Anda di halaman 1dari 30

HUBUNGAN RADIASI SURYA TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN CABAI ( Capsicum Annum L )

PAPER

OLEH :
JHON KELVIN SIANTURI / 160301228
AGROEKOTEKNOLOGI

L A B O R A T O R I U M A G R O K L I M A T O L O G I

P R O G R A M STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2 0 1 6
HUBUNGAN RADIASI SURYA TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN CABAI ( Capsicum Annum L )

PAPER

OLEH :
JHON KELVIN SIANTURI / 160301228
AGROEKOTEKNOLOGI V A

Paper sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di
Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan

DITUGASKAN OLEH
DOSEN PENANGGUNG JAWAB

( Dr. Dra. Chairani Hanum. MS )


NIP : 196108311988032004

L A B O R A T O R I U M A G R O K L I M A T O L O G I
P R O G R A M STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2 0 1 6
Judul : Hubungan Radiasi Surya Terhadap Pertumbuhan Tumbuhan
Cabai ( Capsicum Annum L )

Nama : Jhon Kelvin Sianturi


Nim : 160301228
Program Studi : Agroekoteknologi
Group : Aet V

Diketahui Oleh
Asisten Kordinator

( Muhammad Ridho Catur P )


Nim : 130301279

Diperiksa Oleh Diperiksa Oleh


Asisten Korektor I Asisten Korektor II

( WIKA SETYAWAN. ) ( Abdul Razak )


Nim: 120301162 Nim: 130301285
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah yang kudus di surga,

karena atas Berkat, Rahmat dan Anugerahnya hingga Paper berjudul “Hubungan

Radiasi Surya terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai ( Capsicum Annum L )”.

Ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak/Ibu dosen

pembimbing, Ibu Nini Rahmawati Sp,Msi , Ibu Dr.Dra.Ir. Chairani Hanum Msi,

Bapak Ir.Yaya Hasanah Msi, Bapak Ir. Irsal Mp, Ibu Ir. Lisa Mawarni Mp, Bapak

Ir. T. Irmansyah Mp. Dan juga kepada Kakak dan Abang Asisten Laboratorium

Agroklimatologi.

Dan semoga Paper penulis yang berjudul “Hubungan Radiasi Surya

terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai ( Capsicum Annum )”, menjadi bahan

bacaan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis maupun para

pembacanya

Penulis sadar bahwa Paper ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan

daripada Paper ini.Akhir kata dengan rendah hati, saya mengucapkan banyak

terimaksih.

Medan , November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

PENDAHULUAN .
Latar Belakang ................................................................................... 1
Tujuan Penulisa ................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan ........................................................................ 2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ............................................................................... 3
Syarat Tumbuh.............................................................................. 3
Iklim ................................................................................. 3
Tanah ................................................................................... 5
HUBUNGAN RADIASI SURYA TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN CABAI ( Capsicum Annum L )
Pengertian ........................................................................................... 6
Faktor-Faktor Radiasi Surya .................................................................. 7
Peranan Radiasi Surya ........................................................................ 8
Faktor-Faktor Pertumbuhan Tanaman Cabai ..................................... 9
Hubungan Radiasi Surya Terhadap Pertumbuhan Cabai ..................... 11

KESIMPULAN ............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak

dibudidayakan oleh petani di indonesia, karena memiliki harga jual yang tinggi

dan memiliki beberapa manfaat kesehatan. Salah satunya berfungsi dalam

mengendalikan kanker karena mengandung lasparaginase dan capcaicin.

Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat

memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya

untuk menghindari nyeri lambung. Selain sebagai bumbu masak, buah cabai juga

digunakan sebagai bahan campuran industri makanan dan untuk pertanian.

Cabai atau lombok termasuk kedalam suku terong – terongan ( Solanaceae )

dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah maupun di

dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta

mengandung kapsidiol, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan

kehangatan bila digunakan untuk rempah – rempah. Cabai dapat ditanam dengan

mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari – hari.

Hingga kini telah dikenal ebih dari 12 jenis cabai. Namun demikian, yang

banyak dibudidayakan oleh petani hanya beberpa saja, yakni : cabai rawit, cabai

merah, paprika, dan cabai hias. Usaha bercocok tanam cabai masih sangat

menguntungkan bagi masyarakat indonesia. Kebutuhan masyarakat indonesia

tercatat pada kisaran 3kg/kapita/tahun. Dan kisaran ratusan ribu ton cabai

pertahun dikonsumsi oleh seluruh rakyat indonesia.


Salah satu kendala menurunnya produksi cabai adalah adanya gangguan yang

sangat kompleks mulai dari hama penyakit maupun keadaan musim hujan maupun

kemarau dan juga adanya pengaruh radiasi surya. Untuk itu perlu dilakukan kajian

dan penelitian terkait pengaruh radiasi surya terhadap pertumbuhan tanama cabai.

Tujuan

Paper sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroekoteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Kegunaan

1. Untuk menambah ilmu dan informasi mengenai radiasi surya dan cabai

kepada pembaca

2. Untuk menjelaskan tentang pengaruh radiasi surya terhadap pertumbuhan

cabai, yang dapat membantu para pembudidaya cabai untuk mencegah

turunnya produksi cabai.


2
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman cabai ( Capsicum annum L ) termasuk kedalam Kingdom Plantae,

Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Solanales, Famili Solanceae,

Genus Capsicum. Sehingga nama ilmiah cabai adalah Capsicum annum L .

Ditinjau dari hubungan kekerabatannya cabai termasuk kedalam keluarga terung –

terungan.

Secara morfologi, tanaman cabai merupakan tanaman tahunan yang tumbuh

tegak dengan batang berkayu dan bercabang banyak. Ketinggian bisa mencapai

120 cm. Cabai memiliki perakaran yang cukup rumit, akar tungganngya dalam

dengan susunan akar sampingnya ( serabut ) yang baik. Biasanya di akar terdapat

bintil- bintil yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme.

Batang pada tanaman cabai tidak berkayu, bentuknya bulat sampai agak persegi

dengan posisi yang cenderung tegak. Warna batang biasanya kehijauan samapai

keunguan dengan ruas hijau atau ungu.

Daun pada cabai umumnya bervariasi menurut spesies dan varietasnya, ada

daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang lanset. Warna permukaan

daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua,bahkan hijau kebiruan.

Sedangkan pada permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau

muda, hijau tua, bahkan hijau kebiruan.

Bunga pada tanaman cabai merupakan bunga sempurna, artinya dalam satu

tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Sehingga tanaman ini dapat

melakukan penyerbukan sendiri. Serta buah pada cabai berbeda bentuknya


tergantung varietas dan fariannya, ada yang berbentuk seperti apel yang

dinamakan paprika, berbentuk seperti ibu jari atau cabai rawit.

Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

A. Iklim

Tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik di daerah yang mempunyai

kelembapan udara yang tinngi sampai sedang. Kelembapan udara yang

terlalu rendah akan mengurangi produksi cabai. Suhu rata-rata yang baik

iuntuk pertumbuhan tanaman cabai antara 18-20̊̊ c.


Faktor iklim yang paling berpengaruh terhadap tanah adalah hujan. Air

hujan akan mengikis bagian top soil tanah yang akan berpengaruh pada

tumubahn cabai. Apabila hal ini ndibiarkan trjadi maka tanah akan

mengikis hingga tamapak lapisan bawah tanah yang masih kurang subur ,

masih mentah, dimsns mikroorganisme sehingga diperlukan waktu yang

cukup lama untuk memprbaiki hal tersebut.

Hasil dari suatu mjenis tanaman bergantung pada indeks antara faktor

genetis dan faktor lingkungan seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan,

pola iklim dan teknologi. Dari faktor lingkungan, maka faktor tanah

merupakan modal utama. Keadaan tanah sangat dipengaruhi oleh unsur-

unsur iklim, yaitu hujan suhu dan kelembapan. Pengaruh itu kadang

menguntungkan tapi tidak jarang pula merugikan.

Cahaya matahari juga mempengaruhi pertumbuhan cabai, dimana

cahaya matahari merupakan sumber utama bagi kehidupan seluruh

makhluk hidup di dunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil,

cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis

adalah dasar proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makan

Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan

pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis

tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung

akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh

lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna

pucat ( tidak pucak ).


B Tanah

Lahan yang akan digunakan untuk budidaya cabai merah

sebaiknya bukan bekas tanaman cabai atau tanaman yang termasuk

famili Solanaceae (terung-terungan). Tanaman cabai merah

memerlukan tanah dengan pH di atas 5,5. Oleh karena itu jika pH

tanah < 5,5 perlu dilakukan pengapuran dengan Kaptan atau Dolomit

dengan dosis 1-2 ton/ ha.

Pengapuran dilakukan 3-4 minggu sebelum tanam, dengan cara

menebarkan kapur secara merata pada permukaan tanah, lalu kapur dan

tanah diaduk. Pada lahan kering bertekstur sedang sampai ringan lebih

cocok dilakukan budidaya cabai merah dengan sistem tanam 1 atau 2

baris tanaman tiap bedengan (“double rows”) seperti yang biasa dilakukan

di dataran medium dan dataran tinggi. Cabai merah selain ditanam secara

monokultur, juga dapat ditanam secara tumpanggilir dengan tanaman lain.

Di dataran rendah khususnya di Brebes (Jawa Tengah), cabai merah

umumnya ditanam secara tumpanggilir dengan bawang merah.

Di beberapa daerah cabai merah ditanam melalui biji secara

langsung sebanyak 3-5 biji/ lubang, tanpa melalui pesemaian. Dengan

praktek tersebut benih diperlukan dalam jumlah yang banyak. Selain itu
pertumbuhan tanaman tidak seragam. Oleh karena itu benih cabai merah

sebaiknya disemai terlebih dahulu. Bibit cabai merah yang telah berumur

4-5 minggu setelah semai atau telah memiliki 4-5 helai daun siap

dipindahkan ke lapangan.

Pengolahan tanah dimaksudkan untuk membuat lapisan olah yang

gembur dan sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Pada lahan bekas padi

sawah dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1,50 - 1,75 m, kedalaman

parit 0,5 – 0,6 m dan lebar parit 0,4 – 0,5 m, sedangkan panjangnya

disesuaikan dengan kondisi lahan.

Tanah hasil galian dari saluran air diletakkan di atas bedengan

pertanaman dan dibiarkan kering, lalu dicangkul sebanyak 2-3 kali sampai

halus.Pada lahan kering di dataran medium atau tinggi, tanah dicangkul 2-

3 kali, selanjutnya dibuat bedengan dengan lebar 1 m dan jarak antar

bedengan 0,5 m. Panjang bedengan pertanaman disesuaikan dengan

keadaan lahan.
5

HUBUNGAN RADIASI SURYA TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN CABAI ( Capsicum Annum L )

PENGERTIAN

Meskipun hanya sebagian kecil dari radiasi yangdipancarkan matahari diterima

permukaan bumi, namun radiasi surya (matahari) merupakan sumber energi utama

untuk proses fisika atmosfer. Proses-proses fisika atmosfer tersebut menentukan

keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi kita ini. Radiasi surya merupakan

gelombang elektromagnetik dibangkitkan dari proses fusi nuklir yang mengubah

hidrogen menjadi helium.

Dengan suhu permukaan tersebut, radiasi yang dipancarkan berupa gelombang

elektromagnetik sebesar 73,5 juta watt tiap m2 permukaan matahari. Dengan jarak

rata-rata matahari-bumi sejauh 150 juta km radiasi yang sampai di puncak

atmosfer rata-rata sebesar 1360 Wm-2.

Sedangkan radiasi surya yang sampai di permukaan bumi (daratan atau lautan)

hanya sekitar setengah dari yang diterima di puncak atmosfer, karena sebagian

diserap dan dipantulkan kembali ke angkasa luar oleh atmosfer khususnya oleh

awan. Rata-rata 30% radiasi surya yang sampai di bumi dipantukan kembali ke

angkasa luar.
Radiasi surya adalah sinar yang dipancarkan dari matahari kepermukaan bumi,

yang disebabkan oleh adanya emisi bumi dan gas pijar panas matahari. Radiasi

dan sinar matahari dipengaruhi oleh berbagai hal sehingga pancarannya yang

sampai dipermukaan bumi sangat bervariasi. Penyebabnya adalah kedudukan

matahari yang berubah-ubah, revolusi bumi, dan lain sebagainya. Walaupun cuaca

cerah dan sinar matahari tersedia banyak, besarnya radiasi supaya tiap harinya

selalu berubah-ubah.

Radiasi surya yang diterima pada satuan luasan di luar atmosfir tegak lurus

permukaa matahari pada jarak rata-rata antara matahari dengan bumi disebut

konstanta surya adalah 1353 W/m2 dikurangi intesitasnya oleh penyerapan dan

pemantulan atmosfer sebelum mencapai permukaan bumi. Ozon di atmosfer

menyerap radiasi dengan panjang gelombang pendek (ultraviolet), karbondioksida

dan uap air menyerap sebagian radiasi dengan panjang gelombang yang lebih

panjang (inframerah).

FAKTOR- FAKTOR RADIASI SURYA

Ada tiga macam cara radiasi matahari sampai ke permukaan bumi, yaitu:
a. Radiasi langsung (Beam/Direct Radiation)

Adalah radiasi yang mencapai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang

diterima oleh bumi dalam arah sejajar sinar datang.

b. Radiasi hambur (Diffuse Radiation)

Adalah radiasi yang mengalami perubahan akibat pemantulan dan

penghamburan.

C. Radiasi total (Global Radiation)

Adalah penjumlahan radiasi langsung (direct radiation) dan radiasi hambur

(diffuse radiation).

Distribusi Radiasi Matahari Sampai ke Permukaan Bumi. Cahaya matahari

pada permukaan bumi terdiri dari bagian yang langsung dan bagian yang baur.

Radiasi langsung datang dari arah matahari dan memberikan bayangan yang kuat

pada benda. Sebaliknya radiasi baur yang tersebar dari atas awan tidak memiliki

arah yang jelas tergantung pada keadan awan dan hari tersebut (ketinggian

matahari), baik daya pancar maupun perbandingan antara radiasi langsung

dan baur. Energi matahari yang ditransmisikan mempunyai panjang gelombang

dengan range 0,25 mikrometer sampai 3 mikrometer (untuk di luar atmosfer bumi

atau extraterrestrial), sedangkan untuk di atmosfer bumi berkisar antara 0,32

mikrometer sampai 2,53 mikrometer. Hanya 7% energi tersebut terdiri dari

ultraviolet (AM 0), 47% adalah cahaya tampak (cahaya tampak memiliki panjang

gelombang 0,4 mikrometer sampai 0,75 mikrometer), 46% merupakan cahaya

inframerah.
Spektrum Cahaya Matahari

Beberapa hal dapat mempengaruhi pengurangan intensitas irradiance pada

atmosfer bumi Pengaruh tersebut dapat berupa: Pengurangan intensitas karena

refleksi (pemantulan) oleh atmosfer bumi, Pengurangan intensitas oleh karena

penyerapan zat-zat di dalam atmosfer (terutama oleh O3, H2O, O2, dan CO2)

Pengurangan intensitas oleh karena Rayleigh scattering Pengurangan intensitas

oleh karena Mie scattering Sedangkan radiasi yang jatuh pada permukaan material

pada umumnya akan mengalami refleksi, absorbs, dan transmisi. Dari tiga proses

ini maka material akan memiliki refleksivitas (ρ), adsorbsivitas (ά), dan

transmisivitas (τ). Refleksi adalah pemantulan dari sebagian radiasi tergantung

pada harga indeks bias dan sudut datang radiasi. Refleksi spektakuler terjadi

pantulan sinar pada sebuah cermin datar dimana sudut datang sama dengan sudut

pantul. sedangkan refleksi difusi terjadi berupa pantulan kesegala arah.

Transmisi memberikan nilai besar radiasi yang dapat diteruskan oleh suatu

lapisan permukaan.Kemampuan penyerapan (absorbsivitas) dari suatu permukaan

merupakan hal yang penting dalam pemanfaatan radiasi seperti pada pemanfaatan

radiasi surya.Harga absorbsivitas berlainan untuk sudut datang radiasi yang

berlainan.

Menurut British Building Research untuk sudut datang dibawah 75 , harga

absorbsivitas terletak antara 0,8 sampai 0,9 dari absorbsivitas yang dimiliki oleh

suatubenda. Absorbsivitas memberikan nilai besarnya radiasi yang dapat

diserap.Misalnya pada bagian absorber pada sebuah pengumpul radiasi surya.

Ketiga proses tersebut diatas yaitu, absorbsi, refleksi, dan transmisi adalah hal
yang penting dalam proses pemanfaatan radiasi surya, karena ini menyangkut

efektifitas pemanfaatan pada sebuah pengumpul radiasi surya.


8

PERANAN RADIASI SURYA

Intensitas radiasi sangat berpengaruh sekali bagi segala jenis tumbuhan,

karena intensitas cahaya membantu pertumbuhan pada setiap tanaman untuk

berpoosintesis, memasak zat-zat kimia yang ada pada daun untuk dijadikan

menjadi cadangan makanan dan membantu pertumbuhan sel-sel tanaman pada

permukaan kulit batang dan daun. Intensitas radiasi merupakan gelombang

elektromatik atau gelombang pendek. Perlunya pengamatan radiasi surnya ini

dipelajari adalah untuk dapat mengetahui seberapa besar intensitas cahaya

matahari jatuh kepermukaan bumi menyinari setiap tumbuhan dan terkhususnya

adalah tanaman yang dibudidayakan, karena tidak semua jenis tanaman budidaya

tahan terhadap radiasi surya.

Selain intensitas radiasi surya, lamanya penyinaran surya juga mempengaruhi

bagi tumbuhan, lama penyinaran adalah seberapa lama radiasi surya menyinari

permukaan bumi dalam kurung waktu tertentu. Lama penyinaran disetiap garis

lintang tidak lah sama dan pada umumnya di aquator perbedaan panjang hari

relatife.
Semakin lama intensitas cahaya menyinari permukaan bumi maka akan

berdampak terhadap tumbuhan baik berdampak positip yaitu semakin banyak

udara O2 di keluarkan oleh tumbuhan disebabkan fotosintesis berkepanjangan dan

akan berdampak negatip bagi tumbuhan yaitu kekeringan bagi daun karena

lamanya penyinaran memaksa tanaman untuk berpotosintesis hingga kandungan

air semakin lama semakin habis sehingga mengkibatkan kekeringan terhadap

daun.

Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai kepermukaan

bumi dengan intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan sekitarnya.

Radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari konstanta

mataharinya. Radiasi matahari yang terjadi diatmosfer mengalami berbagai

penyimpangan, sehingga kekuatannya menuju bumi lebih kecil. Bagian dari

radiasi matahari yang dihisap (absorbsi) akan berubah sama sekali sifatnya.

Perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat menyebabkan perubahan dari

panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut.

Penerimaan radiasi surya dipermukaan Bumi sangat berfariasi menurut tempat

dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang

serta keadaan atmosfir terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat

menentukan jumlah radiasi yang diterima.

Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh

keawanan, tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya

9
besarnya energy matahari yang diterima bumi. Sudut yang dibentuk antara bumi

dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi

bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di mana

massa atmosfir lebih terkonsentrasi.

FAKTOR- FAKTOR PERTUMBUHAN CABAI

Dalam penanaman cabai, anda tentu saja menginginkan hasil yang maksimal

dan untuk mendapatkan hasil tersebut maka anda juga harus menyesuaikan

konsidi lingkungannya. Banyak sekali faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi kinerja tumbuhnya cabai namun secara umum terdapat empat

faktor yang sangat mempengaruhinya.

Suhu

Suhu merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kehidupan tanaman

karena semua proses biokimia tanaman dipengaruhi oleh suhu. Suhu ideal akan

memenuhi tumbuhnya tanaman cabai dengan baik dan tanaman cabai dikenal

dengan sebagai tanaman yang dapat tumbuh dalam rentang suhu yang cukup luas

yakni sekitar 15-32 derajat celcius dan berdasarkan penelitian, suhu optimumnya

sekitar 24-20 derajat celcius.

Cahaya

Cahaya juga memiliki pengaruh yang tak kalah penting dari suhu. Cahaya

merupakan sumber energi tanaman dan sangat membantu fotosintesis tanaman.


Agar tanaman dapat tumbuh dengan bagus maka cahaya harus berperan dengan

bagus pula. Cahaya yang dibutuhkan sekitar 12jam/harinya sedangkan tanaman

cabai dalam pot/polybag dapat direkayasa sesuai kebutuhan kita.

Tanah

Tanah juga sangat berfungsi bukan hanya dalam menyediakan unsur-unsur

mineral tetapi juga sebagai tempat tumbuhnya suatu tanaman bagitu juga dengan

cabai. Pada dasarnya bertanam cabai dalam polybag/pot sama hal-nya dengan

menanam pada lahan atau pekarangan rumah, hanya saja jika kita menanam pada

polybag maka anda bisa menanam satu tanaman dalam satu poybag tersebut dan

biasanya PH tanah yang dibutuhkan untuk menanam sekitar 4,5 sampai 7. Tanah

yang digunakan sebaiknya remah atau poros karena tanah poros akan membuat

perakaran lebih mudah untuk bernafas (respirasi).

10

Air

Dalam menanam tanaman, air bukan hanya sebagai pelarut makanan tetapi juga

sebagi media pengangkutan unsur-unsur makanan di dalam tanah. Air sangat

diperlukan dalam proses pertumbuhan tanaman dan PH air yang baik pada

tanaman cabe berkisar 5-7 dengan kelembaban udara 50%-70%.


HUBUNGAN RADIASI SURYA TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI

Apabila kekurangan cahaya pun keadaannya memprihatinkan. Tak hanya warna

yang pucat tetapi juga daun yang dihasilkan akan lembek dan mudah layu. Sudah

dapat diartikan jika memang cahaya sangat berpengaruh dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan suatu tumbuhan tak terkecuali cabai. Bisa di

pastikan jika cahaya matahari yang merupakan sumber kehidupan memang benar-

benar dibutuhkan.

Karena dari cahayalah tumbuhan bisa tumbuh dan berkembang.Karena dari

cahayalah daun bisa memperoleh asupan untuk memasak makanannya.Karena

setiap tumbuhan yang berklorofil seperti cabai membutuhkan cahaya matahari

untuk proses fotosintesis.

Jika cabai langsung cahaya matahari pertumbuhan tinggi batang yang dihasilkan

cenderung lambat. Karena dipengaruhi oleh hormone auksin yang mana hormone

tersebutlah suatu tumbuhan yang terkena cahaya matahari akan sulit meninggi.

Akan tetapi selayaknya tumbuhan , tetap saja akan tumbuh lebih baik jika terkena

cahaya matahari langsung. Walau tinggi yang dihasilkan cenderung memerlukan

waktu yang lama, tetapi tekstur batang yang dihasilkan akan lebih baik dari pada

di tempat redup.

Batang akan lebih kuat, berisi dan berwarn hijau segar dan batang pun kuat

tidak mudah layu. Kondisi daun yang di hasilkan pun lebih baik , yaitu warna
yang dihasilkan akan Nampak segar dan teksturnya pun tak mudah layu. Warna

yang diperoleh dari tumbuhan yang terkena langsung cahaya matahari akan segar

dan tak mudah layu, ukurannya pun lebih besar.

11

Sedangkan tumbuhan cabai yang berada di dalam ruangan jauh dari matahari ,

memang pertumbuhan tinggi batangnya lebih cepat dari pada di ruang ruangan.

Karena terjadi etiolasi yaitu pertumbuhan yang cepat pada tumbuhan yang berada

di dalam ruangan gelap.

Tetapi, karena kekurangan cahaya matahari akan berdampak buruk bagi

pertumbuhan daun dan tekstur batangnya. Meskipun cepat meninggi , tekstur yang

dihasilkan cenderung lembek dan kurus. Untuk daunnya sendiri pun sama. Karena

kekurangan cahaya matahari warna daun semakin hari akan memudar dan akan

pucat. Tak hanya pucat saja, tekstur yang dihasilkan akan lembek dan mudah layu

dan pada akhirnya bisa mati karena tak adanya asupan cahaya matahari untuk

melakukan fotosintesis.
12
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa“Radiasi Surya yang cukup akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai, baik terhadap batang maupun

daun, semakin banyak tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup maka

akan semakin lama dan semakin kuat tanaman itu, begitupun sebaliknya, semakin

sedikit tanaman mendapatkan asupan sinar matahari maka akan semakin lemah

dan cepat mati tanaman itu”.


13
DAFTAR PUSTAKA

Andi, PERANCANGAN SISTEM MONITORING INTENSITAS RADIASI


MATAHARI , Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji
Jl.Politeknik Senggarang Tanjung Pinang Telp.(0771) 7400399 Fax.
7500000 E-mail: andy.hasibuan89@yahoo.com

Daldjoeni, N., 1983. Pokok-Pokok Klimatologi. Penerbit Alumni, Bandung.

Darmadji, P., Yuwanti, S., dan Tranggono. 1999. Potensi Pencoklatan Fraksi-
fraksi Asap Cair Tempurung Kelapa, Prosiding Seminar Nasional Pangan,
Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.

Departemen Perindustrian. 1983. Prototype Alat Pembuatan Arang Aktif dan


Asap Cair Tempurung, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.
Bogor.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Kalimantan Timur. 2009.


Perkembangan Data Tanaman Sayur-Sayuran di Kalimantan Timur
Selama 5 (lima) tahun terakhir. (Tahun 2003-2007). Samarinda.

Sanur dwi,,PENGARUH INTENSITAS RADIASI MATAHARI TERHADAP


ENERGI LISTRIK DI STASIUN PEMANTAU ATMOSFER GLOBAL
BUKIT KOTOTABANG ,,Taruna DIV Prodi Klimatologi, STMKG,
Pengamat Stasiun Global Atmosfer Watch Bukit Kototabang, Sumatera
Barat Dwi.l.sanur@gmail.com

Fitter, A. H. and R. K. M. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman.


Penerjemah Sri Andani dan E. D. Purbayanti. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

PUTRI, indah , PEGARUH ITESITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP


PERTUMBUHA JEIS Shorea parvifolia dan Shorea leprosula dalam
TEKIK TPTI ITESIF (STUDI KASUS di AREAL IUPHHK-HA PT.
SARPATIM, KALIMATA TEGAH) DEPARTEME SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTAA ISTITUT PERTAIA BOGOR 2009
Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan

Kartasapoetra, A. G., 1988. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan


Tanaman. Bina Aksara, Jakarta.

Koestoer, R. A., 2003. Perpindahan Kalor untuk Mahasiswa Teknik. Salemba


Teknika, Jakarta.

Yuliatmaja ,Mochamad , KAJIAN LAMA PENYINARAN MATAHARI DAN


INTENSITAS RADIASI MATAHARI TERHADAP PERGERAKAN
SEMU MATAHARI SAAT SOLSTICE DI SEMARANG (Studi Kasus
Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Semarang Pada
Bulan Juni dan September Tahun 2005 Sampai Dengan 2007)

Pitts, D. R., and L. E. Sissom, 2001. Theory and Problems of Heat Transfer.
Second Edition. McGraw-Hill, New York.

Seller, A. H. and P. J. Robinson, 1990. Contemporary Climatology. Longman


Scientific & Technical, New York.

Soegeng, R., 1996. Ionosfer. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Trewartha, G. T. dan L. H. Horn, 1999. Pengantar Iklim. Edisi Kelima.


Penerjemah Sri Andani dan Bambang Srigandono. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

Tilman, D. 1981. Wood Combution :Principles, Processes and Economics.


Academics Press Inc. New York. 74-93.

Wahyudi. 2011. Panen Cabai Sepanjang Tahun. Agromedia Pustaka. Jakarta.


Wiryanta, B. T. W. 2002. Bertanam Cabai Pada Musim Hujan. Agromedia
Pustaka. Jakarta.

Wulandari, K.R., Darmadji, P. dan Santoso, U., 1999, Sifat Antioksidatif Asap
Cair Hasil Redistilasi Selama Penyimpanan, Prosiding Seminar Nasional
Pangan, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.

Wiryosimin, S., 1998. Mengenal Asas Proteksi Radiasi. Penerbit ITB, Bandung.

Wisnubroto, S., 2006. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya,


Jakarta.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal KKN 2020
    Proposal KKN 2020
    Dokumen14 halaman
    Proposal KKN 2020
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Bisinis Plan Agro Farm Company
    Bisinis Plan Agro Farm Company
    Dokumen20 halaman
    Bisinis Plan Agro Farm Company
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • FORM Rencana Seminar Usul, Hasil, Sidang
    FORM Rencana Seminar Usul, Hasil, Sidang
    Dokumen5 halaman
    FORM Rencana Seminar Usul, Hasil, Sidang
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Proposal Toha (Rev Yh)
    Proposal Toha (Rev Yh)
    Dokumen11 halaman
    Proposal Toha (Rev Yh)
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • BAHAN
    BAHAN
    Dokumen4 halaman
    BAHAN
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • 199 214 1 PB
    199 214 1 PB
    Dokumen1 halaman
    199 214 1 PB
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan Acc
    Pendahuluan Acc
    Dokumen50 halaman
    Pendahuluan Acc
    Ariska
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Panah Merah Innovation Award 2020
    Panah Merah Innovation Award 2020
    Dokumen11 halaman
    Panah Merah Innovation Award 2020
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Nama
    Daftar Nama
    Dokumen21 halaman
    Daftar Nama
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Dokumen7 halaman
    Daftar Hadir
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Jurnal
    Kumpulan Jurnal
    Dokumen8 halaman
    Kumpulan Jurnal
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Yang Benar
    Daftar Isi Yang Benar
    Dokumen26 halaman
    Daftar Isi Yang Benar
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover (1) BEBSKY FIX!
    Cover (1) BEBSKY FIX!
    Dokumen3 halaman
    Cover (1) BEBSKY FIX!
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi YANG BENAR
    Daftar Isi YANG BENAR
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi YANG BENAR
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen19 halaman
    Isi
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Kultur Tunas
    Kultur Tunas
    Dokumen12 halaman
    Kultur Tunas
    Jhon Kelvin Sianturi
    0% (1)
  • Surat Permohonan1
    Surat Permohonan1
    Dokumen8 halaman
    Surat Permohonan1
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Dekan FP
    Jawaban Dekan FP
    Dokumen3 halaman
    Jawaban Dekan FP
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover Pangan
    Cover Pangan
    Dokumen5 halaman
    Cover Pangan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Kelompk
    Kelompk
    Dokumen48 halaman
    Kelompk
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Coverr PTKS
    Coverr PTKS
    Dokumen23 halaman
    Coverr PTKS
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Coverr PTKS
    Coverr PTKS
    Dokumen23 halaman
    Coverr PTKS
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen24 halaman
    Cover
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover Pangan
    Cover Pangan
    Dokumen5 halaman
    Cover Pangan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover Kedelai Pangan
    Cover Kedelai Pangan
    Dokumen3 halaman
    Cover Kedelai Pangan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Paper Kestan
    Paper Kestan
    Dokumen13 halaman
    Paper Kestan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat