Anda di halaman 1dari 36

Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual

Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI MWD DAN TENS DENGAN


MWD, TENS DAN TRAKSI LEHER MANUAL TERHADAP
PENGURANGAN NYERI KEPALA PADA CERVICAL HEADACHE

Ronatiur Hutagalung, Sugijanto


Rumah Sakit Bhakti Yuda, Depok
Fisioterapi – Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta
Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
sugijanto@indonusa.ac.id

Abstrak
Cervical headache adalah nyeri kepala akibat dari kontraksi atau ketegangan dari otot-
otot kepala, leher dan bahu secara terus menerus karena kesalahan posisi sehingga
menimbulkan spasme, iritasi intervertebral discus dan facet C0-C1,C1-C2,C2- C3,
perlengketan pada trigger point. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
pengaruh intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
terhadap pengurangan nyeri kepala pada Cervical Headache. Penelitian dilaksanakan
2004 di RSAL. Dr Mintohardjo Jakarta. Metode penelitian bersifat quasi eksperimental
untuk mengetahui efek suatu perlakuan pada sample penelitian. Disini ada perlakuan dan
ada monitoring dari perubahan yang terjadi akibat perlakuan yang diberikan. Pengolahan
data dan analisa data menggunakan program Statistical Program for Science (SPSS
12.0) dengan uji wilcoxon untuk mengetahui kemaknaan perlakuan. Sedangkan untuk
mengetahui ada perbedaan kemaknaan antara perlakuan yang diberikan pada kelompok
perlakuan I dengan kelompok perlakuan II digunakan uji mann-withney. Penelitian
menyimpulkan bahwa penggunaan gabungan intervensi MWD, TENS dan Traksi Leher
Manual berpengaruh dalam menurunkan intensitas nyeri kepala pada cervical headache.
Adapun hasil uji analisis nilai Verbal Rating Scale kelompok perlakuan II adalah nilai P
value=0,004 (P< , =0,05), yang berartiAda pengaruh pengurangan nyeri kepala pada
cervical headache dengan menggunakan gabungan MWD, TENS dan Traksi Leher
Manual Hasil uji analisis nilai Verbal Rating Scale kelompok I adalah nilai P value=0,004
(P< , =0,05), yang berarti ada pengaruh pengurangan nyeri kepalapada cervical
headache dengan menggunakan intervensi MWD dan TENS saja. Berdasarkan grafik
tampak penurunan nilai VRS kelompok perlakuan II lebih tajam dibandingkan dengan
kelompok I. Dari uji mann-withney didapat nilai P value=0,000 (P< , =0,05), yang berarti
ada perbedaan yang bermakna penurunan nyeri kepala antara kelompok perlakuan I dan
kelompok perlakuan II.

Kata Kunci: Trigger Point, Cervical Headache, Manual Traksi Leher

Pendahuluan keluhan atau gejala yang pada umumnya


Gangguan kesehatan yang sering masih dianggap ringan dan tidak ditanggapi
kita jumpai dalam praktek fisioterapi, sakit secara tepat dan akibatnya aktivitas
kepala merupakan penyakit paling umum. seseorang terganggu. Nyeri leher
Tapi pe-nyembuhannya sering kurang tepat. merupakan kasus muskuloskeletal
Hanya mengandalkan obat, misalnya. terbanyak ketiga setelah kasus nyeri
Padahal, perlu penanganan yang spesifik pinggang. Nyeri kepala dapat meng-
supaya nyeri kepala tidak mudah datang. akibatkan adanya perubahan postur dari
Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan kepala dan leher menjadi terhambat. Nyeri
yang sering kita dengar dan pernah kita kepala sendiri merupakan suatu gejala yang
rasakan. Namun karena seringnya didengar berasal dari patologi jaringan spesifik
dan karena dikemukakan secara samar- tertentu atau patologi tertentu pada segmen
samar, maka keluhan ini justru termasuk cervical. Sebagaimana diketahui, kualitas
dan intensitas
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April 2007 1
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
bentuk postur yang buruk
rasa nyeri dipengaruhi oleh sebagai hasil dari beban
kepribadian pen-derita, kerja, stress atau kelelahan,
ambang rasa nyeri, serta dimana area cervical yang
faktor-faktor psikologis. sering terkena adalah C0-
Sebagian penderita yang C1,C1-C2,C2-C3. Serangan
mengalami nyeri kepala Cervical Headache nyeri
akibat cervical headache yang dirasakan terutama
dapat ditolong dengan obat- daerah depan dan belakang
obat golongan analgetika kepala, rasa nyeri tidak
meskipun penyebabnya berdenyut, kepala seperti di
belum jelas diketahui, dan ikat. Cervical Headache
sebagian lagi ternyata terjadi tanpa meman-dang
benar-benar dise-babkan usia dan jenis kelamin,
oleh penyebab yang meskipun ada
penanganannya tidak hanya kecenderungan lebih
oleh analgetika saja. Pada banyak terjadi pada wa-nita,
umum-nya analgetika tidak nyeri timbul kadang-
berhasil mengobati nyeri kadang, nyeri bertam-bah
kepala, maka pengobatan menjelang siang, sore, dan
alternatif, aku-punktur, sebentar sebentar.
tempat refleksi, dan
fisioterapipun akan
dikunjunginya untuk mencari Nyeri kepala akibat
pertolongan. Nyeri yang Cervical Headache timbul
terjadi dapat disebabkan karena kontraksi
oleh bebe-rapa faktor, terusmenerus otot-otot
seperti kesalahan sikap, bahu, leher dan kepala,
spondy-losis, penguncian seperti m. splenius kapitis,
sendi facet, iritasi radiks, m. temporalis, m.
whi-plash injury dan lain- sternocleidomastoi-deus,
lain. Nyeri kepala dapat m. upper trapezius, dan m.
merupakan bagian dari Servicalis posterior. Otot
gejala sisa akibat yang berkontraksi
peningkatan tekanan berlebihan menghasilkan
intrakranial, cidera ke-pala, metabolik yang
tumor otak, ketegangan menimbulkan rasa nyeri
mata, sinusitis, perubahan pada kepala, dimana salah
atmosfir, alergi makanan satu pe-nyebabnya adalah
dan seba-gainya. Cervical salah posisi atau
Headache dibagi menjadi memperta-
tiga yaitu: Muscle Tone,
Tension Headache, dan
Migrain Headache. Namun
karena luasnya per-
masalahan yang terjadi
pada migrain hea-dache,
peneliti tidak akan
membahas mengenai
migrain headache. Cervical
Headache meru-pakan nyeri
kepala yang timbul akibat
malpo-sitioning dengan
Cervical Headache
hankan posisi tertentu pada Cervical Headache
beberapa macam keadaan adalah nyeri kepala yang
atau pekerjaan yang timbul akibat ketegangan
memaksa otot kepala, leher otot-otot yakni otot-otot
dan bahu terusmenerus kepala, leher dan bahu,
berkon-traksi. Keadaan ini yang ber-langsung terus-
banyak disebabkan oleh menerus karena
kesalahan posisi dalam kesalahan posisi dengan
waktu yang cukup lama, bentuk postur yang buruk.
seperti bekerja dengan Cer-vical Headache
posisi duduk sambil merupakan nyeri kepala
menunduk dalam waktu yang timbul akibat
yang lama khususnya kontraksi terus menerus
mengemudi dan pekerjaan otot-otot kepala dan
kanto-ran misalnya tengkuk karena reaksi
mengetik dan sebagainya. terhadap suatu stress atau
Gejala yang timbul pada kelelahan dan beban
cervical headache antara kerja. Peneliti
lain nausea, gangguan menyimpulkan bahwa
visual, muntah- muntah, dan pengertian dari Cervical
vertigo. Penanganan nyeri Headache adalah nyeri
kepala tak hanya pada obat- kepala akibat dari
obatan dan alternatif saja, ketegangan atau kontraksi
namun ada banyak otot-otot ke-pala, leher,
penanganan yang dapat bahu secara terus-
diberikan untuk mengurangi menerus karena
nyeri kepala diantaranya kesalahan posisi dengan
fisioterapi. Fisioterapi bentuk postur yang buruk
sebagai bagian integral dari sebagai hasil dari reaksi
profesi kesehatan yang terhadap suatu stress atau
bidang kajiannya untuk kelelahan dan beban
meningkatkan, meme-lihara kerja.
dan memulihkan
kemampuan gerak dan Penyebab
fungsi pasien sepanjang Nyeri kepala
daur kehidupan seper-ti merupakan 1001 macam
yang tercantum dalam penyebab yang dapat
definisi WCPT 1999 di menyebabkan nyeri
Yokohama mempunyai kepala, salah satunya
tanggung jawab dalam nyeri yang timbul akibat
menangani kondisi-kondisi kesalahan posisi dengan
yang dapat meng-hambat bentuk postur yang buruk
aktifitas gerak dan fungsi sebagai hasil dari beban
sehari-hari. kerja, stress atau
kelelahan dengan area
yang sering ter-
2 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No.
1, April 2007
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
menghindari faktor
kena adalah C0-C1,C1- pencetus. Obat-obatan
C2,C2-C3, disebabkan oleh jenis analgetika yang
kesalahan posisi dalam berfungsi untuk mengu-
waktu yang lama, bekerja rangi nyeri. Latihan
dengan posisi duduk sambil pengendoran otot-otot,
menunduk dalam waktu misalnya latihan relaksasi,
yang lama seperti psikoterapi, yoga, dan
mengemudi kendaraan dan medi-tasi. Terapi
pekerjaan administrasi akupunktrur. Terapi
misalnya mengetik refleksi, dan lain-lain.
sehingga otot-otot bahu,
leher dan kepala mengalami Anatomi Terapan Sendi
kontraksi secara terus- C0-C1,C1-C2,C2 -C3
mene-rus yang Cervical spine
menimbulkan rasa nyeri memiliki susunan ana-
pada kepala karena tomis dan fungsi yang
perangsangan terhadap sangat kompleks serta
organ-organ didaerah mempunyai resiko tinggi,
kepala, bahu dan leher besar pengaruhnya
yang peka terhadap nyeri. terhadap gerak dan fungsi
Berdasarkan lokalisasi dan dasar tubuh. Mem-
intensitas kualitas nyeri, pengaruhi sistem saraf
timbul dan lamanya serta kuadran atas, serta
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
meringankan atau pembuluh darah keatas.
memperberat intensitasnya Untuk lebih memahami
nyeri kepala dima-nifestasi mengenai patologi
dengan perangsangan- terjadinya nyeri pada
perangsa-ngan berupa, kepala dan leher, aspek
ketegangan atau yang perlu diperhatikan
peradangan pada otot-otot adalah struktur sendi C0-
kepala dan cervical. Sebuah C1,C1-C2,C2 -C3. Karena
meta-bolisme built-up cervical spine memiliki
dengan subsequent susunan anatomis dan
ischaemia. Peningkatan fungís yang berbeda.
tekanan intramuscular pada
mus-cle belly. Faktor
emosional, somasi dari
kege-lisahan dalam bentuk
peningkatan kontraksi otot
skeletal, sakit kepala tipe
musculoskeletal seringkali
bertambah buruk selama
masa ketegangan (stress).

Terapi Umum
Terapi umum yang
dapat diberikan pada
penderita nyeri kepala
Cervical Headache antara
lain istirahat total dan
mengurangi atau
Articulatio atlanto-
Tulang occipitalis, merupa-kan
Sendi cervical gabungan sendi-sendi
merupakan bagian dari antara tulang atlas dan
collumna vertebralis yang occipitale, berdasarkan
terdiri dari 7 buah tulang. bentuknya sama dengan
Sendi ini terbagi menjadi
ellipsoidea. Permukaan
tiga bagian penting yaitu:
sendinya berupa facies
articularis superior atlas
cervical atas, cervical
dan condylus occipitalis.
tengah dan cervical
Kapsul articularisnya ada-
bawah. Vertebra cervicalis
lah longgar sehingga
atas atau atlas pada
memungkinkan gerakan
dasarnya berbeda dengan
kesamping dan ke depan
vertebra lainnya karena
serta belakang. Gerakan
tidak mempunyai corpus
utama sendi ini adalah
vertebra. Corpus vertebra
fleksi-ekstensi sehingga
dimulai dari vertebra
dikenal dengan nama
cervical axis dan
“Yes Joint”.
diteruskan ke belakang
oleh arcus vertebralis. Tiap Gangguan pada sendi ini
menimbulkan keluhan nyeri
arcus vertebralis terdiri
leher yang terprofokasi
atas pedikulus dan lamina
pada gerakan fleksi kepala
posterior. Pada pertemuan
dan ekstensi kepala
kedua bagian tadi terdapat terisolasi.
processus artikularis, yang Articulasio atlanto-axialis,
mem-punyai facies sendi ini disebut juga
artikularis. Arcus
“sendi kepala bawah” yang
vertebralis ver-akhir pada
terdiri dari articu-lasio
processus yang menonjol atlanto axialis mediana
ke belakang dan pada dan articulasio atlanto
vertebra cervical ketiga axialis lateralis. Secara
sampai keenam ujungnya fungsional sendi ini
bercabang. Antara corpus termasuk sendi putar yang
vertebra dan arcus dapat bergerak sebesar 26
vertebralis terdapat pada tiaptiapsisi dari
foramen intervertebralis. posisi tengah. Pada sendi
Processus terbentang ke lateral facies articularisnya
lateral. Pada dataran atas adalah facies articularis
corpus vertebralis ketiga inferior atlas dan facies
sampai ketujuh articularis superior C2
menunjukkan partum- Ketidakrataan facies
buhan ke lateral yang articularis dapat dikurangi
disebut uncinatus. oleh adanya rawan sendi
yang meliputinya dan
lipatan-lipatan meniscoid
Sendi synovial. Lipatan tersebut
berbentuk
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
Discus intervertebralis
segi tiga pada potongan Tiap discus
sagital. Facies articu-laris intervertebralis terdiri dari
articulasio atlanto axialis lapisan luar anulus
mediana ter-masuk facies fibrosus dan inti lunak-
articualis dens C2 dan licin seperti jeli, nucleus
fovea dentis pada pulposus yang berisi sisa
permukaan arcus anterior notokord. Anulus fibrosus
atlas. Selain itu daerah mengandung lapisan
ligamentum transversum serabut kolagen dan
atlantis terbentang di fibrokartilago tersusun
belakang dens, terdapat konsentris melingkari
juga permukaan sendi lain nucleus pulposus yang
pada dens. berada dalam tegangan.
Articulasiones Discus intervertebralis
zygapophysiales, disebut terletak antara tiap-tiap
juga facet joint. Sendi ini corpus vertebra. Pada
merupakan sendi-sendi potongan sagital tampak
kecil antara processus seperti kerucut. Pada regio
articularisdimana kapsula cervicalis dan lumbalis,
articularis menjadi lebih diskus interver-tebralis
tegang pada arah lebih tinggi di depan dan
kraniokaudal. Arah rendah di belakang.
permukaan sendinya Sebaliknya pada regio
dalam bidang transversal, thorakal discus
sehingga gerakan yang intervertebralisnya di
dihasilkan sangat luas depan lebih rendah
pada daerah leher dapat sedangkan di belakang
dilakukan gerakan fleksi, lebih tinggi. Pada
ekstensi, laterofleksi dan dasarnya, ketebalan
sedikit rotasi. discus intervertebralis ber-
Uncovertebralis joint, tambah dari kranialis ke
sendi-sendi yang ditemui kaudalis. Permukaan
hanya pada daerah leher. discus intervertebralis
Processus uncinatus mula- diliputi oleh rawan hialin
mula berbentuk rata, atau sisa epifisis corpus
kemudian meninggi pada vertebralis, dan secara
masa kanak-kanak. Pada sikondrotis bersatu
usia 5-10 tahun timbul alur dengan vertebra. Selain
pada rawan yang diduga itu, discus intervertebralis
sebagai ciri-ciri sendi, oleh dipertahankan kedu-
karena itu sendi-sendi dukannya oleh ligamentum
“Uncovertebralis” yang longitudinale pos-terior.
semula tidak ada Ligamentum longitudinale
kemudian timbul secara posterior ber-
sekunder. Kira-kira pada
usia antara 9 dan 10 tahun
struktur ini berkembang
membentuk celah ke
dalam discus
intervertebralis.
intervertebralis.
satu dengan discus Ligamentum longitu-dinale
intervertebralis dengan posterior juga berasal dari
permukaan luas, tulang occipital dan
sedangkan ligamentum berjalan ke bawah
longitudinale anterior sepanjang pemukaan
melekat longgar dengan belakang corpus vertebra
discus intervertebralis. dan berakhir di sacrum.
Discus intervertebralis dan Ligamentum ini mempu-
ligamentum longitudinale nyai dua fungsi yaitu,
merupakan satu kesatuan membatasi gerakan
fungsional bersama-sama terutama pada gerak fleksi
disebut symphisis dan ekstensi serta
intervertebralis. Discus melindungi discus
interver-tebralis berfungsi intervertebralis.
sebagai peredam kejut Ligamentum flavum
atau shock absorber. terentang secara
Nucleus pulposus segmental antara arcus
mendistri-busikan tekanan. vertebra. Ligamentum
Bila beban menekan flavum membatasi sebelah
nucleus pulposus dan medial dan sisi dorsal
kemudian bebannya foramina intervertebralis.
ditiadakan bentuknya akan Ligamentum tersebut
kembali seperti semula berwar-na kuning
dalam beberapa waktu. disebabkan oleh deretan
Gerakan pada columna serabut-serabut elastin
verte-bralis discus yang terputus-putus
intervertebralis merupakan sehingga membentuk pita.
unsur elastis bila ditekan Walaupun dalam keadaan
atau diredam secara istirahat, ligamentum ini
unilateral. tetap teregang. Sewaktu
fleksi collumna vertebralis,
Ligamen ligamen-tum ini menjadi
Ligamentum lebih teregang dan
longitudinale anterior di- membantu collumna
mulai dari tulang occipital vertebralis kembali pada
atau tuberculum anterius sikap tegak. Ligamentum
atlas berjalan turun ke nuchea terbentang dari
bawah anterior terhadap crista occipitalis externa
permukaan corpus sampai processus
vertebra sampai ke spinosus vertebra cervical.
sacrum. Ligamentum Pada posisi sagital
tersebut semakin melebar memung-kinkan tempat
ke kaudal dan selalu terikat melekat otot-otot dan terus
erat dengan corpus ke bawah leher sebagai
vertebralis, tetapi tidak ligamentum interspinale
pada discus dan ligamentum
supraspinale. Ligamentum
4 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No.
1, April 2007
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache

intertransversarium adalah ikat yang pendek menutupi lembaran jaringan fibrous. Setiap
diantara processus transversus. Ligamentum lembaran tersebut yang terdiri dari endo-
interspinale juga merupakan ikat pendek yang myosium, perimyosium dan epimyosium terdiri
membentang antara processus spinosus. Liga- dari jaringan konektif yang berisi selabut
mentum supraspinale mulai dari processus elastis yang sejajar dari ujung ke ujung.
spinosus vertebra cervicalis ketujuh dan terben- Kontraksi otot terjadi karena interaksi
tang sampai sejauh sacrum dan menghubung- antara actin dan myosin, dimana proses yang
kan vertebra dan sacrum. mendasari pemendekan elemen kontraktil
dalam otot adalah pergeseran filamen tipis
Histologi otot pada filamen tebal. Pada saat otot memendek,
Otot rangka merupakan otot lurik yang filamen tipis dari kedua ujung sarcommer yang
melekat pada tulang atau facia melalui tendon. berhadapan akan saling mendekat. Pada pe-
Dimana sebuah otot terdiri atas serabutserabut mendekan otot yang kuat, filamen-filamen
otot yang tebalnya 60 dan panjangnya ber- tersebut saling tumpang tindih. Pada keba-
kisar antara beberapa mm sampai beberapa nyakan otot skeletal terdapat serabut otot
puluh cm. Bentuknya silindris dan kedua yang terbungkus dalam suatu kapsul yang
ujungnya terikat pada tendon atau facia. Setiap dikenal sebagai serabut otot intrafusal. Serabut
serabut otot diselubungi oleh membran cell otot intrafusal berikut intinya yang terdapat
yang disebut sarcolemma. Dibawah sarcolem- dalam kapsul itu dikenal sebagai kerucut otot
ma terdapat membran plasma yang berfungsi atau muscle spindle. Pada satu ujung kerucut
untuk mengirim impuls saraf melalui serabut otot terikat pada otot ekstrafusal dan ujung
otot. T tubulus merupakan perluasan dari lainnya melekat pada aponeurosis. Dengan
sarcolemma ke dalam interior serabut-serabut demikian kerucut otot terletak sejajar dengan
otot. Fungsi tubulus T adalah memperluas ge- serabut-serabut ekstrafusal. Perangsangan ter-
lombang Depolarisasi dari kontraksi otot mela- hadap inti tersebut dilakukan oleh tarikan
lui seluruh myofibril otot. Pada suatu tempat intrafusal pada kedua sisinya. Tarikan itu ter-
sarcolemmanya longgar dan banyak mengan- jadi kalau serabut otot intrafusal berkontraksi
dung sarcoplasma yang dikenal sebagai motor karena inti di pusatnya tidak kontraktil,
end plate yaitu tempat suatu akson moto- Kontraksi otot intrafusal timbul karena impuls
neuron bersinaps dengan serabut otot. Di motorik yang dicetuskan oleh motoneuron
dalam sarcoplasma tertanam secara membujur jenis gama yang dikenal sebagai motoneuron.
60 sampai 1000 serabut-serabut halus yang Pemanjangan otot ekstrafusal ikut meregang-
disebut myofibril. Tiap myofibril disusun oleh kan otot intrafusal. Karena tarikan itu maka
sejumlah filamen-filamen berupa benang-be- muscle spindle digiatkan, Hasilnya ialah bang-
nang yang terdiri dari struktur molekul-molekul kitnya impuls di inti tersebut yang disalurkan
protein otot. Suatu myofibril kecil, di bentuk melalui serabut ganglion spinal ke a
oleh dua penyilangan yang digambarkan motoneuron di kornu anterior medulla spinalis,
menyerupai ikatan yang berwarna terang dan Karena impuls muscle spindle itu a moto-
gelap yang dibentuk oleh adanya myosin dan neuron terstimulasi dan menimbulkan kontrak-
actin. Suatu penyilangan tunggal menunjukkan si otot ekstrafusal, Secara fisiologi fungsi
bagian-bagian yang berbeda, yaitu garis Z, muscle spindle adalah memelihara panjang
band I, band A, dan area H. Yang perlu otot ekstrafusal dalam batas-batas normal.
diketahui adalah bahwa band A yang gelap Sebagian besar otot-otot cervical memiliki
pada penyilangan disebabkan oleh overlapping serabut yang lebih dominan kearah tipe I atau
myosin dan actin (kedua filamen). Area H yang tonik, memiliki ciri merah, anaerobik, kontraksi
berwarna medium berisi hanya filamen tebal landai, endurance. Sering dijumpai patologi
(myosin), dan area Z yang berwarna terang tightness, tendomyosis dan kontraktur. Fungsi
berisi filamen tipis actin. Serabut-serabut otot utama otot-otot cervical adalah untuk
berada dalam suatu bundel. Setiap bundel pada stabilisasi dan menahan kepala.
serabut otot yang disebut fasicullus yang

Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April 2007 5


Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
melalui foramen magnum
Otot-otot Fleksi Leher membentuk arteri basiler.
M. Longus Capitis,
origo: Processus Osteokinematik dan
Transversus C3-C6, Arthrokinematik
insertio: Dasar tulang Osteokinematik
occipital. M. Rectus adalah gerakan yang
Capitis, origo: Processus terjadi pada tulang, pada
Transversus tulang atlas, sendi kepala dan leher
insertio: Dasar tulang mempunyai tiga derajat
occipital. M. Scalenus kebebasan gerak yaitu
Anterior, origo: Processus fleksi-ekstensi, fleksi
Transversus C3-C6. lateral kanan dan fleksi
Insertio: Bagian atas costa. lateral kiri dan rotasi kanan
M. dan kiri. Arthrokinematik
Sternocleiodomastoideus, adalah gerakan yang
origo: Manibrium sterni dan terjadi pada permukaan
1/3 media l clavicula, sendi. Pada sendi leher
insertio: Pro-cessus dan kepala gerakan fleksi-
mastoideus ekstensi, fleksi lateral
kanan dan kiri dan rotasi
Otot-otot Ekstensi kanan dan kiri. Pada
Leher zygapophysial joint,
adalah sendi sinovial, de-
M. Rectus Capitis
ngan gerakan slide kekiri
Posterior Major, origo:
dan kekanan inferior facet
Processus Spinosus axis,
terhadap superior facet
insertio: Bagian bawah
yang berbatasan dengan
tulang occipital. M. Rectus inferior vertebra. Pada
Capitis Pos-terior Minor, daerah cervical,
origo: Posterior Tubercle permukaan facet sekitar
axis insertio: Bagian
bawah tulang occipital, M. 45o menghadap bi-dang
Upper Trapezius, origo: transversal. Pada
Tonjolan pada occipital intervertebral joint, pa-da
external 1/3 medial superor saat fleksi gerakan yang
nuclal, Ligamentum nuclea terjadi anterior sliding dan
dari C7 tilting vertebra diatasnya
terhadap discus dan
vertebra dibawahnya.
Medulla Spinalis, Saraf Sedangkan
Tepi dan Pem-buluh
Darah
Elemen dari tulang
cervical spine berisi dan
sekaligus berfungsi
melindungi medulla
spinalis dan dua arteri
vertebralis. Kedua arteri ini
memberikan suplai darah
ke medulla spinalis dan
batang otak. Arteri ini
berjalan bersama-sama
dimana trigger point titik
ekstensi gerak yang terjadi yang ingin disuntik dengan
posterior sliding dan tilting. saline akan timbul rasa
nyeri dan juga dapat
Patologi dirasakan ditempat yang
Di kepala terdapat jauh dari titik tersebut.
organ-organ yang apabila Penemuan ini
terangsang akan membuktikan adanya
menimbulkan rasa nyeri. hubungan nyeri kepala
Organ-organ ini dapat dengan ketegangan otot.
dibedakan men-jadi organ Pada spasme/ hypertonia
intrakranial dan otot yang berlangsung
ekstrakranial. Or-gan- lama akan diikuti
organ ekstrakranial yang penjepitan vaskuler dan
peka nyeri meliputi mata, berlanjut terjadinya
telinga, sinus paranasalis, iskemik jaringan otot yang
hidung, mastoid, orofaring, akhirnya diikuti proses
gigi, kulit kepala, TMJ dan inflamasi dan
cervical. Nyeri kepala menimbulkan referred
merupakan suatu referred pain sehingga
pain atau nyeri rujukan dari menyebabkan cervical
tempat lain sepeti cervical. headache. Karena proses
Pada cervical jaringan- inflamasi tersebut ketika
jaringan yang dapat spasme jaringan ikat otot
menimbulkan headache pada posisi memendek,
dari segment C0-C1,C1- akibatnya terjadi kontraksi
C2,C2-C3 seperti atlanto- otot secara terus-menerus.
occipital, atlanto axial joint, Patologi terjadinya
dan intervertebral C2-C3 nyeri sebagai beri-kut,
sehingga jaringan-jari-ngan spasme menambah
dari sana potensial tekanan intradiskal
menyebabkan cervical sehingga pada discus dan
headache. facet terjadi iritasi.
Organ yang peka Tekanan facet pada kasus
nyeri ini terangsang cervical headache akan
melalui berbagai cara yaitu menimbulkan nyeri pada
oleh peradangan, kontraksi tulang subchon-dral.
otot dan dilatasi pembuluh Spasme menimbulkan
darah. Diyakini bahwa iskemik, nyeri spasme
cervical headache menyebabkan inactiv dan
disebabkan oleh kontraksi akibat lebih lanjut akan
otot-otot perikranium yang menumpuk jaringan ikat
berkepanjangan. Travel collagen, fibrous sehingga
(1984) menemukan menimbulkan taut band
adanya ketegangan dan
6 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No.
1, April 2007
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
adalah perasaan dan
nyeri pada daerah trigger. pengalaman emosi yang
Adanya spasme berhubungan secara nyata
menimbulkan immobilisasi atau potensial dengan
pada suatu segmen kerusakan jaringan atau
cervical sehingga apabila digambarkan sebagai
melakukan aktivitas atau sesuatu yang berkenaan
gerakan cervical dengan kerusakan.
menimbulkan iritasi pada
segmen yang lain. Spasme Klasifikasi Nyeri
atau ketegangan akan Nyeri perifer
mengganggu sirkulasi (peripheal pain)
darah yang melalui arteri Superfisial
vertebro basiler ke kepala merupakan rangsangan
sehingga terjadi hypoksia secara kimiawi, fisik,
dan menimbulkan nyeri mekanik, pada kulit,
kepala. mukosa, biasanya terasa
nyeri tajam-tajam di
Nyeri daerah rangsangan.
Pengertian dari Dalam (Deep), bila di
nyeri adalah sebagai rasa daerah viseral, sendi,
yang tidak menyenangkan pleura, peritoneum te-
dan merupakan rangsang akan timbul rasa
pengalaman emosional nyeri dalam. Umum-nya
yang berhubungan de- nyeri dalam banyak
ngan kerusakan jaringan berhubungan dengan
aktual maupun potensial refered pain, keringat,
atau sering didiskripsikan kejang otot di daerah yang
sebagai istilah adanya berjauhan dari asal
kerusakan jaringan. Nyeri nyerinya. Reered pain,
juga merupakan suatu rasa nyeri di daerah jauh
refleks untuk menghindari dari tempat yang
rangsangan dari luar terangsang, biasanya
badan, atau melindungi terlihat pada nyeri dalam,
dari semacam bahaya, yang dirasakan atau
tetapi perasaan nyeri itu menyebarkan nyeri ke
terlalu keras atau arah superficial.
berlangsung terlalu lama
akan berakibat tidak baik
bagi badan. Pengertian
dari nyeri menurut IASP
(Inter-national Association
of the Study of Pain)
adalah sebagai
pengalaman emosional
dan sensorik yang tidak
menyenangkan dan
berhubungan dengan
kerusakan jaringan baik
aktual maupun potensial,
atau di gambarkan dalam
kerusakan tersebut
(Fordyce, 1995). Menurut
Merskey, 1986. Nyeri
Control Theory bahwa
Nyeri sentral (central impuls afferent dari perifer
pain) disalurkan melalui 2
lintasan utama yang terdiri
Nyeri sentral
dari serabut tebal (A-delta)
adalah nyeri yang dira-
dan serabut halus (C),
sakan akibat adanya
rangsangan dari sistem- yang mempengaruhi
sistem saraf pusat. keseimbangan aktivitas
sel-sel
Nyeri psikologik “Gate Control” di
(psycologic pain) substansia gelatinosa
(SG). Persepsi dari nyeri
Penyebab nyeri
dan respon motoriknya
tidak dapat dikete-mukan,
terjadi di otak. Kedua
atau tidak diketemukan
kejadian itu disebut action
kelainan orga-nik tapi
system, yang berada di
sipenderita mengeluh nyeri
kornu dorsalis medulla
hebat, umumnya keluhan
spinalis dan bertindak
berupa sakit kepala, sakit
sebagai inisiator. Sedang
perut dan lain-lain.
sel-sel khusus yang
berada di kornu dorsalis
Modulasi Nyeri disebut target area.
Level sensoris Aktivitas yang disalurkan
Terjadi proses melalui serabut tebal ber-
tranduksi, dimana rang- tindak sebagai
sang nyeri yang diterima penghambat aktivitas yang
diubah menjadi aktivitas di keluarkan oleh target
listrik yang akan diterima area, sehingga pintu
ujung-ujung saraf bebas. gerbang untuk masuk ke
Rasa nyeri diterima oleh action system tertu-tup.
reseptor nyeri pada kulit Impuls yang dihantarkan
yaitu nociceptor yang oleh serabut tebal
meres-pon stimulus bertindak sebagai letupan-
mekanik, kimia, dan suhu. letupan yang
Yang diterima oleh dua tipe bergelombang.
saraf afferent perifer, yaitu Sebaliknya, impuls
saraf bermyelin tipe A-delta yang disalurkan me-lalui
dan saraf tipe C yang tidak serabut berukuran halus
bermyelin. berjalan lebih mantap dan
sinambung. Impuls-impuls
Level Spinal ini bertindak sebagai
Menurut Melzak pelancar aktivitas yang di
dan Wall, yang keluarkan oleh target area
mengemukakan Gate untuk di sampaikan
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
panas ke pusat. Neu-ron
kepada action system. pada area ini adalah
Serabut-serabut halus neuron bermyelin, yang
merupakan pembuka pintu berasal dari lamina 7 dan
gerbang ke action system 8 dengan jalur polymodal
sehingga pengiriman tanpa pemisahan yang
impuls nyeri ke otak jelas antara rangsang
dipelancar. Membuka dan nyeri dan rangsang bukan
menutup ger-bang, bukan nyeri. Traktus
saja dipengruhi oleh dua spinothalamikus berakhir
macam serabut tesebut di di thalamus. Thalamus
atas, tetapi dari pusat berfungsi sebagai stasiun
kontrol dari pusat pun relai untuk informasi
sensorik. Neuron-neuron
mempengaruhi. Impuls
di thalamus menerima
rasa nyeri masuk melalui
input dari beberapa area di
saraf perifer ke pusat
perifer untuk diteruskan ke
collumna posterior dan
korteks serebri. Pelepasan
sistem proyeksi dor-
endorfin dan enkefalin
solateral sebagai pacu
dapat mengurangi rasa
kontrol sentral mengum-
nyeri pada tingkat ini
pulkan informasi, sifat dan
karena efek analgesiknya.
letak rasa nyeri, mengirim
kethalamus sebagai
pusatnya, kemu-dian Level Sentral
melalui desending afferent Transmisi dan
fiber mengirim ke gerbang penerimaan nyeri pada
yang akan membuka dan susunan saraf pusat
menutup gerbang. Sel-sel mempunyai 3 komponen,
di kornu posterior bertugas yaitu motorik, sensorik dan
memproses informasi yang transactional. Dari sini
diterima yang diawali oleh impuls di turunkan ke
stimulus nyeri. Sel-sel ini diencephalon, thala-mus
juga dapat berfungsi terus menuju korteks.
sebagai alat dalam Penurunan nyeri di level
ini dapat juga disebabkan
mekanisme inhibisi dan
oleh adanya sugesti
fasilitasi nyeri dari pusat
pasien terhadap tindakan
kontrol. Impuls nyeri pada
terapi.
tingkat ini dapat dikurangi
dengan adanya pelepasan
enkefalin dan terjadinya
inhibisi pelepasan “P”
substance, dimana “P”
substance ini dapat
meningkatkan sensitifitas
ujung-ujung serabut saraf.

Level Supraspinal
Di tingkat ini yaitu
pada traktus spino-
thalamikus sangat penting
untuk transmisi baik
rangsang nyeri maupun
menimbulkan iritasi pada
Mekanisme Timbulnya seg-men yang lain.
Nyeri pada Cervical Spasme atau ketegangan
headache akan mengganggu
sirkulasi darah yang
Karena adanya
melalui arteri vertebro
ketegangan/spasme otot-
basiler ke kepala sehingga
otot paracervical akan
terjadi hypoksia dan
mendekatkan ruang discus
menimbulkan nyeri kepala.
intervertebralis sehinga
menim-bulkan iritasi pada
sendi headache C0-C1,C1- Micro Wave Diathermy
C2,C2-C3 dan terjadi iritasi (MWD)
saraf yang akan Micro Wave
menimbulkan nyeri, Diathermy merupakan
spasme, tigh kontraktur, suatu pengobatan
iskemik pada trigger point. menggunakan stressor
Dimana saraf yang keluar fisis berupa energi
menuju ke otot-otot elektromagnetik yang
paracervical men-jadi dihasilkan oleh arus bolak-
terhambat, sehingga balik frekuensi 2450 MHz
menimbulkan nyeri kepala. de-ngan panjang
Berikut ini beberapa hal gelombang 12,25 cm.
yang dapat menimbulkan
cervical headache, spasme Produksi dan
menambah tekanan Penerapan
intradiskal sehingga pada Prinsip produksi
discus dan facet terjadi gelombang mikro pada
iritasi. Tekanan facet pada dasarnya sama dengan
kasus cervical headache arus listrik bolak-balik
akan menim-bulkan nyeri frekuensi tinggi yang lain,
pada tulang subchondral. hanya untuk memperoleh
Spasme menimbulkan frekuensi yang lebih tinggi
iskemik, nyeri spasme lagi diperlukan suatu
menye-babkan inactiv dan tabung khusus yang
akibat lebih lanjut akan disebut magnetron.
menumpuk jaringan ikat Magnetron ini memerlukan
collagen, fibrous sehingga waktu untuk pemanasan,
menimbulkan taut band sehingga output belum
dan nyeri pada daerah diperoleh segera setelah
trigger. Adanya spasme mesin dioperasikan. Untuk
menim-bulkan immobilisasi itu mesin dilengkapi
pada suatu segmen cer- dengan tombol
vical sehingga apabila pemanasan agar mesin
melakukan aktivitas atau tetap dalam posisi dosis
gerakan cervical nol antara pengobatan
satu dengan yang
8 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No.
1, April 2007
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
elektro-magnetik yang
berikutnya. Arus dari mesin dipancarkan berbentuk
mengalir ke elek-troda sirkuler dan paling padat di
melalui co-axial cable, daerah tepi. Pada bentuk
yaitu suatu kabel yang segiempat medan
terdiri dari serangkaian elektromagnetik yang
kawat di tengah yang dipan-carkan berbentuk
diselubungi oleh selubung oval dan paling padat di
logam yang dikelilingi daerah tengah. Pada
suatu benda isolator. pasien dengan cervical
Kawat dan selubung logam headache, menggunakan
tadi berjalan sejajar dan emitter yang berben-tuk
membentuk sebagai kabel bulat sedang.
output dan kabel bolak-
balik dari mesin. Efek Fisiologis
Konstruksi kabel sema- Perubahan
cam ini diperlukan untuk temperatur menyebabkan
arus frekuensi yang sangat reaksi lokal jaringan yang
tinggi dan panjangnya dapat meningkatkan
tertentu untuk suatu metabolisme sel-sel lokal
frekuensi tertentu pula. ± 13 % tiap kenaikan
Co-axial cable ini temperatur 1° C, juga
menghantarkan arus listrik dapat meningkatkan
ke sebuah area dimana vasomotion sphincter
gelombang mikro sehingga timbul. Ho-
dipancarkan. Area ini meostatik lokal dan
dipasang suatu reflektor akhirnya terjadi
yang dibungkus dengan vasodilatasi lokal. Reaksi
bahan yang dapat general, mungkin dapat
meneruskan gelom-bang terjadi kenaikan
elektromagnetik. temperatur, tetapi perlu
Konstruksi ini dimaksud- dipertim-bangkan karena
kan untuk mengarahkan penetrasinya dangkal ± 3
gelombang ke jaringan cm dan aplikasinya lokal.
tubuh yang disebut emitter, Consensual efek menye-
director atau apli-cator babkan timbulnya respon
atau sebagai elektrode. panas pada sisi
kontralateral dari segmen
Penerapan pada yang sama. Dengan
Jaringan
Emitter yang sering
juga disebut elek-trode
atau magnetode terdiri dari
serial, reflektor, dan
pembungkus. Emitter ini
ber-macam-macam bentuk
dan ukurannya serta sifat
energi elektromagnetik
yang dipancarkan. Antara
emitter dan kulit di dalam
teknik aplikasi terdapat
jarak berupa udara. Pada
emitter yang berbentuk
bulat sedang maka edan
Dengan peningkatan
penerapan Micro Wave elastisitas jaringan lemak,
Diathermy, penetrasi dan maka dapat mengurangi
perubahan temperatur proses kontraktur jaringan.
lebih terkonsentrasi pada Ini dimaksudkan sebagai
jaringan otot, sebab persiapan sebelum
jaringan otot lebih banyak pemberian latihan. Apabila
mengandung cairan dan elastisitas dan treshold
darah. jaringan saraf semakin
Pada jaringan ikat membaik, maka
dapat meningkatkan conduktivitas jaringan saraf
elastisitas jaringan ikat akan mem-baik pula.
lebih baik seperti jaringan Proses ini melalui efek
collagen kulit, otot, tendon, fisiologis.
ligamen dan kapsul sendi
akibat menurunnya Indikasi
viskositas matriks jaringan Kondisi inflamasi
tanpa menambah panjang subakut dan kronik.
matriks, tetapi terbatas Spasme otot, jaringan
pada jaringan ikat yang colagen. Kelainan tu-lang,
letak kedalamannya ± 3 sendi, otot. Kelainan saraf
cm. perifer (neu-ritis)
Pada jaringan otot
dapat meningkatkan Kontra Indikasi
elastisitas jaringan otot dan Pemakaian Implant
menurunkan tonus melalui pacemaker. Metal di dalam
normalisasi nocicencorik. jaringan dan permukaan
Sedangkan pada jaringan jaringan. Gangguan
saraf dapat meningkatkan sensasi panas.
elastisitas pembungkus Perdarahan. Malig-nant
jaringan saraf, mening- tumor. Trombosis vena.
katkan konduktivitas serta Pasien dengan gangguan
ambang rangsang saraf. kontrol gerakan atau tidak
bisa bekerja sama.
Efek Terapeutik
Meningkatkan Mekanisme
proses perbaikan atau pengurangan nyeri
reparasi jaringan secara cervi-cal headache
fisiologis. Menurunkan nyeri, dengan MWD
normalisasi tonus otot Seperti yang telah
melalui efek sedatif, serta disebutkan sebe-lumnya
perbaikan metabolisme. bahwa salah satu Efek
terapeutik yang
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache

dihasilkan dari MWD dapat diterapkan pada energi listrik ke dalam suatu jaringan pada
cervical headache, karena efek sedatifnya tiap-tiap fase dari pulsa disebut muatan pulsa.
dapat mengurangi nyeri melalui stimulasi Dengan kata lain muatan pulsa ditentukan oleh
sekunder pada saraf afferent. Namun selain itu intensitas arus dan durasi pulsa. Muatan pulsa
efek sekunder dari serabut saraf afferent dapat akan menimbulkan reaksi elektrokimia pada
mempengaruhi ujung serabut saraf pada jaringan di bawah elektroda. Durasi arusnya
spindle otot dan tendon golgi, yang akan sekitar 10 sampai 400 . Sedangkan frekuen-
mempengaruhi inhibisi terhadap motor neuron sinya berkisar antara 2 sampai 200 Hz.
sehingga akan mengurangi spasme (ketega- Voltasinya juga beragam, hanya saja dibatasi
ngan) pada otot. Dengan berkurangnya spasme pada amplitudo yang rendah, dengan nilai
otot tersebut diharapkan otot dapat berfungsi maksimum 50 dan 100 mA. TENS dapat
kembali. Efek lain adalah meningkatkan meta- merangsang pelepasan endorphine–dependent
bolisme sehingga dapat menurunkan nyeri sistem dan serotonin–dependent sistem oleh
akibat iskemia jaringan. tubuh. Pelepasan endorphine dependent sis-
tem dirangsang oleh TENS frekuensi rendah
Transcutaneus Electrical Nerve Stimu- dengan merangsang reseptor sensorik. Impuls
lation rangsang selanjutnya melakukan:
TENS merupakan suatu cara penggu-
naan energi listrik guna merangsang sistem Level Spinal
saraf melalui permukaan kulit dan terbukti Perangsangan substansia grisea perial-
efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri. kuaduktus menghasilkan enkefalin yang selan-
TENS mampu mengaktivasi baik saraf berdia- jutnya akan mengaktifkan nucleus raphe dan
meter besar maupun kecil yang akan me- nucleus retikular magnoseluler. Dari kedua
nyampaikan berbagai informasi sensoris ke nucleus itu dikirimkan impuls penghambat
saraf pusat. Efektifitas TENS dapat diterangkan nyeri ke medulla spinalis melalui jaras kaudal–
lewat teori gerbang kontrol. Pada TENS retikuler. Jaras kaudal–retikuler yang berasal
mempunyai bentuk pulsa monophasic, biphasic dari nucleus raphe adalah serabut sirotinergik,
dan polyphasic. Monophasic mempunyai bentuk sedang yang berasal dari nucleus retikuler
gelombang retranguler, trianguler dan gelom- magnoseluler adalah serabut norepinefnergik.
bang separuh sinus searah. Pada biphasic Di medula spinalis kedua jenis serabut saraf
bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris dan tersebut bersinaps dengan serabut enkefali-
sinusoidal biphasic. Sedangkan pada pola nergik yang juga melakukan penghambatan
polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan presinaptik melalui penghambatan pelepasan
bentuk interferensi atau campuran. Pulsa substansi “P” oleh serabut saraf halus tak
monophasic selalu mengakibatkan pengum- bermyelin. Jalur pertama ini disebut juga TENS
pulan muatan listrik pulsa dalam jaringan efferent pathway.
sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam
jaringan yang ditandai dangan rasa panas dan Level Supraspinal
nyeri apabila penggunaan intensitas dan durasi Perangsangan hipothalamus menghasil-
terlalu tinggi. kan endorphine yang berkaitan dengan
reseptor opiat di substansia grisea perialkua-
Modifikasi Intensitas duktus, nucleus accumbens, amiglada, hube-
Intensitas sangat berpengaruh di dalam nula, termasuk nucleus arcuatus hipothalami
menentukan besarnya muatan arus listrik da- yang dikenal sebagai meso–zombic loop of
lam pulsa dan puncak arus listrik yang akan analgesic sehingga terjadi central pain relief.
berhubungan langsung dengan penetrasi dalam Perangsangan hipothalamus juga menghasil-
jaringan, semakin tinggi puncak arus listrik kan releasing factor yang akan merangsang
akan semakin dalam penetrasinya selama daya pelepasan endorphine dari hipofisis dan ACTH.
hantar listrik pada jaringan. Intensitas pulsa Endorphine dan hipofisis ini dilepaskan oleh
yang memadai durasi pulsa akan memberikan sirkulasi sistemik dan kembali ke otak serta
10 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April 2007
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
optimal dalam
medula spinalis setelah hubungannya dengan
menembus blood–brain jaringan penyebab nyeri.
barrier untuk selanjutnya Penempatan elektroda
berikatan dengan reseptor pada leher setinggi C2-C3
opiat disusunan saraf sisi kanan dan kiri dan
pusat ACTH akan pada bahu sisi kanan dan
merangsang pelepasan kiri. Dermatom, dasar
kortisol untuk me-nekan pemikiran dari metode ini
reaksi inflamasi. Jalur ialah daerah kulit tertutup
kedua ini disebut juga akan mempunyai
TENS afferent pathway. persyaratan yang sama
Efek lain TENS adalah dengan struktur/jaringan
meningkatkan aliran darah yang tepat dibawahnya.
kutaneus. Terjadinya Paracervical, dengan
vasodilatasi kutaneus pada menggu-nakan 4 pad yang
area aplikasi dengan diletakkan pada leher sisi
intensitas yang kuat. Hal kanan dan kiri dan pada
ini akan menstimulasi saraf upper trapezius kanan dan
sensoris yang menye- kiri.
babkan aktivasi
vasodilatasi arteriole dan Indikasi TENS
kemu-dian terjadi Kondisi nyeri baik
pelepasan histamin. yang besifat akut
atau
Penempatan Elektroda kronik.
Penempatan
elektroda tidak terbatas Kontraindikasi TENS
pada daerah sekitar nyeri Penderita penyakit
saja. Untuk menen-tukan jantung dengan ter-pasang
letak dan metode pacemakers. Pemakaian
penempatan elektroda pada daerah karotis sinus,
TENS harus memahami otot laring atau pharing,
anatomi, prinsip fisiologi area sensitif pada mata,
dan kondisi yang dan membran mukosa.
bersangkutan. Pe-ngertian
dasar tentang pola nyeri,
sindroma dan berbagai
jaringan yang bisa sebagai
sum-ber nyeri merupakan
suatu hal yang sangat
penting untuk dipahami
dalam kaitannya de-ngan
penempatan elektroda.
Metode penem-patan
elektroda sebagai berikut,
di sekitar lokasi nyeri. Cara
ini paling mudah dan
paling sering digunakan,
sebab metode ini dapat
langsung diterapkan pada
daerah nyeri tanpa
memperhatikan karakter
dan letak yang paling
spasme otot, peningkatan
Pada kondisi kehamilan jarak vertebra yang cukup
dan saat akan mela-hirkan. besar,

Traksi Leher Manual Mekanisme penurunan


Traksi leher manual nyeri oleh traksi leher
adalah suatu meto-de manual
pengobatan yang Mekanis
dilakukan dengan mem- Movement pada
berikan suatu force secara area yang dilakukan traksi
manual dengan tarikan akan meningkatkan
tegak lurus dari mangkok sirkulasi dan dapat
sendi yang dikombinasikan membantu mengurangi
dengan gerakan stenosis dari sirkulasi,
fungsional, seperti fleksi, sehingga akan mengurangi
lateral fleksi dan rotasi. tekanan pada dura,
pembuluh darah, akar saraf
Efek traksi spinal pada foramen
Elongation mekanis intervertebralis. Perbaikan
pada struktur spine. sirkulasi juga dapat
Stretching otot-otot spinal. mengurangi iritasi kimia dan
Meningkat-kan tonus nyeri kepala.
ligamen dan capsul facets Penambahan jarak
joint. Melebarkan foramen vertebra akan me-
intervertebralis. Menguat- ningkatkan ukuran
kan kurva spinalis. foramen intervertebralis
Menggeser facet joint. yang akan mengurangi
Mengembalikan nucleus tekanan intradiskal pada
discus pada bentuk awal. akar saraf diskus dan
Mobilisasi facet joint. facet.
Mobilisasi akan Tension pada
berpengaruh tergantung capsul facet atau distraksi
dari posisi dan jenis force pada permukaan facet
yang diberikan, yaitu dapat mele-paskan
sliding atau trans-lasi meniscoid dari entrapment
permukaan facet joint, atau ex-trapment sehingga
distraksi atau iritasi pada facet
melonggarkan permukaan berkurang atau hilang.
facet. Kompressi atau Stretching mekanis
aproksimasi permukaan pada jaringan yang
facet. Relaksasi otot, efek mengalami spasme dan
yang dapat terjadi akibat memendek dapat
rileksasi adalah meningkatkan mobilitas
berkurangnya nyeri akibat segment, sehingga
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
perlakuan dua diberi
mengurangi tout band dan intervensi MWD, TENS dan
nyeri pada daerah trigger Traksi Leher Manual.
yang berasal dari jaringan Penelitian dilakukan dengan
ikat yang mengalami melihat perbedaan
spasme dan memendek, pengaruh pengurangan
dan berku-rang intensitas nyeri kepala
mobilitasnya. karena cervical headache.
Nilai intensitas nyeri diukur
Neurofisiologis dan dievaluasi
Stimulasi menggunakan Verbal
mekanoreceptor dapat Rating Scale (VRS). Hasil
mem-bloking transmisi dari nilai pengukuran inten-
stimulus nociceptor pada sitas nyeri akan dianalisa
spi-nal cord atau batang antara kelompok perlakuan
otak. Inhibisi refleks otot I dan kelompok perlakuan II.
yang meningkat akan Dari hasil
mengurangi rasa tidak pemeriksaan pada pasien
nyaman akibat otot yang yang positif mengalami
contractur. nyeri kepala dan diminta
persetujuan untuk menjadi
Jenis aplikasi sampel dalam penelitian
Melalui pengaturan ini. Jumlah sampel secara
posisi dan pegangan keseluruhan 20 orang,
tangan, terapis dapat yang kemudian dibagi
memberikan force pada tiap dalam 2 kelompok yaitu
segment yang diinginkan. kelompok perlakuan I dan
Melalui penga-turan posisi kelompok perlakuan II
dapat dilakukan pada posisi yang masing-masing
duduk atau tidur terlentang, berjumlah 10 orang.
force dapat diberikan pada
segmen yang diinginkan.
Namun pada pasien cervical
headache traksi leer manual
dilakukan pada posisi tidur
terlentang.

Metode Penelitian
Dalam melakukan
penelitian ini bersifat Quasi
eksperimental untuk
mempelajari per-bedaan
pengaruh intervensi MWD
dan TENS dengan MWD,
TENS dan Traksi Leher
Manual dalam mengurangi
intensitas nyeri kepala aki-
bat cervical headache.
Penelitian ini dibagi menjadi
dua kelompok yaitu
kelompok perla-kuan satu
diberi intervensi MWD dan
TENS dan kelompok
dilakukan evaluasi
Setelah dilakukan kembali dengan melihat
pengelompokan sam-pel, hasil pengukuran nyeri
selanjutnya dilakukan hal- dengan menggunakan
hal sebagai berikut : VRS. Penguku-ran ini
a. Kelompok Perlakuan I dilakukan dan dicatat
Pada kelompok hasilnya pada setiap
perlakuan I pasien perlakuan yang
dengan cervical diberikan.
headache, sebelum
diberi perla-kuan, Hasil
dilakukan pengukuran Dalam melakukan
nyeri dengan penelitian, sampel yang
menggunakan VRS. digunakan adalah pasien
Kemudian diberikan Cervical Headache yang
intervensi MWD dan berkunjung ke Instalasi
TENS selama 6 kali Fisioterapi di RSAL. Dr.
dengan frekuensi 1 kali Mintohardjo, Jakarta.
sehari. Selanjutnya Sampel diperoleh melalui
dilakukan evaluasi Asuhan Fisioterapi pada
kembali dengan pasien yang positif
melihat hasil mengalami nyeri kepala
pengukuran nyeri karena ketegangan dari
dengan menggu-nakan otot-otot kepala dan leher
VRS. Pengukuran ini yang telah dikelompokkan
dilakukan dan dicatat menjadi dua yaitu
hasilnya pada setiap kelompok perlakuan I
perlakuan yang diberi intervensi MWD dan
diberikan. TENS dan kelompok
b. Kelompok Perlakuan II perlakuan II diberi
Pada kelompok intervensi MWD, TENS
perlakukan II dengan dan Traksi Leher Manual
sampel pasien cervical dilakukan identifikasi data
headache sebelum menurut jenis kelamin dan
diberi perlakuan, usia.
dilakukan pengukuran Berdasarkan tabel
nyeri dengan MWD dan 1 pada kelompok
TENS Pasien dengan perlakuan I sampel laki-
nyeri kepala laki 3 orang (15%) dan
Pengurangan Nyeri sampel perempuan
menggunakan VRS. berjumlah 7 orang (35%)
Kemudian diberi dengan jumlah seluruhnya
intervensi MWD, TENS 10 orang (50%). Pada
dan Traksi Leher kelompok perlakuan II
Manual selama 6 kali sampel laki-laki 4 orang
dengan frekuensi 1 kali (20%) dan sampel
sehari. Selanjutnya perempuan

12 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No.


1, April 2007
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache

berjumlah 6 orang (30%) kelompok perlakuan II


dengan jumlah seluruhnya berjumlah 20 orang
10 orang (50%). Sehingga (100%).
jumlah sampel dalam
kelompok perlakuan I dan

Tabel 1
Distribusi sampel menurut jenis
kelamin
Kelompok perlakuan I Kelompok perlakuan II
Jenis kelamin n % n % n
Laki- laki 3 15% 4 20% 7
Perempuan 7 35% 6 30% 13
Jumlah 10 50% 10 50% 20
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 2
Distribusi sampel menurut usia
Kelompok perlakuan I Kelompok perlakuan II To
Usia (th) n % n % n
20 – 22 4 20% 4 20% 8
23 – 25 2 10% 1 5% 3
26 – 28 1 5% 2 10% 3
29 – 31 1 5% 1 5% 2
32 – 34 1 5% 1 5% 2
35 – 37 1 5% 1 5% 2
Jumlah 10 50% 10 50% 20
Sumber : Hasil Pengolahan Data
berjumlah 1 orang (5%),
Berdasarkan tabel 2 pada dan usia 35 – 37th
kelompok perlakuan I berjumlah 1 orang (5%),
sampel usia 20-22th dengan jumlah seluruh
berjumlah 4 orang (20%), sampel pada kelompok
usia 23-25th berjumlah 2 perlakuan II adalah 10
orang (10%), usia 26-28th orang (50%). Sehingga
berjumlah 1 orang (5%), jumlah seluruh sampel
usia 29 – 31th berjumlah 1 perlakuan I dan kelompok
orang (5%), usia 32-34th perlakuan II adalah 20
berjumlah 1 orang (5%), orang (100%).
dan usia 35 – 37th
berjumlah 1 orang (5%),
dengan jumlah seluruh
sampel pada kelompok
perlakuan I adalah 10
orang (50%). Pada
kelompok perlakuan II
sampel usia 20-22th
berjumlah 4 orang (20%),
usia 23-25th berjumlah 1
orang (5%), usia 26-28th
berjumlah 2 orang (10%),
usia 29-31th berjumlah 1
orang (5%), usia 32-34th
2 4 2
Tabel 3 3 4 3
Nilai pengukuran 4 4 3
VRS pada kelompok 5 4 2
perlakuan I sebelum dan 6 4 3
sesudah intervensi 7 3 2
Kelomp 8 4 2
ok 9 4 3
perlaku 10 4 3
an I Mean 3,80 2,50
Sampel SD 0,42 0,52
Sebelum Sumber : Hasil
intervensi Pengolahan Data
1 3

Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April


Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache

Berdasarkan tabel 3 data yang terkumpul dari Tabel 5


nilai pengukuran VRS pada kelompok perlakuan Nilai pengukuran VRS pada kelompok
I diketahui mean sebelum intervensi 3,80 perlakuan I dan kelompok perlakuan II
dengan nilai SD 0,42 berarti nilai penyim- sebelum intervensi
pangan maksimal rata-rata 4,00 dan nilai pe- Kelompok Kelompok
nyimpangan minimal rata-rata 3,00, sedangkan Sampel perlakuan I perlakuan II
nilai mean sesudah intervensi meningkat Sebelum Sebelum
menjadi 2,50 dengan nilai SD 0,52 yang berarti intervensi intervensi
nilai penyimpangan maksimal rata-rata 3,00 1 3 4
dan nilai penyimpangan minimal ratarata 2,00. 2 4 4
Tabel 4 3 4 4
Nilai pengukuran VRS pada kelompok perlakuan 4 4 4
II sebelum dan sesudah intervensi 5 4 3
Kelompok perlakuan II 6 4 3
Sampel Sebelum Sesudah 7 3 4
intervensi intervensi 8 4 4
1 4 1 9 4 4
2 4 1 10 4 4
3 4 0 Mean 3,80 3,80
4 4 1 SD 0,42 0,42
5 3 1 Sumber : Hasil Pengolahan Data
6 3 0
7 4 0
8 4 0 Berdasarkan tabel 5 hasil penghitungan uji
9 4 1 homogenitas pada kedua kelompok didapatkan
10 4 1 hasil uji statistik dengan uji Mann-Whitney
Mean 3,80 0,60 pada kedua kelompok yaitu nilai Asymp sig (2-
SD 0,42 0,52 tailed) 1,000 (P> nilai 0,05), yang berarti
Sumber: Hasil Pengolahan Data pada awal penelitian antara kelompok
perlakuan I dengan kelompok perlakuan II ti-
Berdasarkan tabel 4 data yang ter- dak terdapat perbedaan yang bermakna.
kumpul dari nilai pengukuran VRS pada kelom-
pok perlakuan II diketahui mean sebelum Uji Hipotesis
intervensi 3,80 dengan nilai SD 0,42 berarti Setelah dilakukan intervensi selama 6
nilai penyimpangan maksimal rata-rata 4,00 kali terhadap kelompok perlakuan I dan
dan nilai penyimpangan minimal rata-rata 3,00, kelompok perlakuan II maka selanjutnya pene-
sedangkan nilai mean sesudah intervensi me- liti melihat signifikasi 2 sampel yang berhu-
ningkat menjadi 0,60 dengan nilai SD 0,52 bungan yaitu nilai pengukuran VRS sebelum
yang berarti nilai penyimpangan maksimal rata- dan sesudah intervensi pada kelompok
rata 1,00 dan nilai penyimpangan minimal perlakuan I dan kelompok perlakuan II serta
ratarata 0,00. signifikasi 2 sampel yang tidak berhubungan
Untuk mengetahui apakah pada awal yaitu nilai pengukuran VRS sesudah intervensi
penelitian antara kelompok perlakuan I dan antara kelompok perlakuan I dan kelompok
kelompok perlakuan II berawal dari suatu perlakuan II dengan menggunakan uji statistik
kondisi yang sama diantara seluruh sampel, yaitu:
maka peneliti mengadakan uji homogenitas a. Uji signifikasi hipotesis dua sampel yang
antara kelompok perlakuan I dan kelompok saling berhubungan pada kelompok
perlakuan II dengan uji Mann-Whitney. perlakuan I dengan uji Wilcoxon.

14 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April 2007


Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
pada kelompok perlakuan
b. Uji signifikasi hipotesis tersebut.
dua sampel yang
saling berhubungan
pada kelompok perla-
kuan II dengan uji
Wilcoxon.
c. Uji beda dua kelompok
yang tidak berhu-
bungan antara
kelompok perlakuan I
dengan kelompok
perlakuan II dengan uji
Mann-Whitney.

Berdasarkan tabel
6 maka didapatkan uji
Wilcoxon dengan nilai
Asym sig (2-tailed)
0,004 (P< nilai 0,05)
berarti signifikan, hal ini
menunjukkan kelompok
perlakuan I sesudah
intervensi mengalami
perubahan yang berma-
kna dibandingkan
kelompok perlakuan I
sebe-lum intervensi.
Berarti Ho ditolak atau Ha
diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang
bermakna antara sebelum
dan sesudah intervensi
pada kelompok perlakuan
tersebut.
Berdasarkan tabel
7 maka didapatkan uji
Wilcoxon dengan nilai
Asym sig (2-tailed)
0,004 (P< nilai 0,05)
berarti signifikan, hal ini
menunjukkan kelompok
perlakuan II sesudah
intervensi mengalami
perubahan yang ber-
makna dibandingkan
kelompok perlakuan II
sebelum intervensi. Berarti
Ho ditolak atau Ha
diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang
bermakna antara sebelum
dan sesudah intervensi
Berdasarkan hasil uji
Berdasarkan tabel statistik diatas, maka pada
8 dengan menggu-nakan akhir penelitian dapat
uji Mann-Whitney didapat disimpulkan:
deskriptif statistik dengan a. Penurunan nyeri
nilai mean untuk nilai kepala dengan
selisih kedua kelompok intervensi MWD dan
perlakuan I dengan nilai TENS. Nilai Wilcoxon
mean sebesar 1,30 dan = Asym sig (2-tailed)
nilai SD sebesar 0,48 dan 0,004, yang berarti
signifikan.
kelompok perlakuan II
dengan nilai mean sebesar b. Penurunan nyeri
3,20 dan nilai SD sebesar kepala dengan
0,63 didapat nilai Asym sig intervensi MWD,
(2-tailed) 0,000 (P<nilai TENS, dan Traksi
Leher Manual. Nilai
0,05) ini berarti sangat
Wilcoxon = Asym sig
signifikan. Hal ini berarti (2-tailed) 0,004, yang
Ho ditolak atau Ha berarti signifikan.
diterima. Berdasarkan hal
c. Penurunan nyeri
tersebut dapat disimpulkan
kepala dengan
bahwa terdapat perbedaan
intervensi MWD dan
nilai penurunan nyeri TENS dengan intervesi
kepala pada kelompok MWD, TENS, dan
perlakuan I yang diberi Traksi Leher Manual.
intervensi MWD dan TENS Nilai
dengan kelompok Mann-Whitney = Asym
perlakuan II yang diberi sig (2-tailed) 0,000,
intervensi MWD, TENS yang berarti sangat
dan Traksi Leher Manual. signifikan.

Tabel 6
Nilai pengukuran VRS sebelum dan sesudah
intervensi pada kelompok perlakuan I
Kelompok perlakuan I
Sampel Sebelum intervensi Sesudah intervensi P
1 3 2
2 4 2
3 4 3
4 4 3
5 4 2
6 4 3
7 3 2
8 4 2
9 4 3
10 4 3
Mean 3,80 2,50
SD 0,42 0,52
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April 2007


Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache

Tabel 7
Nilai pengukuran VRS sebelum dan sesudah intervensi pada
kelompok perlakuan II
Kelompok perlakuan II
Sampel Sebelum intervensi Sesudah intervensi Penurunan
1 4 1 3
2 4 1 3
3 4 0 4
4 4 1 3
5 3 1 2
6 3 0 3
7 4 0 4
8 4 0 4
9 4 1 3
10 4 1 3

Mean 3,80 0,60 3,20


SD 0,42 0,52 0,63
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Tabel 8
Nilai selisih penurunan nyeri kepala antara kelompok perlakuan I dan
kelompok perlakuan II
Nilai selisih penurunan Nilai selisih penurunan
nyeri kepala kelompok nyeri kepala kelompok
perlakuan I perlakuan II
1 3
2 3
1 4
1 3
2 2
1 3
1 4
2 4
1 3
1 3
1,30 3,20
0,48 0,63
Sumber: Hasil Pengolahan Data
yang bermakna antara kedua
Sehingga berdasarkan data kelompok tersebut.
tersebut dike-tahui bahwa terdapat
penurunan nyeri kepala yang
bermakna antara sebelum dan
sesudah intervensi baik pada
kelompok perlakuan I dan pada
kelompok perlakuan II. pada uji beda
antara kelompok perlakuan I dan
kelompok perlakuan II juga terdapat
perbedaan penurunan nyeri kepala
area cervical yang sering terkena
Pembahasan adalah C0-C1,C1-C2,C2-C3. Serangan
Cervical Headache merupakan Cervical Headache nyeri yang
nyeri kepala yang timbul akibat dirasakan terutama daerah depan dan
malpositioning dengan bentuk postur belakang kepala, rasa nyeri tidak
yang buruk sebagai hasil dari beban berdenyut, kepala seperti diikat.
kerja, stress atau kelelahan, dimana Cervical
16 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April 2007
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
(MWD), dan Transcutaneus
Headache terjadi tanpa Electrical Nerve Stimulasi
memandang usia dan jenis (TENS) dengan Micro
kelamin, meskipun ada Wave Diatermi (MWD),
kecenderungan lebih Transcutaneus Electrical
banyak terjadi pada wanita. Nerve Stimulasi (TENS)
Karena adanya dan Traksi Leher Manual
ketegangan/spasme otot- terhadap penurunan nyeri
otot paracer-vical akan kepala pada Cervical
mendekatkan ruang discus Headache. Dalam
interver-tebralis sehinga penelitian ini sampel dibagi
menimbulkan iritasi discus menjadi dua kelompok yaitu
dan facet pada sendi kelompok perlakuan I di beri
headache C0-C1,C1-C2,C2- intervensi MWD dan TENS,
C3 dan terjadi iritasi saraf dengan kelompok
yang akan menimbulkan perlakuan II diberi intervensi
nyeri, spasme, tigh MWD, TENS dan Traksi
kontraktur, iskemik pada Leher Manual. Hasil yang
trigger point dan spasme didapat dari penelitian ini
atau ketegangan adalah terdapat perbedaan
mengganggu sirkulasi darah penurunan nyeri kepala
yang melalui arteri vertebro antara kelompok perlakuan
basiler ke kepala sehingga I jumlah sampel 10 orang
terjadi hypoksia dan yang diberi intervensi MWD
menimbulkan nyeri kepala. dan TENS dengan
Dimana saraf yang keluar kelompok perlakuan II
menuju ke otot-otot jumlah sampel 10 orang
paracervical menjadi yang diberi intervensi MWD,
terhambat, sehingga TENS dan Traksi Leher
menimbulkan nyeri kepala. Manual. Hasil uji wilcoxon
Nyeri yang timbul akibat dari pada kelompok perlakuan I
cervical headache dengan pemberian
menyebabkan aktivasi intervensi MWD dan TENS
serabut saraf sensoris tipe terjadi penurunan nyeri
A-delta dan tipe C yang ada kepala pada akhir
disekitar ligamentum longi- intervensi. Pada saat awal
tudinal posterior, kemudian intervensi nilai VRS pada
impuls nyeri berjalan keatas kelompok perlakuan I
melalui traktus dengan mean 3,80
spinothalamikus lateral ke (SD=0,42) pada akhir
nukleus posteromedial penelitian terjadi
ventral dan posterolateral
dari thalamus. Dari sini
impuls diteruskan ke girus
postsentral dari korteks
serebri dan terjadi
pelepasan zat “P” yang
menyebabkan timbulnya
nyeri.

Pada penelitian ini


peneliti membedakan beda
pengaruh intervensi Micro
Wave Diatermi
lateral fleksi dan rotasi
penurunan nyeri kepala dengan salah satu efek
dengan nilai mean 2,50 yang dihasilkan yaitu
(SD=0,52) dengan nilai stretching terhadap otot-
Asymp sig (2 tailed) 0,004 otot paracer-vical,
yang berarti terjadi melebarkan foramen
perubahan yang signifikan. intervertebral sehingga
Hal ini disebabkan oleh iritasi C0-C1,C1-C2,C2
adanya efek teraupetik dari -C3 dapat berkurang,
MWD yaitu vasodilatasi terjadi pelepasan
pembuluh darah, perlekatan pada trigger
perbaikan sirkulasi, point dan terjadi pula
metabo-lisme dan efek dari relaksasi otot-otot
TENS yang dapat merang- sehingga spasme dan
sang pelepasan nyeri kepala berkurang.
endorphine-dependent Berdasarkan hal itu
sistem dan serotonin- dapat ditarik kesimpulan
dependent sistem oleh bahwa akan terjadi
tubuh yang dilanjutkan perbedaan nilai
dengan penghambatan pengurangan nyeri kepala
pele-pasan substansi “P” antara kelompok
sehingga keluhan nyeri perlakuan I yang diberi
dan spasme otot intervensi MWD dan TENS
berkurang. Sedangkan dengan kelompok II yang
hasil uji wilcoxon pada diberi inter-vensi MWD,
kelompok perlakuan II TENS dan Traksi Leher
dengan intervensi MWD, Manual. Perbedaan
TENS dan Traksi Leher tersebut terletak pada
Manual juga terjadi mekanisme penghilangan
penurunan nyeri kepala atau pengurangan nyeri
pada akhir intervensi. Pada kepala, dimana pada
saat awal intervensi nilai kelompok perlakuan I
VRS pada kelompok proses pengurangan nyeri
perlakuan II dengan mean didapat dari proses
3,80 (SD=0,42) pada akhir pengurangan gejala atau
penelitian terjadi kondisi yang timbul akibat
penurunan nyeri kepala adanya cervical headache.
dengan nilai mean 0,60 Sedangkan pada
(SD=0,52) dengan nilai kelompok perlakuan II
Asymp sig (2 tailed) 0,004 proses pengu-rangan nyeri
yang berarti terjadi kepala didapatkan dari
perubahan yang signifikan. hilang atau menurunnya
Hal ini disebabkan adanya tingkat keparahan
tarikan tegak lurus dari penyebab cervical
mangkok sendi yang headache, yaitu adanya
dikombinasikan dengan efek stretching pada otot-
gerakan fungsional, fleksi, otot paracervical yang

Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April


Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
yang dilakukan pada pasien
mengalami spasme atau cervical headache pada
memendek sehingga kelompok perlakuan II ada
mengurangi nyeri yang 3 pasien yang digugurkan
berasal dari jaringan yang karena pasien tersebut
memendek atau spame, sembuh setelah 1 x terapi,
melebarkan foramen 3 x terapi dan 4 x terapi
intervertebralis sehingga sedangkan penelitian belum
akan mengurangi tekanan selesai. Hasil penilaian
pada akar saraf, dan terjadi visual Rating Scale
relaksasi otot dengan sesudah terapi pada
berkurangnya nyeri kepala kelompok perlakuan II yang
akibat spasme otot. mengalami penurunan
Sehingga pada akhir sampai nilai VRS 0
penelitian dapat dilihat sebanyak 4 orang yaitu
kemaknaan dari perbedaan sampel ke 3, 6, 7, dan 8
pengaruh perlakuan I dan menun-jukkan bahwa
perlakuan II dibuktikan penggunaan traksi leher
dengan melihat uji statistik manual sangat berpengaruh
Mann-Whitney dari selisih pada penurunan nyeri
pengurangan nilai Visual kepala, hal ini dapat terjadi
Rating Scale (VRS) karena usia sampel pasien
kelompok perlakuan I dan II cervical headache 20 tahun
dengan nilai Asymp sig (2 sampai 35 tahun, pada usia
tailed) 0,000 dimana nilai P tersebut tubuh belum
< (0,000<0,05). Ini berarti mengalami penurunan
secara statistik bahwa ada fungsi secara keselu-ruhan
perbedaan yang bermakna baik dari fungsi otot, tulang,
terhadap pengurangan nyeri peredaraan darah,
kepala antara kelompok pernafasan dan sistem-
perlakuan I diberi MWD dan sistem lainnya yang terkait
TENS dengan kelompok dalam tubuh dan pasien
perlakuan II yang diberi datang ke fisioterapi dalam
MWD, TENS dan Traksi kondisi nyeri yang akut, pa-
Leher Manual. sien tersebut murni
menderita penyakit cervical
Adanya penurunan headache. Sedangkan ada
nyeri kepala setelah terapi beberapa pasien
pada kelompok perlakuan II
menunjukan bahwa traksi
leher manual merupakan
modalitas yang baik dalam
menurunkan nyeri kepala
akibat cervical headache.
Pada kelom-pok perlakuan I
yang terdiri dari 10 orang
yang diberi intervensi MWD
dan TENS didapatkan hasil
yang bermakna juga, namun
kedua intervensi tersebut
belum efektif jika diban-
dingkan dengan traksi leher
manual. Selama penelitian
menurunkan intensitas
pada kelompok perlakuan I nyeri kepala dan
yang mengalami menyembuhkan nyeri
penurunan nyeri dengan kepala akibat cervical
nilai VRS hanya 1, hal ini headache.
disebabkan karena pasien
tidak murni menderita Daftar Pustaka
penyakit cervical Chanmugam &
headache dan kondisi Wadsworth,
nyeri yang dialami pasien “Electrophysical
tersebut sudah kronis. Agents in
physiotherapy”,
Kesimpulan second edition,
1. Intervensi MWD dan McGraw Hill,
TENS memberi Singapore 1988.
pengaruh yang
bermakna terhadap Clayne R. Jensen, Gordon
penu-runan nyeri W. Schultz, “Aplied
kepala. Kinesiology The
2. Intervensi MWD, TENS Scientific Study of
dan Traksi Leher Evjenth Hamberg,
Manual memberi Muscle Stretching in
pengaruh yang lebih Manual Therapy”,
ber-makna terhadap second edition, Alfa
penurunan nyeri Rehab Forlag, Italy,
kepala. 1988.
3. Terdapat perbedaan
pengaruh penurunan Fakultas Kedokteran
nyeri kepala antara Universitas Hasanuddin,
kelompok perlakuan “Bagian Ilmu
yang diberi intervensi Penyakit Saraf”,
MWD dan TENS Ujung
dengan kelompok Pandang, 1995.
perlakuan yang diberi
intervensi MWD, TENS Gersh Roth Meryl,
dan Traksi Leher “Electrotherapy in
Manual. Rehabilitation”,
Philadelphia 1992.
Implikasi
Dengan penerapan Harsono, “Kapita Selekta
pemberian MWD, TENS Neurologi”, second
dan Traksi leher manual edition, FK UGM,
secara tepat dapat Yogyakarta, 1996.

18 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No.


1, April 2007
Perbedaan Pengaruh Intervensi MWD dan TENS dengan MWD, TENS dan Traksi Leher Manual
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Cervical Headache
Company,
Heru P. Kuntono, Philadelphia,
“Pelaksanaan 1995.
Electrotherapy pada
Low Back Pain”, Sidharta Priguna,
makalah ini “Sakit
disampaikan pada Neuromusculosceletal
TITAFI XV, dalam Praktek
Semarang, 2000. Umum”, second
edition,
Hudson Clare Maxwell, Jakarta 1984.
“Massage Therapy”,
second edition, Sidharta Priguna, ”
Canada, 1999. Neurologi Klinis
dalam Praktek
Human Performance, Umum”, Jakarta,
1999.
McGraw-Hill
Book
Company, New Sugijanto, ”Manual
York, 1977. Terapi pada
Cervical Spine”,
Kisner Carolyn and makalah ini
Colby Lynn Allen, disampaikan
“Therapheutic pada kuliah
exercise manual terapi II,
2003.
Foundation and
Techniques”, third
edition, F.A davis Suparman, ”Aplikasi
Company, Tens pada Nyeri
Philadelphia, 1996. Benigna”,
makalah ini
Low John & Ann disampaikan
Read, “Electrotherapy pada symposium
Electrotherapy,
Explained (principle
UIEU, Jakarta,
& practice)”, third
2005.
edition

Butterworth Werner Kahle,


Helmut Leonhardt,
Heinemann ”System
Melbourne 2000. Lokomotor”,
Hipokrates,
Jakarta, 1997.
Mc. Kenzie R.A, “The
cervical and
Thoracic Spine”,
Mechanikal
Diagnosis and
Therapy, new
Zealand, 1992.

Norkin Cynthia C. and


D. Joyce White,
“Measurement of
Joint Motion”, F.A
davis
Physical Therapy”,
Yulia Van Densen et.al, Philadelphia
“Assesment in company,
Occupational Therapy Philadelphia, 1997.
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 1, April 2007 19

Anda mungkin juga menyukai