σ = ε.E
Pada kurva tegangan-tegangan pada gambar 1 diatas, titik P merupakan batas
proposionalitas.
b. Batas elastic (elastic limit)
Didefinisikan sebagai daerah dimana bahan akan kembali panjang semula bila
tegangan luar dihilangkan. Daerah proposionalitas merupakan bagian dari batas
elastic. Bila beban terun diberikan maka batas elastik pada akhirnya akan terlampaui
sehingga bahan tidak kembali seperti ukuran semua. Batas elastic merupakan titik
dimana tegangan yang diberikan akan menyebabkan terjadinya deformasi plastis
untuk pertama kalinya. Kebanyakan material teknik mempunyai batas elastic yang
hampir berhimpit dengan batas proposionalitasnya
c. Titik Luluh (Yield Point) dan Kekuatan Luluh (Yield Strength)
Didefinisikan sebagai batas dimana sebuah material akan terus mengalami
deformasi tanpa adanya penambahan beban. Tegangan (stress) yang mengakibatkan
bahan menunjukkan mekanisme luluh ini disebut tengan luluh (Vield stress).
Kekuatan luluh atau tiitk luluh merupakan suatu gambaran kemampuan bahan
menahan deformasi permanen bila dignakan dalam penggunaan struktural yang
melibatkan pembebanan mekanik seperti tarik, tekan, bending atau puntir. Di sisi
lain, batas luluh ini harus dicaai ataupun dilewati bila bahan dipakai dalam proses
manufaktur produk-prosuk logam seperti rolling, drawing, stretching dan
sebagainya. Dapat diambul kesimpulan bahwa titik luluh adalah suatu tingkatan
tegangan yang tidak boleh dilewati dalam pengunaan strunktural (in service) dan
harus dilewati dalam proses manufaktur logam (foring process)
a. Kekuatan Tarik Maksimum (Ultimate Tensile Strenght)
Didefinisikan sebagai tegangan maksimum yang dapat ditanggung oleh
material sebelum terjadinya perpatahan (fracture). Nilai kekuatan tarik maksimum
tarik dapat ditentukan dari beban maksimum luas penampang seperti berikut:
σUTS = Fmaks / Ao
Dimana:
Af = luas penampang akhir
Ao= luas penampang awal
Modulus elastisitas ditentukan oleh gaya ikatan antar atom. Karena gaya ini
tidak dapat diubah tanpa terjadinya suatu perubahan sifatt yang sangat mendasar
pada material maka modulus elastisitas merupakan suatu sifat dari material yang
tidak mudah diubah.
b. Modulus Kelentingan (modulus of resilience)
Didefinisikan sebagai kemampuan material untuk menyerap energi dari luar
tanpa terjadinya kerusakan. Nilai modulus merupakan luas segitiga area elastis kurva
tegangan-regangan (daerah abu-abu)
a. Perpatahan Ulet
Perpatahan ulet umumnya lebih disukai karena bahan ulet umumnya lebih
tangguh dan memberikan peringatan lebih dahulu sebelum terjadinya kerusakan
Tampilan foto SEM dari perpatahan ulet diberikan oleh gambar berikut: