Anda di halaman 1dari 6

A.

Konsep Asuhan Keperawatan Anak dengan Asma


a. Pengkajian
 Identitas
Meliputi pengkajian nama, jenis kelamin, usia tanggal lahir, medical record,
alamat, nama ayah/penanggung jawab, pekerjaan ayah/ penanggung jawab.
 Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Nafas pendek, suara nafas wheezing, dada terasa berat, kesulitan bernafas,
batuk, pilek disertai/tidak disertai dengan secret.
b. Riwayat kesehatan terdahulu
Riwayat penyakit yang pernah di derita oleh pasien sebelumnya seperti ISPA
atau keluhan yang sama serta bagaimana riwayat imunisasi pasien.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga terdahulu yang pernah mengalami sakit Asma.
 Riwayat Keperawatan Sebelumnya (Post History)
a. Pre natal : kondisi ibu saat mengandung pasien, adakah riwayat penyakit
yang diderita dan bagaimana riwayat pengobatannya.
b. Natal : kondisi pernafasan saat lahir, menggunakan alat bantu nafas atau
secara spontan.
c. Post natal : kondisi pasien setelah lahir adakah hambatan mengenai
kelancaran konsumsi ASI.
 Riwayat Tumbuh Kembang
Riwayat tumbuh kembang pasien sejak lahir hingga saat ini terkait dengan
kondisi penyakit.
 Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi pasien lengkap atau tidak
 Status Gizi
 Pemberian ASI esklusif sejak 0-6 bulan
 MPASI mulai usia 6 bulan
 Penurunan nafsu makan
 Adanya penurunan berat badan saat sebelum sakit hingga saat pengkajian
 Psikososial
 Bayi usia 0 bulan- 1 tahun : apakah bayi dirawat oleh ibu kandung dibantu
ayah, nenek dan keluarga. Bagaimana gambaran kedekatan antara ibu dan
bayi
 Toddler (1 tahun- 3 tahun) : perkembangan anak mulai dari kegiatan makan,
eliminasi hingga kemampuan berpakaian
 Pre school (4-5 tahun) : anak mampu berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya atau tidak, apakah anak menjadi aktif atau lebih pemalu, prestasi
sekolah
 Psikosexual, anak dalam fase oedipal/falik dan fase laten.
 Interaksi anak dengan antar anggota keluarga

b. 11 Fungsional Kesehatan menurut teori Gordon :


1. Pola persepsi dan mempertahankan kesehatan
Persepsi klien/keluarga terhadap masalah kesehatan dan penyakit serta cara
penyembuhan
2. Pola latihan dan aktifitas
Pola aktifitas bermain dan belajar
3. Pola nutrisi
Asupan nutrisi pasien peroral atau parenteral, jumlah makanan yang masuk dan
kecukupan nutrisi, nafsu makan, keadaan kulit dan mukosa
4. Pola eliminasi
Kelancaran eliminasi, adanya konstipasi atau diare
5. Pola tidur dan istirahat
Sering terbangun, kesulitan mencapai tidur yang berkualitas
6. Pola kognitif dan konseptual
Reaksi terhadap stimulus penyakit saat ini
7. Pola persepsi diri
Persepsi ibu tentang diri dan anak, harga diri, ancaman terhadap konsep diri,
riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan psikologis.
8. Pola hubungan – peran
Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman kerja. Pola
membesarkan anak, hubungan dengan orang lain, struktur serta dukungan
keluarga, pola pengambilan keputusan
9. Pola reproduksi – seksualitas
Masalah atau perhatian seksual dan efek terhadap kesehatan
10. Pola mekanisme koping – stress
Pencetus stress, hubungan antara manajemen stress dengan keluarga
11. Pola keyakinan – nilai
Agama, kultur/budaya, keyakinan dalam budaya yang dapat mempengaruhi
kesehatan

c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan meliputi Tinggi badan, berat badan, TTV : Suhu, Tekanan Darah,
Pernafasan, Nadi, keadaan umum : kesadaran, tingkat kebutuhan pelayanan (partial
care, minimal care, total care). Wajah pucat, kelemahan, tidak bersemangat, adanya
lesi pada organ tubuh, pemeriksaan head to toe : kepala, rambut, mata, telinga,
hidung, mulut, ekstremitas atas, ekstremitas bawah, dada, abdomen, genetalia,
kuku, dan kulit.

1) B1 (Breathing)
 Inspeksi : terlihat adanya peningkatan usaha pernafasan, peningkatan
frekuensi pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi otot otot
interkostalis, peningkatan sifat dan irama pernafasan.
 Palpasi : biasanya pada palpasi kesimetrisan, ekspansi, taktil fremitus normal.
 Perkusi : biasanya didapatkan suara normal hingga hipersonor, sedangkan
diafragma menjadi datar dan rendah
 Auskultasi : di dapat suara vesikuler yang meningkatkan disertai dengan
ekspirasi lebih dari 4 detik atau lebih dari 3 kali inspirasi, dengan bunyi nafas
tambahan utama wheezing pada akhir ekspirasi.
2) B2 (Blood)
Perawat memonitor dampak asma pada kardiovaskuler meliputi : Nadi,
tekanan darah dan CRT
3) B3 (Brain)
Inspeksi tingkat kesadaran pasien apakah komposmentis, somnolen, atau coma
dan lakukan pemeriksaan GCS
4) B4 (Bladder)
Ukur volume output urin untuk melihat keseimbangan intake dan output, kaji
adanya oliguria karena merupakan tanda awal dari syok
5) B5 (Bowel)
Kaji bentuk, turgor, nyeri, dan tanda-tanda infeksi, mengingat hal-hal tersebut
juga dapat merangsang serangan asma. Pengkajian tentang status nutrisi klien
meliputi jumlah frekuensi, dan kesulitan-kesulitan dalam memenuhi
kebutuhannya. Pada klien dengan sesak napas, sangat potensial terjadi
kekurangan pemenuhan kebutuhan nutrisi, hal ini karena terjadi dipnea saat
makan, laju metaabolisme, serta kecemasan yang dialami klien.
6) B6 (Bone)
Kaji adanya edema ekstremitas, tremor, dan tanda-tanda infeksi pada
ekstremitas karena dapat merangsang serangan asma. Pada integumen perlu
dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor kulit,
kelembapan, mengelupas atau bersisik, perdarahan, pruritus, eksim, dan adanya
bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis.
Pada rambut, dikaji warna rambut, kelembapan, dan kusam. Perlu dikaji pula
tentang bagaimana tidur dan istirahat klien yang meliputi berpa lama klien tidur
dan istirahat, serta berapa besar akibat kelelahan yang dialami pasien. Adanya
wheezing, sesak, dan ortopnea dapat memengaruhi pola tidur dan istirahat klien.
Perlu dikaji juga tentang aktivitas keseharian klien seperti olahraga, bekerja, dan
aktiviatas lainnya. Aktivitas juga dapat menjadi faktor pencetus asma yang disebut
dengan exercise incuded asma.

d. Pemeriksaan diagnostik
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan spirometri dan radiografi

e. Pemeriksaan untuk anak usia <6 tahun


 Motorik Kasar
 Motorik Halus

f. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi secret
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak nafas
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan
untuk memasukkan atau mencerna nutrisi
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelamahan menyeluruh
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit

g. Intervensi
Diagnosa
Rencana Keperawatan
Keperawatan/
Masalah Kolaborasi Tujuan dan
Intervensi
Kriteria Hasil
Bersihan jalan nafas NOC: ▪ Kaji RR dan kecepatan
tidak efektif  Respiratory status : ventilation pernafasan
berhubungan dengan  Respiratory status : airway ▪ Berikan O2 sesuai
produksi sekret patency kebutuhan
 Aspirational control ▪ Auskultasi suara nafas, kaji
Setelah dilakukan tindakan adanya suara nafas
DS: tambahan
keperawatan selam 3x24 jam,
- Batuk ▪ Posisikan pasien untuk
jalan nafas kembali efektif
- Nafas terasa sesak memaksimalkan ventilasi
dengan kriteria hasil :
DO: ▪ Anjurkan pasien untuk
 Mendemonstrasikan batuk
- RR >30x/menit istirahat dan napas dalam
efektif dan suara nafas yang
- wheezing ▪ Berikan bronkodilator
bersih, tidak ada dispnea
- Menggunakan otot ▪ Monitor status
 Tidak ada sekret
bantu cuping
 RR dalam batas normal 20- hemodinamik
hidung ▪ Monitor aspirasi dan status
30x/mnt
 Menunjukkan jalan nafas yang O2
paten ▪ Pertahankan hidrasi yang
 Mampu mengidentifikasi dan adekuat untuk
mencegah factor penyebab mengencerkan secret
 Saturasi O2 dalam batas ▪ Lakukan fisioterapi dada
normal 95% - 100% jika perlu
 Foto torax dalam batas normal
Gangguan pola tidur NOC: NIC :
berhubungan  anxiety control ▪ determinasi efek efek
dengan sesak nafas  comfort level medikasi terhadap pola tidur
 pain level ▪ jelaskan pentingnya tidur
DO/DS:  rest : extent and pattern yang adekuat
 Gelisah  sleep : extent ang pattern ▪ fasilitasi untuk
 Nafas cepat mempertahankan aktifitas
 RR> 30x/mnt Setelah dilakukan tindakan sebelum tidur
 Sering terbangun keperawatan selama 3x24jam, ▪ ciptakan lingkungan nyaman
 Melaporkan secara gangguan pola tidur pasien ▪ kolaborasi pemberian obat
verbal adanya teratasi dengan kriteria hasil: tidur
ketidak nyamanan ❖ jumlah jam tidur dalam batas
 Kelelahan normal 10-11jam
❖ pola tidur, kualitas dalam
batas normal tidak sering
terbangun
❖ perasaan fresh sesudah
tidur/istirahat
❖ mampu mengidentifikasi hal
hal yang meningkatkan tidur
Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari a. nutritional status : adequacy  kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh of nutrient  kolaborasi dengan ahli gizi
berhubungan b. nutritional status : food and untuk menentukan jumlah
dengan fluid intake kalori dan nutrisi yang
ketidakmampuan c. weight control dibutuhkan
memasukkan atau  makan dengan porsi sedikit
mencerna nutrisi tapi sering
Setelah dilakukan asuhan  monitor adanya penurunan
DS : keperawatan selama 3x24 jam berat badan
-nyeri abdomen nutrisi teratasi dengan kriteria  jadwalkan pengobatan dan
-muntah hasil : tindakan tidak selama jam
-rasa penuh tiba tiba - konjungtiva anikterik makan
setelah makan - pasien menunjukkan nafsu  monitor pucat, kemerahan
DO : makan bertambah dan kekeringan pada
- kurang nafsu makan - makan habis ¾ porsi sampai konjungtiva
- makan hanya habis dengan satu porsi  monitor intake nutrisi
¼ porsi - tidak ada mual dan muntah  monitor mual dan muntah
- konjungtiva pucat - pasien menunjukkan minat  informasikan pada klien dan
- denyut nadi lemah untuk makan dan minum keluarga tentang nutrisi
- adanya penurunan  atur posisi semi fowler atau
berat badan 3 bulan fowler selama makan
terakhir  kelola pemberian anti
emetic
 anjurkan banyak minum
Intoleransi aktifitas NOC : NIC :
berhubungan  self care : ADLs  observasi adanya
dengan :  toleransi aktifitas pembatasan klien dalam
a. kelemahan  konservasi energy melakukan aktifitas
menyeluruh  monitor nutrisi dan sumber
b. ketidakseimbang Setelah dilakukan tindakan energy yang adekuat
an antara suplai keperawatan selama 3x24 jam  monitor pasien akan
oksigen dengan masalah intoleransi aktifitas adanya kelelahan fisik dan
kebutuhan dapat teratasi dengan kriteria emosi secara berlebihan
hasil :  monitor pola tidur dan
 mampu berpartisipasi dalam lamanya tidur/istirahat
DS : aktifitas fisik tanpa disertai pasien
- melaporkan secara dengan peningkatan TD, Nadi  bantu klien
verbal adanya dan RR mengidentifikasi aktivitas
kelelahan atau  pasien mampu melakukan yang bisa dilakukan
kelemahan ADL secara mandiri  bantu mengidentifikasi
- adanya dyspneu  aktifitas dan istirahat seimbang dan mendapatkan sumber
atau  melaporkan secara verbal yang diperlukan untuk
ketidaknyamanan tentang berkurangnya aktifitas yang diinginkan
saat beraktifitas kelemahan yang dirasakan  bantu mengidentifikasi
DO :  fresh dan tidak mudah lelah aktifitas yang disukai
- respon abnormal
 bantu pasien/keluarga
dari tekanan darah
mengidentifikasi
atau nadi terhadap
kekurangan dalam
aktifitas
beraktivitas
- perubahan ECG :
 sediakan penguatan positif
aritmia, iskemia
bagi yang aktif beraktifitas
 monitor respon fisik,
emosi, social dan spiritual
 libatkan orangtua atau
keluarga disetiap tindakan
yang dilakukan.
Deficit pengetahuan NOC : NIC :
berhubungan ❖ knowledge : disease proses ❖ kaji pengetahuan pasien
dengan kurangnya ❖ knowledge : health dan keluarga
informasi tentang behaviour ❖ jelaskan patofisiologi dari
penyakit penyakit dan bagaimana
Setelah dilakukan tindakan hal ini berhubungan
DS/DO : keperawatan selama …. Pasien dengan anatomi dan
 menyatakan menunjukkan pengetahuan fisiologi dengan cara yang
secara verbal tentang proses penyakit dengan tepat
adanya masalah Kriteria Hasil : ❖ gambarkan tanda dan
 ketidakakuratan ❖ pasien dan keluarga gejala yang biasa muncul
mengitu menyatakan pemahaman pada penyakit dengan cara
instruksi, tentang penyakit, kondisi, yang tepat
perilaku tidak prognosis dan program ❖ gambarkan proses
sesuai pengobatan penyakit dengan cara yang
❖ pasien dan keluarga mampu tepat
melaksanakan proedur yang ❖ identifikasi kemungkinan
dijelaskan secara benar penyebab dengan cara
❖ pasien dan keluarga mampu yang tepat
menjelaskan kembali apa ❖ sediakan informasi pada
yang dijelaskan perawat/tim pasien tentang kondisi
kesehatan lain dengan cara yang tepat
❖ sediakan informasi bagi
keluarga tentang
kemajuan dengan cara
yang tepat
❖ diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
❖ dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau di indikasikan
❖ eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat

Anda mungkin juga menyukai