Dengan tingginya kejadian KDRT dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan istri selaku korban. Dampak
tersebut meliputi rasa takut, cemas, letih, kelainan, stress post traumatic, serta gangguan makan dan tidur
yang merupakan reaksi panjang dari tindak kekerasan. Namun, tidak jarang akibat tindak kekerasan terhadap
istri juga mengakibatkan kesehatan reproduksi terganggu secara biologis yang pada akhirnya mengakibatkan
terganggunya secara sosiologis. Pada perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dapat
menyebabkan terganggunya kesehatan reproduksi, diantaranya gangguan menstruasi seperti menorhagia,
hipomenorhagia atau metrorhagia, bahkan wanita tersebut dapat mengalami menopause lebih awal,
mengalami penurunan libido, dan ketidakmampuan mendapatkan orgasme sebagai akibat tindak kekerasan
yang dialaminya
DAFTAR RUJUKAN
Fransiska Y.2012. GAMBARAN Pengetahuan dan Sikap Perempuan Dewasa Tentang Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (KDRT) di RW 10 Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos
Kota Depok. Fakultas Keperawatan Program Sarjana. Jurnal
Mardiyati I. 2015. Dampak trauma kekerasan dalam rumah tangga terhadap perkembangan psikis
anak. Dosen ftik iain Pontianak : Jurnal
Mery Ramadani, Fitri yuliani, 2015. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebagai salah satu isu
kesehatan masyarakat secara global. Fakultas kesehatan masyarakat, universitas andalas,
padang, sumatra barat, 25148: Jurnal.
Pradipta K.G. 2013.Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Kekerasan Dalam Rumah TanggaYang
Dilakukan Oleh Istri. Fakultas Hukum Universitas Hasanudin Makasar: Jurnal
Yusuf A.H, Hanik E.N, Rizki F. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika