Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH EKONOMI KESEHATAN

ANALISIS BIAYA PERSALINAN NORMAL


PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
(Studi Kasus pada Salah Satu Bidan Praktek Swasta di Pasaman Barat)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. HARDISMAN, M.HID, DR.PH

OLEH :
DIEN GUSTA ANGGRAINI NURSAL
0931202016

PROGRAM PASCASARJANA S3 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
0

LATAR BELAKANG
Menurut Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 bahwa setiap orang
berhak untuk meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal
28C ayat 1) dan Undang-Undang (UU) no 39 tahun 1999 tentang hak azazi manusia pasal 41
bahwa setiap orang berhak atas kesejahteraannya diantaranya hidup layak dan
perkembangan pribadi secara utuh. Kesejahteraan dapat tercapai jika orang itu sehat. Sehat
menurut UU no 36 tahun 2009 adalah Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Masyarakat yang sehat merupakan modal dalam pembangunan
(1-4)

.
Angka Kematian Ibu di Indonesia tidak dapat turun seperti yang diharapkan. Target

dalam Millenium Development Goals (MDGs) salah satunya adalah mengurangi AKI di
seluruh dunia sebesar 75% dari tahun 1900 ke 2015. Sebagai gambaran pada tahun 1990 AKI
di Indonesia masih sekitar 408 per 100.000 kelahiran hidup, sesuai target MDGs di tahun
2015 akan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Kenyataannya tahun 2002, AKI
Indonesia masih sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2005 sebesar 263 per
100.000 kelahiran hidup dan tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun
2012 AKI Indonesia meningkat lagi menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup

(5, 6)

Angka Kematian Ibu di Provinsi Sumatera Barat telah mengalami penurunan. Pada
tahun 1986, AKI di Propinsi Sumatera Barat sebesar 540 per 100.000 kelahiran hidup turun
menjadi 310 dan 305 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002 dan 2003. Dari survei
yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Andalas tahun 2008, diketahui AKI di
Sumatera Barat sebesar 212 per 100.000 kelahiran hidup. Turun lagi dari 129 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2011 menjadi 99 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (79)

.
1

Di Indonesia penyebab kematian ibu terkait pada penyebab langsung dan tidak
langsung. Penyebab langsung terbanyak masih didominasi oleh tiga penyebab utama
kematian ibu yaitu perdarahan (32%), hipertensi dalam kehamilan (25%), infeksi (5%), partus
lama (5%),dan abortus (1%).(5, 10-12)
Penyebab tidak langsung karena masih banyaknya kasus 3 TERLAMBAT, yaitu (1)
Terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan bagi kasus kegawatdaruratan obstetri; (2)
Terlambat mencari tempat rujukan yang disebabkan oleh keadaan geografis dan masalah
transportasi; (3) Terlambat memperoleh penanganan yang adekuat di tempat rujukan karena
kurangnya sumber daya dan fasilitas kesehatan pada pusat rujukan dan 4 TERLALU : (1)
Terlalu tua/diatas umur 35 tahun (27%), (2)Terlalu muda/dibawah umur 20 tahun (2,6%),
(3)Terlalu banyak/anak lebih dari 4 (11,8%), (4) Terlalu dekat/jarak antar kelahiran kurang
dari 2 tahun. (5, 10, 13, 14)
Salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah
dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih. Persentase
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 66,7 persen pada
tahun 2002 menjadi 84,38 persen pada tahun 2009. Angka tersebut terus meningkat menjadi
84,78%, 86,38%, 88,64% dan 90,88% pada tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013. (15)
Semua manusia mengalami pertumbuhan dari bayi sampai kematian. Bersamaan dengan
umur muncul penyakit-penyakit pada manusia. Sakit bisa datang kapan saja, baik ketika kita
masih produktif maupun ketika tidak produktif lagi. Sewaktu sakit datang dalam masa tidak
produktif disinilah dibutuhkan jaminan kesehatan sehingga kita bisa mendapatkan perawatan
dan pelayanan kesehatan yang memadai, ter jangkau, kapan saja, dan di mana saja? Asuransi
kesehatan mengurangi risiko masyarakat menanggung biaya kesehatan dari kantong sendiri
out of pocket, dalam jumlah yang sulit diprediksi dan kadang-kadang memerlukan biaya yang
sangat besar. Untuk itu diperlukan suatu jaminan dalam bentuk asuransi kesehatan karena
2

peserta membayar premi dengan besaran tetap. Dengan demikian pembiayaan kesehatan
ditanggung bersama secara gotong royong oleh keseluruhan peserta, sehingga tidak
memberatkan secara orang per orang.(16)
JKN dimaksudkan untuk membantu ibu-ibu yang mengalami kesulitan financial untuk
dapat mengakses pelayanan kesehatan. Salah satu factor penting untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat dengan
cara memberikan kemudahan pembiayaan bagi seluruh ibu hamil yang belum memiliki
jaminan kesehatan.Program JKN sendiri menjadi program prioritas Kementrian Kesehatan
dengan anggaran tahun 2011 sebesar Rp. 1,223 Triliun rupiah.(16)
Tetapi asuransi kesehatan saja tidak cukup. Diperlukan Asuransi Kesehatan Sosial
atau Jaminan Kesehatan Sosial (JKN) karena tingginya

premi asuransi komersial dan

manfaat yang ditawarkan asuransi komersil umumnya terbatas.(16)


Keuntungan dari asuransi kesehatan sosial diantaranya memberikan manfaat yang
komprehensif dengan premi terjangkau, asuransi kese hatansosial menerapkan prinsip kendali
biaya dan mutu sehingga peserta mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biaya
yang wajar dan terkendali, asuransi kesehatan sosial juga menjamin sustainabilitas (kepastian
pembiayaan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan). Selain itu . asuransi kesehatan sosial
memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Oleh sebab itu,
untuk melindungi seluruh warga, ke pesertaan asuransi kesehatan sosial/ JKN bersifat
wajib.(16)
Besaran tarif pada pelayanan tingkat pertama yang diberikan kepada pemberi
pelayanan adalah untuk sekali pemeriksaan kehamilan dibayarkan Rp. 25.000,00 per
pemeriksaan (standar 4 kali), untuk persalinan normal Rp. 600.000,00 untuk satu kali
pelayanan nifas termasuk pelayanan bayi baru lahir dibayarkan Rp. 25.000,00 (standar 3
kali), pelayanan KB pasca persalinan

dibayarkan Rp 100.000,00 untuk IUD dan Rp


3

15.000,00 untuk suntik dan penanganan komplikasi KB pasca salin Rp 125,000,00.


Penanganan perdarahan pasca keguguran, persalinan pervaginam dengan tindakan emergensi
dasar Rp 750.000,00 pelayanan tindakan pasca persalinan (misalnya plasenta manual) Rp
175,000,00 pelayanan pra rujukan pada komplikasi kebidanandan neonatal Rp 125,000,00.
Untuk besaran biaya untuk pelayanan kesehatan kebidanan dan neonatal tingkat lanjutan
menggunakan tarif paket Indonesia Case Base Group (INA-CBGs).(17, 18)
Masih minimnya Bidan Praktek Swasta yang mau menerima pasien dengan
pembiayaan jaminan kesehatan nasional. Keengganan bidan praktek swasta dan rumah sakit
swasta ini dikarenakan minimnya tarif persalinan normal yang ditetapkan oleh Kementrian
Kesehatan. Tarif yang dipatok untuk persalinan normal adalah Rp. 600.000,00. Apabila
ditambah dengan pemeriksaan kehamilan, nifas dan kunjungan neonatus maka bidan akan
menerima sebanyak Rp. 760.000,00 sekali persalinan normal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis biaya persalinan normal oleh
bidan dengan mengambil kasus salah satu bidan praktek swasta di Kota Pasaman Barat untuk
menangani satu kali persalinan. Diharapkan dari analisa biaya yang dilakukan maka akan
diketahui tarif riil dari persalinan normal yang seharusnya dibayarkan pemerintah kepada
bidan untuk mendukung terlaksananya program Jaminan Kesehatan Nasional.
METODE PENELITIAN
Metode analisis biaya yang digunakan adalah metode activity based costing yaitu metode
penghitungan biaya berdasarkan aktifitasaktifitas yang dilakukan bidan pada persalinan
normal. Aktifitas-aktifitas tersebut akan diuraikan secara terperinci mulai dari pasien datang
ke rumah bidan sampai pasien pulang. Elemen biaya yang akan dihitung adalah biaya modal
(capital cost cost) dan biaya berulang (recurrent cost). Biaya modal meliputi sewa ruangan,
peralatan medis.Sedangkan biaya tidak tetap meliputi jasa bidan, bahan habis pakai, obatobatan dan makanan.
4

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada persalinan normal aktifitas yang dilakukan oleh bidan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Aktifitas yang Dilakukan Bidan pada persalinan Normal
KEGIATAN
HARI 1
Kegiatan
Persiapan partus set
normal (15 menit)
- Gunting tali pusat
- Klem 2buah
- Jarum dan benang
- Kain kassa 10 buah
- Kapas
- Nier bekken 2
- Com kecil 2 buah
- Com besar 1 buah
- Slem penghisap 1
buah
- O2
- Infus set
- Kain (duk) steril 3
buah 1 buah
- Betadine 1 botol
- Bed partus
Pemeriksaan - Pemeriksaan fisik
(tensi, nadi,
temperatur, cek
kornea)(5 menit)
- Palpasi (5 menit)
- Toucher (5 menit)

Tindakan

Obat-obatan

HARI 2
- Mencek kondisi bayi dan ibu (15 menit)

- Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
(tensi, nadi,
temperatur, cek
kornea, melihat jalan
lahir apakah ada
perdarahan atau
tidak) (15 menit)
Menolong
-Membimbing
persalinan (6 jam)
memberikan ASI/
Inisiasi Menyusui
breast care) (10
dini (30 menit)
menit)
Syntocinon 3 Ampul - Tablet tambah darah
Metergine 1 ampul
1 tablet
Vitamin K 1 ampul
- Pemberian vitamin 2
Salep antibiotic
tablet
5

HARI 3
Mencek kondisi bayi
dan ibu (15menit)

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
(tensi, nadi,
temperatur, cek
kornea, melihat
jalan lahir apakah
ada perdarahan atau
tidak) (15 menit)
-Membimbing
memberikan ASI
breast care (10
menit)
- Tablet tambah
darah 9 tabelt
- Pemberian vitamin
18 tablet

untuk mata bayi

Makanan

Akomodasi

Diet bergizi (3 kali


sehari)
Di dalam ruang steril (2
jam)

- Diet bergizi (3 kali


sehari)
Diruang rawat/kamar
biasa)

Obat tali pusat


Kain kassa steril
Alkohol
Betadine
Diet bergizi (2 kali
sehari)
Diruang rawat/kamar

Aktifitas yang dilakukan bidan rata-rata 15 menit setiap hari, sedangkan pemeriksaan
dan tindakan lebih lama pada hari pertama (15 menit dan 6 jam) dibandingkan hari
berikutnya (10 menit).
Tabel 2. Biaya Peralatan pada Persalinan Normal

Nama
Bed Partus
Tabung Oksigen
Gunting tali
pusat, gunting
perban, klem,
near bekken, com
kecil, com besar,
slem penghisap,
dll (alat partus
set)
Total

Harga (Rp)
1.200.000
1.750.000,700.000

Umur Ekonomi
Jumlah
(harga/4,329) pemakaian/
(Rp)
tahun
277.200,404.250
161.700,-

60
60
60

Biaya ratarata sekali


pemakaian
(Rp)
4.620,6.737,2.695,-

14.052

Dari peralatan yang diperlukan untuk persalinan normal diperkirakan rata-rata per kali
pemakaiannya adalah Rp 14.052,00
Tabel 3. Biaya Bahan Habis Pakai Persalinan Normal
Nama
Jarum dan benang
Kain kassa
Kapas
Infus set
Cairan infuse RL

Harga
satuan
15.000,500,20.000,13.000,10.000

Volume
1 set
60 buah
1 gulung
1 set
2
6

Total Harga
15.000,30.000,20.000
13.000,20.000,-

Dextrose 10%
Kain (duk) steril
Underpad disposible
Betadine
TOTAL

15.000
50.000,10.000
10.000,-

1
4
3
2

15.000
200.000,30.000,20.000,363.000,-

Bahan habis pakai yang diperlukan dalam persalinan normal diperkirakan sebesar Rp
363.000,00
Gaji Bidan
Standar gaji bidan yang bekerja di Puskesmas adalah golongan IIb dengan pendidikan
lulusan D3 Kebidanan dengan masa kerja 0-3 tahun adalah Rp. 1.984.200,-.

(19)

Berdasarkan

ketentuan WHO lama hari kerja adalah 22 hari, berarti jumlah gaji bidan permenit adalah:
Rp. 1.984.200,-/22 hari kerja/ 8 jam/60 menit sama dengan Rp. 187.90 rupiah digenapkan
jadi 188 rupiah per menit.
Tabel 4. Biaya Gaji Bidan pada Persalinan Normal
Kegiatan

Waktu

Frekuensi

Pemeriksaan fisik (tensi, nadi,


temperatur, cek kornea)
Palpasi
Toucher
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik
(tensi, nadi, temperatur, cek kornea,
melihat jalan lahir apakah ada
perdarahan atau tidak)
Menolong dan obsevasi persalinan

5 menit

Rp. 188 x
Waktu (Rp)
940,-

5 menit
5 menit
15 menit

1
1
2

940,940,5.640,-

IMD
Memberi bimbingan ASI
TOTAL

6 jam = 360 1
menit
30 menit
1
10 menit
2

67.680,5.640,3.760,85.540,-

Dari perhitungan lama kegiatan dengan gaji bidan per menit maka biaya bidan pada
persalinan normal adalag Rp 85.540,00, sedangkan untuk biaya obat yang diperlukan pada
persalinan normal adalah Rp 91.000,00
7

Tabel 5. Biaya Obat-obatan pada Persalinan Normal


Nama Obat

Harga Obat

Jumlah

Biaya

Metergine

9.000/ampul

9.000,-

Syntocinon

13.000/ampul

39.000,-

Tabelt Fe

15.000/strip

15.000,-

Vitamin

10.000/strip

20.000,-

Vit K

3.000/ampul

3.000,-

Salep mata

5.000/tube

5.000,-

Total

91.000,-

Sewa kamar di rumah bidan selama tiga hari sebesar Rp 31.668,00 x 3 = Rp


95.004,00, dari perhitungan:
Tabel 6. Sewa Kamar Bidan pada persalinan Normal
Item
Sewa kamar (rata-rata
sewa kamar perbulan di
Pasaman Barat)
Listrik
Air
Total

Harga perbulan (Rp)


750.000,-

Harga perhari (Rp)


25.000,-

100.000,100.000,-

3.334,3.334,31.668,-

Biaya Makan
Biaya makan untuk satu kali makan adalah Rp. 25.000,-, frekuensi makan pasien
selama tiga hari adalah 8 kali, jadi total biaya makan adalah 200.000,Dari perhitungan diatas maka total biaya pada Persalinan Normal adalah:

Tabel 7. Total Biaya pada Persalinan Normal


Item Biaya
Peralatan
Bahan Habis Pakai
Gaji Bidan
Obat-obatan
Sewa tempat
Biaya Makan
Total

Biaya
14.052,363.000,85.540
91.000,95.000,200.000,848.592,-

Berdasarkan analisa biaya yang ditimbulkan pada pelayanan persalinan normal adalah
Rp. 848.592,- Sementara dilapangan anggaran JKN untuk persalinan yang dibayarkan pada
sarana praktik bidan swasta adalah Rp 600.000,- jika dilaksanakan pda praktik bidan swasta
(PBS, ) dan PBS akan dibayar jika merujuk pasien ke rumah sakit sebanyak Rp 125.000,Dapat diambil kesimpulan bahwa biaya penggantian oleh pemerintah kepada bidan
praktek swasta masih tergolong kecil. Oleh karena itu disarankan kepada pemerintah untuk
menambah alokasi dana penggantian pada persalinan normal peserta JKN sebanyak Rp.
248.592,- Jasa pelayanan persalinan pada bidan praktek swasta sekarang kisaran Rp. 900.00,sampai Rp. 1.500.000,Perbedaan tarif pelayanan persalinan pada praktek bidan swasta (PBS) dengan
anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sering sekalimembuat PBS merasa dirugikan
dalam memberikan pelayanan serta menimbulkan rasa enggan untuk melayani pasien dengan
JKN sehinga berdampak tingginya rujukan pasien bersalin kerumah sakit dengan atau tanpa
indikasi rujukan
Penerapan Hasil Analisis Biaya pada Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional
Kementrian Kesehatan sampai saat ini belum menaikan tarif pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Berdasarkan Permenkes Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan terdapat knaikan
tariff pada pemeriksaan ANC, dimana . pemeriksaan ANC sesuai standar diberikan dalam
9

bentuk paket paling sedikit 4 (empat) kali pemeriksaan, sebesar Rp200.000,00 dan ada
penambahan pelayanan KB MOP/vasektomi sebesar Rp350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu
rupiah).(20) Kenaikan ini diharapkan dapat menambah ketertarikan bidan swasta untuk
melayani pasien JKN.
Berdasarkan hasil analisa biaya yang dilakukan maka sebaiknya penetapan anggaran
pelayanan pasien dengan jaminan Kesehatan nasional (JKN) disesuaikan dengan beban biaya
yang harus dikeluarkan PBS untuk memberikan pelayanan persalinan pasien sehingga PBS
dapat memberikan pelayanan persalinan dengan baik dan tanpa dibebani oleh kekurangan
biaya yang harus ditanggung oleh PBS tersebut
Artikel Bellenger dan Zeynep membandingkan biaya persalinan pada beberapa
Negara dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Perbandingan Biaya Persalinan Normal tanpa Komplikasi.(21)
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Negara
Denmark
Inggris
Prancis
Jerman
Hungaria
Itali
Belanda
Polandia
Spanyol
Rata-rata

Rata-rata Biaya Persalinan Normal


(1 euro = Rp 13.787,87 )
22.829.393
22.518.247
29.046.818
32.603.572
4.714.766
21.147.517
10.504.829
5.514.346
7.885.515
17.425.334

Dari tabel diatas tampak Jerman merupakan Negara dengan biaya persalinan tertinggi
sebesar tigapuluh dua jutaan sedangkan Hungaria biaya persalinannya terendah lebih kurang
empat jutaan. Rata-rata biaya persalinan normal pada Negara-negara ini sebesar tujuh belas
jutaan. Biaya persalinan ini jauh lebih tinggi dari biaya persalinan normal tanpa komplikasi
yang diberikan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) sebagai penyelenggara JKN
di Indonesia sebesar enam ratus ribu rupiah.(21)
10

Pada penelitian Perkins et all pada 3 negara di Afrika yaitu Tanzania, Burkina Faso
(CFA) dan Kenya tahun 2009 melaporkan pada pusat pelayanan primer pemerintah Tanzania,
Burkina Faso (CFA) dan Kenya biaya persalinannya berurutan Rp 38.844,00 Rp 85.456,00
Rp 95.815,20. Biaya ini sangat jauh sekali dibawah biaya persalinan di Indonesia.(22)
Di India biaya persalinan pada pusat kesehatan swasta sebesar US$98 lebih tinggi 3.5
kali dibandingkan biaya persalinan pada pusat kesehatan masyarakat sebesar US$28. Biaya
persalinan pada pusat pelayanan masyarakat paling tinggi di India adalah di kota Kerala
(US$56) dan yang terendah di kota Tamil Nadu (US$13).(23)
Namun ada beberapa masalah lain yang juga perlu untuk kita cermati dalam
menyikapi permasalahan lainnya, seperti meningkatnya jumlah persalinan yang berakibat
kepada peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang diluar kontrol karena pada JKN tidak
terdapat batasan jumlah anak yang ditanggung

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa, masih ada permasalahan dalam pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), khusunya pada pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Biaya untuk persalinan normal pada BPS masih kurang dari tarif dan perhitungan
yang dilakukan. Selain itu juja muncul masalah dalam penggantian dana JKN. Dimana para
bidan di daerah mendapatkan penggantian biaya JKN 6 bulan kemudian. Bahkan karena
adanya peraturan pemerintah daerah membuat dana pengganti tidak diterima 100 persen.
Permasalahan lain adalah tidak ada nya insentif untuk para bidan yang bekerja dengan lebih
baik. Kalau pun memang mendapatkan, maka hasil yang diperolehnya sangatlah kecil bila
dibandingkan dengan menolong sendiri. Akibat dari permasalahan tersebut maka banyak
pasien yang akhirnya dirujuk ke rumah sakit dan rumah sakit pun kewalahan menghadapi

11

pasien rujukan bidan. Sedangkan rumah sakit juga tidak dapat memperoleh penggantian dana
JKN saat itu juga.
Maka karena itu disarankan untuk meninjau kembali besaran biaya untuk pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal setiap tahunnya karena adanya kenaikan harga bahan habis
pakai, obat-obatan dan biaya makan sehubungan dengan adanya kenaikan Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang mengakibatkan besaran biaya persalinan normal yang ikut naik pada
setiap tahunnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1994, (1945).


2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Azazi Manusia, (1999).
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, (2009).
4. Usulan peraturan pemerintahan tentang sistem rujukan, (2011).
5. Kementrian Kesehatan RI. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu. In: RI KK,
editor. Factsheet Jakarta2013.
6. Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium di Indonesia 2011 2012 5 Januari 2014. Available from:
http://www.bappenas.go.id/files/1913/5229/9628/laporan-pencapaian-tujuanpembangunan-milenium-di-indonesia-2011__20130517105523__3790__0.pdf.
7. Mariati U, Agus Z, Sulin D, Masrul, Amri Z, Arasy F, et al. Studi Kematian Ibu dan
Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Barat: Faktor Determinan dan Masalahnya. Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2011;5(6).
8. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Profil Kesehatan Sumatera Barat Tahun 2012.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat,, 2013.
9. Helmizar. EVALUASI KEBIJAKAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL)
DALAM PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DI INDONESIA.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2014;9(2):197-205.

12

10. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan
Ibu; 2010.
11. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu [press release]. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI,2015.
12. Roeshadi RH. Upaya menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu pada
penderita preeklampsia dan eklampsia. Disampaikan dalam acara pengukuhan Guru Besar
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. 2006.
13. Averting Maternal Death and Diasability (AMDD). Mailman School of Public Health
Colombus University. 2015. [cited 2015].
14. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2010.
15. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Katalog
dalam Terbitan Kementrian Kesehatan RI.; 2014.
16. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Pegangan Sosilaisasi Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.
17. Pasaman B. Peraturan Bupati Pasaman Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Pengembalian dan
Penggunaan Dana Jaminan Kesehatan Nasional dan dana Retribusi Pelayanan Umum
Pada RSUD Lubuk Sikaping dan Puskesmas Dalam Kabupaten Pasaman. . 2014.
18. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Program JKN. 2013.
19. Indonesia PR. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Keenambelas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil. 2014.
20. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. 2014.
21. Bellanger MM, OR Z. What can we learn from a crosscountry comparison of the costs of
child delivery? Health Economics. 2008;17(S1):S47-S57.
22. Perkins M, Brazier E, Themmen E, Bassane B, Diallo D, Mutunga A, et al. Out-of-pocket
costs for facility-based maternity care in three African countries. Health policy and
planning. 2009;24(4):289-300.
13

23. Mohanty SK, Srivastava A. Out-of-pocket expenditure on institutional delivery in India.


Health Policy Plan. 2013;28(3):247-62.

14

Anda mungkin juga menyukai