Anda di halaman 1dari 26

DOSEN : H. Hamsir Ahmad SKM.,M.

Kes

MATA KULIAH : Penyehatan Udara -B

“SUMBER DAN JENIS PENCEMAR UDARA DALAM RUANG”

Oleh:

FATMAWATI RAHIM

PO.71.4.221.15.1.056

D-IV III B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI D.IV

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas
anugrah-NYA saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan “SUMBER DAN
JENIS PENCEMAR UDARA DALAM RUANG”dengan tepat waktu dan
penuh rasa tanggung jawab, mengingat ini merupakan salah satu kriteria penilaian
dosen terhadap mahasiswa khususnya dalam mata pelajaran Penyehatan Udara-B.

Adapun dalam penulisan makalah ini saya dihadapkan dengan berbagai


kesulitan dan hambatan-hambatan, namun semua itu dapat teratasi berkat adanya
bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral, maupun materil.

Oleh karena itu, ijinkan kani menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu, akhirnya saya menyadari
bahwa “tiada gading yang tak retak” begitu pula saya selaku insan manusia biasa
yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Olehnya saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan.

Makassar, 6 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................. i

Daftar isi ...........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................ 1


B. Rumusan masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 3

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Udara ........................................................................................ 4


B. Polusi Udara ............................................................................................... 4
C. Tinjauan tentang Sumber dan jenis Pencemar Udara Dalam Ruang ......... 6

BAB III . PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 22
B. Saran ......................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan


manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian
fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta
perlindungan bagi makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).
Pencemaran udara baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan dapat
menimbulkan penyakit pada manusia. Pada tahun 2012 WHO melaporkan
bahwa sekitar 7 juta kematian atau 1/8 dari jumlah kematian global
disebabkan oleh pajanan pencemaran udara. Kematian tertinggi berada di
negara-negara dengan penghasilan rendah sampai menengah yaitu pada daerah
Asia Tenggara dan Pasifik Barat dengan 3,3 juta kematian yang disebabkan
pencemaran udara di dalam ruangan dan 2,6 juta kematian yang disebabkan
pencemaran udara di luar ruangan (WHO, 2014). Polusi udara adalah masalah
lingkungan yang mempengaruhi setiap orang di negara berkembang dan
negara maju. Badan WHO memperkirakan sekitar 80% dari kematian dini
terkait polusi udara disebabkan oleh penyakit jantung iskemik dan stroke,
sementara 14% karena penyakit paru obstruktif kronik atau infeksi saluran
napas bagian bawah; dan 6% kematian karena kanker paru.

Perubahan iklim bukanlah hal baru selalu berubah- ubah. Jutaan


tahun yang lalu, sebagian wilayah dunia yang kini lebih hangat, dahulunya
merupakan wilayah yang tertutupi oleh es, dan beberapa abad terakhir ini,
suhu rata-rata telah naik turun secara musiman, sebagai akibat fluktuasi
radiasi matahari misalnya, atau akibat letusan gunung berapi secara berkala.
Namun yang baru adalah bahwa perubahan iklim yang ada saat ini dan

1
yang akan datang dapat disebabkan bukan hanya oleh peristiwa alam
melainkan lebih karena berbagai aktivitas manusia. Kemajuan pesat
pembangunan ekonomi kita memberikan dampak yang serius terhadap
iklim dunia, antara lain lewat pembakaran secara besar-besaran batu bara,
minyak dan kayu misalnya, serta pembabatan hutan. Kerusakannya
terutama terjadi melalui produksi “gas rumah kaca”, dinamakan demikian
karena gas-gas itu memiliki efek yang sama dengan atap sebuah rumah
kaca.Sebagian besar polusi udara dapat ditelusuri pada pembakaran bahan
bakar fosil. Bahan bakar fosil yang terbakar selama banyak proses, termasuk
di pembangkit listrik untuk menciptakan listrik, di pabrik-pabrik untuk
membuat mesin berjalan, pada kompor listrik dan tungku untuk pemanasan,
dan fasilitas limbah. Mungkin salah satu penggunaan terbesar dari bahan bakar
fosil dalam transportasi. Bahan bakar fosil yang digunakan dalam mobil,
kereta api, dan pesawat.

Polusi udara juga dapat disebabkan oleh pertanian, seperti peternakan


sapi dan penggunaan pupuk dan pestisida. Sumber-sumber lain dari polusi
udara meliputi produksi plastik, pendingin, dan aerosol, dalam tenaga nuklir
dan pertahanan, dari tempat pembuangan sampah dan pertambangan, dan dari
senjata biologis. Oleh karena itu sebagai seorang tenaga sanitarian harus dapat
meminimalisir pencemaran udara dengan salahsatu upaya melalui
penyegagaran udara.

A. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Udara?
b. Apa sumber dan jenis pencemar dari luar ruang?
c. Apa sumber dan jenis pencemar dari dalam ruang?
d. Apa mengetahui mikroorganisme yang berasal dari luar dan dalam ruang.?

2
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber dan jenis pencemar dari luar ruang.
2. Untuk mengetahui sumber dan jenis pencemar dari dalam ruang.
3. Untuk mengetahui mikroorganisme yang berasal dari luar dan dalam
ruang.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Udara

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan.
Kualitas dari Udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara
alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat
menyangga kehidupan. Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat
penting untuk kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya
seperti tumbuhan dan hewan. Tanpa makan dan minum kita bisa hidup untuk
beberapa hari tetapi tanpa udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit
saja (Fardiaz, 1992).

B. Polusi Udara

Polusi udara adalah masuknya zat-zat kimia, masalah partikulat atau


bahan-bahan biologis yang berbahaya atau membuat manusia atau organisme
hidup lain tidak nyaman, atau dapat juga menyebabkan kerusakan pada
lingkungan alami atau lingkungan buatan manusia ke dalam atmosfir. Polusi
udara tersebut dapat disebabkan oleh sumber-sumber alami ataupun hasil dari
kegiatan manusia.

Selain itu pencemaran udara dapat pula dikatakan sebagai perubahan


atmosfer oleh karena masuknya bahan kontaminan alami atau buatan ke dalam
atmosfer tersebut (Parker, 1980). Menurut Kumar (1987), pencemaran udara
adalah adanya bahan polutan di atmosfer yang dalam konsentrasi tertentu akan
mengganggu keseimbangan dinamik di atmosfer dan mempunyai efek pada

4
manusia dan lingkungannya. Pengertian lain dari pencemaran udara adalah
adanya bahan kontaminan di atmosfer karena ulah manusia (man made). Hal
ini untuk membedakan dengan pencemaran udara alamiah (natural air
pollution) dan pencemaran udara ditempat kerja (occupational air pollution).

Ketika orang berpikir mengenai polusi udara, biasanya mereka


memikirkan mengenai kabut asap, hujan asam, klorofuorkarbon atau CFC dan
bentuk lain dari polusi udara di luar ruangan. Tetapi tahukah Anda bahwa
polusi udara juga dapat terdapat di dalam rumah atau bangunan lain? Setiap
tahun kesehatan banyak orang dipengaruhi oleh zat-zat kimia yang terdapat
pada udara di dalam bangunan.

Banyak penelitian mengenai polusi udara yang sedang dilakukan pada


laboratorium dan universitas. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk
menemukan jalan keluar dan untuk mendidik masyarakat tentang masalah ini.
Dua tempat yang mengerjakan penelitian ini adalah Universitas California,
Berkeley dan LNBL.

Ada beberapa jenis polusi udara dan dampak dari polusi udara yang
diketahui dengan baik yang sering juga didiskusikan. Beberapa polusi udara
tersebut adalah kabut asap, hujan asam dan efek rumah kaca, serta lubang-
lubang dalam lapisan ozon. Masing-masing masalah tersebut memiliki
dampak yang serius untuk kesehatan kita dan makhluk hidup lain sebagaimana
juga sebagai lingkungan secara keseluruhan.

Salah satu jenis polusi udara adalah pelepasan partikel-partikel hasil


pembakaran bahan bakar untuk energi ke udara. Asap mesin diesel adalah
contoh yang tepat untuk masalah partikulat ini. Partikel-partikel berukuran
sangat kecil dengan ukuran sekitar 2,5 mikron atau sekitar 0,0001 inci. Polusi
udara jenis ini terkadang disebut sebagai polusi “karbon hitam”. Knalpot
pembuangan dari pembakaran bahan bakar pada mobil, perumahan dan
industry adalah sumber utama polusi udara.

5
Beberapa pihak yang berwenang percaya bahwa bahkan kayu dan arang
yang terbakar pada perapian dan tempat pemanggang dapat melepaskan
jumlah jelaga yang signifikan ke udara. Jenis lain dari polusi udara adalah
pelepasan gas berbahaya seperti belerang dioksida, karbon monoksida,
nitrogen oksida dan uap kimia.

Hal-hal tersebut dapat turut ambil bagian dalam reaksi kimia lebih lanjut
ketika zat-zat tersebut mencapai atmosfer, dan membentuk kabut asap dan
hujan asam. Polusi udara juga harus dipertimbangkan di dalam rumah kita,
kantor dan sekolah. Beberapa dari polusi ini dapat dihasilkan oleh kegiatan di
dalam rumah seperti merokok dan memasak.

C. Tinjauan tentang Sumber dan jenis Pencemar Udara Dalam Ruang


1. Sumber Dan jenis Pencemar Udara Luar Ruang

Udara di luar ruangan terbuat dari partikel-partikel kimia. Ketika


asap atau polutan lain masuk udara, partikel-partikel yang ditemukan
dalam polusi bercampur dengan udara. Udara tercemar ketika mengandung
banyak partikel beracun yang besar.

Polusi udara di luar ruangan mengubah karakteristik alamiah dari


atmosfer. Polutan primer ditambahkan langsung ke atmosfer. Kebakaran
menambah polutan primer ke udara. Partikel dibebaskan dari api langsung
masuk ke udara dan menyebabkan polusi misalnya Kebakaran hutan, baik
alami atau yang disebabkan manusia, pelepasan partikel ke udara, salah
satu dari banyak penyebab polusi udara. Pembakaran bahan bakar fosil
seperti minyak dan batu bara merupakan sumber utama polutan
primer seperti sumber utama pencemaran udara adalah pembakaran bahan
bakar fosil dari pabrik, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor.

6
a. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Udara Luar Ruangan
Kabut Asap adalah salah satu polusi udara di luar ruangan
dalam skala besar. Kabut Asap ini disebabkan oleh reaksi kimia antara
beberapa polusi udara yang berasal dari berbagai macam sumber,
terutama knalpot kendaraan dan emisi industri. Perkotaan sering
menjadi pusat dari kegiatan-kegiatan jenis ini, dan banyak orang yang
menderita dari dampak Kabut Asap. Pada setiap kota, penyebab-
penyebab yang pasti dari polusi udara dapat berbeda. Hal tersebut
bergantung dari lokasi geografis, suhu, angin dan faktor cuaca, polusi
udara menyebar secara berbeda. Namun demikian, terkadang hal
tersebut tidak terjadi dan polusi udara dapat naik ke tingkat yang
berbahaya.
Suatu inverse suhu terjadi ketika udara di dekat bumi lebih
dingin ketimbang udara di atasnya. Pada kondisi tersebut polusi tidak
dapat naik dan akan menyebar. Perkotaan dikelilingi oleh pegunungan
juga dapat mengalami polusi udara yang terperangkap. Inversi dapat
terjadi dalam berbagai musim. Inversi musim dingin dapat
menyebabkan polusi partikulat dan karbon monoksida. Sedangkan
inverse musim panas lebih sering menyebabkan kabut asap.
Konsekuensi lain dari polusi udara di luar ruangan adalah hujan
asam. Ketika suatu polutan seperti asam belerang menyatu dengan
tetesan air di udara, maka air atau salju dapat menjadi terasamkan.
Dampak dari hujan asam pada lingkungan dapat sangat serius.
Tumbuhan dapat rusak dengan hancurnya dedaunan mereka, meracuni
tanah dan mengubah kandungan kimia dari danau dan sungai.
Kerusakan yang disebabkan oleh hujan asam (akibat polusi
udara) membunuh pepohonan, membahayakan hewan, ikan dan
kehidupan liar lainnya. USGS (United State Geological Survey), EPA
(Enviromental Protection Agency) dan Environment Canada adalah
beberapa lembaga yang sedang aktif mempelajari masalah hujan asam.

7
Efek rumah kaca (penyebab polusi udara) atau yang biasa
disebut juga sebagai pemanasan global secara umum dipercaya berasal
dari penumpukan gas karbondioksida di dalam atmosfir.
Karbondioksida dihasilkan ketika bahan bakar mengalami
pembakaran. Tumbuhan mengonversi karbondioksida kembali menjadi
oksigen, tetapi pelepasan karbondioksida dari kegiatan manusia jauh
lebih tinggi dari yang dapat diproses oleh tanaman-tanaman di dunia.
Situasi polusi udara ini diperburuk dengan adanya penebangan
hutan dan kehidupan tanaman dirusak oleh hujan asam. Dengan
demikian jumlah karbondioksida di udara terus meningkat.
Penumpukan karbondioksida ini berperan seperti suatu selimut dan
membuat perangkap panas dekat dengan permukaan bumi. Perubahan
atau bahkan beberapa derajat dapat memengaruhi kita semua dengan
adanya perubahan iklim dan bahkan kemungkinan bahwa es di kutub
dapat meleleh. Salah satu konsekuensi dari lelehnya es di kutub dapat
menaikkan tingkat air laut secara global. Sehingga mengakibatkan
banjir yang meluas di pantai-pantai. Betapa mengerikan ya dampak
dari suatu polusi udara yang berawal dari gas karbondioksida
buangan.
Penipisan ozon adalah hasil lain dari polusi udara. Zat-zat
kimia yang dilepaskan oleh kegiatan kita memengaruhi stratosfir, salah
satu lapisan atmosfir yang mengelilingi bumi. Lapisan ozon dalam
stratosfir melindungi bumi dari radiasi ultraviolet dari matahari.
Lepasnya kloro fluor karbon atau CFC dari kaleng yang mengandung
aerosol, sistem pendingan dan peralatan refrigerator atau pembeku
dapat menghilangkan beberapa ozon, sehingga menyebabkan lubang-
lubang. Sehingga lapisan tersebut terbuka dan memungkinkan radiasi
mencapai bumi. Radiasi ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit
dan dapat menyebabkan kerusakan pada tumbuhan dan kehidupan liar.
Sungguh polusi udara tersebut merupakan ancaman serius bagi
kehidupan manusia.

8
a. Sumber Polusi Udara Di Luar Ruangan

Sebagian besar polusi udara dapat ditelusuri pada pembakaran


bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil yang terbakar selama banyak
proses, termasuk di pembangkit listrik untuk menciptakan listrik, di
pabrik-pabrik untuk membuat mesin berjalan, pada kompor listrik dan
tungku untuk pemanasan, dan fasilitas limbah. Mungkin salah satu
penggunaan terbesar dari bahan bakar fosil dalam transportasi. Bahan
bakar fosil yang digunakan dalam mobil, kereta api, dan pesawat.
Polusi udara juga dapat disebabkan oleh pertanian, seperti
peternakan sapi dan penggunaan pupuk dan pestisida. Sumber-sumber
lain dari polusi udara meliputi produksi plastik, pendingin, dan aerosol,
dalam tenaga nuklir dan pertahanan, dari tempat pembuangan sampah
dan pertambangan, dan dari senjata biologis.
Polutan juga mempengaruhi atmosfer melalui kontribusi
mereka terhadap pemanasan global. Pemanasan global adalah
peningkatan suhu bumi. Hal ini diduga disebabkan sebagian oleh
peningkatan gas rumah kaca seperti karbon dioksida. Gas rumah kaca
bisa dilepaskan oleh pabrik-pabrik yang membakar bahan bakar fosil.
Selama 20 tahun terakhir, pembakaran bahan bakar fosil telah
menghasilkan sekitar tiga-perempat dari karbon dioksida dari aktivitas
manusia. Sisa karbon dioksida di atmosfer yang ada karena deforestasi,
atau menebang pohon (Gambar di bawah). Pohon menyerap karbon
dioksida selama respirasi sel, sehingga ketika pohon ditebang, mereka
tidak dapat menghilangkan karbon dioksida dari udara.
Peningkatan suhu global akan menyebabkan permukaan air laut
naik. Hal ini juga diharapkan dapat menghasilkan peningkatan
kejadian cuaca ekstrem dan mengubah jumlah curah hujan. Pemanasan
global juga dapat menyebabkan kekurangan pangan dan kepunahan
spesies.

9
2. Sumber Dan jenis Pencemar Udara Dalam Ruang

Pencemaran udara dalam ruangan adalah masuknya zat, energi dan


atau komponen lain ke dalam udara pada ruangan baik berupa bahan
padat, gas dan cair. Masalah pencemaran udara dalam ruangan ini lebih
berpotensi menjadi masalah kesehatan karena manusia cenderung berada
di dalam ruangan.
WHO menyatakan bahwa pencemaran udara dalam ruangan 1000
kali lebih dapat mencapai paru dibandingkan dengan pencemaran udara
luar ruangan. Setiap tahun ada sekitar 3 juta orang meninggal akibat polusi
udara, 2.800.000 di antaranya akibat pencemaran udara dalam ruangan dan
200.000 lainnya akibat pencemaran udara luar ruangan.
Menurut National Institute of Occupational Safety and Health
(NIOSH) pada tahun 1997, masalah kualitas udara dalam ruangan pada
umumnya dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu kurangnya ventilasi udara
(52%), sumber pencemaran di dalam ruangan (16%), sumber pencemaran
di luar ruangan (10%), mikroba (5%), bahan material bangunan (4%) dan
lain-lain (13%).
Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam
rumah, kantor sekolah, dan lain – lain. Sekolah adalah tempat dimana
individu mengikuti proses pendidikan formal untuk belajar dan berlatih
siswa sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari. Lingkungan sekolah
adalah tatanan yang dapat melindungi peserta didik dan staf sekolah dari
kecelakaan dan penyakit serta dapat meningkatkan kegiatan pencegahan
dan mengembangkan sikap terhadap faktor resiko yang dapat
menyebabkan penyakit. Lingkungan fisik sekolah harus memenuhi kriteria
salah satunya mampu melindungi insan sekolah dari ancaman biologis dan
ancaman penyakit sesuai dengan peraturan Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002. Kualitas udara dalam ruang sangat
mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90% hidup manusia
berada dalam ruangan. Faktor yang mempengaruhi kualitas udara dalam

10
ruangan adalah aktivitas penghuni ruangan, material bangunan, furnitre,
suhu, kelembaban, peralatan yang ada dalam ruangan serta ventilasi udara.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Udara Dalam Ruangan

Menurut US-EPA (1995) ada empat elemen yang


berpengaruh dalam kualitas udara dalam ruangan yaitu :

1. Sumber yang merupakan asal dari dalam, luar atau dari


sistem operasional mesin yang berada dalam ruangan.
2. Heating Ventilation and Air Conditioning System (HVAC).
3. Media yaitu berupa udara.
4. Pekerja yang berada dalam ruangan tersebut
mempunyai riwayat pernapasan atau alergi.

c. Sumber Polusi Udara Di Dalam Ruangan


Hidup di kota besar, yang serba modern ini banyak hal
positif yang bisa kita dapat begitu juga dampak negatifnya. Seperti
kenyamanan di kantor yang berpendingin (AC), serta kenyamanan dan
kemudahan-kemudahan lainnya, sehingga sering kadang melupakan
dampak atau bahaya polusi yang ditimbulkannya. Di dalam ruangan
berpendingin ini ternyata tidak juga seratus persen aman dari zat
polutan ini, karena dapat berpotensi menimbulkan penyakit. Dalam
beberapa dekade terakhir, peluang manusia terpapar polusi udara
dalam ruangan diyakini meningkat, akibat beberapa faktor. Beberapa
faktor tersebut diantaranya seperti konstruksi bangunan yang tertutup
rapat, penggunaan formula material sintesis untuk perabot dan
bangunan, penggunaan formula kimia untuk berbagai produk
perawatan, insektisida, pestisida, rodentisida, hingga beragam
pembersih barang- barang rumah tangga.
Sumber penyebab polusi udara dalam ruangan antara lain yang
berhubungan dengan bangunan itu sendiri, perlengkapan dalam

11
bangunan (karpet, AC, dan sebagainya), kondisi bangunan, suhu,
kelembaban, pertukaran udara, dan hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku orang-orang yang berada di dalam ruangan, misalnya
merokok. Sumber polusi udara dalam ruang dapat berasal dari bahan-
bahan sintetis dan beberapa bahan alamiah yang digunakan untuk
karpet, busa, pelapis dinding, dan perabotan rumah tangga (asbestos,
formaldehid, VOC), juga dapat berasal dari produk konsumsi
(pengkilap perabot, perekat, kosmetik, pestisida/insektisida).
Mikroorganisme yang berasal dari dalam ruangan misalnya
serangga, bakteri, kutu binatang peliharaan, jamur. Mikroorganisme
yang tersebar di dalam ruangan dikenal dengan istilah bioaerosol.
Bioaerosol di dalam ruangan dapat berasal dari lingkungan luar dan
kontaminasi dari dalam ruangan. Dari lingkungan luar dapat berupa
jamur yang berasal dari organisme yang membusuk, tumbuh-tumbuhan
yang mati dan bangkai binatang, bakteri Legionella yang berasal dari
soil-borne yang menembus ke dalam ruang, alga yang tumbuh dekat
kolam/danau masuk ke dalam ruangan melalui hembusan angin dan
jentik-jentik serangga di luar ruang dapat menembus bangunan
tertutup. Kontaminasi yang berasal dari dalam ruang yaitu kelembaban
antara 25-75%. Spora jamur akan meningkat dan terjadi kemungkinan
peningkatan pertumbuhan jamur, dan sumber kelembaban adalah
tandon air, bak air di kamar mandi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan NIOSH (The National Institute
of Occupational Safety and Health) menyebutkan ada 5 sumber
penyebab pencemaran di dalam ruangan yaitu :
1. Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok,
pestisida, bahan-bahan pembersih ruangan.
2. Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan
kendaraan bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang
terletak didekat gedung, dimana semuanya dapat terjadi akibat
penempatan lokasi lubang udara yang tidak tepat.

12
3. Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran
formaldehide, lem, asbes, fiberglass, dan bahan-bahan lain yang
merupakan komponen pembentuk gedung tersebut.
4. Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur,
protozoa, dan produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di
saluran udara dan alat pendingin beserta seluruh sistemnya.
5. Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang
masuk, serta buruknya distribusi udara dan kurangnya
perawatan sistem ventilasi udara

3. Mikroorganisme Yang Berasal Dari Luar dan Dalam Ruang.

a. Pengertian mikroorganisme
Mikroorganisme adalah organisme berukuran mikroskopis yang
antara lain terdiri dari bakteri, fungi dan virus. Mikroorganisme
terdapat didalam tanah, air,udara maupun pada mahlukhidup
termaksud pada jarinagan tubuh kita sendiri (kulit dan selaput lender).

b. Bakteri Dalam Udara


Udara pada dasarnya bukan tempat pertumbuhan dan reproduksi
bakteri karena komposisi udara yang tidak sesuai. Di udara terbuka,
kebanyakan bakteri berasal dari tanah. Bakteri pada udara
kemungkinan terbawa oleh debu, uap air, angin dan penghuni ruangan.
Bakteri di udara biasanya menempel pada permukaan tanah, lantai,
ruangan, perabot ruangan maupun penghuni ruangan. Bakteri tersebut
sebagian besar adalah saprofit dan bersifat non patogenik, tetapi
dengan bertambahnya bakteri non patogenik dalam jumlah yang relatif
besar dapat berpotensi sama seperti bakteri patogenik.
Droplet dapat mempengaruhi jumlah bakteri pada udara. Bakteri
disebarkan oleh droplet yang dikeluarkan melalui hidung atau mulut
selama batuk, bersin, dan bicara. Droplet dalam ukuran kecil tetap

13
tersuspensi di udara untuk periode waktu yang lama, sedangkan yang
lebih besar jatuh dengan cepat sebagai debu. Selama ada aktivitas
dalam ruangan, debu kembali melayang-layang sebagai akibat adanya
gerakan udara.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

1) Nutrien
Bakteri membutuhkan nutrien untuk kehidupan dan
pertumbuhannya. Nutrien dibutuhkan bakteri sebagai sumber
karbon, sumber nitrogen, sumber energi dan faktor pertumbuhan.
Nutrien yang diperlukan oleh mikroorganisme secara keseluruhan
mengandung : sumber karbon (karbohidrat), sumber nitrogen
(protein, amoniak), ion-ion anorganik tertentu (Fe, K), metabolit
penting (vitamin, asam amino), dan air.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan bakteri hingga pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada
lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi
pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh
berkembang di lingkungan seperti ini.
Media pertumbuhan bakteri dapat ditambahkan beberapa nutrisi
faktor pertumbuhan yang disesuaikan dengan kebutuhan bakteri.
Media nutrient agar merupakan media berbentuk padat yang
mengandung sumber nitrogen untuk perhitungan bakteri.
Komposisi nutrient agar terdiri dari ekstrak daging sapi, pepton,
NaCl, dan agar. Pada pembuatan media NA ini ditambahkan
pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2
(gas nitrogen).

14
2) Suhu
Setiap bakteri mempunyai suhu optimum. Pada suhu optimum
ini, pertumbuhan bakteri berlangsung dengan cepat. Suhu
mempengaruhi pembelahan sel bakteri pada suhu yang tidak sesuai
dengan kebutuhan bakteri dapat menyebabkan kerusakan sel. Suhu
lingkungan yang lebih tinggi dari suhu yang dibutuhkan bakteri
akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial
lainnya sehingga sel akan mati. Demikian pula bila suhu
lingkungannya berada di bawah batas toleransi, membran
sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi
akan terhambat dan proses kehidupan sel akan terhenti.
Sumber yang mempengaruhi suhu ruangan adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan bahan bakar biomassa
2. Ventilasi yang tidak memenuhi syarat
3. Kepadatan hunian
4. Bahan dan struktur bangunan
5. Kondisi Geografis
6. Kondisi Topografi
Mikroorganisme dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
berdasarkan suhu pertumbuhan yang diperlukannya.
1. Psikrofil (organisme yang suka dingin) dapat tumbuh baik pada
suhu dibawah 20 derajat Celcius, kisaran suhu optimal adalah
10 derajat Celcius sampai 20 derajat Celcius.
2. Mesofil (organisme yang suka pada suhu sedang) memiliki
suhu pertumbuhan optimal antara 20 derajat Celcius sampai 45
derajat Celcius.
3. Termofil (organisme yang suka pada suhu tinggi) dapat
tumbuh baik pada suhu diatas 45 derajat Celcius, kisaran
pertumbuhan optimalnya adalah 50 derajat Celcius sampai 60
derajat Celcius.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu ruang yaitu

15
termometer. Termometer suhu ruang merupakan salah satu
thermometer yang cukup peka. Thermometer suhu ruang berskala -
50°C sampai dengan +50°C.
Penelitian pengaruh penggunaan ventilasi AC dan Non AC
terhadap pertumbuhan mikroorganisme di perpustakaan
menunjukkan bahawa ada hubungan yang signifikan pada
pertumbuhan mikroorganisme yaitu suhu.

3) Tersedianya Oksigen

Konsentrasi oksigen yang tersedia mempengaruhi jenis dan


pertumbuhan bakteri. Oksigen dibutuhkan bakteri untuk proses
respirasi (untuk merubah makanannya menjadi energi). Bakteri
diklasifikasikan berdasarkan kebutuhannya yaitu :
1. Aerobik yaitu mikroorganisme yang memerlukan oksigen
untuk hidupnya.
2. Anaerobik : yaitu mikroorganisme yang tidak dapat hidup bila
ada oksigen.
3. Anaerob fakultatif yaitu mikroorganisme yang mampu tumbuh
dalam lingkungan dengan atapun tanpa oksigen.
4. Mikroaerofil, yaitu mikroorganisme yang memerlukan oksigen,
namun hanya dapat tumbuh bila kadar oksigen diturunkan
menjadi 15% atau kurang.
Oksigen merupakan zat yang berwujud gas. Sifat fisis dari gas
salah satunya adalah gas selalu terdistribusi merata dalam ruang
apapun bentuk ruangnya.

4) Konsentrasi Ion Hidrogen (pH)


Ph dibutuhkan bakteri untuk membantu metabolisme bakteri.
Pada lingkungan Ph yang sesuai, maka aktivitas enzim bakteri
dapat secara optimal. Bakteri pada umumnya dapat tumbuh pada

16
kisaran pH 3 – 6 unit. Ph optimum pertumbuhan bakteri berkisar
antara ph 6,5 – 7,5. Pada konsisi ph dibawah 5,0 dan melebihi 8,5
bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik. Bermacam-macam sistem
yang mencerminkan luas renatang pH diperlihatkan oleh berbagai
bakteri:
a) Asidofil memiliki nilai rentang pH 6,5 – 7,0
b) Mesofil memiliki nilai rentang pH 7,5 – 8,0
c) Alkalofil memiliki nilai rentang pH 8,4 – 9,0.

Bakteri fermentatif memperlihatkan rentang nilai pH yang lebih


tinggi, karena produk fermentatif yang bersifat asam dan
akumulasinya mengakibatkan gangguan keseimbangan pH dan
pembatasan pertumbuhan.
Pengukuran Ph secara kualitatif dapat menggunakan kertas
lakmus. Kertas lakmus dapat dilihat untuk mengetahui kandungan
suatu zat baik asam maupun basa berdasarkan perubahan warna
pada indikator kertas lakmus. Warna biru pada kertas lakmus
menunjukkan kondisi basa sedangkan warna merah menunjukkan
kondisi asam.

5) Pencahayaan
Cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Adanya
sumber cahaya dalam ruangan dapat menghambat pertumbuhan
bakteri. Pencahayaan harus cukup baik waktu siang maupun
malam hari. Pada malam hari pencahayaan yang ideal adalah
penerangan listrik sedangkan pada waktu pagi hari sinar matahari
dapat menjadi sumber utama penerangan dalam ruangan. Paparan
cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi dapat
berakibat fatal bagi pertumbuhan bakteri. Bakteri akan mengalami
iradiasi yang berdampak pada kelainan dan kematian bakteri.
Pengukuran pencahayaan pada ruangan menggunakan alat

17
luxmeter.

6) Kelembaban
Umumnya pertumbuhan bakteri membutuhkan kelembaban
yang tinggi, kelembaban yang dibutuhkan di atas 85 %. Sumber
kelembaban dalam ruangan berasal dari konstruksi bangunan yang
tidak baik seperti atap yang bocor, lantai, dan dinding rumah yang
tidak kedap air, serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun
alami. Kelembaban relatif udara yang tinggi dapat meningkatkan
pertumbuhan mikroorganisme. Pengurangan kadar air atau
kelembaban dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme
terhenti.

7) Kepadatan hunian
Persyaratan kepadatan hunian untuk seluruh perumahan biasa
dinyatakan dalam m² per orang. Penghuni dalam ruangan
berpengaruh terhadap suhu, dan penyebaran bakteri dalam
ruangan. Jumlah penghuni dalam ruangan mempengaruhi suhu
dalam ruangan. Semakin banyak penghuni maka udara akan
menjadi semakin panas. Selain itu bakteri juga bisa terbawa oleh
panghuni dan menyebar ke udara sekitar ruangan sehingga
mengkontaminasi udara ruangan. Penghuni dalam ruangan dapat
juga berasal dari penghuni itu sendiri berasal dari droplet yang di
keluarkan melalui batuk, bersin dan berbicara.

Mengacu pada keputusan menteri kesehatan RI No.


1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang persyaratan lingkungan kerja
perkantoran dan industri bahwa jumlah penghuni dengan minimal
10 m2/orang. Penelitian mengenai hubungan karateristik rumah
dengan kejadian penyakit tahun 2012 menunjukkan bahwa
karakteristik rumah meliputi salah satu diantaranya yaitu

18
kepadatan hunian. Berdasarkan penelitian tersebut didapat hasil
yaitu kepadatan hunian mempengaruhi suhu dan kelembapan
dalam ruang sehingga mempengaruhi pertumbuhan bakteri.

8. Dampak Bagi Kesehatan


Dampak langsung pencemaran udara dalam ruangan
terhadap tubuh yang kontak langsung dengan udara tercemar
bakteri sebagai berikut:
a. Iritasi selaput lendir :iritasi mata, mata pedih, mata merah serta
berair.
b. Iritasi hidung : bersin dan gatal pada area hidung.

c. Iritasi tenggorokan : sakit menelan, gatal dan batuk kering.

d. Gangguan neurotoksik : sakit kepala, lemah, capek, mudah


tersinggung, sulit berkonsentrasi.
e. Gangguan paru dan pernafasan : batuk, nafas berbunyi, sesak
nafas, rasa berat di dada.
f. Gangguan kulit : kulit kering dan gatal.

g. Gangguan saluran cerna : diare.

h. Lain – lain seperti gangguan perilaku, gangguan saluran


kencing, sulit belajar.
Dampak lain yang ditimbulkan dari pencemaran udara
antara lain beberapa gangguan kesehatan akibat bakteri patogen di
udara antara lain dapat menimbulkan berbagai macam penyakit
seperti alergi, asma serta kanker. Penyakit yang ditimbulkan secara
tidak langsung tetapi akan diakumulasikan sedikit demi sedikit dan
membebani tubuh sehingga menyebabkan penyakit kronis.
Selain dampak tersebut, terdapat pula penyakit yang
disebarkan melalui udara.Penyakit yang disebarkan melalui media
udara berasal dari aktivitas manusia seperti batuk, bersih atau

19
meludah atau sering disebut dengan droplet. Droplet berperan
sebagai sumber bakteri patogen di udara. Droplet adalah partikel
air kecil (seperti hujan rintik-rintik) dengan ukuran sekitar 1-5
micrometer. Karena ukurannya yang sangat kecil, bentuk ini dapat
tetap berada di udara untuk waktu yang cukup lama dan dapat
diisap pada waktu bernafas dan masuk ke alat pernafasan. Tetesan
cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan
berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat
berisi ribuan mikroorganisme. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri
dalam satu kali bersin berkisar antara 10.000 sampai 100.000.

d. Jenis dan Distribusi Mikroba di Udara

1) Mikroba di Luar Ruangan


Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun
terestrial. Mikroba di udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau
lebih dari permukaan bumi adalah organisme tanah yang melekat
pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup
angin. Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara permukaan
laut sampai sejauh 400 mil dari pantai pada ketinggian sampai
10.000 kaki. Mikroba yang paling banyak ditemukan yaitu spora
jamur, terutama Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus. Mereka
dapat ditemukan baik di daerah kutub maupun tropis. Mikroba
yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah
ketinggian 500 kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast,
fragmen dari miselium, spora fungi, serbuk sari, kista protozoa,
alga, Micrococcus,dan Corynebacterium, dan lain-lain.

2) Mikroba di dalam Ruangan

Dalam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau
kamar orang menderita penyakit menular, telah ditemukan mikroba

20
seperti bakteri tuberkulum, streptokokus, pneumokokus, dan
staphylokokus. Bakteri ini tersebar di udara melalui batuk, bersin,
berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut keluar cairan saliva
dan mukus yang mengandung mikroba. Virus dari saluran
pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu
dan udara. Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang
terkontaminasi cairan yang mengandung patogen. Tetesan cairan
(aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan berbicara. Setiap
tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi ribuan
mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali bersin
berkisar antara 10.000 sampai 100.000. Banyak patogen tanaman
juga diangkut dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan
penyebaran penyakit jamur pada tanaman dapat diprediksi dengan
mengukur konsentrasi spora jamur di udara.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Udara di luar ruangan terbuat dari partikel-partikel kimia. Ketika asap
atau polutan lain masuk udara, partikel-partikel yang ditemukan dalam
polusi bercampur dengan udara. Udara tercemar ketika mengandung
banyak partikel beracun yang besar. Sumber pencemar udara luar ruang
seperti polusi udara akibat kendaraan bermotor ataupun alami dari alam
seperti gunung meletus
2. Pencemaran udara dalam ruangan adalah masuknya zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam udara pada ruangan baik berupa bahan padat, gas
dan cair. Masalah pencemaran udara dalam ruangan ini lebih berpotensi
menjadi masalah kesehatan karena manusia cenderung berada di dalam
ruangan. Sumber penv=cemar udara dalam ruang seperti Pencemaran dari
alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, bahan-bahan
pembersih ruangan.

3. Bakteri pada udara kemungkinan terbawa oleh debu, uap air, angin dan
penghuni ruangan. Bakteri di udara biasanya menempel pada permukaan
tanah, lantai, ruangan, perabot ruangan maupun penghuni ruangan.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi sumber referensi pembaca
sehingga dapat direalisasikan dalam kehidupan maupun membantu dalam
menyelesaaikan tugas kuliah bagi mahasiswa.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arya, Wisnu. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.

Chan PMJE. Dasar - Dasar Mikrobiologi Jakarta: UI Press; 2008.

Mertaniasih. Pengukuran Parameter Kualitas Udara Dalam Ruangan ;Seri


Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta; 2004.

Moerdjoko. Kaitan Sistem Ventilasi Bangunan Dengan Keberadaan


Mikroorganisme Udara. Puslit Journal. 2004;32(1):89-94.

Lestari EBAP. Keanekaragaman Spesies Bakteri dan Perbedaan Angka Bakteri


Udara Dalam Ruang Kelas di SMK Theresiana Semarang. Unimus Journal.

Pencemaran Alam Sekitar, Siri Pencemaran Alam, Jasiman Ahmad, Eddiplex


Sdn. Bhd. 1996

Pencemaran Udara dan Bunyi, Siri Utamakan Alam Sekitar Anda, Jasman
Ahmad & Siti Razmah Idris, Penerbit Mikamas, 1996

Sangkertadi, 2013,Kenyamanan Termis di Ruang Luar Beriklim Tropis Lembab.


Alfabeta: Bandung.

Tjasyono, Bayong. (1987). Iklim dan Lingkungan. Bandung: Cendekia Jaya


Utama.

23

Anda mungkin juga menyukai