KELOMPOK 1
II B
DISUSUN OLEH :
AGUS SETIAWAN
DEVITA
DUANA WAHYU F
FITRI FEBRIANI
INDAH PUSPITA A
NUR SUSI SUSANTI
PUTRI RAHMA M
RIDHO WAHYU P
SERLY AYU A
TRI PUJI K
(201501048)
(201501057)
(201501059)
(201501066)
(201501071)
(201501081)
(201501083)
(201501085)
(201501087)
(201501089)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang
bertema Sistem Triage. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Gawat Darurat dan Manajemen Bencana 1.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi semakin
baiknya sajian makalah ini.
Semoga makalah ini memberi informasi dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Tujuan ...............................................................................................................
1
1
2
2
2
3
4
5
5
5
7
9
9
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan istilah triage ini sudah lama berkembang. Konsep awal triase
modern yang berkembang meniru konsep pada jaman Napoleon dimana Baron
Domonique Jean Learry (1766-1842), seorang dokter bedah yang merawat tentara
Napoleon, mengembangkan dan melaksanakan sebuah system perawatan dalam
kondisi yang paling mendesak pada tentara yang datang tanpa memperhatikan urutan
kedatangan mereka. Sistem tersebut memberikan perawatan awal pada luka ketika
berada di medan perang kemudian tentara diangkut ke rumah sakit/tempat perawatan
yang berlokasi di garis belakang. Sebelum Larrey menuangkan konsepnya, semua
orang yang terluka tetap berada di medan perang hingga perang usai baru kemudian
diberikan perawatan.
Pada tahun 1846, John Wilson memberikan kontribusi lanjutan bagi filosofi
triase. Dia mencatat bahwa, untuk penyelamatan hidup melalui tindakan pembedahan
akan efektif bila dilakukan pada pasien yang lebih memerlukan,
Pada perang dunia I pasien akan dipisahkan di pusat pengumpulan korban yang
secara langsung akan dibawa ke tempat dengan fasilitas yang sesuai. Pada perang
dunia II diperkenalkan pendekatan triase dimana korban dirawat pertama kali di
lapangan oleh dokter dan kemudian dikeluarkan dari garis perang untuk perawatan
yang lebih baik.Pengelompokan pasien dengan tujuan untuk membedakan prioritas
penanganan dalam medan perang pada perang dunia I, maksud awalnya adalah untuk
menangani luka yang minimal pada tentara sehingga dapat segera kembali ke medan
perang.
B. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Triase
1. Pengertian
Triase (Triage) berasal dari kata perancis yang berarti menyeleksi. Dulu
istilah ini dipakai untuk menyeleksi buah anggur untuk membuat minuman anggur
yang bagus atau memisahkan biji kopi sesuai kualitasnya. Triase bencana adalah
suatu sistem untuk menetapkan prioritas perawatan medis berdasarkan berat
ringannya suatu penyakit atau tingkat kedaruratannya, agar dapat dilakukan
perawatan medis yang terbaik kepada korban sebanyak-banyaknya, di dalam kondisi
dimana tenaga medis maupun sumber-sumber materi lainnya serba terbatas (Zailani
dkk, 2009).
Menurut Pusponegoro (2010), triase berasal dari bahasa Prancis trier bahasa
inggris triage dan diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu
proses khusus memilah pasien berdasarkan beratnya cedera atau penyakit untuk
menentukan jenis perawatan gawat darurat.
Triage adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan
berat ringannya kondisiklien/kegawatannya yang memerlukan tindakan segera.
Dalam triage, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu (respon time) untuk
mengkaji keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu < 10 menit.
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada (Wijaya, S, 2010).
2. Tujuan Sistem Triase
1. Identifikasi cepat korban yang memerlukan stabilisasi segera, ini ke perawatan
yang dilakukan di lapangan.
2. Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan.
3. Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dan kecacatan, inilah tiga alasan dan
tujuan dilakukannya triase gawat darurat PPGD.
3.
Prinsip-prinsip Triase
Prinsip-prinsip triase yang utama sekali harus dilakukan adalah :
Triase umumnya dilakukan untuk seluruh pasien
Waktu untuk triase per orang harus lebih dari 30 detik
Prinsip utama triase adalah melaksanakan prioritas dengan urutan nyawa >
fungsi > penampilan.
Pada saat melakukan triase, maka kartu triase akan dipasangkan kepada korban
luka untuk memastikan urutan prioritasnya. (Zailani, dkk, 2009).
2
5. Kategori Triase
Korban yang nyawanya dalam keadaan kritis dan memerlukan prioritas utama
dalam pengobatan medis diberi kartu merah. Korban yang dapat menunggu untuk
beberapa jam diberi kartu kuning. Sedangkan korban yang dapat berjalan sendiri
diberi kartu hijau. Korban yang telah melampaui kondisi kritis dan kecil
kemungkinannya untuk diselamatkan atau telah meninggal diberi kartu hitam.
Dalam kondisi normal, pasien yang sudah diambang kematian dapat diselamatkan
dengan pengobatan yang serius walaupun kemungkinannya sangat kecil. Para
petugas medis yang sudah terbiasa memberikan pelayanan medis yang maksimal dan
pantang menyerah terhadap pasien dengan kondisi seperti itu,mungkin akan
dihinggapi perasaan berdosa saat memberikan kartu hitam kepada korban. Disinilah
letak perbedaan antara pengobatan darurat dengan prinsip :terbaik untuk satu orang
dan pengobatan bencana dengan prinsip terbaik untuk semua (Zailani, dkk, 2009).
Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan dan pemindahan yng mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul.
Untuk lebih jelasnya, kategori triase dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
Priorita
Warna
Kode
Kategori
s
Memerlukan pengobatan dengan
1
Merah
Prioritas
pertama
pengobatan
Kuning
II
Bisa
menunggu
pengobatan
Hijau
III
Ringan
Meninggal
4
Hitam
atau tidak
dapat
diselamatkan
B. Kegawatdaruratan
1. Pengertian
Adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan metodologi
keperawatan gawat darurat berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spirtual yang
komprehensif ditujukan kepadaklien/pasien yang mempunyai masalah aktual atau
resiko yang mengancam kehidupan, terjadi secara mendadak atau tidak dapat
diperkirakan, dan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat
dikendalikan. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dikembangkan sedemikian rupa
sehingga mampu mencegah kematian atau kecacatan yang mungkin terjadi
(Kemenkes, R.I, 2010).
2. Kasus kegawatdaruratan
a. Pasien Gawat dan Darurat
Yaitu pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan terancam nyawanya.
Contoh kasus : pada pasien IMA (Infark Miokard Acute)
b. Pasien Gawat Tidak Darurat
Yaitu pasien yang berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat.
Contoh kasus : pasien dengan karsinoma (kanker)
c. Pasien Tidak Gawat Tapi Darurat
Yaitu pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam
nyawa.
Contoh kasus : seseorang yang baru saja digigit ular
d. Pasien Tidak Gawat dan Tidak Darurat
Yaitu pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kegawatdaruratan.
Contoh kasus : batuk pilek
e. Pasien DOA (Death On Arrival)
Yaitu pasien yaitu pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan
meninggal.
Contoh kasus : pasien meninggal
3. Penyelesaian Masalah Primer pada Kasus
Yaitu dengan menggunakan pengkajian primer :
a. Airway
Mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai kontrol
servikal. Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya
penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk. Jika ada
obstruksi maka lakukan :
Chin lift / jaw trust
Suction / hisap
Guedel airway
Intubasi trakhea dengan leher ditahan (imobilisasi) pada posisi
netral.
b. Breathing
oksigenasi
adekuat.
Kelemahan
menelan/
batuk/
takikardi, bunyi
jantung
normal pada
tahap dini,
umur
35
tahun,
sadar,
sedikit
gelisah.
Dari
hasil
sekitas
400cc-800cc
150x/menit.
dengan
peningkatan
nadi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Pusponegoro (2010), triase berasal dari bahasa Prancis trier bahasa
inggris triage dan diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu
proses khusus memilah pasien berdasarkan beratnya cedera atau penyakit untuk
menentukan jenis perawatan gawat darurat.
Triage adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan
berat ringannya kondisiklien/kegawatannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam
triage, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu (respon time) untuk mengkaji
keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu < 10 menit.
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Kartikawati, D. (2011). Buku Ajar Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta:
Salemba Medika.
Kathleen, O. S., McLain, J, K., & Scheetz, L, J. (2014). Panduan Belajar Keperawatan
Emergensi. Jakarta: EGC.
11