Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PROGRAM KULIAH KERJA NYATA - TEMATIK

DESA : SINDANGMULYA
KECAMATAN : KUTAWALUYA
KABUPATEN : KARAWANG

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DAN REVITALISASI


KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI MELALUI GERAKAN
PEMBERDAYAAN PETANI TERPADU

Oleh:

Tengku Afrizal A14130087


M. Roffi Amarullah A24130133
Fitrawati Hamada A34130093
Novita A44130003
Nidia Haiva A44130010
Putri Widya Sari I34130117

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


2016
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DAN REVITALISASI
KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI MELALUI GERAKAN
PEMBERDAYAAN PETANI TERPADU

Oleh:

Tengku Afrizal A14130087


M. Roffi Amarullah A24130133
Fitrawati Hamada A34130093
Novita A44130003
Nidia Haiva A44130010
Putri Widya Sari I34130117

Dosen Pembimbing Lapang

A. Zamzami, SP. MSi


NIP 19870424 201604 1 002

Kepala LPPM IPB

Dr.Ir. Prastowo, M.Eng


NIP 19580217 198703 1 004
3

RINGKASAN

TIM KKN-T IPB. 2016. Desa Sindangmulya, Kecamatan Kutawaluya,


Kabupaten Karawang. Peningkatan Produktivitas Padi Sawah dan Revitalisasi
Kelembagaan Kelompok Tani melalui Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu.
Dibimbing oleh A. Zamzami, SP, M.Si.

Kegiatan Kuliah kerja nyata - tematik dalam bentuk pemberdayaan


masyarakat dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2016 sampai 4 September 2016
yang bertempat di Desa Sindangmulya, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten
Karawang. Program ini melibatkan 6 (enam) orang mahasiswa Institut Pertanian
Bogor dari 2 (dua) fakultas, yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Ekologi
Manusia dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda.
Kuliah kerja nyata – tematik di kabupaten Karawang memiliki tema
khusus yaitu “Peningkatan Produktivitas Padi Sawah dan Revitalisasi
Kelembagaan Kelompok Tani”. Kegiatan ini memiliki tujuan umum untuk
meningkatkan produktivitas padi sawah khususnya di Desa Sindangmulya melalui
pengoptimalan kelembagaan kelompok tani di Desa Sindang Mulya, Kecamatan
Kota Waluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Bentuk kegiatan yang dilakukan
secara khusus berfokus pada pendampingan kelompok tani dan melakukan
bimbingan teknis kepada kelompok tani yang ada di Desa Sindangmulya.
Potensi Desa Sindangmulya yang ada bukan hanya menjadi keuntungan
namun dapat menjadi masalah jika tidak dikembangkan. Hasil praktik teknik
partisipatif menggunakan teknik analisis pohon masalah, bagan kecenderungan,
dan alur sejarah terhadap warga Desa Sindangmulya menunjukkan ada tiga
permasalahan utama khusunya di bidang pertanian yaitu: 1) hama penggerek
batang yang sering menyerang 2) rendahnya pengetahuan petani terkait
pemupukan berimbang 3) kurangnya pendampingan dari PPL selama proses
berlangsungnya penanaman yang diakukan.
Bentuk program yang dilakasanakan dalam rangka mengembangkan
produktivitas khususnya di bidang pertanian di Desa Sindangmulya dilakukan
dalam berbagai bentuk dengan melibatkan masyarakat Desa Sindangmulya secara
langsung. Program yang dijalankan tersebut adalah 1) analisis masalah dan
potensi desa 2) sosialisasi dan demo PGPR 3) Sosisalisasi dan demo pembuatan
MOL dan Kompos 4) pengenalan teknologi IPB Prima 5) Program pendampingan
GP2T 6) perencanaan desa dan pemetaan partisipatif 7) pekarangan percontohan
8) pemberdayaan masyarakat desa melalui pengelolaan dan pemanfaatan kebun
bibit desa 9) sosialisasi hidup bersih dan sehat 10) kelompok belajar bersama 11)
perlombaan dan jalan sehat memperingati HUT RI Ke-71 12) desain area
perkumpulan kelompok tani 13) pengamatan varietas IPB 3S.
Program yang dilaksanakan telah mencapai indikator keberhasilan. Warga
Desa Sindangmulya memberikan respon positif dan ikut berpartisipasi dalam
pelaksanaan program KKN-T IPB 2016. Pemetaan dan penggalian masalah desa
sangat dibutuhkan sebagai langkah awal dalam pembuatan program KKN-T agar
program yang akan dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan
kebutuhan. Selain itu, menjaga hubungan baik dengan warga sangat dibutuhkan
agar dapat mempermudah program KKN-T yang telah direncanakan.
4

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan
rahmat-Nya sehingga laporan Kuliah Kerja Nyata – Tematik (KKN-T) 2016 yang
berjudul “Peningkatan Produktivitas Padi Sawah dan Revitalisasi
Kelembagaan Kelompok Tani Melalui Gerakan Pemberdayaan Petani
Terpaduf’di Desa Sindangmulya, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang,
Jawa Barat dapat diselesaikan dengan baik dalam waktu yang tepat. Laporan ini
dibuat sebagai bahan evaluasi dan bentuk pertanggungjawaban kami setelah
melaksanakan kegiatan KKN-T 2016 yang telah dilaksanakan di Desa
Sindangmulya, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Usep Sapudin selaku
Kepala Desa Sindangmulya beserta para kepala dusun dan staf di kantor Desa
Sindangmulya, Bapak Haji Endan selaku ketua GAPOKTAN Desa Sindangmulya
dan para ketua Kelompok tani lainnya, Bapak Mono Karsono beserta PPL
Kecamatan Kutawaluya, serta kepada seluruh lapisan masyarakat Desa
Sindangmulya atas segala bentuk partisipasi dan bantuan yang diberikan sehingga
berbagai program KKN-T yang dijalankan dapat terlaksana dan laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Kami berharap laporan ini dapat memberikan informasi
yang bermanfaat dalam keberlanjutan program, serta dapat menjadi referensi
dalam pengembangan program KKN-T di Desa Sindangmulya, Kecamatan
Kutawaluya, Kabupaten Karawang di tahun berikutnya.
Laporan ini merupakan evaluasi serta dokumentasi kegiatan KKN-T IPB
2016 di Desa Sindangmulya yang telah berjalan sejak tanggal 15 Juli sampai 4
September 2016. Kami menyadari betul bahwa dalam pembuatan laporan ini
masih terdapat banyak kekurangan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya konstruktif demi menyempurnakan kembali laporan akhir ini dan dapat
menjadi pembelajaran untuk kami semua.

Bogor, 27 Agustus 2016

Tim KKN-T IPB Desa Sindangmulya


5

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ........................................................................................................... 6
Latar Belakang .......................................................................................................... 6
Tujuan........................................................................................................................ 7
Tujuan Umum........................................................................................................... 7
Tujuan Khusus ........................................................................................................... 7
POTENSI DAN PERMASALAHAN WILAYAH .......................................................... 8
Potensi dan KondisiWilayah ..................................................................................... 8
Kondisi Fisik Wilayah ............................................................................................... 8
Kondisi Sosial Wilayah ............................................................................................. 8
Kondisi Ekonomi wilayah ......................................................................................... 10
Kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat ........................................................ 10
Permasalahan Wilayah Desa Sindangmulya ............................................................. 11
Masalah Pertanian ..................................................................................................... 11
Permasalahan Pendidikan .......................................................................................... 11
Permasalahan Lingkungan dan Kesehatan ................................................................ 12
Masalah Sosial ......................................................................................................... 12
PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI PROGRAM ........................ 13
PROGRAM PROFESI ..................................................................................................... 13
Program Keprofesian Komunikasi Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia ..................................................................................................................... 13
Analisis Masalah dan Potensi Desa ........................................................................ 13
Pemetaan Sosial ..................................................................................................... 15
Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Pengelolaan dan Pemanfaatan Bibit
Tanaman ................................................................................................................. 16
Program Keprofesian Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian .................. 17
Sosialisasi PGPR ................................................................................................... 17
Program Keprofesian Manajemen Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian .............. 19
Sosialisasi dan Demontrasi Pembuatan Kompos dan Mikroorganisme Lokal ....... 19
Program Keprofesian Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian ..................... 20
Sosialisasi IPB Prima ............................................................................................. 20
Pengamatan Pertumbuhan Varietas IPB 3S ........................................................... 20
Program Keprofesian Arsitektur Landsekap Fakultas Pertanian ............................... 22
Perencanaan Desa dan Pemetaan Partisipatif ......................................................... 22
Pekarangan Percontohan ....................................................................................... 23
Desain Area Perkumpulan Kelompok Tani .......................................................... 25
PROGRAM PENUNJANG ............................................................................................. 27
Pendampingan UPSUS dan GP2T............................................................................. 27
Penyelenggaraan Perlombaan dan Jalan Sehat dalam Rangka Memperingati HUT RI
Ke-71 ......................................................................................................................... 28
Kelompok Belajar Bersama ...................................................................................... 29
Sosialisasi Penerapan Hidup Bersih dan Sehat.......................................................... 29
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................ 31
Kesimpulan ...................................................................................................................... 31
Saran ................................................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 32
LAMPIRAN..................................................................................................................... 33
6

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertanian merupakan kegiatan manusia memproduksi tumbuhan serta


mengembangbiakan hewan untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Cohen
dalam Banoewidjojo (1983), pertanian dirumuskan sebagai ilmu dan seni
mengusahakan tanah dan definisi ini terutama menekankan produksi tanaman
dalam pertanian. Demikian juga Mosher dalam Banoewidjojo (1983),
merumuskan dalam ruang lingkup yang sempit bahwa pertanian adalah sejenis
proses produksi yang khas yang didasarkan atas proses-proses pertumbuhan
tanaman dan hewan. Para petani mengatur dan menggiatkan pembuahan tanaman
dan hewan itu dalam usaha tani(Farm). Kegiatan-kegian produksi di dalam usaha
tani merupakan suatu bagian usaha (business) , dimana biaya dan penerimaan
adalah penting.
Kondisi pertanian di Indonesia menurut data pendapatan nasional tahun
2012 hingga saat ini masih belum menunjukkan hasil yang maksimal bila dilihat
dari tingkat kesejahteraan petani masih banyak petani yang tingkat
kesejahteraannya masih rendah. Padahal potensi pertanian di Indonesia sangat
besar dan didukung oleh sumberdaya alam yang tersedia serta banyaknya
penduduk yang menggantungkan pada sektor pertanian. Sebagian besar penduduk
Indonesia bertempat tinggal tinggal di daerah pedesaan. Pada umumnya mereka
masih berada pada tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup yang rendah.
Diperkirakan penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan
berjumlah dua puluh tujuh juta orang, dan sebagain besar di antaranya berada di
daerah pedesaan. Hal ini menyiratkan bahwa masyarakat pedesan patut lebih
mendapat perhatian dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup.
Kemiskinan merupakan masalah yang tampak dalam berbagai fenomena
kehidupan. Ciri kaum miskin adalah penduduk yang kurang cukup memperoleh
kebutuhan pokok seperti perumahan, fasilitas kesehatan, pendidikan, angkutan
serta kesejahteraan sosial lainnya. Rendahnya kualitas kesehatan pemukiman
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya derajat kesehatan
masyarakat (Salim 1980).
Desa Sindangmulya dan desa lain di Kabupaten Karawang merupakan
pemasok padi yang cukup besar di Pulau Jawa. Cukup banyak masalah di bidang
pertanian yang ada di desa tersebut, antara lain banyaknya organisme pengganggu
tanaman (OPT) terutama pada tanaman padi, pengaplikasian pestisida dan pupuk
yang kurang efisien, kurangnya pengembalian limbah organik seperti jerami ke
tempat asal, kurangnya pemanfaatan lahan pekarangan. Kabupaten Karawang
terkenal dengan julukannya sebagai daerah “lumbung padi”, hal ini dikarenakan
daerah ini merupakan salah satu penghasil beras terbesar di Indonesia sejak jaman
kerajaan dulu. Secara kehidupan sosial, Kabupaten Karawang dapat digolongkan
sebagai daerah peralihan dari desa ke kota. Didaerah utara masih banyak
ditemukan desa desa pertanian, dengan juragan juragan tanah yang kaya, tetapi di
7

daerah Barat dan Timur (Cikampek) sudah banyak terlihat pengusaha pengusaha
industri dan karyawan yang lebih dominan. Dari segi pola pikir masyarakatnya
pun, daerah Karawang sudah tidak cocok lagi disebut dengan desa, tetapi belum
cocok juga bila disebut kota, sehingga daerah Karawang termasuk daerah
peralihan. Penghasilan daerah Kabupaten Karawang cukup besar, terutama dari
bidang pertanian beras dan industri. Akan tetapi sebenarnya masih banyak potensi
yang dapat dikembangkan di Kabupaten Karawang ini, tanpa harus meninggalkan
kekayaan agraris yang dimiliki.
Oleh karena itu, Fakultas Pertanian bergabung dengan Fakultas Ekologi
Manusia, IPB perlu melakukan tindakan nyata sebagai peran serta dalam upaya
penanggulangan permasalahan yang muncul di lingkungan masyarakat. Melalui
program kuliah kerja bersama masyarakat (KKBM) diharapkan mahasiswa
FAPERTA dan FEMA IPB dapat melakukan berbagai upaya berkelanjutan guna
menyelesaikan permasalahan yang muncul secara partisipatif dan kolaboratif demi
tercapainya pembangunan dan kemandirian desa.

Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mengoptimalkan
kelembagaan kelompok tani di Desa Sindang Mulya, Kecamatan Kota Waluya,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari program ini adalah untuk :
1. Mengidentifikasi kondisi daerah dan potensi Desa Sindangmulya,
Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
2. Mengidentifikasi masalah masyarakat setempat, khususnya dalam bidang
pertanian melalui pemetaan sosial.
3. Membuat kegiatan yang berpotensi untuk mengaktifkan kembali
kelompok tani di Desa Sindangmulya, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat.
4. Memperkenalkan dan mengaplikasikan teknologi PGPR dan Kompos ke
kelompok Tani di Desa Sindangmulya, Kecamatan Kutawaluya,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
5. Memberikan rekomendasi zonasi penataan kawasan di Desa
Sindangmulya, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa
Barat.
6. Memperkenalkan teknologi IPB Prima ke petani di Desa Sindangmulya,
Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
8

POTENSI DAN PERMASALAHAN WILAYAH

Potensi dan Kondisi Wilayah

a. Kondisi fisik wilayah


Desa Sindangmulya berada di Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten
Karawang. Secara geografis, Desa Sindangmulya berbatasan dengan Desa
Sampalan di sebalah utara. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sindangkarya,
sebelah timur berbatasan dengan Desa Sindangmukti, dan sebelah barat
berbatasan dengan Desa Mulyajaya. Desa Sindangmulya berada di ketinggian
tujuh meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata harian 27 derajat celcius.
Curah hujan di Desa Sindangmulya adalah 1500 Mm dengan jumlah bulan hujan
sebanyak empat bulan. Oleh karena kondisi geografis tersebut, Desa
Sindangmulya memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan
pertanian padi sawah.
Desa Sindangmulya memiliki luas wilayah sebesar 323 hektar. Sebagian
besar wilayah Desa Sindangmulya merupakan wilayah persawahan, yaitu seluas
290 hektar dengan komoditas unggulannya yaitu varietas padi. Luas pemukiman
di desa ini lebih sedikit dari luas wilayah persawahan yaitu hanya seluas 20 hektar
dan luas pekarangan sebesar 11,3 hektar.
Wilayah Desa Sindangmulya dibagi ke dalam empat dusun yaitu, Dusun
Ciampel, Dusun Rawabambu I, Dusun Rawabambu II, dan Dusun Tamiang
(Lampiran 1). Masing-masing dusun terdiri dari 3 RT. RT 01,02,03 merupakan
bagian dari Dusun Ciampel. RT 04,05,06 merupakan bagian dari Dusun
Rawabambu I. RT 07,08,09 merupakan bagian dari Dusun Rawabambu II. RT 10,
11, 12 merupakan bagian dari Dusun Tamiang. Setiap dusun memiliki luas
wilayah dan jumlah penduduk yang berbeda. Dusun Ciampel merupakan dusun
dengan luas terbesar dan dengan jumlah penduduk terbanyak. Oleh karena itu,
terdapat wacana bahwa akan dilakukan pemekaran wilayah untuk Dusun Ciampel.

b. Kondisi sosial wilayah


Penduduk Desa Sindangmulya tercatat berjumlah 4296 jiwa dengan rasio
jumlah laki-laki lebih banyak dari jumlah perempuan (Data Perkembangan
Penduduk Desa Sindangmulya , Juli 2016). Berikut merupakan data terpilah
kependudukan wilayah Desa Sindangmulya:

Tabel 1. Data Kependudukan Desa Sindangmulya, Juli 2016


Dusun Laki-laki Perempuan
Ciampel 637 653
Rawabambu I 606 487
9

Rawabambu II 505 460


Tamiang 484 464
Jumlah 2232 2064
Sumber: Data Perkembangan Penduduk Desa Sindangmulya, Juli 2016.

Dari data terpilah tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki di


Desa Sindangmulya lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk
perempuan. Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan selama
KKN-T, didapatkan informasi bahwa banyak perempuan-perempuan di Desa
Sindangmulya yang menjadi tenaga kerja wanita (TKW).
Tabel 2. Data Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Sindangmulya
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan
Sedang bersekolah 391 235
Pernah SD tapi tidak 105 195
tamat
Tamat SD/sederajat 595 545
Tidak tamat SLTP 105 25
Tidak tamat SLTA 45 5
Tamat SLTP/sederajat 271 210
Tamat SLTA 105 105
Tamat D3/sederajat 9 12
Tamat S1 14 11
Tamat S2 - 1
Tamat S3 - -
Sumber: Data Potensi Desa Sindangmulya, 2016
Berdasarkan data dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat
pendidikan di Desa Sindangmulya tergolong tingkat pendidikan rendah karena
sebagian besar warga hanya sampai pada tingkat pendidikan tamat Sekolah
Dasar. Terdapat 105 penduduk laki-laki dan 195 penduduk perempuan yang
tidak tamat SD. Sebanyak 595 laki-laki dan 545 perempuan hanya sampai pada
tingkat pendidikan SD. Namun, ada juga penduduk Desa Sindangmulya yang
mengejar pendidikan sampai tingkat sekolah tinggi. Tercatat sebanyak 14 laki-
laki dan 11 perempuan tamat S1, serta 1 orang penduduk perempuan Desa
Sindangmulya sebagai tamatan S2.
Meskipun letak Desa Sindangmulya yang termasuk ke dalam Provinsi
Jawa Barat, ternyata tidak semua penduduk merupakan etnis sunda. Terdapat
15 penduduk laki-laki dan 21 penduduk perempuan dengan etnis betawi, 19
laki-laki dan 15 perempuan dengan etni jawa, dan 5 orang dengan etnis bali.
10

c. Kondisi ekonomi wilayah


Sesuai dengan potensi yang terdapat di Desa Sindangmuya, penduduk
Desa Sindangmulya sebagian besar bermatapencaharian di bidang pertanian.
Tabel 3. Mata Pencaharian Penduduk Desa Sindangmulya
Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan
Petani 472 -
Buruh Tani 255 320
Buruh migran 3 51
PNS 11 6
Pengrajin industri rumah 1 -
tangga
Peternak 25 -
Montir 4 -
Bidan swasta - 6
perawat 3 -
Pembantu - 11
TNI 2 -
Karyawan Swasta 21 94
Sumber: Data Potensi Desa Sindangmulya, 2016.
Sebanyak 472 laki-laki menjadi petani, dan buruh tani sebanyak 255 laki-
laki dan 320 perempuan. Selain sebagai petani, penduduk Desa Sindangmulya
juga ada yang bermatapencaharian sebagai karyawan perusahaan swasta, PNS,
peternak, bidan, TNI, dan pekerjaan lainnya.
Berdasarkan aspek kesejahteraan, sebagian besar keluarga di Desa
Sindangmulya tergolong prasejahtera yaitu, sebanyak 1077 KK dari jumlah total
1457 KK. Indikator kesejahteraan yang digunakan dalam mendata adalah
indikator kesejahteraan menurut kriteria Badan Pusat Statistik (BPS).

d. Kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat


Desa Sindangmulya kaya akan potensi di bidang pertaniannya, namun
pemeliharaan wilayahnya masih kurang diperhatikan. Berdasarkan hasil pemetaan
wilayah dan observasi, tidak ditemukan adanya tempat pemubuangan akhir
sampah (TPS) di Desa Sindangmulya. Fasilitas kebersihan yang tersedia di desa,
seperti gerobak sampah ataupun bak sampah, juga tidak ada. Akibatnya, banyak
warga yang membakar sampah atau lebih parahnya lagi membuang sampah ke
saluran irigasi. Padahal, saluran irigasi di desa ini juga dimanfaatkan oleh
sebagian warga sebagai sarana MCK (mandi, cuci, kakus).
Permasalahan lingkungan ini sangat erat kaitannya dengan masalah
kesehatan masyarakat Desa Sindangmulya. Setiap tahunnya desa ini selalu
menjadi salah satu wilayah endemik DBD. Berdasarkan informasi dari pusat
puskesmas Kecamatan Kutawaluya, terdapat sekitar 30 orang terkena DBD dan
terdapat satu korban meninggal dunia. Hal ini tentunya merupakan permasalahan
yang sangat penting dan harus segera diselesaikan oleh seluruh bagian Desa
11

Sindangmulya. Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan


sangat perlu ditanamkan kepada masyarakat Desa Sindangmulya.

Permasalahan Wilayah Desa Sindangmulya


Potensi Desa Sindangmulya yang ada bukan hanya menjadi keuntungan,
namun dapat menjadi masalah jika tidak dikembangkan. Hasil praktik teknik
teknik survei lapangan dan partisipatif menggunakan teknik pohon masalah serta
hasil wawancara warga desa Sindangmulya diperoleh beberapa permasalahan
diantaranya ialah 1) masalah pertanian, 2) masalah pendidikan, 3) masalah
lingkungan dan kesehatan, dan 4) masalah sosial
Masalah Pertanian
Permasalahan umum yang terjadi dalam bidang pertanian di Desa
Sindangmulya adalah kurang berjalannya kegiatan atau aktivitas kelompok tani,
seperti berkumpul untuk berdiskusi (rembug tani) atau kegiatan kelompok tani
lainnya, seperti sosialisasi, pelatihan, dan lain-lain. Kegiatan kelompok tani
biasanya hanya berupa kegiatan saling mengunjungi dan distribusi bantuan dari
pemerintah. Selain itu, pertukaran informasi diantara para petani tidak terlalu
intensif dilakukan. Hanya terdapat satu kelompok tani saja yang cukup baik dalam
bertukar informasi. Kelembagaan petani hanya bersifat struktural tapi tidak
dijalankan, sehingga keberadaannya tidak maksimal.
Permasalahan lainnya ialah masih terfokusnya para petani terhadap
pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) secara kimia. Para petani
cenderung mengharapkan hasil yang lebih cepat, walaupun tidak ekologis.
Penggunaan pestisida kimia yang biasanya dilakukan oleh petani Desa
Sindangmulya terkadang tidak tepat sasaran, penggunaan dosis sudah tepat namun
dalam pengaplikasiannya dilakukan secara berlebihan. Selain itu, terdapat pula
dosis pemupukan yang terkadang berlebihan.
Jarak tanam umum tanaman padi ialah 30 cm x 15 cm, 20 cm x 20 cm, 20
cm x 40 cm x 15 cm. Tetapi, biasanya para petani tidak mengikuti anjuran
tersebut, melainkan lebih mengandalkan pengalaman mereka dalam bertani,
sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal.
Permasalahan Pendidikan
Pada umumnya pendidikan warga desa Sinndangmulya ini masih
tergolong cukup rendah, dimana rata-rata tingkat pendidikan warga hanya sampai
tingkat SD. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat ekonomi penduduk desa,
sehingga mereka lebih memilih untuk bekerja daripada bersekolah.
12

Permasalahan Lingkungan dan Kesehatan


Kepesulian dan kesadaran terhadap hidup bersih dan sehat yang kurang
menimbulkan masalah kesehatan, seperti timbulnya berbagai macam penyakit,
salah satunya ialah demam berdarah.
Beberapa perilaku buruk masyarakat yang masih dilakukan masyarakat
diantaranya membuang sampah tidak pada tempatnya, seperti pada saluran irigasi
ataupun dibakar di depan halaman rumah disebabkan tidak adanya tempat
pembuangan sampah yang umum. Selain itu, kurangnya fasilitas rumah tangga
seperti toilet, menyebabkan kebiasaan hidup yang tidak bersih.
Masalah Sosial
Permasalahan sosial yang umum terjadi si Desa Sindangmulya ialah
kurangnya lapangan kerja yang ada di desa ataupun Kabupaten Karawang,
sehingga masyarakat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini
menyebabkan tingginya tingkat pengangguran atau pekerjaan dengan gaji rendah,
sehingga masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, akibatnya
banyak wanita desa yang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di negara asing.
Permasalahan ini menyebabkan pola asuh anak yang kurang baik, sebab anak-
anak biasanya tumbuh di bawah asuhan neneknya.
13

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI


PROGRAM

Kuliah Kerja Nyata – Tematik IPB 2016 di Desa Sindangmulya terintegrasi


dengan program pendampingan GP2T sehingga program KKN-T terbagi menjadi
program keprofesian dan program penunjang yang di dalamnya termasuk program
pendampingan UPSUS dan kegiatan lainnya.

PROGRAM PROFESI

Program Keprofesian Komunikasi Pengembangan Masyarakat Fakultas


Ekologi Manusia

a. Analisis Masalah dan Potensi Desa

Kegiatan

Analisis masalah dan potensi desa dilakukan pada minggu awal KKN-T.
Hal tersebut dilakukan agar program KKN-T yang disusun dan akan
dilaksanakan di Desa Sindangmulya tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Analisis masalah dan potenisi desa melibatkan masyarakat desa
secara langsung karena mereka sendiri lah yang memiliki hubungan secara
langsung dengan masalah dan potensi tersebut. Untuk memenuhi kriteria
tersebut kami melaksanakan analisis masalah dan potensi desa melalui rembug
desa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2016 di Kantor Desa
Sindangmulya yang dihadiri oleh masyarakat desa, aparat desa, dan mahasiswa
IPB sebagai fasilitator. Jumlah peserta dalam rembu desa ini adalah 13 orang.
Analisis masalah dan potensi desa dilakukan menggunakan metode
penerapa teknik-teknik partisipatoris. Teknik-teknik partisipatoris yang
digunakan adalah analisis bagan pohon masalah, bagan kecenderungan, kalender
musim, dan alur sejarah. Bagan pohon masalah digunakan untuk mengetahui
akar masalah, masalah pokok, dan akibat yang ditimbulkan dari masalah
tersebut. Alur sejarah digunakan untuk menganalisis peristiwa-peristiwa penting
yang masih diingat oleh masyarakat karena akibat yang ditimbulkan tergolong
besar terhadap kehidupan masyarakat dalam bidang tertentu. Bagan
kecenderungan dan kalender musim digunakan untuk menganalisis musim-
musim yang penting dan rentan terhadap masalah. Masalah dan potensi yang
dianalisis difokuskan pada bidang pertanian karena menyesuaikan dengan tema
KKN-T Kabupaten Karawang “Peningkatan Produktivitas Padi Sawah dan
Revitalisasi Kelembagaan Kelompok Tani Melalui Gerakan Pemberdayaan
Petani Terpadu”.
14

Gambar 1. Bagan Pohon Masalah

Berdasarkan bagan pohon masalah tersebut, diketahui bahwa terdapat


menunjukkan ada tiga permasalahan utama khusunya di bidang pertanian yaitu:
1) hama penggerek batang yang sering menyerang 2) rendahnya pengetahuan
petani terkait pemupukan berimbang 3) kurangnya pendampingan dari PPL
selama proses berlangsungnya penanaman yang diakukan. Dampak dari
permasalahan tersebut adalah turunnya produktivitas hingga 90%. Petani juga
menyampaikan bahwa perlunya PPL turun ke lapang untuk melihat langsung
permasalahan yang dialami oleh petani.

Gambar 2. Alur sejarah dan bagan kecenderungan

Berdasarkan diagram alur sejarah tersebut, terdapat peristiwa penting yang


memiliki pengaruh besar terhadap bidang pertanian di Desa Sindangmulya.
Pada tahun 2010 terdapat serangan hama penggerek batang secara besar-
besaran yang mengakibatkan gagal panen. Meskipun serangan hama penggerek
15

selalu ada setiap musimnya, namun pertistiwa yang terjadi pada tahun 2010
tersebut adalah pertiswa serangan hama yang paling besar sehingga masih
melekat dalam ingatan masyarakat. pada tahun 2013, 2014, dan 2015 terjadi
banjir dan serangan hama tikus yang mengakibatkan berkurangnya
produktivitas padi. Menurut penuturan warga, baru dua musim terakhir ini saja
hama tikus sama sekali tidak menyerang tanaman warga. Dalam periode dua
tahun terakhir pun jumlah penandur mulai berkurang. Hal tersebut berakibat
pada biaya operasional yang membengkak karena para buruh tandur mematok
harga yang lebih tinggi daripada periode-periode sebelumnya. Untuk mengatasi
hal tersebut, BP3K kecamatan Kutawaluya memberikan pengadaan bantuan
berupa mesin penandur, namun para petani belum bisa menggunakannya
dengan baik. Berdasarkan bagan kecenderungan dikethui bahwa produktivitas
padi semakin membaik setiap tahunnya, namun biaya pengeluarannya pun
semakin tinggi.

Evaluasi
Kegiatan rembug desa yang diadakan sudah cukup baik dan berjalan
lancar. Namun, partisipasi masyarakat masih tergolong rendah. Hanya dua
orang yang aktif memberikan suara dan pendapatnya. PPL Desa Sindangmulya
yang sudah kami undang untuk ikut berpartisipasi dalam rembug desa tidak
dapat hari pada hari-H padahal masyarakat khususnya petani sangat
mengharapkan kedatangan PPL agar dapat mengetahui masalah apa yang
sebenarnya dialami oleh petani. Harapannya apabila akan dilakukan rembug
tani seperti ini, PPL dapat hadir sehingga mampu menyampaikan keluhan dan
masalah yang dialami petani kepada pemerintah dan dapat bekerjsama dalam
mencari solusi penyelesaiannya.

b. Pemetaan Sosial
Kegiatan
Pemetaan adalah teknik PRA yang digunakan untuk pembuatan peta atau
gambaran suatu wilayah. Melalui teknik ini dapat diketahui tata batas suatu
wilayah tertentu. Pemetaan sosial merupakan upaya pengidentifikasian
komunitas untuk mahami struktur sosial, sistem kelembagaan dan individu
beserta masalah dankebutuhan pada suatu unit (komunitas) sosial tertentu.

Gambar 3.Keterlibatan Kepala Dusun dalam proses penentuan batas-batas


wilayah dusun

Pelaksanaan teknik pemetaan di Desa Sindangmulya dilakukan dengan


melibatkan kepala dusun. Mereka menunjukkan batas-batas wilayah dusunnya
16

masing-masing. Teknik partisipatoris pemetaan dilakukan agar masyarakat


mengetahui batas-batas wilayah mereka serta mampu mengidentifikasi potensi-
potensi apa saja yang ada di wilayah mereka.

Spesifikasi potensi yang digambarkan dalam peta adalah sumber daya


alam seperti lahan dan sungai yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian maupun infrastruktur yang dimanfaatkan untuk menambah
kesejahteraan hidup mereka. Melalui teknik ini juga dapat dilihat seberapa
banyak sarana atau fasilitas yang tersedia sebagai penunjang kegiatan
perkumpulan masyarakat maupun petani yang tergabung dalam kelompok tani.
Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya seperti masjid, aula perkumpulan, atau
pos ronda.

Evaluasi
Kelebihan dari teknik ini adalah warga dapat dengan mudah
mengidentifikasi sumber daya dan meletakkannya pada peta karena mereka
sudah lama tinggal di wilayah tersebut sehingga mengenal secara detail
wilayahnya. Kekurangan yang dihadapi dalam penerapan teknik ini adalah
sulitnya menelusuri beberapa wilayah khususnya wilayah Rawabambu II dan
Tamiang dikarenakan akses jalan yang sangat buruk dan sulit dilewati.

c. Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Pengelolaan dan Pemanfaatan


Bibit Tanaman

Kegiatan

Program pemberdayaan masyarakat ini merupakan lanjutan dari program


pekarangan percontohan. Program pekarangan percontohan yang diterapkan di
pekarangan Desa Sindangmulya dikembangkan menjadi Kebun Bibit Desa.
Kebun bibit ini dikembangkan dengan harapan agar dapat bermanfaatan bagi
penyediaan bibit dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Agar pemanfaatan pekarang di Kantor Desa Sindangmulya dapat berjalan
secara berkelanjutan, dilibatkan masyarakat secara partisipatif dalam
pengelolaannya. Bapak RT Udit diamanahkan sebagai penanggung jawab, dan
ibu-ibu PKK dilibatkan dalam pengelolaan dan pemeliharaan tanaman
pekarangan.

Gambar 4. Proses diskusi ketua RT, ibu-ibu PKK, dan mahasiswa KKN-T IPB
17

Pendekatan pertama yang dilakukan sebelum membentuk koordinator


pengelolaan kebun bibit ini adalah mengadakan wawancara mendalam dengan
salah satu tokoh yang cukup dekat hubungannya dengan masyarakat.
Berdasarkan diskusi tersebut, disimpulkan bahwa ibu-ibu PKK memiliki
potensi untuk mengelola kebun bibit desa tersebut. Langkah selanjutnya yang
kami lakukan adalah mengadakan pertemuan dan diskusi dengan ibu-ibu PKK,
Ketua RT, dan beberapa pegawai kantor desa. Setelah dicapai kesepakatan
untuk mengelola kebun bibit desa tersebut, ibu-ibu PKK diberikan benih
tanaman kangkung, bayam, dan kacang panjang untuk kemudian dikelola
dalam kebun bibit tersebut.

Gambar 5. Penyerahan benih tanaman ke Ibu Uway selaku Ketua PKK


Desa Sindangmulya

Evaluasi
Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya membutuhkan partisipasi aktif
dari anggota masyarakat itu sendiri secara mandiri. Partisipasi dan minat
masyarakat Desa Sindangmulya khususnya ibu-ibu PKK sudah sangat tinggi,
namun pengetahuan mereka seputar cara-cara pengelolaan bibit tanaman masih
kurang. Oleh karena itu masih perlu dilakukan bimbingan dan pendampingan
dalam proses pengelolaan kebun bibit desa tersebut.

Program Keprofesian Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

a. Sosialisasi PGPR

Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang
strategi pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang aman
dan ramah lingkungan. Kegiatan sosialisasi PGPR (Plant Growth
Promoting Rhizobacteria) dihadiri oleh ketua kelompok tani beserta
anggotanya dan ketua BP3K Kecamatan Kutawaluya (Bapak Mono
Karsono). Kegiatan ini dilaksanakan pada 5 Agustus 2016, bertempat di
18

kediaman Bapak H.Endan (Ketua GAPOKTAN) Sindangmulya. Bentuk


kegiatan ini berupa sosialisasi dan cara pembuatan PGPR, serta diskusi
permasalahan petani tentang OPT yang menyerang tanaman padi dilahan
sawah di Desa Sindangmulya. Sosialisasi tentang pentingnya penggunaan
agens hayati dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
guna mengurangi penggunaan pestisida kimia dan cara pembutan PGPR.
Pembuatan PGPR diusahakan menggunakan tanah di sekitar
perakaran pohon bambu. Selain membuat langsung PGPR, PGPR dapat
digunakan dalam bentuk siap pakai. Sebelum sosialisasi dimulai, brosur
tentang cara pembuatan PGPR dibagikan kepada petani agar mereka
memahami dan mampu menerapkan secara mandiri. Menurut sebagian
petani pengendalian serangan hama dan penyakit dengan mengunakan
agens hayati daya bunuhnya lebih lama dibandingkan dengan
menggunakan pestisida kimiawi yang daya bunuhnya lebih cepat ketika
telah diaplikasikan ke lahan persawahan. Hal ini yang membuat petani
cenderung memilih menggunakan pestisida kimiawi. Diskusi bersama
petani dilakukan pula untuk mengetahui permasalahan petani tentang OPT
yang menyerang dan menyebabkan kerusakan pada tanaman padi. OPT
tersebut di antaranya Kepinding tanah/lembing (Scotinophora
vermiculata), Keong Mas (Pomaceae caniculata), dan Penggerek Batang
Padi Kuning (Scirpophaga incertulans). Pengendalian yang sudah
dilakukan oleh petani untuk mengurangi serangan OPT tersebut
menggunakan cara kimiawi, yaitu menggunakan pestisida.
Mahasiswa belum memiliki kemampuan untuk membujuk petani
agar menggunakan cara hayati dalam pengendalian OPT yang ramah
lingkungan, sehingga yang ditekankan adalah penggunaan pestisida tepat
guna karena sebagian petani belum menerapkan penggunaan pestisida
kimia yang tepat.

Evaluasi
Kegiatan Sosialisasi PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria) berlangsung dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan
antusias para petani dalam mengikuti sosialisasi dan diskusi. Adapun
hambatan yang dihadapi petani yaitu kurangnya pengetahuan tentang cara
pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang aman dan
ramah lingkungan. Sedangkan kebanyakan petani lebih memilih
menggunakan pestisida kimiawi. Sebaiknya petani menerapkan
penggunaan pestisida kimiawi sesuai sasaran.
19

Program Keprofesian Manajemen Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian

a. Sosialisasi dan Demontrasi Pembuatan Kompos dan Mikroorganisme


Lokal (MOL)
Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan petani dalam usaha meningkatkan produktivitas padi.
Sosialisasi ini menjelaskan tentang Kompos dan Mikroorganisme Lokal
(MOL), manfaat penggunaan Kompos dan Mikroorganisme Lokal (MOL),
bahan-bahan pembuatan Kompos dan Mikroorganisme Lokal (MOL) dan
cara pembuatan Kompos dan Mikroorganisme Lokal (MOL). Kemudian
dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan Kompos dan Mikroorganisme
Lokal (MOL) menggunakan bahan-bahan seperti jerami, bonggol pisang
dan keong mas. Tujuan kegiatan demonstarasi pembuatan Kompos dan
Mikroorganisme Lokal (MOL) ini adalah agar petani mampu membuat
Kompos dan Mikroorganisme Lokal (MOL). Kegiatan sosialisasi dan
demonstrasi pembuatan Kompos dan Mikroorganisme Lokal (MOL) ini
dihadiri oleh 8 orang yang terdiri dari ketua BP3K, ketua gapoktan, ketua
kelompok tani beserta anggota. Saat pelaksanaan sosialisasi dan
demonstrasi pembuatan Kompos dan Mikroorganisme Lokal (MOL)
petani sangat antusias dan banyak yang bertanya. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut muncul karena masih rendahnya pemahaman petani dalam
memanfaatkan jerami menjadi kompos dan memanfaatkan bonggol pisang
dan keong mas menjadi Mikroorganisme Lokal (MOL). Pembuatan
Kompos dan Mikroorganisme Lokal (MOL) diusahakan menggunakan
bahan-bahan yang mudah didapat dan jumlah yang banyak di lingkungan
sekitar. Bahan-bahan tersebut yaitu jerami, bonggol pisang dan keong
emas. Selain sosialisasi dan demonstrasi dilakukan juga pembagian brosur
tentang cara pembuatan Kompos dan Mikroorganisme Lokal kepada
petani agar mereka mampu menerapkan secara mandiri dikemudian hari.

Evaluasi
Kegiatan Sosialisasi dan Demonstrasi pembuatan Kompos dan
Mikroorganisme Lokal (MOL) berlangsung dengan baik. Hal ini
ditunjukan dengan besarnya antusias petani saat pelaksanaan kegiataan
tersebut, petani banyak yang bertanya dan petani berkeinginan membuat
Kompos dan Mikroorganisme Lokal.
20

Program Keprofesian Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian

a. Sosialisasi IPB Prima

Kegiatan
Sosialisasi Teknologi IPB Prima dilaksanakan pada tanggal 9
Agustus 2016 bertempat di Kantor Desa Sindangmulya dan dihadiri oleh
12 orang petani. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan teknik
sosialisasi guna menambah pengetahuan petani tentang padi varietas IPB
3S dan penerapan Teknologi IPB Prima diikuti dengan diskusi mengenai
permasalahan pertanian yang ada di Desa Sindangmulya. Pada sesi
pertama, para petani dijelaskan tentang pengenalan dan deskripsi varietas
IPB 3S lalu diikuti dengan penjelasan penerapan Teknologi IPB Prima
dalam pengelolaan padi sawah yang menekankan pada pengembalian
jerami ke lahan untuk memperbaiki kualitas tanah sawah, penggunaan
pupuk berimbang, penerapan GAP (Good Agriculture Practices),
mekanisasi pertanian, pemberdayaan kelembagaan serta pendampingan
petani. Pada sesi kedua diadakan diskusi dengan petani mengenai
keingintahuan mereka tentang padi varietas IPB 3S dan Teknologi IPB
Prima serta diskusi mengenai masalah pertanian yang ada di Desa
Sindangmulya. Secara umum sosialisasi ini berjalan dengan baik, para
petani tertarik dan antusias dalam mengikuti sosialisasi ini, para petani
terbuka wawasannya mengenai teknologi dalam pengelolaan padi sawah
khususnya penggunaan varietas padi IPB 3S dan pengembalian jerami ke
lahan.

Evaluasi
Kegiatan Sosialisasi Teknologi IPB Prima ini telah berjalan dengan
baik, hal ini ditunjukan dengan partisipasi dan antusiasme petani yang
hadir dalam sosialisasi dan diskusi ini. Hambatan yang dihadapi dalam
sosialisasi ini yaitu para petani tertarik dengan penggunaan padi varietas
IPB 3S namun perlu melihat contoh dan hasil penanaman terlebih dahulu
secara langsung, hal tersebut dikarenakan padi varietas IPB 3S ini belum
tersebar luas secara komersil jadi para petani masih sedikit ragu jika
langsung menggunakan benih tersebut. Hambatan lainnya adalah para
petani masih banyak yang membakar jerami hasil pemanenan padi
daripada dikembalikan ke lahan karena mereka mengeluhkan waktu yang
cukup lama untuk penguraian jerami dan khawatir akan mengganggu
jadwal tanam musim selanjutnya.

b. Pengamatan Pertumbuhan Varietas IPB 3S

Kegiatan
Kegiatan pengamatan dan pengukuran pertumbuhan padi IPB 3S
ditujukan untuk menilai sifat fisik dan agronomis tanaman padi sebagai
21

salah satu indikator kualitas tanaman padi yang baik. Pengamatan dan
pengukuran ini pun bisa dijadikan faktor yang memiliki pengaruh terhadap
hasil produksi padi. Kegiatan ini dilakukan selama dua minggu saat umur
padi 52 hari dan 59 hari. Benih IPB 3S yang ditanam di lahan Pak Haji
Endan diperoleh dari salah satu dosen kami yaitu Ibu Titiek. Padi yang
ditanam menggunakan jarak tanam 30x30 cm. Berdasarkan hasil
pengamatan, pertumbuhan varietas IPB 3S di lahan tersebut memiliki
jumlah anakan yang cukup banyak dan tingginya lebih besar dari varietas
lainnya.

PENDATAAN PERTUMBUHAN VARIETAS PADI IPB 3S DI


LAHAN PAK HAJI ENDAN (KETUA GAPOKTAN DESA
SINDANGMULYA)

Hari, tanggal : Jumat, 19 Agustus 2016


Umur tanaman : 52 hari
No. Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Anakan
1. 105 30
2. 126 34
3. 113 24
4. 124 32
5. 107 28
6. 111 29
7. 116 32
8. 117 12
9. 115 18
10. 121 12
11. 113 15
12. 121 33
13. 110 18
14. 120 18
15. 107 27
16. 121 21
17. 119 14
18. 145 15
19. 120 23
20. 120 25

Hari, tanggal : Jumat, 26 Agustus 2016


Umur tanaman : 59 hari
No. Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Anakan
1. 136 23
2. 130 30
3. 130 21
4. 134 31
5. 134 35
22

6. 132 29
7. 139 32
8. 135 13
9. 138 19
10. 128 33
11. 137 15
12. 139 27
13. 119 18
14. 138 25
15. 133 20
16. 132 13
17. 139 15
18. 147 23
19. 136 22
20. 136 25

Evaluasi
Selama pengamatan yang kami lakukan, padi IPB 3S tumbuh
dengan cukup baik dilihat dari hasil pengukuran tinggi dan jumlah anakan
yang baik juga. Hasil pengukuran tinggi menunjukan peningkatan
sedangkan pengukuran jumlah anakan terdapat peningkatan dan
penurunan. Pada saat pengamatan beberapa tanaman padi sudah mulai
memasuki fase pengisian bulir. Masalah yang dihadapi di lapang adalah
terdapat campuran varietas lain (CVL) dimana tanaman padi yang ditanam
tidak seragam menggunakan varietas IPB 3S, hal ini disebabkan pada saat
penanaman terdapat varietas lain yang ikut ditanam di petakan padi IPB
3S.

Program Keprofesian Arsitektur Landsekap Fakultas Pertanian

a. Perencanaan Desa dan Pemetaan Partisipatif

Kegiatan
Perencanaan merupakan bagian penting dalam menciptakan suatu
lanskap. Proses perencanaan adalah suatu alat yang sistematis yang
digunakan untuk menentukan saat awal dan keadaan yang yang
diharapkan dan cara yang terbaik untuk mencapai keadaan yang
diharapkan tersebut (Simonds 1983).
Kegiatan perencanaan dan pemetaan partisipatif dimulai dengan
tahap inventarisasi atau identifikasi potensi dan kendala lingkungan
kawasan desa, meliputi aspek fisik, biofisik, maupun sosial. Tahapan ini
dilakukan bersama masyarakat dengan pendekatan spasial partisipatif,
yakni dengan melakukan wawancara dengan warga desa ataupun pemuka
masyarakat. Tujuan kegiatan ini ialah membuat perencanaan lanskap desa
Sindangmulya berbasis potensi lokal dalam bentuk pemanfaatan
lingkungan.
23

Hasil analisis kawasan Desa Sindangmulya menunjukkan bahwa


potensi terbesar desa ini pada bidang pertanian terutama padi sawah,
infrastruktur jalan desa yang masih harus mendapat perbaikan untuk
menunjang mobilitas warga desa, lahan persawahan eksisting yang harus
dijaga keberadaannya berdasarkan RTRW Kab. Karawang yang
menyataan larangan alih fungsi lahan pertanian, ruang publik seperti
lapangan olahraga dan bermain anak yang tidak ada, belum optimalnya
area berkumpul masyarakat yang potensial dalam rangka mendorong
kegiatan kelompok tani dan tempat pembuangan sampah ruang lingkup
desa yang belum terakomodasi.
Hasil perencanaan ini berupa sebuah peta yang memuat kondisi
eksisting desa, analis potensi, beserta rekomendasi pengembangan desa
yang akan dilakukan dalam bentuk visual dan deskripsi. Informasi kondisi
eksisting desa yang tercantum berupa batas wilayah, wilayah
persawahan, wilayah permukiman, utilitas berupa mushola/masjid, sekolah
dan lain-lain. Sedangkan rekomendasi yang terdapat pada peta tersebut
berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH), kebun bibit desa, tempat
pembuangan sampah, dan lain-lain. Zonasi yang terbentuk di antaranya
zona pertanian dan zona lahan terbangun. Zona pertanian meliputi area
persawahan yang memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat
setempat sedangkan area terbangun meliputi rumah, pekarangan, saluran
irigasi, dan jalan yang keberadaannya sangat penting dalam menunjang
keberlangsungan kehidupan masyarakat.
Pembuatan peta dilakukan dengan cara digitasi area desa dengan
menggunakan peta dari citra satelit, yang digabungkan dengan hasil
observasi (inventarisasi) lapang, sehingga dihasilkan Peta Analisis Potensi
Desa Sindangmulya. Peta ini diharapkan dapat menjadi acuan dan media
untuk memulai tahapan awal dalam proses perencanaan desa.

Evaluasi
Pada pembuatan peta ini terdapat kendala, diantaranya ialah kurang
adanya informasi yang lengkap seputar kondisi desa, terutama peta
eksisting desa. Selain itu, alat penunjang pemetaan seperti GPS sangat
penting digunakan guna keakuratan peta yang dibuat. Harapannya peta
yang telah dibuat ini dapat menjadi rekomendasi yang dapat membantu
pengembangan desa selanjutnya serta menjadi informasi kepada pembaca
terkait kondisi desa, sebab peta yang telah dibuat lebih informative
dibandingkan peta yang dimiliki oleh desa.

b. Pekarangan Percontohan

Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan mendorong masyarakat untuk bersama –


sama memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal. Pekarangan adalah
lahan yang ada di sekitar rumah dengan batasan yang jelas berupa pagar
24

yang menunjukan kepemilikan lahan. Pekarangan yang biasa


dimanfaatkan untuk ditanami berbagai jenis tumbuhan dan tanaman,
tempat memelihara berbagai jenis ternak dan ikan, kegiatan pertanian
pasca panen, bermain anak, acara kekerabatan, dan daur ulang. Luas
pekarangan di Desa Sindangmulya mencapai 11,3 ha dengan rata – rata
luas 120 m2/rumah yang termasuk pada kategori pekarangan sempit.
Sebagian besar masyarakat desa memanfaatkan lahan pekarangan untuk
fasilitas lahan pertanaman, kandang kambing, ayam dan bebek, kolam
ikan, gudang, tempat menjemur hasil pertanian dan pakaian, tempat
bermain anak, sumur, kamar mandi, tiang lampu, bangku, dan pagar. Pagar
yang terbuat dari bambu menjadi ciri khas yang menjadi pembatas
pekarangan antar rumah, hampir setiap rumah memiliki konsep pagar
pekarangan yang sama, adapun ada juga yang menggunakan pagar hidup
yakni tanaman pembatas (border). Berdasarkan hasil pengamatan lapang,
hampir di seluruh rumah banyak ditanami tanaman buah naga yang
diletakkan di pekarangan bagian halaman depan atau buruan (dalam istilah
bahasa Sunda), hal ini dapat menjadi salah satu potensi desa menuju
kemandirian pangan dan mencapai kesejahteraan masyarakat jika
dikembangkan secara optimal.
Identifikasi pekarangan desa dilakukan dari tanggal 15 Juli hingga
23 Juli, identifikasi dilakukan dengan metode survei kunjungan ke
beberapa rumah warga kemudian mengamati pemanfaatan pekarangan.
Hasilnya lahan pekarangan terbagi menjadi tiga zonasi yakni halaman
depan (buruan), halaman samping (pipir), dan halaman belakang (kebon).
Buruan yang digunakan sebagai tempat bermain anak, kolam ikan, bangku
dalam bentuk dipan, tempat menjemur hasil panen, ditanami pohon buah –
buahan yang didominasi oleh pohon mangga, jambu, dan nangka, serta
tanaman hias. Pipir digunakan untuk tempat menjemur pakaian, gudang,
kolam ikan, sumur, dan ditanami sayuran. Kebon digunakan sebagai
kandang ternak serta area penanaman tanaman bumbu, sayur, dan buah –
buahan seperti pisang. Selain itu diperoleh informasi terkait kekhasan
pekarangan rumah warga yang banyak memanfaatkan bahan bambu
sebagai pembatas.
Kegiatan penataan pekarangan ini dilakukan melalui empat
tahapan yaitu inventarisasi, analisis, sintesis, dan penataan pekarangan.
Inventarisasi pekarangan kantor desa menunjukan tanah entisol yang
cukup sesuai untuk lahan penanaman, tapak yang sudah ditanami tanaman
obat, buah, bumbu, dan tumbuhan liar. Fasilitas berupa kantor desa dan
kolam ikan lele, infrastruktur lampu, dan utilitas seperti tempat sampah.
Analisis berupa penilaian potensi dan pemilihan lokasi percontohan.
Potensi ditunjukan dengan luasan area yang luas, keberadaan tanaman
toga, dan kolam ikan yang dapat menjadi daya tarik. Pemilihan area
percontohan dibantu oleh aparat Desa Sindangmulya yang memberikan
saran untuk menggunakan pekarangan kantor desa agar mudah diakses
oleh warga. Setelah itu sintesis berupa kegiatan pemilihan komoditas yang
akan ditanaman dan penyiapan benih tanaman yang akan ditanaman, benih
cabai direndam dengan PGPR selama 2 jam sedangkan benih kangkung
dan kacang panjang direndam selama 15 menit. Pada tanggal 28 Juli 2016
25

dilakukan penanaman di halaman kantor desa tepatnya di pinggir


posyandu desa dengan melakukan persemaian cabai dan menanam
kangkung, serta menata kembali tanaman eksisting dalam tapak. Selain itu
dilakukan rekayasa penanaman di polybag dan pot yang ditata sedemikian
rupa. Tanggal 16 Agustus 2016 dilakukan pengenalan penataan lahan
pekarangan kepada masyarakat melalui metode contoh agar dapat mudah
dipahami serta diterima di kalangan masyarakat yang dihadiri oleh 10
orang ibu rumah tangga. Komoditas cabai, kacang tanah, dan kangkung
dipilih berdasarkan kebutuhan bibit masyarakat terhadap komoditas ini.
Hasil dari kegiatan ini, pengunjung pekarangan ini menyatakan
ketertarikannya untuk membuat seperti yang telah dicontohkan,
menunjukan respon yang baik dengan meningkatnya permintaan bibit
cabai, serta antusiasme warga dalam memanen kangkung yang ditanam
dalam pekarangan tersebut. Keberlanjutan program diwujudkan dalam
bentuk pengelolaan sederhana melalui organisasi desa yakni Ketua RT dan
PKK yang bekerjasama dengan Karang Taruna Kencana Muda.

Evaluasi
Kegiatan pengenalan penataan pekarangan ini berjalan cukup baik
melalui metode percontohan sehingga masyarakat tergerak untuk
mewujudkan lingkungan fungsional, estetik, dan berkelanjutan yang
dimulai dengan memberi perhatian terhadap kebersihan dan pemanfaatan
halaman depan rumah. Kegiatan penataan pekarangan ini sebaiknya
diwujudkan dalam bentuk gerakan bersama warga desa seperti dapat
menjadi salah satu agenda dalam gerakan Jumat bersih. Selain itu
sebaiknya melibatkan masyarakat setempat atau kehadiran yang
menunjukkan keterwakilan setiap RT.

c. Desain Area Perkumpulan Kelompok Tani

Kegiatan
Proses desain merupakan proses utama dalam mengkreasikan
suatu lanskap dengan pengorganisasian dari unsur desain berdasarkan
prinsip desain sehingga tercipta hasil karya arsitektur lanskap tertentu.
Program ini bertujuan untuk menciptakan suatu lanskap sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan petani (owner) dengan cara memberikan
rekomendasi terkait desain lanskap yang fungsional, ekologis, estetis dan
sustainable. Khususnya untuk memenuhi salah satu kebutuhan manusia
sebagai makhluk social, yakni berkumpul.
Tapak yang telah di desain ialah suatu area yang dijadikan tempat
berkumpul petani sehari-hari, dimana pada tapak tersebut terdapat gudang
sebagai ruang untuk berkumpul dan berdiskusi, serta terdapat pula tapak
terbengkalai. Tapak tersebut terletak berdekatan dengan area persawahan,
sehingga tapak tersebut merupakan lahan basah (wetland) yang juga
merupakan jalur outlet dari irigasi persawahan tersebut. Sehingga tapak
tersebut harus di desain dengan hati-hati.
26

Gambar 5. Kondisi Eksisting Tapak


Selain dijadikan tempat berkumpul dan berdiskusi, owner sendiri
menginginkan tapaknya difungsikan sebagai tempat beternak ikan.
Sehingga desain pada tapak sengaja diarahkan untuk memenuhi
keinginan user, dengan konsep desain kolam beternak ikan sederhana
yang dapat digunakan sebagai tempat menyalurkan hobi user yakni
memancing, serta berdiskusi dan berkumpul.
Metode desain yang dilakukan ialah dengan melakukan
inventarisasi baik kondisi fisik, biofisik, maupun social dengan cara
survey langsung ke dalam tapak serta melakukan wawancara dan diskusi
bersama owner dan petani setempat. Alat (software) digunakan dalam
membantu proses desain ini ialah AutoCad, SketchUp, Photoshop, dan
Lumion. Hasil akhir dari proses desain ini ialah rekomendasi berupa
siteplan dan gambar tampak (view).

Evaluasi
Indikator keberhasilan dari program ini ialah dilihat dari kepuasan
dari user atas hasil desain yang telah dilakukan. Hasil desain tersebut
ditanggapi dengan baik oleh owner dan user. Harapannya, desain tersebut
selain menjadi rekomendasi, juga menjadi acuan dalam memanfaatkan
lahan tersebut, sehingga desain tersebut dapat pula diwujudkan.
27

PROGRAM PENUNJANG

Pendampingan UPSUS dan GP2T

Kegiatan

Kementerian Pertanian telah menetapkan upaya khusus pencapaian


swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai melalui
berbagai program dalam rangka peningkatkan produksi dan produktivitas untuk
komoditi padi, jagung dan kedelai, antara lain: pengembangan jaringan irigasi,
optimasi lahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT),
Optimasi Perluasan Areal Tanam Kedelai melalui Peningkatan Indeksi
Pertanaman (PAT-PIP Kedelai), Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT Jagung),
penyediaan sarana dan prasarana pertanian (benih, pupuk, pestisida dan alat mesin
pertanian) dan pengawalan/ pendampingan. Program tersebut diharapkan dapat
dicapai pada tahun 2017 dengan target produksi padi 73,4 juta ton, jagung 20 juta
ton dan kedelai 1,2 juta ton.
Program tersebut dapat terimplementasi dengan diperlukannya tenaga
pendamping yang energik untuk berpartisipasi aktif dalam membantu peningkatan
kinerja penyuluh pertanian di daerah yang berpotensi sebagai penyedia pangan
nasional. Upaya tersebut patut didukung dengan implementasi secara nyata di
lapangan dengan memberikan perhatian yang serius dari semua pihak, termasuk
perguruan tinggi sebagai komunitas masyarakat akademis, dalam hal ini adalah
civitas akademika yang terdiri atas dosen dan mahasiswa.
Tujuan dari program pendampingan gerakan pemberdayaan petani terpadu
yaitu memberikan edukasi dan penerapan teknologi baru kepada petani dalam
upaya meningkatkan indeks produksi dan produktivitas padi di Desa Sindang
karya dan Desa Sindang mulya Kecamatan Kutawaluya Kabupaten Karawang.
Kegiatan yang menjadi fokus utama dalam program Upsus Pajale adalah:
1. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)
2. Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan)
3. Penyediaan dan penggunaan benih unggul
4. Penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang
5. Pengaturan musim tanam dengan menggunakan Kalender Musim
Tanam (KATAM)
6. Pelaksanaan Program Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu (GPPT)
7. Perluasan Areal Tanam (PAT) Jagung dan Kedelai
8. Peningkatan Optimasi Lahan (POL)

Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa KKNT-T IPB


Desa Sindangmulya dilakukan berkoordinasi dengan BP3K Kecamatan
Kutawaluya. Mahasiswa KKN-T IPB Desa Sindangmulya dibagi menjadi tiga
kelompok yang akan bertugas di tiga wilayah kerja penyuluh pertanian (WKPP)
28

yang berbeda. WKPP yang menjadi wilayah pendampingan mahasiswa KKN-T


IPB Desa Sindangmulya yaitu Desa Sindangmulya, Desa Sampalan, dan Desa
Kutagandok.

Evaluasi

Pelaksanaan kegiatan Pendampingan Upsus dan GP2T mengalami


kendala, yakni belum turunnya dana untuk pelaksanaan program GP2T dari
pemerintah ke Kecamatan Kutawaluya, sehingga kegiatan program pendampingan
Upsus dan GP2T belum terlaksana dengan baik akibat kurangnya kegiatan yang
dilakukan oleh BP3K dan petani setempat. Harapannya setelah adanya dana dari
pemerintah ke BP3K maupun petani setempat kegiatan para petani dapat lebih
aktif lagi.

Penyelenggaraan Perlombaan dan Jalan Sehat dalam Rangka Memperingati


HUT RI Ke-71

Kegiatan
Kegiatan lomba 17 Agustusan ini dilakukan secara berkolaborasi dengan
pemuda Karang Taruna Kencana Muda Desa Sindangmulya. Kegiatan ini juga
sebagai bentuk kebangkitan aktivitas karang taruna di Desa Sindangmulya.
Kegiatan dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 16 – 17 Agustus 2016. Pada
tanggal 16 Agusutus 2016 kegiatan yang dilakukan adalah jalan sehat, senam
bersama, dan permainan voli. Pada tanggal 17 Agustus 2016 kegiatan yang
dilakukan adalah pelaksanaan berbagai macam perlombaan yang melibatkan
anak-anak, remaja, dan orangtua.
Berbagai macam perlombaan yang dilaksanakan, yaitu lomba bawa
kelereng, lomba memasukkan paku dalam botol, lomba balap karung, lomba balap
bakiak, lomba merangkak bayi, lomba tarik tambang, dan panjat pinang. Lomba
untuk kategori anak-anak meliputi lomba bawa kelereng, lomba memasukan paku
ke dalam botol, lomba merangkak bayi, dan panjat pinang. Lomba untuk kategori
remaja dan dewasa meliputi lomba tarik tambang, lomba balap karung, lomba
merangkak bayi, lomba memasukkan paku ke dalam botol, lomba bakiak, dan
panjat pinang. Lomba antar dusun tak luput pula dilaksanakan, yaitu lomba
pembuatan nasi tumpeng. Selain itu pada tanggal 17 Agustus turut pula
dilaksanakan pengajian dan syukuran atas kemerdekaan yang telah diraih oleh
bangsa Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan RI ke-71,
meningkatkan keakraban tim KKN-T IPB dan pemuda Karang Taruna Kencana
Muda Desa Sindangmulya sebagai panitia acara, serta meningkatkan kekompakan
dan kebersamaan masyarakat Desa Sindangmulya.
29

Evaluasi
Indikator keberhasilan dilihat dari antusiasme warga Desa Sindangmulya
dalam mengikuti perlombaan, banyaknya perwakilan setiap RT yang mewakili
perlombaan, serta kepuasaan warga desa atas acara lomba dan hadiah yang
diterima. Kegiatan lomba 17 Agustusan ini disambut dengan meriah oleh warga
khususnya anak-anak dan berjalan dengan lancar. Kerjasama antara tim KKN-T
IPB dan pemuda Karang Taruna sudah cukup baik. Sebaiknya, untuk kegiatan 17
Agustusan ini bisa dilaksanakan dan direncanakan lebih baik lagi di tahun yang
akan datang dengan penambahan berbagai lomba dan persiapan dilaksanakan
dalam waktu yang lebih lama. Harapannya, penyelenggaraan lomba dilakukan
kerjasama antara semua dusun di Desa Sindangmulya agar biaya yang dikeluarkan
lebih efisien.

Kelompok Belajar Bersama

Kegiatan
Kegiatan kelompok belajar bersama merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan setiap malam dengan materi pelajaran formal dan non-formal. Peserta
dari kelompok belajar ini terdiri dari anak-anak PAUD, SD, hingga SMP.
Pelajaran formal yang diberikan adalah matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa
Inggris. Pelajaran non formal yang diberikan adalah mengaji dan pengajaran
moral yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Evaluasi
Indikator keberhasilan dari program ini ialah meningkatnya pemahaman
anak-anak terhadap ilmu pengetahuan yang diberikan. Kendala dalam kegiatan ini
ialah kemampuan dan pengetahuan anak tidak merata terlepas dari tingkat
pendidikannya, misalnya anak kelas 4 SD yang masih belum bisa membaca,
sedangkan anak kela 1 SD sudah lancar membaca. Harapannya kegiatan ini juga
didukung oleh orang tua anak, dimana orang tua anak sebaiknya terus
membimbing anaknya daam proses belajar dirumah.

Sosialisasi Penerapan Hidup Bersih dan Sehat


Kegiatan
Sosialisasi hidup bersih dan sehat dilakukan kepada anak-anak khususnya
di dusun Ciampel, Desa Sindangmulya. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin
yang dilaksanakan tiap hari minggu dengan tempat yang di sesuaikan oleh
keinginan anak-anak, seperti Lapangan Desa Sindangmulya, Sampalan, dll.
Kegiatan yang dilakukan selain pemaparan materi mengenai pentingnya hidup
30

bersih dan sehat, juga dilakukan kegiatan olahraga, seperti lari pagi dan
pemanasan setiap hari minggu pagi.

Evaluasi
Indikator keberhasilan program terlihat dari seberapa antusiasnya anak-
anak dalam mengikuti kegiatan tersebut, serta banyaknya anak-anak yang
mengikuti kegiatan tersebut. Sebaiknya, cara hidup bersih dan sehat juga
diajarkan di rumah dan sekolah, serta setelah adanya sosialisasi penerapan hidup
bersih dan sehat ini di harapkan anak-anak dapat mengerti dan menerapkan
bagaimana hidup bersih dan sehat.
31

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Program kerja yang telah dirancang telah terlaksana dengan baik di Desa
Sindangmulya sesuai dengan luaran yang diharapkan. Warga Desa Sindangmulya
memberikan respon positif dan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program
KKN-T IPB. Proses pemetaan dan penggalian masalah desa sangat dibutuhkan
sebagai langkah awal dalam pembuatan program KKN-T agar program yang akan
dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain
itu, menjaga hubungan baik dengan warga sangat dibutuhkan agar dapat
mempermudah terlaksananya program KKN-T yang telah direncanakan. Potensi
warga mengenai pertanian berkembang melalui program pendampingan petani,
dimana di dalamnya dilakukan kegiatan diskusi, sosialisasi, rembug dan demo.
Sehingga pengetahuan dan kesadaran warga setelah program pertanian meningkat.

Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan kegiatan KKN-T yang telah dilakukan


serta dievaluasi, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dan masyarakat dapat
bekerja sama dalam pembangunan untuk memberdayakan ekonomi, pangan, dan
gizi masyarakat Desa Sindangmulya. Masyarakat diharapkan tidak hanya sebagai
objek pembangunan namun juga sebagai subjek yang turut memberikan suara
dalam pembangunan.
Program-program yang telah dilakukan pada KKN-T IPB tahun 2016 yang
dapat terlaksana dengan baik dan diharapkan dapat dikembangkan oleh
masyarakat di Desa Sindangmulya seperti pendampingan petani, serta kegiatan
kelompok tani seperti bekumpul untuk berdiskusi, bertukar informasi terus
berjalan, serta program percontohan pekarangan dan kebun bibit desa terus
berlanjut dan berkembang. Program-program tersebut perlu mendapat perhatian
dan evaluasi secara rutin tiap bulannya dari para perangkat desa dan juga
masyarakat agar terus berlanjut dan tetap berkembang. Para masyarakat
diharapkan dapat terus aktif menjaga program tersebut dan mendiskusikannya
dengan pihak terkait seperti PPL kecamatan, dan juga dinas apabila menghadapi
masalah yang serius.
Saran untuk pihak IPB utamanya LPPM, sebagai penyelenggara program
KKN-T, sebaiknya KKN-T di Desa Sindangmulya ini dilanjutkan untuk tahun
berikutnya sehingga program-program yang telah dijalankan tahun ini dapat
berkelanjutan dan terus berkembang. Kedepannya untuk program KKN-T di Desa
Sindangmulya perlu untuk diberi kesempatan pada mahasiswa dari program studi
Manajemen Sumberdaya Lahan (MSL), Agronomi Dan Hortikultur (AGH),
32

Proteksi Tanaman (PTN), Arsitektur Lanskap (ARL), dan Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat (SKPM) untuk melanjutkan, mengembangkan dan
memberikan program-program baru di Desa Sindangmulya. Untuk akademisi,
desa ini bisa digunakan untuk riset, penelitian, ataupun program pengembangan
masyarakat yang cukup relevan dengan bidang tertentu terutama dengan beberapa
permasalahan utama desa seperti masalah pertanian, pendidikan, kesehatan dan
lingkungan, serta sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Banoewidjojo M. 1983. Pembangunan Pertanian. Surabaya (ID): Usaha Offset.


Salim E. 1980. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan. Jakarta
(ID) : Yayasan Indayu
Simonds J.O. 1983. Landscape Architecture. New York (USA) : McGraw-Hill
Book Co.
33

LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta Wilayah Desa Sindangmulya


34

Lampiran 2. Hasil Peta Analisis Potensi Desa Sindangmulya


35

Lampiran 3. Hasil Desain Tempat Berkumpul Petani


36

Lampiran 4

JURNAL HARIAN KKN-TEMATIK IPB 2016

Nama : Putri Widya Sari


NIM : I34130117
Mayor : SKPM
Desa : Sindangmulya
Kecamatan : Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat

No Tanggal Jam Uraian Kegiatan


1. 15 Juli 2016 07.30 Pemberangkatan Peserta KKN-T IPB Kabupaten
Karawang menggunakan bus.
10.30 Peserta KKN-T IPB tiba di kantor bupati
Karawang
13.00 Penerimaan peserta KKN-T IPB di Kabupaten
Karawang oleh Kepala BAPPEDA Kabupaten
Karawang
15.00 Penjemputan peserta KKN-T IPB Desa
Sindangmulya, Kabupaten Karawang oleh Camat
dan Kades. Kami diantar oleh Kades sampai ke
tempat penginapan kami yang tidak jauh dari
Kantor Desa Sindangnulya.
2. 16 Juli 2016 07.30 Kerjabakti kelompok membersihkan tempat
menginap kami dan bertemu dengan pemilik
rumah.
13.00 Pendekatan dengan masyarakat sekitar tempat
tinggal kami. Masyarakat di daerah ini sangat
ramah dan welcome terhadap orang baru yang
datang ke desa mereka khususnya mahasiswa.
Mereka dengan senang hati menerima kami dan
menawarkan bersedia untuk memberikan bantuan.
14.00 Banyak anak-anak yang datang ke rumah tempat
kami menginap. Kami bermain beberapa permain
khas daerah Karawang bersama dengan anak-anak.
17.00 Jalan-jalan sore menelusuri dusun Ciampel sampai
ke dusun Rawa Bambu. Di sepanjang jalan yang
saya lihat sebagian besar masih merupakan lahan
tanaman komoditas padi. Secara keseluruhan,
saluran irigasinya sudah baik, namun di beberapa
petak sawah masih ditemui hama telur keong yang
menempel di batang padi. Ada beberapa kediaman
penduduk di sekitarnya. Sesekali kami sekedar
mampir dan memperkenalkan diri ke warga sekitar.
Perbatasan antara dusun Ciampel dan dusun Rawa
Bambu adalah pemakaman umum. Ketika kami
melewatinya, ada sekelompok anak yang sedang
37

bermain bola diarea pemakaman tersebut. Menurut


mereka, kendati tidak ada lapangan yang luas
akhirnya mereka bermain sepakbola di area
pemakaman.
18.45 Berkunjung ke kediaman Pak Lurah dengan diantar
oleh Bapak Hasim yang merupakan petugas desa,
menggunakan mobil desa. Di kediaman Pak Lurah
kami membicarakan beberapa hal. Produksi padi di
Desa Sindangmulya masih sangat banyak. 90%
lahan di desa masih merupakan milik masyarakat
asli desa. Jumlah ini termasuk yang paling banyak
dibandingkan dengan desa lain di kecamatan
Kutawaluya.
19.45 Mengajar anak-anak pelajaran Bahasa Inggris.
3. 17 Juli 2016 10.00 Mengajar anak-anak membaca dan berhitung.
11.40 Menelusuri jalan desa Sindangmulya bersama
dengan anak-anak. Mereka memperkenalkan kami
mengenai beberapa hal di desa diantaranya
mengenai pohon yang dianggap misterius di sekitar
pemakaman, memperkenalkan nama-nama
tanaman dengan bahasa daerah yang mereka
ketahui.
19.00 Mengajar anak-anak
4. 18 Juli 2016 09.30 Ke Kantor BP3K untuk perkenalan dan penjelasan
mengenai amanah untuk menjalankan program
UPSUS.
11.00 Mengikuti rapat mingguan PPL di BP3K sekaligus
perkenalan kami sebagai mahasiswa KKN-T dari
IPB kepada PPL khususnya Pak Ayat yang
merupakan PPL di Desa Sindang mulya. Kebetulan
saat itu juga ada mahasiswa dari UNSIKA yang
juga akan melaksanakan KKN di Kecamatan
Kutawaluya.
Mengajar anak-anak
5. 19 Juli 2016 10.00 Minggon di kantor Kecamatan Kutawaluya
bersama dengan camat, sekdes, kepala puskesmas
kecamatan, Ibu dokter Posyandu, Kapolsek
Kutawaluya dan Rengasdengklok, TNI, ketua
BP3K, dan aparat desa lainnya. Masing-masing
stakeholders tersebut memaparkan laporan dari tiap
bidangnya. Kepala puskesmas dan posyandu
menyampaikan bahwa yang menjadi perhatian saat
ini adalah adanya wabah demam berdarah yang
mencapai 17 kasus. Hal tersebut perlu diatasi
dengan PHBS. Ibu dokter mengamanahkan kepada
mahasiswa KKN-T untuk melakukan pendidikan
PHBS sejak dini ke anak-anak. Kapolsek dan TNI
menyampaikan bahwa ada beberapa kasus terkait
38

keamanan di lingkungan Kutawaluya diantaranya


terjadinya bentrokan antara warga yang disebabkan
oleh dangdutan dan miras. Peredaran miras sangat
besar terjadi di Kabupaten Karawang.
Kepala BP3K menyampaikan mengenai
perkembangan tanam di Kutawaluya yang
menginjak umur sekitar 30-40 hari.
Di acara minggon tersebut, kami juga
menyampaikan program dan kegiatan apa saja
yang akan kami lakukan di desa dengan sasaran
masyarakat desa.
16.00 Ke sawah di belakang rumah Bapak Haji Endan
(Ketua Gapokan). Di sawah tersebut sedang
dilakukan uji varietas dengan menyebar benih di
beberapa lokasi yang berbeda perlakuannya.
19.00 Mengajar anak-anak
6. 20 Juli 2016 11.00 Berkunjung ke sawah yang dikelola oleh Kak
Taher (Alumni HPT IPB angkatan 44). Kami
diamanahkan olehn Kak Taher berupa lahan yang
boleh kai kelola ataupun dijadikan petak
percontohan.
Mengajar anak-anak pelajaran berperilaku yang
santun dan mengenal bahasa inggris sesuai dengan
permintaan anak-anak tersebut.
7. 21 Juli 2016 08.00 Ke sawah Pak Haji Endan (Ketua Gapoktan Sri
mulya I di Dusun Ciampel,Desa Sindangmulya).
13.00 Mengunjungi setiap dusun di Desa Sindangmulya.
- Desa Sindangmulya sendiri memiliki 4 dusun yaitu
16.00 dusun Ciampel, Rawa bambu I, Rawa bambu II,
dan Tamiang. Masing-masing dusun terdiri dari 3
RT. Dusun Ciampel adalah dusun yang memiliki
jumlah KK paling banyak sehingga ada usulan
untuk dilakukan pemekaran.
Kami mengunjungi tiap-tiap kepala dusun dan
beberapa warganya untuk mengklarifikasi dan
melengkapi peta wilayah desa Sindangmulya yang
kami dapatkan dari data profil desa.
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
diperlukan adanya pemetaan ulang karena masih
terdapat banyak kesalahan terkait batas-batas
wilayah dan sumberdaya yang terdapat dalam peta
tersebut. Peta tersebut belum lengkap dan tidak ada
skalanya.
19.00 Mengajar anak-anak menyanyikan lagu-lagu
- nasional. Mereka justru lebih menghafal lagu salah
20.30 satu partai yang sering diiklankan di televisi
daripada lagu nasional.
Mungkin akan menjadi evaluasi besar bagi media
39

di Indonesia mengingat besarnya pengaruh media


di era ini. Sebaiknya tiap stasiun televisi
memutarkan lagu-lagu nasional setiap beberapa
kali atau di segmen-segmen dimana penonton
anak-anak besar jumlahnya. Hal ini dilakukan agar
anak-anak Indonesia lebih mengenal, hafal, dan
menjiwai lagu-lagu kebangsaan sehingga
diharapkan dampak positif kedepannya adalah
perbaikan moral anak bangsa.
8. 22 Juli 2016 09.00 Diskusi dengan beberapa kelompok tani di desa
– sindangmulya. Jumlah peserta diskusi adalah 11
11.00 orang. Dalam diskusi tersebut diterapkan teknik-
teknik partisipatif dalam menganalisis potensi dan
masalah. Teknik partisipatif yang dilakukan adala
bagan pohon masalah, kalender musim, bagan
kecenderungan, alur sejarah, diagram venn, dan
matriks tulang ikan. Partisipasi dalam
mengeluarkan pandangan dan berpendapat masih
rendah. Hanya dua orang yang vokal dalam
menyampaikan pendapatnya.
19.15 Mengajar anak-anak pelajaran menulis dan
- menuangkan gagasan mereka dalam bentuk tulisan.
20.30 Tema yang diberikan adalah mengenai cita-cita.
Anak-anak di Desa Sindangmulya ini rata-rata
bercita-cita untuk menjadi dokter, polwan,
presiden, dan guru.
9. 23 Juli 2016 08.00 Menyemai benih cabai dan kangkung

12.00
10. 24 Juli 2016 19.00 Bermain bersama anak-anak
13.00 Pergi ke kepala dusun Ciampel
11. 25 Juli 2016 09.00 Penyambutan mahasiswa KKN STKIP Pancasakti
10.30 Keliling ke kelompok tani yang ada di desa
Sindangmulya bersama PPL Sindangmulya, Bapak
Ayat.
Kelompok tani yang dikunjungi adalah:
Kelompok tani Haji Endan
Kelompok tani Haji Sukri
Kelompok tani Haji Umsin
12. 26 Juli 2016 09.00 Nandur di sawah BP3K
13.00 Kunjungan ke kelompok tani
13. 27 Juli 2016 09.00 Minggon desa dan lokakarya tingkat desa. Kami
menyampaikan hasil indentdifikasi dan analisis
masalah dari penerapan teknik-teknik partisipatoris
yang sebelumnya telah dilakukan bersama
perwakilan kelompok tani serta menyampaikan
program KKN-T yang akan segera dilakukan di
40

desa Sindangmulya sesuai dengan hasil analisis


masalah.
11.00 Ke kantor BP3K Kecamatan Kutawaluya untuk
mendiskusikan masalah pendampingan UPSUS.
Kelompok kami dibagi menjadi dua tim yang akan
mendampingi dua WKPP yaitu WKPP
Sindangmulya dan Kutagandog.
13.00 Ke Sawah garapan Kak Taher (Alumni IPB).
Diskusi bersama Bapak Haji Endan (Ketua
Gapoktan Sindangmulya), Ketua Gapoktan
Kutagandog, dan ketua Gapoktan Kutakarya.
14. 28 Juli 2016 08.00 Persemaian benih cabai, kangkung, bayam, dan
kacangpanjang di halaman kantor desa
Sindangmulya.
08.00 Aplikasi PGPR di lahan percontohan kantor desa
Sindangmulya. Kami melakukan percobaan dan
kontrol antara benih yang diaplikasikan dengan
PGPR dan yang tidak, dengan tujuan agar
masyarakat dapat membedakan sendiri antara
benih yang diaplikasikan dengan PGPR dan yang
tidak.
13.00 Kunjungan ke kelompok tani
17.00 Menyiram persemaian di kantor desa dan
mengontrol persemaian.
15. 29 Juli 2016 06.30 Menyiram persemaian di kantor desa dan
mengontrol persemaian
07.00 Kunjungan ke kelompok tani Bapak Karsa di
Cikulutuk.
14.00 Membantu mahasiswa KKN Pancasakti Bekasi
menyemai benih cabai di dusun Rawabambu I
16. 30 Juli 2016 06.30 Menyiram persemaian di kantor desa dan
mengontrol persemaian
07.00 Membantu kelompok tani Pak Karsa (Mulyatani I)
dalam melakukan pemupukan
13.00 Membantu mahasiswa KKN Pancasakti Bekasi
menyemai benih cabai di dusun Tamiang
17. 31 Juli 2016 05.30 Sosialisasi hidup sehat ke anak-anak dusun
Ciampel dan lari pagi bersama
18. 1 Agustus 09.30 Ke kantor BP3K berkoordinasi untuk pertemuan
2016 kelompok tani desa Sindangmulya dan Kutagandok
(Program UPSUS)
10.15 Ke kantor desa Sindangmulya untuk mengontrol
persemaian benih cabai dan tanaman kacang
panjang beserta kangkung
13.00 Supervisi kegiatan KKN-T dan UPSUS oleh Ibu
Titik selaku perwakilan dosen pembimbing lapang
dan Pak Atan selaku Supervicer program UPSUS
41

19. 2 Agustus 10.00 Kunjungan ke kelompok tani di Desa Kutagandok


2016 untuk melaksanakan program pendampingan
UPSUS
11.00 Diskusi bersama ketua kelompok tani wargi tani,
Bapak Wahidin dan Kepala Dusun
14.00 Membuat bumbung untuk musuh alami
20. 3 Agustus 09.00 Minggon desa Sindang mulya.
2016 Memaparkan laporan KKNT selama tiga minggu
yang telah dijalani
13.00 Ke Desa Telagasari untuk meneliti demplot IPB
3S, mencatat tinggi padi, jumlah anakan, hama,
dan penyakit serta memasang bumbung
21. 4 Agustus 08.00 Rembug tani se-Kecamatan Kutawaluya. Dihadiri
2016 – oleh Kepala BP3K Kutawaluya, Kepala UPTD,
13.00 POPT, PPL, PPS, dan perwakilan dari BP4K
Kabupaten Karawang.
Rembug tani membahas tentang UPSUS, LAKU
SUSI, Farmers field day, dan diskusi permasalahan
petani.
Menghasilkan gagasan kursus tani dengan fokus
pada topik metode jajar legowo dan pemupukan.
22. 5 Agustus 13.30 Sosialisasi dan demo pembuatan PGPR, MOL, dan
2016 Kompos
19.00 Kunjungan dan diskusi dengan mahasiswa KKN
dari Universitas Singaperbangsa Karawang
(UNSIKA)
23. 6 Agustus 09.30 Kunjungan ke kelompok tani di Desa Kutagandok
2016 untuk pendataan ALSINTAN
24. 7 Agustus 16.00 Senam sehat bersama ibu-ibu PKK Desa
2016 Sindangmulya
25. 8 Agustus 09.00 Anjangsana dan diskusi mengenai jajar legowo dan
2016 irigasi sawah ke Kelompok Wargi Tani Desa
Kutagandok. Ada Bapak Wahidin (Ketua
Gapoktan, Bapak Yudi (PPL Kutagandok), dan
Pak Kepala Dusun.
16.00 Rapat bersama Karang Taruna Desa Sindangmulya
dalam rangka persiapan HUT RI KE-71
26. 9 Agustus 09.00 Sosialisai Teknologi IPB Prima bersama kelompok
2016 tani dan perangkat desa Sindangmulya. Dihadiri
oleh 12 orang.
16.00 Membantu karang taruna dalam persiapan
perayaan HUT RI Ke-71
\27 10 Agustus 09.00 Minggon Desa Sindangmulya
. 2016
11.00 Pemasangan ajir untuk tanaman kacang panjang
28. 11 Agustus 07.30 Perayaan HUT Ke-17 Kecamatan Kutawaluya
2016 dengan jalan sehat, lomba joget, dan lomba tarik
tambang.
42

15.30 Farmers Field Day Pengecekan pH Tanah dan


sosialisasi IPB Prima di lahan Padi Sehat Pak
Wahidin, Desa Kutagandok.
29. 12 Agustus 07.00 Penelusuran wilayah desa untuk kelengkapan data
2016 pemetaan.
30. 13 Agustus 08.00 Penyusunan Logbook harian, Logbook mingguan,
2016 dan kelengkapan data untuk penyusunan laporan
UPSUS (Pendampingan GP2T)
31. 14 Agustus 10.30 Supervisi KKN-T oleh dosen pendamping (Bapak
2016 Zamzami.
11.00 Mengunjungi kantor desa bersama DPL untuk
melihat program pekarangan percontohan yang
telah dijalankan
11.30 Mengunjungi rumah ketua GAPOKTAN (Haji
Endan) bersama DPL untuk melihat pertumbuhan
varietas IPB 3S.
32. 15 Agustus 09.00 Sarasehan Penyuluh dan kelompok tani se-
2016 kecamatan Kutawaluya di Kantor BP3K
33. 16 Agustus 08.00 Memindahkan hasil persemaian cabai (bibit cabai)
2016 ke Polybag untuk kemudian dibagikan ke warga.
Jumlah bibit yang akan dibagikan lebih dari 200
bibit.
16.00 Jalan sehat dalam rangka memperingati HUT RI
Ke-71.
20.00 “Nonton bareng” film SOEKARNO bersama
warga, mahasiswa UNSIKA, mahasiswa
Pancasakti, dihadiri pula oleh Kepala Desa dan
tokoh masyarakat sekitar.
34. 17 Agustus 07.00 Upacara memperingati HUT RI Ke-71 di lapangan
2016 Sampalan bersama seluruh lapisan masyarakat dan
aparatur kecamatan.
10.00 Perlombaan-perlombaan memperingati HUT RI
Ke-71
35. 18 Agustus
2016
36. 19 Agustus 15.00 Melakukan pengukuran tinggi dan jumlah anakan
2016 varietas padi IPB 3S di lahan Ketua GAPOKTAN
(Haji Endan)
37. 20 Agustus 10.00 kunjungan ke rumah ketua GAPOKTAN Tirta Jaya
2016 I (Bapak Haji Sukri). Padi di lahan beliau akan
segera panen dalam waktu 10 hari kedepan.
38. 21 Agustus 13.00 Undangan UNSIKA
2016
39. 22 Agustus 09.00 Pengisian KRS Bersama Semester Ganjil
2016
40. 23 Agustus 09.00 Menghadiri acara perpisahan mahasiswa KKN
2016 STKIP Pancasakti Bekasi KBB Karawang di
43

Kantor Desa
13.00 Bertemu dengan dosen pembimbing kabupaten
Karawang, Ibu Titiek
41. 24 Agustus 09.00 Minggonan Desa Sindangmulya
2016
11.00 Koordinasi dengan ibu-ibu PKK, aparat desa, dan
mahasiswa UNSIKA dalam menjalankan program
“Pengembangan masyarakat melalui pengelolaan
dan pemanfaatan kebun bibit desa”. Penyerahan
secara simbolis bibit cabai kepada kepala dusun
dan pemberian benih kepada ibu-ibu PKK.
20.00 Menghadiri acara perkemahan pramuka se-
Kecamatan Kutawaluya di Lapangan Sampalan.
42. 25 Agustus
2016
43. 26 Agustus 13.00 Anjangsana atau kunjungan ke rumah ketua
2016 GAPOKTAN Tirta Jaya I (Bapak Haji Sukri).
Bapak Haji Sukri sedang melakukan panen.
15.00 Pencatatan pertumbuhan varietas IPB 3S di lahan
Pak Haji Endan (Ketua GAPOKTAN)
44. 27 Agustus 19.30 Menghadiri acara perpisahan mahasiswa KKN
2016 UNSIKA
45. 28 Agustus 08.00 Anjangsana atau kunjungan ke rumah ketua
2016 GAPOKTAN Tirta Jaya I (Bapak Haji Sukri).
Bapak Haji Sukri sedang melakukan panen.
12.00 Menyususn laporan KKN-T IPB 2016
46. 29 Agustus 08.30 Mengadiri Undangan bersama PPL, Gapoktan ke
2016 Cilamaya Kulon
47. 30 Agustus 09.00 Lakakarya KKN-T IPB Kecamatan Kutawaluya
2016
48. 31 Agustus 09.00 Lokakarya KKN-T IPB Desa Sindangmulya
2016
15.00 Pengamatan varietas IPB 3S di Cariumulya
49. 1 September 09.00 Lokakarya KKN-T IPB 2016 se-Kabupaten
2016 Karawang
50. 2 September 08.00 Ramah-tamah dengan kelompok tani yang selama
2016 ini menjadi sasaran dalam menjalankan program.
51. 3 September 08.00 Ramah tamah dengan masyarakat
2016
52. 4 September 08.00 Pemulangan mahasiswa KKN-T IPB 2016 kembali
2016 ke Bogor.
Mengetahui
Kepala Desa Sindangmulya

Usep Sapudin
44

Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Analisis Masalah dan Potensi Desa

Gambar 2. Kegiatan Pemetaan Sosial

Gambar 3. Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Pengelolaan dan


Pemanfaatan Bibit Tanaman
45

Gambar 4. Kegiatan Sosialisasi PGPR

Gambar 5. Kegiatan Sosialisasi dan Demontrasi Pembuatan Kompos dan


Mikroorganisme Lokal (MOL)

Gambar 6. Kegiatan Sosialisasi IPB Prima

Gambar 7. Kegiatan Perencanaan Desa dan Pemetaan Partisipatif


46

Gambar 8. Kegiatan Pekarangan Percontohan

Gambar 9. Kegiatan Inventarisasi Desain Area Perkumpulan Kelompok Tani

Gambar 10. Kegiatan Pendampingan UPSUS dan GP2T


47

Gambar 11. Kegiatan Penyelenggaraan Perlombaan dan Jalan Sehat dalam


Rangka Memperingati HUT RI Ke-71

Gambar 12. Kegiatan Kelompok Belajar Bersama

Gambar 13. Sosialisasi Penerapan Hidup Bersih dan Sehat


48

Gambar 14. Pengukuran Tinggi dan Jumlah anakan IPB 3S di Lahan Pak Haji
Endan

Gambar 15. Varietas IPB 3S usia 52 Hari

Gambar 16. Varietas IPB 3S usia 59 Hari

Anda mungkin juga menyukai