Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN KESEHATAN

REPRODUKSI
KELOMPOK 1

 SRI MULYATI 0810331006


 DESSY MARIZA 0810332009
 DELSA DEZOLLA 0810332018
 MAIMUN SAKINAH 0810332028
 PUTRI YULIANSYAH 0810332040
 AHMAD FAWZAN 0810332043
 SHARA JEANE 0810332047
 MONIKA PUSPASARI 0810332051
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial secara utuh ( tidak semata-mata
bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam semua hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi
dan prosesnya.

A. Latar Belakang Kesehatan Reproduksi


Terbentuknya komisi kesehatan reproduksi sejak tahun
1998 dilaksanakan koordinasi antarsektor namun upaya ini
belum menghasilka program pelayanan kesehatan
reproduksi yang optimal, oleh karena itu perlu dibuat
kebijakan dan strategi kesehatan reproduksi sebagai acuan
pelaksanaan bagi seluruh pihak terkait, di pusat, provinsi,
kabupaten atau kota.
B. Tujuan Kebijakan Strategi Kesehatan Reproduksi

1. Tujuan umum
Meningkatnya kualitas hidup manusia
melalui upaya peningkatan kesehatan reproduksi
dan pemilihan hak-hak reproduksi secara terpadu
dengan memperhatikan keadilan kesetaraan
gander.
2. Tujuan khusus

•Menigkatnya komitmen para penentu dan pengambil


kebijakan dari berbagai pihak terkait baik pemerintah dan
nonpemerintah.

•Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan upaya


kesehatan reproduksi melalui peningkatan fungsi, peran,
dan mekanisme kerja di pusat, provinsi, dan kabupaten
kota.

•Menigkatnya keterpaduan pelaksanaan upaya


kesehatan reproduksi bagi seluruh sektor terkait di pusat,
provinsi, kabupaten atau kota yang mengacu pada
kebijakan dan strategi nasional kesehatan.
C. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan


manusia sejak lahir hingga mati, antara lain :
•Kesehatan Ibu dan Anak
•Keluarga Berencana
•Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
termasuk IMS, HIV/AIDS.
•Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi.
•Kesehatan reproduksi remaja.
•Pencegahan dan Penanganan infertilitas.
•Kanker pada usia lanjut dan Osteoporosis.
•Aspek kesehatan reproduksi lainnya, misalnya kanker servik, mutilasi
genital, fistula.
•Penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
D. Pendekatan Siklus Hidup

Pendekatan siklus hidup berarti memperhatikan kebutuhan


khas penanganan sistem reprosukdi pada setiap tahap
siklus hidup dari kesinambungan antar tahap siklus hidup
tersebut sehingga masalah pada setiap tahap siklus hidup
dapat diperkirakan dan ditangani dengan baik dan dapat
mencegah kemungkinan terburuk.

Ada lima tahap siklus hidup:


•Konsepsi
•Bayi dan Anak
•Remaja
•Usia subur
•Usia Lanjut
Tahap pertama dan kedua terkaitan
dengan kesehatan Ibu dan Bayi baru lahir.
Tahap ketiga terkait dengan Kesehatan
Reproduksi Remaja. Tahap keempat terkait
dengan Keluarga Berencana. Tahap kelima
terkait dengan Kesehatan Reproduksi Usia
Lanjut. Semua tahap siklus hidup ini terkait
dengan pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular seksual (PMS/HIV/AIDS)
terutama empat tahap pertama.
E. Landasan Hukum dan Peraturan yang mendukung
1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak.
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang
Pengesahan Konvensi mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (Ratifikasi
CEDAW)
3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera.
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan.
5. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia.
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan di Daerah.
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
8. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.
9. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
10.Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
11.Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pelimpahan Tugas dan Wewenang.
12.INPRES Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarus-Utamaan
Gander.
13.Kepmenkes Nomor 433/Menkes/SK/V/1998 tentang
Pembentukan Komisi Kesehatan Reproduksi.
14.Menkes Nomor 131/II/2004 tentang Sistem Kesehatan
Nasional.
SIMPULAN

Kesehatan reproduksi merupakan suatu


kondisi dimana seseorang sehat secara
mental, fisik dan sosial secara utuh (bebas
dari penyakit maupun kecacatan) baik pada
fungsi, sistem maupun proses reproduksinya.
DAFTAR PUSTAKA
 Depkes. 2001. Program Kesehatan Reproduksi dan
Pelayanan Integratif di Tingkat Pelayanan Dasar.
Jakarta.
 Depkes. 2003. Kesehatan Reproduksi. Jakarta.
 Depkes. 2005. Kebijakan dan Strategi Nasional
Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Jakarta.
 Glasier, Anna dan Ailisa Gebbie. 2006. Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
 Perkembangan Program Kesehatan Reproduksi dalam
Jurnal Ke-4 Kesehatan Reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai