Anda di halaman 1dari 3

FIQIH SHOLAT

Hanafi : Turki, India, Pakistan, Bangladesh

1. Niat
Innamal a’malu biniyat, wa innamal
contoh niat puasa wajib (sebelum imsyak), niat puasa sunnah (kapan saja/ditengah
perjalanan sebelum makan mulai subuh – idzan ana shoim)
Syafi’i : Muqoranah (Sejalan antara takbir dengan niat) – Mulai dari Allah s.d. Akbar
(takbirnya panjang)
Hanafi, Hambali, Maliki: beberapa saat sebelum takbiratul ikhram (takbirnya pendek)

Melafalkan niat:
Letak niat di dalam hati (innal kalama lafil fuadi ...)
Kitab Al Asybah Wan Nadho'ir - Imam Suyuti
Namun bagi yang was-was/ragu, niat juga dilafadzkan
Hukumnya:
Syafi’i = Mustahab
Maliki = Tidak disyari’atkan
Hanafi = Bid’ah kecuali dalam keadaan was-was/ragu

2. Takbiratul Ikhram
2 riwayat - Sampai daun telinga atau sampai bahu (lebih baik bagi perempuan)

Mengangkat tangan juga dilakukan pada 3 gerakan lainnya, yakni: akan ruku’, i’tidal,
bangun dari tasyahud awal. Ini disepakati ke-4 mazhab kecuali Hanafi (hanya pada
takbiratul ikhram)
3. Bersedekap
6 pendapat:
Syafi’i: antara dada dan pusar (baina shdori wa surati)
Syafi’i 2: di atas jantung (riwayat ibnu huzaimah – ‘alal qolby)
Maliki: tepat di atas pusar
Maliki 2: tidak bersedekap
Hanafi & Hambali: di bawah pusar (tahta suroti)
Al Albani: di atas dada (sifat sholat nabi)
4. Meletakkan tangan kanan di atas lengan kiri
 Diletakkan di tengah pangkal lengan
 Digenggamkan pada pergelangan tangan(‘alal washri)
 Hanya ditempelkan (tidak menggenggam) di atas punggung tangan kiri
5. Iftitah
Macam-macam iftitah sah,
Allahuakbar kabiro (Nabi sedang sholat mendengar, kemudian Umar bin Khattab
menggunakannya)
6. Basmallah pada Al Fatikhah
Syafi’i: Jahar
Hanafi & Hambali: Siir
Maliki: Tidak dibaca

Imam harus bijaksana, contoh syeikh sudaiz ketika jadi imam di Istiqlal
7. Membaca Ayat
Dianjurkan ta’awudz (idza qoro’tal qur’an fastail billah)
Syafi’i: Dibaca terus setiap mau membaca ayat
Hanafi, Hambali, Maliki: Dibaca hanya pada raka’at pertama

Kemudian membaca ayat, dimulai bismillah (Syafi’i)


Kalau jadi imam, maka pendekkanlah bacaannya, karena makmum terdiri dari berbagi
macam.
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Hai segenap manusia, sesungguhnya
di antara kalian ada sikap yang membuat banyak orang menjauhi kebaikan (munaffir).
Maka siapa saja yang menjadi imam dalam shalat, hendaklah dia memendekkan
bacaan. Sebab di belakangnya ada orang tua renta, anak kecil, dan orang yang terdesak
keperluan.” (HR. Bukhari Muslim)
Standar Panjang-Pendek Bacaan Menurut imam Nawawi (Kitab Al Adzkar):
Panjang = Surah Al Hujurat – Amma yatasaalun (+- 3 halaman), dibaca pada sholat
shubuh & dzuhur
Sedang = An Naba’ – Ad Dhuha, dibaca pada sholat Ashar dan Isya’
Pendek = Ad Duha – An Nas, dibaca pada sholat Maghrib
8. Ruku’
Diawali dengan takbir dan mengangkat tangan
Posisi:
Kepala jangan terlalu mendongak
Kepala jangan terlalu menunduk
Andai diletakkan bejana/mangkuk di atas punggung, maka tidak akan tumpah
Baca’an:
NU – Subhana Rabbi’al adzimi wa bihamdih
Muhammadiyyah – Subhana Rabbi’al adzim
Subbuhungkudus Rabbuna warobbul malaikati warruh
Subhanakallah wa bihamdika, ashaduallailahailalla anta allahumma rabbighfilri
9. I’tidal (Samiallahuliman Hamidah)
Baca’an:
 Rabbana lakal hamdu mil ussama waati wamil ulardhi wamil ummasyi’ta min
syaiin ba’du (Syafi’i)
 Rabbana wa lakal hamd (Hambali, Arab Saudi)
 Allahumma rabbana lakal hamd mil ussama waati wamil ulardhi wamil
ummasyi’ta min syaiin ba’du

10. Sujud
Syafi’i, Hambali, Hanafi Maliki: lutut pertama kali menyentuh tempat sujud (lihat hadist)
Al Albani (Sifat Sholat Nabi): Telapak tangan lebih dahulu

Subhana Rabbial A’la wa bihamdih

26:00
11.

Anda mungkin juga menyukai