SKRIPSI
Disusun Oleh :
DONNY HENDARTO
J 120 131 035
“Allah SWT Maha Tahu dan Selalu memberikan apa yang kita butuhkan.
Jadikan Kerja Kita Sebagai Ibadah Kita.
Untuk rezeki Biarlah Allah SWT yang Akan Mencukupinya”
(Donny Hendarto,Fisioterapis Yogyakarta)
“Sukses Itu Milik Kalian yang mau Berjuang, Bukan Mereka yang Cuma
Mengandalkan Faktor Keturunan “
(Hipwee.com)
v
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Alhamdulilah atas berkat rahmad, hidayah
Saya persembahkan cinta dan kasih sayang ini kepada Allah SWT, Nabi Besar
MM. Almarhum Mama Hj. Dra. Paniyah, MM. Semua saudaraku, Mami Tari,
Hendarto, kedua orangtua ku Bapak Yosef Sumartono, BSc dan ibu sekeluarga,
Bapak Totok Budi Santoso, S,Fis, MPH dan Bapak Agus Widodo, S.Fis, M.Fis
2013, terimakasih atas suka duka ini, canda tawa, “Kita Memang Luar Biasa”.
Seluruh Bapak Ibu Dosen dan staf Fisioterapi FIK UMS, terimakasih untuk semua
ilmu dan pengetahuan yang diberikan, semoga keikhlasan bapak ibu mendapat
vi
KATA PENGANTAR
Allah SWT yang telah melimphkan karunia, rahmad dan hidayah nya sehingga
FASCIITIS PLANTARIS”
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
Muhammadiyah Surakarta.
Muhammadiyah Surakarta.
Muhammadiyah Surakarta.
Bapak Agus Widodo, S.Fis, M.Fis selaku pembimbing I dan II. Penulis
vii
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan yang
kasih sayang, dukungan, motivasi serta doa yang tiada henti tercurah.
8. Bunda ririt, bang dedi genzo super, diaz, nurlizan, taufik, dedi supri,
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Untuk ini
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
viii
ABSTRAK
DONNY HENDARTO
EFEK ACTIVE STRETCHING OTOT PLANTAR FLEXOR ANKLE
TERHADAP PENURUNAN NYERI FASCIITIS PLANTARIS
(Dibimbing Oleh: Totok Budi Santoso, S.Fis., MPH dan Agus Widodo, S.Fis,
M.Fis)
ix
ABSTRACT S1 PHYSIOTHERAPY STUDY
PROGRAM HEALTH SCIENCES FACULTY
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY
SURAKARTA Thesis, October 2015 33 Pages
DONNY HENDARTO
THE EFFECTS OF ACTIVE STRETCHING OF ANKLE PLANTAR
FLEXOR MUSCLE TOWARD THE DECREASE OF PLANTAR
FASCIITIS PAIN
(Supervised By Totok Budi Santoso, S.Fis., MPH and Agus Widodo, S.Fis,
M.Fis)
Background: plantar fasciitis is an inflammation of the plantar fascia. Factors
that cause this plantar fasciitis are age, weight, activity, and trauma. The initial
symptoms are experienced the onset of pain in the back of the heel. Active
stretching of the plantar flexor muscles of the ankle is one of exercise methods
therapy that can be applied to reduce the pain of plantar fasciitis. Objective: This
study was aimed to determine the effects of the active stretching of the ankle
plantar flexor muscles to reduce plantar fasciitis pain. Methods: This study
applied a pre-experimental design by using one group pre test and post test design,
the sample size are 18 people. The sample was determined by using purposive
sampling of judgment sampling. Judgmental sampling is a non-probability
sampling technique where the researcher selects units to be sampled based on
their knowledge and professional judgment.
Results: The data obtained are not normally distributed, statistical test of
Wilcoxon test for the hypotheses, obtained value of p = 0.001 or p <0.05, means
that there is a significant effects of active stretching of ankle plantar flexor
muscles toward fasciitis pain reduction.
Conclusion: active stretching of the ankle plantar flexor muscles has show
significant effect toward the fasciitis pain reduction.
x
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO ………………………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN ……………………………………………………………. vi
ABSTRAK ……………………………………………………………………. ix
ABSTRACT ………………………………………………………………….. x
xi
2. Patofisiologi Fasciitis Plantaris ……………………………….. 7
3. Pemeriksaan Fasciitis Plantaris ………………………………… 10
4. Diagnosa Fasciitis Plantaris …………………………………….. 10
5. Pengobatan Fasciitis Plantaris ………………………………...... 11
6. Prognosis Nyeri Fasciitis Plantaris …………………………....... 11
7. Nyeri Fasciitis Plantaris ………………………………………… 11
8. Terapi Latihan Active Stretching Otot Plantar Flexor Ankle ….. 13
9. Pengukuran Nyeri Dengan Visual Analog Scale (VAS) ……….. 16
B. Kerangka Pikir ……………………………………………………... 17
C. Kerangka Konsep …………………………………………………. 17
D. Hipotesa …………………………………………………………… 18
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………… 19
A. Jenis Penelitian …………………………………………………… 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………. 19
C. Populasi dan Sampel ……………………………………………… 20
D. Variabel Penelitian ……………………………………………….. 21
E. Definisi Konseptual ……………………………………………….. 21
F. Definisi Operasional ……………………………………………… 22
G. Jalannya Penelitian ……………………………………………….. 23
H. Tehnik Analisis Data ……………………………………………... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………….. 25
A. Gambaran Umum ………………………………………………… 25
B. Karakteristik Responden …………………………………………. 26
C. Hasil Analisis Data ……………………………………………….. 28
D. Pembahasan ………………………………………………………. 29
E. Keterbatasan Penelitian …………………………………………... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 32
A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 32
B. Saran ……………………………………………………………… 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Rancangan penelitian one grup pre – test – post – test …………. 19
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.5 Mean Derajat Nyeri VAS Pre dan Post ………………………….. 28
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
A. DATA PENELITIAN
B. SURAT KETERANGAN
1. Surat Persetujuan Menjadi Responden
2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Selesai Penelitian
4. Lembar Konsultasi Skripsi
C. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Yogyakarta, pada periode bulan Januari – Maret tahun 2015, keluhan nyeri pada
tumit dan telapak kaki menempati posisi ke-3 setelah nyeri pinggang bawah dan
lutut. Dari 26 orang pasien dengan keluhan nyeri pada tumit, Sebanyak 18 orang
fascia plantaris. Simpai Fascia plantaris berjalan dari tulang tumit ke setiap
tulang tulang jari-jari kaki, berfungsi sebagai penyokong telapak kaki terutama
jari-jari atau mendatarkan lengkung kaki, fascia plantaris dapat robek (Wibowo,
1994).
seseorang yang mempunyai kelainan bentuk kaki (abnormal foot) yaitu telapak
kaki datar (flat foot) bisa terjadi pada usia kurang dari 40 tahun. Bila
% terjadi pada pekerja yang berdiri lebih dari 6 jam sehari. Sebanyak 70 % terjadi
pada orang kegemukan atau obesitas, dan lebih dari 50 % pada orang berusia
diatas 50 tahun. Fasciitis plantaris dapat disebabkan oleh faktor, antara lain :
2
obesitas, flaat foot dan pes cavus, tightness otot gastrocnemius atau soleus,
pengguna sepatu hak tinggi dan degenerative (Wibowo, 1994). Salah satu gejala
awal yang di rasakan pada kondisi fasciitis plantaris adalah timbulnya nyeri.
Nyeri pada fasciitis plantaris biasanya timbul secara bertahap, tetapi dapat juga
terjadi dengan tiba-tiba dan langsung nyeri hebat. Nyeri sering terjadi pada pagi
hari, dibagian belakang tumit dan pada saat berjalan maka nyeri akan meningkat
(Wibowo, 2011).
stretching otot plantar flexor ankle didapatkan hasil yang signifikan dalam hal
penurunan nyeri pada fasciitis plantaris. Demikian sama hal nya yang akan
dengan modalitas lain sehingga diharapkan dapat dicapai efek yang lebih spesifik
latihannya oleh fisioterapis (Kisner, 2007). Latihan ini bertujuan untuk terjadinya
dihasilkan dari kontraksi ini menghasilkan kontraksi memanjang pada tendon dan
fascia sehingga secara perlahan akan terjadi penguluran pada tendon dan fascia.
Dengan adanya peningkatan kelenturan pada tendon maka pada fasciitis plantaris
sehingga dapat melepaskan jaringan fibrous dan mengurangi iritasi terhadap saraf
tipe C dan A yang menimbulkan nyeri regang, serta meningkatkan jumlah sel
B. Rumusan Masalah
mengetahui apakah ada pengaruh active stretching otot plantar fleksor ankle
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
tentang ilmu terapi latihan fisioterapi dan dapat dijadikan sebagai acuan
2. Manfaat praktis
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
(upper ankle joint), yang dibentuk oleh ujung distal os tibia dan os fibula
serta bagian atas tulang talus. Sendi subtalaris joint (talocalcanea joint)
lapisan jaringan ikat tebal dan kuat pada telapak kaki (Gibson, 2002).
2. Patofisiologi fasciitis
plantaris a. Definisi
b. Gejala
dalam telapak kaki di daerah tumit. Nyeri tumit yang cenderung bertambah
buruk pada beberapa langkah pertama setelah bangun tidur, pada saat naik
tangga atau pada saat jinjit, nyeri tumit setelah berdiri lama kemudian
bangkit dan berjalan. Area nyeri terdapat di bagian medial atau lateral
Secara anatomi, pada saat kita berjalan, semua berat badan kita
robekan kecil di serabut ligamen plantar fascia akan menjadi teriritasi atau
bawaan pada arcus plantaris berupa flaat foot dan pes cavus, tightness m.
gastrocnemius dan m. soleus, penggunaan alas kaki high heels, serta faktor
dengan obesitas akan terjadi peningkatan beban fascia pada saat stance
akan menyebabkan tarikan pada fascia plantaris selama fase foot flat,
sedangkan kaki dengan bentuk pes capus terjadi peningkatan arcus pada
fore foot dan hind foot sehingga tekanan oleh berat badan akan serap oleh
dimana tendon Achilles yakni tendon yang melekat pada tumit akan
distribusi berat badan tidak seimbang diterima oleh kedua kaki dan
d. Epidemiologi
Fasciitis plantaris bisa terjadi pada semua umur terutama pada usia
pertengahan dan usia lanjut. Lebih beresiko karena faktor seperti pekerjaan
atau aktivitas yang lebih banyak berdiri atau berjalan, obesitas, kehamilan,
sepatu kurang tepat (Carter, 2001), ini bisa terjadi pada pria maupun
10
wanita, namun frekuensinya yang besar terjadi adalah pada wanita umur
pasien mengeluhkan ada nya nyeri dibagian medial atau lateral tumit. Setelah
itu dilakukan pemeriksaan fisik berupa tes cepat, positif nyeri gerak saat
gerakkan dorsal fleksi ankle. Dalam inspeksi dinamis diperoleh antalgic gait
(Wolf, 1994).
Tes khusus berupa stretch test dilakukan pada posisi dorsal fleksi
ankle, dan hasil didapat nyeri regang pada fascia plantaris. Palpasi dilakukan
didaerah fascia plantaris diperoleh titik nyeri tekan pada sisi medial atau
joint dan calcaneus untuk memperoleh data apa ada bone spur. Pemeriksaan
avulse tersebut akan diikuti oleh pengisian kalsium sehingga akan terbentuk
a. Teori Nyeri
b. Mekanisme nyeri
Nyeri fasciitis plantaris diawali adanya lesi pada soft tissue disisi
kontraksi memanjang pada tendon dan fascia. Sehingga akan secara perlahan
akan terjadi penguluran pada tendon dan fascia dan jaringan disekitarnya.
cross link sehingga mengurangi iritasi terhadap A delta dan saraf tipe C yang
jaringan yang rusak akibat fasciitis plantaris, serta dapat mempercepat proses
pada tendon maka pada fasciitis plantaris diharapkan fascia plantaris atau
Posisi : pasien menghadap dinding, berdiri sekitar dua, tiga kaki dari
Dengan kaki yang sakit dibelakang dan kaki lainnya didepan. Dorong
Letakkan kaki terpisah dengan satu kaki yang lain. Kemudian tekuk lutut
sampai dalam posisi jongkok tahan. Tahan posisi tumit dilantai selama 10
detik. Dosis : Tahan posisi tumit dan kaki yang meregang 10 detik,
15
Posisi : posisikan ke-2 distal telapak kaki bertumpu pada anak tangga.
membuat garis lurus sepanjang 100 mm dengan diberi angka 0 mm pada satu
ujung dan angka 100 mm pada ujung yang lain. Kemudian terapis
dan angka 100 mm menunjukkan rasa nyeri yang sangat hebat dan tidak
dapat ditahan lagi oleh pasien. Kemudian pasien diminta untuk menunjukkan
satu titik pada garis tersebut yang kira-kira menggambarkan letak nyeri yang
dirasakan pasien. Panjang garis yang dimulai dari titik tidak nyeri/angka nol
nyeri yang dirasakan pasien. Besar nyeri diukur dalam satuan millimeter
(Crichton, 2001).
B. Kerangka Pikir
Fasciitis Plantaris
Gangguan Gerak
dasar dan Gerak
Fungsional
Active stretching
otot plantar flexor Nyeri ankle
Nyeri berkurang
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesa
active stretching otot plantar flexor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis
plantaris.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
latihan active stretching pada otot plantar flexor ankle terhadap penurunan nyeri
fasciitis plantaris.
S - - - 01 - - - X1 - - - 02
Keterangan gambar :
Yogyakarta, dengan waktu pelaksanaan penelitian pada tanggal 20 april 2015 s.d
1. Populasi
2. Sampel
sebelumnya
pertama
plantar fascia.
3) Kriteria Dropout
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Konseptual
F. Definisi Operasional
active stretching otot plantar flexor ankle meliputi latihan calf stretch,
data pasien mengeluhkan adanya nyeri dibagian medial atau lateral tumit.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik berupa tes cepat, didapat positif
nyeri gerak saat gerakkan dorsal fleksi ankle. Dalam inspeksi dinamis
diperoleh antalgic gait (Wolf, 1994). Tes khusus berupa stretch test
23
dilakukan pada posisi dorsal fleksi ankle, dan hasilnya didapat nyeri
diperoleh titik nyeri tekan pada sisi medial atau lateral dari tuberositas
calcaneus.
nyeri terberat, dengan Nilai VAS 0 - < 4 = nyeri ringan, 4 - < 7 = nyeri
G. Jalannya Penelitian
Kalasan Yogyakarta
Surakarta
Kalasan Yogyakarta
20 april 2015 dan berakhir pada tanggal 15 mei 2015 dengan frekuensi
Uji analisa yang digunakan untuk mengetahui efek active stretching otot
plantar flexor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris antara data pre
parametric yaitu wilcoxon test dengan nilai probabilitas p < 0,05 yang
mengandung arti bermakna yaitu ada efek active stretching otot plantar flexor
BAB IV
A. Gambaran Umum
dengan sabtu pukul 13.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB. Berdasarkan data
Maret 2015, keluhan nyeri pada tumit dan telapak kaki menempati posisi ke-3
(tiga) setelah nyeri pinggang bawah dan nyeri lutut. Dengan jumlah pasien 26
orang pasien dengan keluhan nyeri tersebut. Setelah melakukan pemilihan sampel
adalah pasien yang menderita nyeri tumit yang disebabkan oleh fasciitis plantaris,
(delapan belas) orang, yang diberi perlakuan terapi latihan active stretching otot
plantar flexor ankle. Dengan desain penelitian one group pre-test-post-test design,
B. Karakteristik Responden
(elderly).
Jumlah 18 % 100 %
2 Perempuan 9 50%
Jumlah 18 100 %
Jumlah 18 100 %
Jumlah 18 100 %
adanya perbedaan mean pre dan post pengukuran derajat nyeri dengan
skala VAS. Pengolahan statistic mean pre dan post derajat nyeri fasciitis
Tabel 4.5 Mean Derajat Nyeri VAS Pre dan Post Active Stretching otot
kondisi fasciitis plantaris, yaitu dari mean 7,9500 menjadi 2,0500 dengan
selisih 5,9000.
Z -3,728
Asymp. Sgn. (2-tailed) ,000
D. Pembahasan
usia yang paling banyak menderita fasciitis plantaris. Menurut Wibowo (2011)
Carter (2001) plantar fasciitis bisa terjadi pada semua usia terutama pada usia
pertengahan dan usia lanjut. Pada rentang usia tersebut akan terjadi perubahan
kimiawi dalam sel dan jaringan tubuh khususnya pada cross-link seiring dengan
orang dan perempuan sebanyak 9 orang. Menurut Wibowo (2011) plantar fasciitis
dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan. Penelitian dilakukan selama 4 (empat)
minggu dengan pemberian tindakan active Steretching otot plantar flexor ankle
dengan frekuensi 3 (tiga) kali dalam 1 minggu. Intervensi dimulai tanggal 20 april
Pada tabel 4.3 sebelum dilakukan tindakan terapi didapatkan interval nyeri
paling tinggi 8,2 - 8,3 skala VAS dengan frekuensi 6 orang dan paling rendah
berada pada interval 7,4 – 7,5 skala VAS dengan frekuensi 3 orang. Dengan
adanya nyeri tinggi, pasien akan cenderung membatasi gerakan yang akan
Pada tabel 4.4 diketahui ada pengaruh efek active stretching otot plantar
flexor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris. Karena pada tabel 4.4
diperoleh nyeri paling tinggi, turun pada interval 2,7 – 3,1 skala VAS. Pada tabel
4.5. diperoleh nilai Z = -3,728 dan p = 0,001, sehingga nilai p < 0,05 maka ada
penurunan nyeri pada penderita nyeri fasciitis plantaris. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Digiovani (2001) dinyatakan bahwa setelah
otot plantar flexor ankle didapatkan hasil yang signifikan dalam hal penurunan
mengurangi iritasi terhadap serabut saraf A delta dan tipe C yang menimbulkan
nyeri regang serta meningkatkan sel darah merah sehingga terjadi peningkatan
Sehingga akan mempercepat proses perbaikan jaringan yang rusak akibat fasciitis
Dengan adanya peningkatan kelenturan pada tendon maka pada fasciitis plantaris
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini sudah dilakukan secara maksimal dan cermat tetapi masih
penggunaan obat dan alat terapi lain serta nutrisi yang berpengaruh
BAB V
A. Kesimpulan
plantar flexor ankle pada kasus fasciitis plantaris yang menyebabkan terjadi nya
uji Wilcoxon dapat diambil suatu kesimpulan ada efek active stretching otot
B. Saran
latihan metode active stretching otot plantar flexor ankle merupakan salah satu
pilihan untuk membantu pasien yang mengalami nyeri akibat fasciitis plantaris.
tehnik ini dapat dilakukan sesuai dengan kondisi pasien, bisa diterapkan di klinik
sehingga hasil lebih berkualitas, dengan waktu penelitian lebih lama dan jumlah
sampel yang lebih banyak, serta penatalaksanaan dosis latihan dan kedisplinan
responden, sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Belis, Andrew. 2001. A Patient’s Guide to Plantar Fasciitis (Heel Pain). Fort
Myers
Bijur PE, Silver W, Gallagher J. 2001. Reliability of the Visual Analog Scale for
Measurement of Acute Pain. Academic Emergency Medicine
Carter, 2001. The Theory and Therapy Of Osteoarthritis. New York : Thieme
Stutgart
Cooper, Grant. 2007. Therapeutic Uses of Botulinum Toxin. Springer Science and
business media. Halaman 75-77
Faiz, Omar dan Moffat, David. 2002. At a Glande Series Anatomi. Jakarta :
Erlangga. Halaman 111
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Edisi 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Keefe, FJ. 1996. Contribution of Pain Behavior Assestment and Pain Assestment
to The Develoment of Pain Clinics, in : Cohon Treatment Centers at a
crossroads A Practical and Conseptual Reappraisal. Seattle : IASP Press
Meliala, L, dkk 2001. Prinsip Terapi Farmaka Nyeri. Kelompok Studi Nyeri
PERDOSSI. Halaman 191 – 212
Rica, Theresia. Kombinasi Intervensi Terapi Latihan dan Ultrasound (US) Lebih
Baik Daripada Masase dan Ultrasound (US) untuk penurunan Nyeri
pada Kondisi Plantar Fascitis. Universitas Udayana Denpasar Bali :
Program Studi Fisioterapi
Wolf de, A.N dan Mens, J.M.A. 1994. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh
Diagnostik Fisis Dalam Praktek Umum. Cetakan ke 2. Bohn Stafleu Van
Loghum : Houten Zaventem
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
Statistics
JenisKelamin
N Valid 18
Missing 0
JenisKelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 9 50.0 50.0 50.0
Perempuan 9 50.0 50.0 100.0
Frequencies
Statistics
Umur
N Valid 18
Missing 0
Mean 41.50
Std. Deviation 4.162
Minimum 35
Maximum 49
Umur
Cumulative
Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid 35 2 11.1 11.1 11.1
37 1 5.6 5.6 16.7
38 1 5.6 5.6 22.2
39 2 11.1 11.1 33.3
40 2 11.1 11.1 44.4
41 1 5.6 5.6 50.0
42 3 16.7 16.7 66.7
43 1 5.6 5.6 72.2
45 2 11.1 11.1 83.3
46 1 5.6 5.6 88.9
49 2 11.1 11.1 100.0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 35 2 11.1 11.1 11.1
37 1 5.6 5.6 16.7
38 1 5.6 5.6 22.2
39 2 11.1 11.1 33.3
40 2 11.1 11.1 44.4
41 1 5.6 5.6 50.0
42 3 16.7 16.7 66.7
43 1 5.6 5.6 72.2
45 2 11.1 11.1 83.3
46 1 5.6 5.6 88.9
49 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Ranks
Total 18
a. Post Test < Pre Test
b. Post Test > Pre Test
c. Post Test = Pre Test
Test Statisticsb
Post Test - Pre
Test
Z -3.728a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
AGAMA : ISLAM
EMAIL : donyhendarto_fisio@yahoo.co.id
RIWAYAT PENDIDIKAN :
TK ABA BELITANG