UPACARA KHATAM
Khatam secara harfiah berarti tamat atau selesai. Upacara khatam adalah
upacara yang diseleggarakan setelah menamatkan kitab alquran yang terdiri atas
30 juz.
5 Tidak ada hubungan antara kata tinjaq dalam bahasa mandar dengan kata tinja
dalam bahasa indonesia. Arti keduanya sangat berbeda, dimana dalam bahasa indonesia
tinja adalah nama kotoran.
6 Balai Pustaka, op. Cit. hlm. 600.
Khatam bagi masyarakat mandar merupakan tuntutan agama dan ketentuan yang
wajib ditempuh bagi setiap anggota masyarakat mandar. Ini disebabkan khatam
adalah sebuah prasyarat bagi setiap anggota masyarakat mandar yang akan
melaksanakan khitan dan ijab kabul dalam upacara pernikahan.
Upacara khatam biasa diselenggarakan pada bulan Rabiul Awal,Rabiul
Akhir,Jumadil Awal dan dirangkaikan dengan ucapan maulid nabi Muhammad
Saw. Upacara khatam ini biasanya dipimpin oleh imam masjid setempat atau
seorang guru mengaji. Sebagai prolog dari peringatan Maulid Nabi Muhammad
saw. Ini pertama-tama dibuka dengan lantunan syair2 Albarzanji yang dilakukan
oleh pemuka agama dan dilaksanakan seacra bergantian satu dengan yang lain.
Biasanya pembacaan syair2 albarzanji ini dilakukan dengan konfigurasi gerak
antara duduk dan berdiri dalam posisi melingkar yang ditengah mereka terdapat
sebatang pohon pisang lengkap dengan pembacaan syair2 Albarzanji barulah
dilakukan pelaksanaan khatam Alquran. Rangkaian upacara khatam dalam
masyarakat mandar dapat dijelaskan dibawah.
MANDI
Pertama-tama anak yang akan khatam terlebih dahulu dimandikan oleh
kedua orang tuanya. Mandi tersebut bertujuan membersihkan jiwa dan raga si
anak dari segala kotoran. Selanjutnya si anak diwajibkan mengambil air wudhu.
Setelah itu si anak yang akan dikhatam diberi baju: untuk anak lelaki seperti baju
yang biasa dikenakan lelaki arab(jubah dan kain penutup kepala)arab;untuk anak
perempuan laksana perempuan yang baru datang dari ibadah haji.secara lokal
disebut padawara.
KHATAM
Dalam upacara khataman pertama2 anak yang akan dikhatam
membacakan surah2 pendek yaitu dari surah Adduha sampai surah An
Nas,Alfatihah dan Al Baqarah 1-4 dengan bimbingan pemuka agama sebagai
simbol telah menamatkan kitab alquran. Setelah selesai, selanjutnya imam masjid
atau guru ngaji memimpin doa untuk keselamatan anak yang dikhatam. Seusai
khatam alquran sang anak dipersilahkan untuk berjabat tangan dengan pemuka
agama yang membimbingnya tadi dalam proses khatamul quran, kepada guru
mengajinya, orang tua dan segenap orang yang menghadiri upacara khatamul
quran tersebut.
Pada khataman massal atau pada keluarga yang mampu setelah khataman,
pada sore hari sering diselenggarakan karnaval sayyang pattuqduq. Orang2 yang
dikhatam didudukkan di atas sayyang pattuqduq dan diarak keliling desa. Di
depan sayyang pattuqduq ada seorang penyair yang disebut pakkalindaqdaq yang
membacakan kalindaqdaq(puisi mandar) seperti pantun yang bertema keagamaan
yang ditujukan kepada anak yang duduk diatas kuda.
PERTUNJUKKAN PAKKACAPING
Pada malam harinya selanjutnya diadakan seni pertunjukkan pakkacaping
yang dihadiri masyarakat setempat. Kedudukan anak yang dikhatam dalam
upacara ini adalah sebagai sentral upacara,sedangkan pertunjukkan pakkacaping
adalah sebagai inti dari mappadottong tinjaq.
UPACARA KHITANAN
Upacara adalah rangkaian perbuatan yang terikat pada aturan2 tertentu
menurut adat atau agama. Sedangkan kata khitan berarti tindakan membuka
kepala zakar dengan membuka kulup penutupnya. Jadi upacara khitan merupakan
suatu rangkaian yang bertujuan membuka atau memotong(melepas) kulup
penutup pada kepala zakarnya.
Upacara khitan ini dapat dilakukan sejak anak beurmur tujuh hari sampai
14 tahun. Upacara khitan intinya adalah upacara keselamatan karena upacara
khitan itu sebenarnya’merupakan upacara inisiasi, yaitu upacara peralihan seorang
laki2 ke masa dewasa.
Upacara khitan bagi masyarakat islam di mandar disebut massunnaq
dalam bahasa mandar merupakan sebuah upacara yang wajib dilaksanakan setelah
anak laki2 memasuki usia akil baligh,yaitu antara 7-12 tahun. Secara kronologis
tata upacara khitan di dalam masyarakat mandar dapat diterangkan sebagai
berikut
MANDI
Anak yang akan dikhitan terlebih dahulu dimandikan oleh kedua oramg
tuanya. Upacara mandi,selain dimaksudkan untuk membersihkan tubuh anak dari
kotoran2 yang tampak,juga sebagai simbol untuk membersihkan jiwa si anak dari
pengaruh2 buruk.
PELLATTIGIANG
Pellattigiang adalah upacara pewarnaan telapak tangan anak yang akan
dikhitan dengan menggunakan daun lattigi atau innai(daun pacar) yang dilakukan
oleh pukkali (pemuka agama) dan pappuangang (anggota hadat). Pewarnaan
telapak tangan ini merupakan sebuah simbol bahwa si anak telah siap memasuki
kehidupan dewasa dan diharapkan mampu menjadi pemimpin masyarakat serta
berprilaku terpuji. Selanjutnya setelah pewarnaan telapak tangan, pukkali
memimpin doa keselamatan untuk si anak yang akan menjalani upacara khitan.
NIGESOQ
Nigesoq adalah upacara pemotongan ujung gigi dengan menggunakan batu
tertentu. Pemotongan gigi bermakna bahwa si anak sudah memasuki kriteria
dewasa. Pemotongan gigi ini bermakna bhawa si anak sudah memasuki kriteria
dewasa. Oleh sebab itu ia tidak boleh lagi sembarangan bertutur dan berbuat
seperti anak2.
MESSISIQ
Messisiq terbentuk dari kata sisiq yang mendapatkan awalan ‘me’ yang
berarti menyelip. Acara messisiq merupakan sebuah penjajakan yang dilakukan
pihak laki2 terhadap pihak wanita. Dalam upacara ini pihak laki2 yang biasanya
diwakili oleh para tetua, menanyakan kemungkinan penerimaan lamaran jika
mereka datang melamar kepada wanita yang dituju.
MAMBOTTUI SORONG
Setelah lamaran dari pihak laki2 disetujui oelh pihak wanita selanjutnya
diadakan sebuah upacara yang disebut mambottui sorong. Secara harfiah
ungkapan mambottui sorong ini adalah memutuskan atau menetapkan mas kawin.
Upacara ini diadakan di rumah pihak wanita. Hal2 yang diputuskan dalam upacara
tersebut antara lain,sejumlah:mas kawin,uang tunai(uangbelanja),kerbau,sapi,atau
kambing,beras beserta perlengkapannya,paccanring(pakaian beserta perhiasan
wanita),pappaqduppa(perlengkapan permikahan) hari diselenggarakannya akad
nikah, dan hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan prosesi pernikahan.
MACCANDRING
Upacara maccandring adalah suatu upacara penyerahan paccandringan
beserta seluruh barang lainnya yang telah diputuskan dalam upacara mambottui
sorong dari pihak laki2 ke pihak wanita. Upacara ini dilaksanakan beberapa hari
sebelum upacara pernikahan.
MESSITA
Upacara messita pada intinya adalah kunjungan kedua mempelai ke
keluarga pihak laki2. Dalam kunjungan tersebut kedua mempelai membawa
bawaan seperti sarung sutra mandar,kue2,bingkisan oleh2,dan lain2.
MASAQALA
Kata masaqala di dalam bahasa mandar berarti “persoalan” atau “perihal”.
Nama atau istilah penyajian ini diambil sesuai dengan tema yang terdapat di
dalam sajian paket masaqala, dimana cerita pada sajian tersebut berisikan
persoalan2 pemahaman subtansi hubungan manusia terhadap tuhan. Lewat
penyajian paket masaqala, penutur cerita menggunakan tasawuf sebagai bahan
penuturan cerita.
Aljunaid yang terhitung salah seorang pengikut besar dalam tasawuf
mengemukakan arti tasawuf, “Tasawuf ialah membersihkan hati dari apa yang
mengganggu perasaan kebanyakan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh
budi yang asal(insting) kita, memadamkan sifat2 kelemahan kita sebagai manusia,
menjauhi segala seruan hawa nafsu, mendekati sifat2 suci kerohanian dan
bergantung kepada ilmu2 hakekat, memakai barang yang penting dan terlebih
kekal, menaburkan nasehat kepada sesama umat manusia, memegang teguh janji
dengan Allah dalam hakekat, dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syari’at.
Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan dan sebagai ilmu pengetahuan
tasawuf atau suflisme mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang yang
beragama islam dapat berada sedekat mungkin dengan Allah swt.
Fashul
Allah, uru dianna dunia
Allah, Makkamo anna madinah
TOLOQ
Pengertian toloq dalam bahasa mandar adalah kisah suatu kejadian.
Namun ini sesuai dengan sumber bahan cerita yang diambil dalam penyajian
pertunjukan pakkacaping yaitu historiografi tradisional mandar, sedangkan tema
yang diangkat dalam penyajian paket toloq adalah sosial kemasyarakatan.
Pada pertunjukan pakkacaping penutur cerita dalam menyajikan atau
memberikan ornamen terhadap struktur cerita. Plot, penokohan serta setting cerita
harus sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya. Seperti yang diterangkan
sebelumnya bahwa bahan cerita yang disajikan dalam paket toloq bersumber dari
sejarah. Oleh sebab itu segala yang dikemumakan harus sesuai dengankejadian
yang sebenarnya.