Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempuna, karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini ada manfaatnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Ketiga, era 1980 ke atas, muncul kritik dari organisasi perempuan yang
menekankan aspek ketertindasan perempuan sebagai akar persoalan
kependudukan. Perempuan hanya dijadikan target dari program kependudukan
dan hak-hak reproduksi mereka terabaikan. Tahap ketiga ini dikuatkan dengan
ICPD tahun 1994 di Kairo yang menetapkan hak-hak reproduksi bagi perempuan.
(Sciortino, 1999: 181-183)
Tujuan dan strategi program yang digariskan adalah tujaun dan strategi
program dalam lingkup nasional. Dengan mempertimbangkan perbedaan,
keragaman dan karekteristik serta kebutuhan kesehatan reproduksi masyarakat
indonesia dan kondisi obyektif organisasi di daerah, maka setiap daerah dapat
memilih strategi program yang ada sesuai prioritas daerah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Munculnya orientasi kependudukan kepada kespro melewati 3 tahap
sejarah. Pertama (1960-1970), sejarah di mana masyarakat barat sedang
menerapkan doktrin ‘pesimistis’ Neo Malthusian yang melahirkan doktrin
pembatasan kelahiran secara ekstrem. Kedua, (era 70-an), di mana negara
berkembang mulai mengkritisi doktrin Neo-Malthusian dan mengkritik barat yang
tidak melihat akar kemiskinan sebagai akar persoalan kependudukan. Ketiga, era
1980 ke atas, muncul kritik dari organisasi perempuan yang menekankan aspek
ketertindasan perempuan sebagai akar persoalan kependudukan. Tahap ketiga ini
dikuatkan dengan ICPD tahun 1994 di Kairo yang menetapkan hak-hak
reproduksi bagi perempuan. (Sciortino, 1999: 181-183). Jadi Kespro dengan
demikian adalah sebuah wacana yang dikonstruksi lewat sejarah perkembangan
wacana kependudukan. Ada pun tujuan dan strategi kesehatan reproduksi
bagaimana meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya remaja akan
pentingnya kesehatan reproduksi.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA