PULMONAL
“PNEUMOTHORAKS”
DI SUSUN OLEH :
1. HERLITA ANDRI ANNISA PO7142411510114
2. HUSNANNISA PO7142411510115
3. INTAN PERMATASARI PO7142411510116
4. IRMA YUNITA PO7142411510117
5. LISA ANGGRAYNI PO7142411510118
6. MAR’A NUR PO7142411510119
KELAS / PRODI : III-A / D-IV
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
TAHUN 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumotoraks spontan yang timbul pada umur lebih dan 40 tahun sering
disebabkan oleh adanya bronkitis kronik dan empisema. Lebih sering pada
orang-orang dengan bentuk tubuh kurus dan tinggi (astenikus) terutama pada
mereka yang mempunyai kebiasaan merokok. Pneumonotoraks kanan lebih sering
terjadi dan pada kiri.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pneumotoraks
2. Bagaimana klasifikasi pneumotoraks?
3. Ada penyebab atau etiologi pneumotoraks?
4. Apa tanda dan gejala pneumotoraks?
5. Bagaimana proses terjadinya atau patofisiologi pneumotoraks?
6. Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada pneumotoraks?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi pneumotoraks
2. Mengetahui klasifikasi pneumotoraks
3. Mengetahui penyebab atau etiologic pneumotoraks
4. Mengetahui tanda dan gejala pneumotoraks
5. Mengetahui proses terjadinya atau patofisiologi pneumotoraks
6. Mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada pneumotoraks
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Definisi
Pneumothorax adalah adanya udara dalam rongga pleura. Pneumothorax dapat
terjadi secara spontan atau karena trauma (British Thoracic Society 2003).
Pneumothorax ialah didapatkannya udara didalam kavum pleura (Hendra Arif,
2000).
Pneumothoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura
(DR. Dr. Aru W. Sudoyo,Sp.PD, KHOM, 2006).
Menurut Kenneth A. Wyka, et al, pneumotoraks adalah adanya udara bebas di
ruang pleura yang menyebabkan paru-paru collapse secara parsial ataupun
keseluruhan.
Menurut Terry Mahan Buttaro, et al, pneumotoraks didefinisikan sebagai kondisi
dimana adanya udara dalam ruang pleura, yang merupakan ruang antara paru-
paru dan dinding dada.
b. Klasifikasi
Berdasarkan Penyebabnya :
4
Suatu pneumotoraks yang terjadi karena penyebab paru yang mendasarinya
(tuberculosis paru, PPOK, asma bronchial, pneumonia, tumor paru, dan
sebagainya).
b. Pneumotoraks traumatic
Pneumotoraks yang terjadi akibat suatu penetral kedalam rongga pleura karena
luka tusuk atau luka tembak atau tusukan jarum atau kanul.
Pneumotorak Traumatic non Iatrogenic.
Terjadi karena jejas kecelakaan, jejas dada terbuka atau tertutup, barotrauma.
Pneumotoraks traumatic iatrogenic.
Terjadi Akibat Tindakan Oleh Tenaga Medis, Dibedakan Lagi:
Pneumotoraks traumatic iatrogenic aksidental
Akibat tindakan medis karena kesalahan atau komplikasi tindakan tersebut,
misal: pada tindakan parasentetis dada, biopsy pleural dan lain-lain.
Pneumotoraks traumatic iatrogenic artificial (deliberate)
Sengaja dikerjakan dengan cara mengisis udara ke dalam rongga pleura
melalui jarum dengan suatu alat Maxwell box.
5
Terjadi karena mekanisme check valve yaitu pada saat inspirasi udara masuk
kedalam rongga pleura, tetapi pada saat ekspirasi udara dari rongga pleura tidak
dapat keluar.
c. Etiologi
Pneumothorax paling sering terjadi spontan tanpa ada riwayat trauma; dapat
pula sebagai akibat trauma toraks dan karena berbagai prosedur diagnostik maupun
terapeutik.
6
tidak dapat bekerja dengan baik. Keadaan ini akan menimbulkan pneumothorax
yang parah dan merupakan keadaan darurat medis dan dapat berakibat fatal.
e. Patofisiologi
Pneumotorak adalah adanya udara pada cavum pleura. Adanya udara pada
cavum pleura menyebabkan tekanan negatif pada intrapleura tidak terbentuk.
Sehingga akan mengganggu pada proses respirasi.
7
Berkumpulnya udara pada cavum pleura dengan tidak adanya hubungan dengan
lingkungan luar dikenal dengan closed pneumotorak. Pada saat ekspirasi, udara
juga tidak dipompakan balik secara maksimal karena elastic recoil dari kerja
alveoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya bilamana proses ini semakin
berlanjut, hiperekspansi cavum pleura pada saat inspirasi menekan mediastinal
ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada paru dan cavum pleura
karena luka yang bersifat katup tertutup terjadilah penekanan vena cava,
shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat
timbulah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena cava.
Kejadian ini dikenal dengan tension pneumotorak.
Pada open pneumotorak terdapat hubungan antara cavum pleura dengan
lingkunga luar. Open pneumotorak dikarenakan trauma penetrasi. Perlukaan
dapat inkomplit (sebatas pleura parietalis) atau komplit (pleura parietalis dan
visceralis). Bilamana terjadi open pneumotorak inkomplit pada saat inspirasi
udara luar akan masuk kedalam cavum pleura. Akibatnya paru tidak dapat
mengembang karena tekanan intrapleura tidak negatif. Efeknya akan terjadi
hiperekspansi cavum pleura yang menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat.
Saat ekspirasi mediastinal bergeser ke mediastinal yang sehat. Terjadilah
mediastinal flutter. Bilamana open pneumotorak komplit maka saat inspirasi
dapat terjadi hiperekspansi cavum pleura mendesak mediastinal ke sisi paru
yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada cavum pleura dan paru karena
luka yang bersifat katup tertutup. Selanjutnya terjadilah penekanan vena cava,
shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat
timbulah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena cava.
Kejadian ini dikenal dengan tension pneumotorak
8
f. Penatalaksanaan Fisioterapi
A. Anamnesis
Anamnesis umum :
Nama : Mr. X
Usia : 45 Tahun
Anamnesis khusus
• Keluhan utama : Nyeri dada seperti tertusuk sejak 3 hari yang lalu disertai
dengan batuk dan kesulitan bernafas terutama saat beraktifitas.
9
kemudian 3 hari yang lalu pasien kembali mulai merasakan nyeri seperti
tertusuk di daerah dada kanannya ketika beraktifitas dan beristirahat
sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari dan pekerjaanya akhirnya
kembali lagi ke dokter yang merawatnya tersebut. Setelah melakukan X-
Ray ternyata masih di temukan sisa udara pada paru paru pasien akhirnya
dokter merujuk pasien ke fisioterapis
B. Pemeriksaan Umum
a. Vital sign
• Suhu : 370C
b. Inspeksi
Tingkat kesadaran : Compos mentis ( kesadaran normal, dapat menjawab
semua pertanyaan )
Postur pasien sedikit membungkuk
Syanosis pada kuku pasien
Clubbing Finger
C. Pola nafas
Pasien Nampak bernapas cepat dan dangkal (tachypnea)
D. Mobilisasi Thoraks
Gerakan simestris chest dilakukan dengan kedua tangan diatas chest pasien dan
periksa pengembangan tiap bagian chest selama inspirasi dan expirasi. Dilakukan
dengan cara :
10
Expansi Thorax
Expansi upper lobus. Pasien lying, kedua thumb di mid sternal line sternal notch,
jari-jari extensi di atas kedua clavicula, pasien full expirasi lalu deep inspirasi.
Expansi middle lobus. Pasien lying, kedua ujung thumb di processus xyphoideus
dan jari-jari di extensikan ke lateral costa, pasien full expirasi lalu deep inspirasi.
Expansi lower lobus. Pasien sitting, kedua ujung thumb du medulla spinalis
(sejajar lower costa) dan jari-jari diekstensikan sejajar costa, pasien ekspirasi full
lalu deep inspirasi. (Selama pasien full expirasi dan inspirasi, cek apakah gerakan
chest simetris atau tidak)
Hasil :
Gerakan chest asimetris dan Pengembangan chest terbatas dimana
pengembangan dada kiri lebih besar dari dada kanan
E. Palpasi
Palpasi assesori muscle
Hasil : Spasme otot Pectoralis Mayor
Palpasi fremitus suara
Tujuan: untuk merasakan gerakan chest dan kualitas jaringan lunak
Cara :Letakkan kedua tangan pada upper, middle dan lower chest lalu
instruksikan pasien menyebut 99
Hasil : Fremitus vokal sisi sakit melemah
Nyeri pada dinding chest terutama pada saat deep breathing
F. Perkusi
Adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi
getaran/gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh
yang diperiksa.
11
Tempatkan jari-jari di dinding chest (anterior dan posterior) lalu ketuk pada
ujung distal jari dengan menggunakan 2 ujung jari tangan lainnya
Bunyi resonan adalah normal
Bunyi dull adalah datar bila ada cairan (sekresi) atau tumor dalam paru-paru
Bunyi hyperesonan berarti adanya jumlah udara meningkat dalam thorax
Hasil : terdengar bunyi hyperresonant pada sisi kanan karena adanya udara
G. Auskultasi
Adalah suatu tekhnik pemeriksaaan dengan mendengar bunyi nafas
menggunakan stateskop untuk evaluasi paru-paru.
Posisi pasien duduk comfortable dan rileksasi . lalu terapis memakai steteskop,
dan tempatkan stateskop langsung diatas kulit anterior dan posterior dinding
dada pasien.
Stetoskop digerakkan dengan pola simetris (S) pada dinding dada anterior lalu
posisi lateral dinding dada setinggi T2,T6,T10
Anjurkan pasien inspirasi dalam melalui hidung lalu ekspirasi melalui mulut
beberapa kali dan bersamaan dengan itu terapis menggerakkan statskop pada tiap
titik pada dinding dada anterior dan posterior
12
I. Pemeriksaan Sesak Nafas dengan Borg Scale
Skala ini digunakan untuk membantu penderita menderajatkan intensitas sesak
dari derajat ringan sampai berat
13
K. Problematik Fisioterapi
• Kesulitan Bernafas
L. Diagnosis Fisioterapi
”Gangguan fungsional Paru-Paru dan pengembangan thorax akibat
Pneumotorak spontan sekunder Pada Dextra Paru-Paru karena Bronkitis Kronik
”
M. Intervensi Fisioterapi
1. Hari 1 (Mengurangi kesulitan bernafas)
Pursed Lip Breathing
Tujuan :
Mengurangi sesak nafas
Mengatur pola nafas
Relaksasi
Tehnik :
Pasien rileks, dalam hitungan 1,2 pasien diminta tarik nafas secara rileks
lalu dalam hitungan 3,4,5,6 pasien mengeluarkan napas dengan membuka
mulut seperti bersiul secara rileks tanpa ada dorongan, maka yang dirasakan
pasien adalah rileks
14
2. Hari ke 2-3 (membantu mempercepat pengeluaran udara)
Expansion Breathing Exercise
Tujuan : Re-expansion paru-paru dan thorax serta membantu mempercepat
pengeluaran udara, berikan 3-4 kali sehari.
Fisioterapi meletakkan kedua tangannya pada dinding dada lalu minta pasien
untuk menarik nafas melalui hidung dengan mengembangkan dada
kemudian mengeluarkan nafas melalui mulu dengan mengempiskan dada
diikuti dengan sedikit tekanan oleh fisioterapi
15
a. Mobilisasi chest
Tujuan : Mengembangkan thoraks
Tehnik :
To Mobilize the Upper Chest and Stretch the Pectoralis Muscle
Pasien Sitting di kursi dengan tangan dibelakang kepala , kedua tangan
posisi abduksi horizontal selama selama Deep Inspirasi, Instruksikan
pasien membungkuk kedepan bersama elbow lalu expirasi
16
Tujuan : mengembangkan pola pernapasan dada dan untuk meningkatkan
fungsi paru dan menambah jumlah udara yang dapat dipompakan oleh
paru sehingga dapat menjaga kinerja otot-otot bantu pernafasan dan dapat
menjaga serta meningkatkan ekspansi sangkar thorak (rab, 2010)
Tehnik :
c. Segmental breathing
Tujuan :
Untuk mencegah perlengketan kedua pleura dan paru- paru dapat
mengembang dengan maksimal
Tehnik :
Apical Expantion
Unilateral : pasien dalam posisi terlentang lalu kedua tangan fisioterapis
berada di dada sebelah kanan pasien, lalu minta pasien inspirasi sambil
mendorong tangan fisioterapis
17
Kontralateral : pasien dalam posisi terlentang lalu kedua tangan
fisioterapis berada di dada sebelah kiri, lalu beri tekanan saat pasien
inspirasi
18
b. Thoracic Expansion Exercise
Tehnik :
c. Segmental breathing
Tehnik :
Apical Expantion
Unilateral : pasien dalam posisi terlentang lalu kedua tangan fisioterapis
berada di dada sebelah kanan pasien, lalu minta pasien inspirasi sambil
mendorong tangan fisioterapis
19
Kontralateral : pasien dalam posisi terlentang lalu kedua tangan
fisioterapis berada di dada sebelah kiri, lalu beri tekanan saat pasien
inspirasi
20
Contract Relax Stretching
21
di bed dengan badan tegak dan pandangan lurus) atau bisa juga dilakukan
didepan cermin.
N. Evaluasi
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pneumothorax adalah adanya udara dalam rongga pleura. Pneumothorax dapat
terjadi secara spontan atau karena trauma (British Thoracic Society 2003).
Pneumothorax di klasifikasikan :
Berdasarkan Penyebabnya :
a. Pneumotoraks Spontan :
Pneumotoraks Spontan Primer.
Pneumotoraks Spontan Sekunder
b. Pneumotoraks traumatic
Pneumotorak Traumatic Bukan Iatrogenic.
Pneumotoraks traumatic iatrogenic.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://adityaariningmukti.blogspot.co.id/2012/11/askep-pneumothorax.html
https://www.scribd.com/presentation/350995207/Pneumothorax-Spontan
https://www.scribd.com/doc/127327371/Asuhan-Keperawatan-Pasien-Pneumothorax
http://sikkahoder.blogspot.co.id/2012/08/pneumotoraks-penyebab-gejala-klinis-
dan.html?m=1
24