Anda di halaman 1dari 3

A.

Hak-Hak Wanita Hamil

Saifudin (2002,hal.2) menjelaskan bahwa petugas kesehatan harus menyadari hak-hak


ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan, yaitu:
1. Setiap perempuan/ibu penerima asuhan mempunyai hak mendapatkan keterangan
mengenai kesehatanya.
2. Setiap perempuan/ibu berhak mendiskusikan keprihatinannya di dalam lingkungan di
mana ia merasa percaya.
3. Setiap perempuan/ibu harus mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilaluinya.
4. Prosedur harus dilaksanakan didalam suatu lingkungan yang menjamin privasinya.
5. Setiap perempuan/ibu harus dibuat senyaman mungkin ketika menerima layanan.
6. Setiap perempuan/ibu mempunyai hak untuk mengutarakan pandangan dan pilihannya
mengenai layanan yang diterimanya

B. Tenaga Profesional Asuhan Kehamilan


Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan merupakan tenaga profesional bukan dukun.

C. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan

Peran bidan sebagai pelaksana pada asuhan kehamilan mempunyai tiga kategori tugas
yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi/kerja sama dan tugas rujukan. Berdasarkan
Depkes(2001,hal.5-9) standar Profesi Kebidanan peran bidan sebagai pelaksana asuhan
kehamilan sebagai berikut:
1. Tugas Mandiri
a. Mengkaji status kesehatan klien.
b. Menentukan diagnose kebidanan dan kebutuhan kesehatan kesehatan klien.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai rencana.
e. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
g. Membuat catatan dan laporan.
2. Tugas Kolaborasi/kerja sama
a. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
b. Menentukan diagnose, prognosa dan prioritas kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan dan hasil kolaborasi serta
kerja sama dengan klien.
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dengan melibatkan klien.
e. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat catatan dan laporan.
3. Tugas Rujukan
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
b. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas.
c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.
d. Mengirim klien untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi yang
berwenang.
e. Membuat pencatatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan
intervensi.
Peran bidan sebagai pengelola adalah menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan
pelayanan ibu hamil berpartisipasi dalam kegiatan program pelayanan kehamilan (Kusmiyati
2008,hal.6).
Peran bidan sebagai pendidik adalah melakukan penyuluhan, mendidik/membimbing
mahasiswa kebidanan.
Peran bidan sebagai Peneliti adalah melakukan penelitian kebidanan.

D. Evidence Based Dalam Praktek Kehamilan.


1. Pengertian
Evidence Based practice adalah menggunakan fakta actual terbaik (berdasar hasil
penelitian) secara sistimatis dan ilmiah dalam mengambil keputusan tentang perawatan
pasien.
2. Dasar Perubahan
a. Perkembangan dalam penelitian klinis
b. Perkembangan dalam metodologi penelitian
c. Melimpahnya kepustakaan medis (jurnal,laporan penelitian, electronic data based).
3. Tujuan
a. Meningkatkan mutu asuhan berdasarkan bukti penelitian terbaik yang ada.
b. Memotivasi setiap pelaksana asuhan untuk mengembangkan keterampilannya dalam
memperoleh dan menilai serta menggunakan bukti penelitian dalam praktik klinik.
Salah satu contoh asuhan pelayanan antenatal yang terbukti tidak efisien dan tidak efektif
adalah pendekatan resiko dimana ibu hamil digolongkan beresiko dan tidak beresiko (Kusmiyati
2008,hal.7).
Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yaitu 71% persalinan macet tidak bisa diprediksi,
90% ibu yang diidentifikasi beresiko ternyata tidak pernah mengalami komplikasi, dan 88% dari
wanita yang mrngalami perdarahan pasca persalinan tidak memiliki riwayat yang prediktif
(Kusmiyati 2008,hal.7).
Atas dasar itu Kusmiyati (2008,hal.9) menganjurkan untuk memberikan intervensi yang
berorientasi pada tujuan yang akan memberikan kerangka asuhan antenatal yang efektif meliputi :
a. Deteksi dini penyakit
b. Konseling dan promosi kesehatan
c. Persiapan persalinan.
d. Kesiagaan menghadapi komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai