJP
3.3. RSB Asih memberikan izin kepada pasien rawat inap untuk
meninggalkan rumah sakit jika :
 Pulang atas izin DPJP sesuai kriteria pemulangan pasien
 Rujuk ke rumah sakit lain
 Atas permintaan pasien, dengan menandatangani formulir
“pernyataan pulang Atas Permintaan Sendiri (APS)”
3.4. Kriteria pasien yang diizinkan pulang :
 Keadaan umum baik
 Dapat memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri (baik
personal maupun dengan bantuan keluarga)
 Dapat meminum obat yang diberikan secara mandiri (tidak
personal maupun dengan bantuan keluarga)
 Secara klinis dapat dilakukan perawatan di rumah
3.5. Proses rencana pemulangan pasien dibuat sejak awal pasien
masuk rumah sakit serta harus mempertimbangkan kebutuhan
akan kelanjutan layanan medis dan layanan pendukung lainnya.
3.6. RSB Asih tidak memfasilitasi izin/cuti bagi pasien rawat inap
3.7. Proses pasien pulang dari rawat inap :
 DPJP mengizinkan pasien pulang
 DPJP mengisi resume medis
 Perawat mengisi resume keperawatan
 Perawat menginformasikan ulang kepada pasien bahwa
pasien boleh pulang dan penjelasan proses administrasi
pasien pulang
 Perawat mengidentifikasi alat transportasi yang dibutuhkan
pasien untuk pulang ke rumah
 Perawat menghubungi petugas ambulan jika pasien
memerlukan transport ambulan

18
3.8. Perawat menyiapkan file pasien, obat-obatan dan alat kesehatan
milik pasien yang akan di retur
3.9. Obat dan alkes yang diretur diantar oleh perawat atau bidan ke
apotik beserta buku retur
3.10. Petugas administrasi menghitung jasa tindakan medis, tindakan
keperawatan, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi
dan pemakaian alat medis di ruangan
3.11. Keluarga pasien menyelesaikan administrasi di loket pembayaran
3.12. Bagi pasien pengguna asuransi penyelesaian administrasi oleh
petugas administrasi di ruangan masing masing
3.13. Petugas apotik memberikan obat untuk dirumah dengan
menunjukan kwitansi pembayaran sebagai bukti bahwa telah
menyelesaikan administrasi

A. Pasien pulang atas permintaan sendiri


1. Dari ruang rawat inap
a) Saat menerima informasi pasien akan pulang atas permintaan pasien sendiri,
maka DPJP atau perawat melakukan edukasi bahwa pasien sebenarnya
belum diperbolehkan pulang.
b) Pasien / keluarga harus mengisi formulir “pernyataan pulang atas permintaan
sendiri” untuk mengetahui alasan pasien melakukan tindakan tersebut.
c) DPJP mengisi resume medis pasien
d) Perawat mengisi resume keperawatan.
e) Bila DPJP tidak dapat mengisi resume Medis Pasien dikarenakan alasan yang
jelas, maka pengisiannya dapat didelegasikan kepada dokter jaga ruangan
atau atas izin DPJP.
f) Perawat menjelaskanobat-obatan yang dibawa pulang dan rencana
perawatan di rumah.
g) Resume Medis Pasien diserahkan saat pasien akan pulang.
h) Petugas administrasi menghitung jasa tindakan medis, tindakan keperawatan,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi dan pemakaian alat medis
di ruangan.

19
i) Keluarga pasien menyelesaikan administrasi di loketpembayaran
j) Pasien diijinkan pulang setelah administrasi selesai.
k) Perawat menghubungi petugas ambulan jika pasien memerlukan ambulan
l) Perawat melepas semua alat medis yang ada pada pasien sebelum
meninggalkan ruang perawatan, kecuali oksigen. Oksigen dilepas oleh
keluarga setelah sampai di pintu keluar rumah sakit atau tempat penjemputan
pasien pulang.

2. Dari ICU dengan ventilator


Tahap pelepasan ventilator pada pasien pulang atas permintaan sendiri
adalah sebagai berikut :
a) Dokter anastesi memberikan informasi kepada keluarga tentang kejadian
yang mungkin muncul pada pasien akibat pelepasan ventilator.
b) Setelah keluarga mengerti dan menyetujui, kemudian keluarga inti
(suami/ istri, orang tua, anak, kakak/ adik) mengisi dan menandatangani
surat persetujuan pelepasan ventilator. Jumlah keluarga harus jelas dan
disaksikan oleh keluarga lain.
c) Perawat mengajari keluarga untuk melakukan proses pelepasan
ventilator (ventilator dilepas oleh keluarga inti di ruang perawatan dimana
pasien dirawat).
d) Setelah ventilator dilepas, maka pasien tidak dilakukan bagging lagi.
e) Pasien dinyatakan meninggal oleh Dokter kemudian dilakukan perawatan
jenazah.

B. Pasien Pulang Meninggal


a) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) / perawat memberitahukan bahwa
pasien sudah meninggal
b) DPJP mengisi surat keterangan sebab kematian
c) Perawat melakukan rawat jenazah sesuai dengan agama yang dianut pasien
d) Perawat melepas semua alat medis yang ada pada pasien dan melepas gelang

20
identitas pasien
e) Perawat menghubungi petugas Instalasi Pemulasaran Jenazah (bila diperlukan)
f) Perawat menghubungi petugas ambulan untuk mengantar pasien pulang (bila
pasien menggunakan ambulan)
g) Keluarga pasien menyelesaikan administrasi dan biaya perawatan ke loket
pembayaran

C. Kriteria Pemulangan Pasien


1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
a. Pasien hidup :
1) TTV Stabil
2) Keadaan umum baik (GCS 15, tidak ada gangguan pernafasan,
orientasi baik)
3) Hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal
4) Administrasi selesai
b. Pasien meninggal:
(sesuai dengan kriteria pasien meninggal di rawat inap)
2. Instalasi Rawat Jalan
a. TTV Stabil
b. Keadaan umum baik (GCS 15, tidak ada gangguan pernafasan, orientasi
baik)
c. Hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal
d. Administrasi selesai

3. Hemodialisa (HD)
a. TTV Stabil
b. Keadaan umum baik (GCS 15, tidak ada gangguan pernafasan, orientasi
baik)
c. Jika pasien mendapatkan tranfusi darah durante HD maka
menjadipasienrawat inap

4. Instalasi Rawat Inap

21
a. Keadaan umum baik
b. Dapat memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri (baik personal maupun
dengan bantuan keluarga)
c. Dapat minum obat yang diberikan secara mandiri (tidak personal maupun
dengan bantuan keluarga)
d. Secara klinik dapat dilakukan perawatan di rumah

5. One Day Care (ODC)


a. Operasi katarak
1) TTV Stabil
2) Keadaan umum baik (GCS 15, tidak ada gangguan pernafasan,
orientasi baik)
3) Tidak ada komplikasi

6. Kriteria pasien pulang AtasPermintaanSendiri (APS)


a. Menolak rawat inap
b. Pindah rumah sakit atau alih rawat
c. Merasa sembuh
d. Merasa tidak ada perubahan
e. Merasa tidak ada harapan
f. Alasan ekonomi
g. Tidak puas dengan pelayanan
h. Tidak ada yang menunggu
i. Alasan lain (sesuaidengankeadaan pasien diluar kriteria yang telah
disebutkan).

7. Kriteria pemulanganpasien perinatologi


Ijin pulang merupakan tanggung jawab dokter. Pada sebagian besar
situasi, neonatus hanya memerlukan perawatan primer atau pemeliharaan
kesehatan dan ibu serta ayah harus mengetahui dimana pelayanan tersebut
dapat diperoleh. Ketika tatalaksana masalah diperlukanhal ini merupakan
tanggung jawab dokter dan perawat untuk menyusun prosedur neonatus dan

22
orang tua. Berikut ini daftar kriteria pulang dari rumah sakit untuk pasien
perinatologi:
a. Bayi telah menunjukkan tanda vital stabil di boks terbuka selama 24 – 48
jam
b. Keberhasilan menyusui sudah mulai tercapai
c. Penambahan berat badan dengan pemberian asupan per oral telah terlihat
d. Semua obat yang diperlukan dapat diberikan per oral
e. Nilai laboratorium telah normal (misalnya bilirubin)
f. Tingkat aktivitas normal telah tercapai
g. Ibu dan ayah memperlihatkan kemampuan untuk mengasuh neonatus
h. Pengaturan telah dilakukan dengan pelayanan di tingkat primer serta untuk
asuhan selanjutnya

8. Kriteria pemulangan bayi sehat


a. Bisa buang air besar dan buang air kecil dalam waktu 24 jam
b. Tali pusat tidak bau
c. Bayi sehat (reflek hisap bagus, tidak panas, tidak ada gangguan percernaan,
tidak muntah)
d. Dokter mengijinkan pasien pulang

9. Kriteria pemulangan pasien post partum


a. Partus Spontan letak kepala
1) Mobilisasi mandiri
2) Bisa buang air kecil spontan setelah 2 jam post partum
3) Tidak terjadi komplikasi setelah 24 jam post partum
4) Dokter mengijinkan pasien pulang
b. Partus sungsang dengan tindakan
1) Setelah 2x24 jam post partum
2) Tidak terjadi komplikasi massa nifas (perdarahan, febris)
3) Mobilisasi mandiri
4) Bisa buang air kecil spontan setelah 2 jam post partum
5) Dokter mengijinkan pasien pulang

23
c. Partus dengan operasi dan penyerta
1) Setelah 5 hari post operasi (TD < 160/90)
2) Luka operasi bagus (tidak ada pus, tidak ada perdarahan)
3) Dokter mengijinkan pasien pulang
d. Partus spontan dengan PEB
1) Mobilisasi mandiri
2) Bisa buang air kecil spontan setelah 2 jam post partum
3) Tidak terjadi komplikasi setelah 3x24 jam post partum
4) Dokter mengijinkan pasien pulang.

BAB VI
LOGISTIK

A. PENDAFTARAN

24
Setiap pasien yang berobat ke IGD atau ke poli RSB Asih terlebih dahulu
mendaftar diri ke bagian admission, dari bagian admisson disiapkan status dan slip
pembayaran pasien, kemudian status dan slip pembayaran diantarkan oleh
petugas admission ke IGD atau keruang poli RSB Asih.

B. REKAM MEDIS
Pasien yang berobat ke IGD RSB Asih akan diberikan nomor rekam medis
dan status medis pasien, dan yang sudah selesai berobat disimpan di bagian
rekam medis serta bila pasien berobat kembali, status medis pasien diminta
kembali ke bagian rekam medis oleh petugas admission prosedur permintaan
dan penyerahan status ke bagian rekam medis.

C. INSTALASI RAWAT JALAN


Pasien rawat jalan yang memerlukan tindakan lanjut atau konsul ke dokter
spesialis pada jam kerja, perawat akan menghubungi dokter konsulen dan bila
kondisi pasien memungkinkan untuk tindak lanjut di poliklinik, maka pasien diantar
oleh perawat atau bidan ke raung poli RSB Asih.

D. Kasir
Pasien yang telah selesai berobat ke IGD dan poli RSB Asih akan diarahkan ke
bagian kasir oleh perawat atau bidan untuk menyelesaikan administrasi.

E. Farmasi
Pasien yang telah selesai berobat akan diberikan resep oleh dokter, kemudian
diarahkan ke bagian farmasi untuk pengambilan obat.

BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN

25
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan
3. Mengidentifikasi masalah pasien
4. Mempriorotaskan masalah pasien pasien yang utama
5. DITAMBAH YAAAAAAAAAAA

C. STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

D. TATA LAKSANA
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
2. Melaporkan pada dokter jaga IGD
26
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”

BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

27
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) di sebutkan bahwa “ setiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Dalam hal ini yang di maksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi,
yang memungkinkan pekerja dalam kondisi yang sehat dan selamat, bebas dari
kecelakaan di dalam dan diluar rumah sakit.

Keselamatan dan kesehatan Kerja atau K3 merupakan bagian integral dari perlindungan
terhadap pekerja. Dalam hal ini tim PPK dan perlindungan terhadap rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai
dan meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang-undang No. 01 tahun 1970
tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin :

1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam kondisi sehat dan selamat
2. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan
4. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat di
golongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkunagn kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen

BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

28
A. PENGERTIAN PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah semua fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan
mencapai sasaran perubahan dalam hal mutu jasa atau barang yang di produksi.
Rumah Sakit adalah salah satu bidang jasa yang bergerak dalam pelayanan
kesehatan, oleh karena itu pengendalian mutu sangat penting agar terciptanya
kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan.

B. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU RUMAH SAKIT


1. Standar tenaga kerja
2. Standar fasilitas (bangunan dan sarana penunjang kesehatan)
3. Manajemen Rumah Sakit
4. Kebijakan yang diterapkan

Jika factor - faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu tersebut berjalan


dengan baik, maka kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan juga akan
meningkat.

1. Standar tenaga kerja dan fasilitas RSB Asih


Tenaga kerja RSB Asih memiliki tenaga kerja sebagai berikut:
1) Dokter umum
2) Dokter spesialis
3) Perawat
4) Bidan
5) Apoteker
6) Rekam Medis
7) Ahli Gizi
8) Ahli Laboratorium
9) IPSRS
10) Cleaning servis
11) Satpam
12) Tim aiti dan kelistrikan

29
2. Fasilitas
1) Bagunan terdiri dari beberapa ruangan
 Ruang Pendaftaran
 Ruang Instalasi Gawat Darurat
 Ruang Farmasi
 Ruang Rekam Medis
 Ruang Kasir
 Ruang Laboratorium
 Ruang Bersalin
 Ruang Kebidanan
 Ruang Pojok Asi
 Ruang Bayi
 Ruang Operasi
 Ruang Rawat Inap :
- Kelas VIP
- Kelas 1 (kasuari)
- Kelas 2 (merak)
- Kelas 3 (bangau)

2) Fasilitas Kelengkapan
 USG
 Alat lab
 Monitor
 Sterilisator
 Alat resusitasi
 Alat bedah

30
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumen yang diperlukan dalam proses pemulangan pasien adalah:


1. Resume Medis
2. Resume Keperawatan
3. Resep pulang
4. Cek list pemulangan pasien
5. Kuitansi pembayaran
6. Hasil pemeriksaan penunjang
7. Surat istirahat dokter
8. Surat keterangan pulang
9. Formulir Pulang atas permintaan sendiri
10. Pengkajian edukasi pasien
11. Catatan edukasi
12. Keterangan sebab kematian

BAB X
PENUTUP

Perencanaan pulang (discharge planning) Adalah suatu proses yang dinamis dan
sitematis agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan
klien dan keluarga selama perawatan di rumah sakit dan melakukan perawatan mandiri
di rumah. Tujuan dari discharge planning ini adalah Terciptanya tertib administrasi
pemulangan pasien, pasien akan mengetahui rencana perawatan selanjutnya.
Diharapkan dengan tersusunya buku Pedoman Perencanaan Pemulangan Pasien akan
bermanfaat bagi seluruh staf kesehatan di RSB Asih dalam mengimplementasikan dan
mengevaluasi kemajuan, perkembangan pelayanan terhadap pasien yang akan pulang.

31
a. Dokter memberikan penjelasan bahawa pasien boleh pulang
b. Petugas mengatakan kepada pasien dan keluarga untuk mengganti baju
dengan baju milik pribadi dan menjelaskan barang-barang apa saja yag
boleh dibawa pulang dan barang yang hanya dipinjamkan RS.
c. Perawat/bidan melepas infus, chateter, tampon, GV, sesuai dengan
kondisi pasien
d. Untuk pasien meninggal, dilakukan perawatan jenazah dengan
menyiapak administrasi pulang pasien, untuk dapat diselesaikan oleh
keluarga pasien
e. Petugas mempersilahkan keluarga pasien untuk segera mengurus
administrasi sebelum pasien pulang
f. Kasir melakasnakan administrasi pasien pulang
g. Keluarga menyerahkan kwitansi pembayaran kepada perawat atau bidan
h. Perawat atau bidan memberikan penjelasan informasi dan edukasi ke
pasien tentang perawatan pasien dirumah, kartu kontrol dan kapan harus
kembali ke RS untuk konrol (bila perlu)
i. Obat dan alkes yang direturn diantar oleh nurse aid ke farmasi beserta
form return (dibuat)
j. Formulir administrasi pasien diantar ke kasir rawat inap
k. Semua billing akan diproses oleh kasir rawat inap
l. Kasir akan menghubungi perawat ruangan saat billing proses selesai
m. Perawat menginformasikan kepada pasien untuk menyelesaikan semua
administrasi di kasir rawat inap
n. Pasien menyelesaikan administrasi di kasir

32
o. Pasien akan memberikan kartu pulang sebagai bukti bahwa telah
menyelesaikan administrasi dan sudah bisa pulang

33

Anda mungkin juga menyukai