Anda di halaman 1dari 48

LUAS AREAL DAN PRODUKSI

KONSUMSI DAN PERDAGANGAN

Oleh

FRISYLIA NAINGGOLAN /160301222


REZA DWI ADHA SK /160301224
JHON KELVIN SIANTURI /160301228
FERNANDO SIMANJUNTAK /160301235
LUAS AREAL
• Sebelum suatu lahan dibuka utk suatu
perkebunan terlebih dahulu dilakukan studi
kesesuaian lahan (tanah dan iklim)
berdasarkan syarat-syarat lingkungan
tumbuh tanaman kelapa sawit
• Tingkat kesesuaian atau kelas tanah
menentukan tingkat penerapan teknik
budidaya, biaya produksi dan proyeksi
hasil
Kesesuaian Iklim untuk Kelapa
Sawit
Uraian Norma Keterangan
Suhu kisaran; 18 – 32 0 C; Tumbuh baik dengan selang
rata-rata 24 – 28 0 C suhu tersebut. Di atas atau di
optimum bawah selang suhu tersebut,
produktivitas akan lebih rendah
karena rendahnya proses
asimilasi, gagalnya
perkembangan bunga dan
pematangan buah
Kelembaban > 75 % Kelembaban udara yang rendah
relatif (RH) memperlambat pertumbuhan
dan pembentukan bunga,sedang
pada kelembaban yang tinggi,
tanaman rawan terhadap
serangan penyakit
Uraian Norma Keterangan
Rata-rata 2.000 – 2.500 mm Data curah hujan bulanan dan
Curah jumlah hari hujan sangat
Hujan penting karena berhubungan
Tahunan dengan sifat tanaman yang
(dengan berbuah sepanjang tahun.
penyebaran Fluktuasi curah hujan secara
merata) langsung berkorelasi erat
dengan fluktuasi hasil dari
bulan ke bulan
Intensitas 5 – 7 jam/hari Kawasan dengan curah hujan
Cahaya yang terlalu tinggi, akan
mengurangi intensitas cahaya,
sehingga produktivitas kelapa
sawit akan rendah.
Kriteria Lahan Untuk Budidaya Kelapa Sawit menurut
Kelasnya (Berdasarkan Sifat Fisik Tanah dan Iklim)

Iklim & Sifat Kriteria Lahan


Fisik Tanah
Baik Sedang Kurang Tidak Baik
(Kelas I) (Kelas II) Baik (Kelas IV)
(Kelas III)
Tinggi (m 0 – 400 0 – 400 0 – 400 0 – 400
dpl)
Topografi Datar – Berbukit Curam
berombak Bergelom
bang
Lereng (%) 0 –15 16 – 25 25 – 36 > 36
Tabel 3. Standar Jumlah dan Bobot Tandan DxP
Pusat Penelitian Marihat Menurut Umur dan Kelas
Lahan
Umur Klasifikasi Lahan dan Produksi
(tahun) I II III IV
T R T T R T T R T T R T
B B B B B B B B
T S T S T S T S
3 21 3 9 16 3 7 14 3 6 14 2 5
4 20 6 17 20 5 15 20 5 13 19 4 10
5 48 8 21 18 7 19 18 6 16 17 6 14
6 17 10 25 17 9 22 17 8 19 16 7 16
7 16 12 28 16 11 25 16 10 23 15 9 19
8 15 14 30 15 13 27 15 12 25 14 11 22
9 13 16 30 13 15 27 13 13 25 12 13 22
Umur Klasifikasi Lahan Dan Produksi
(tahun) I II III IV
T R T T R T T R T T R T
B B B B B B B B
T S T S T S T S
10 12 18 30 11 17 27 11 16 25 10 15 22
11 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22
12 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22
13 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22
14 8 23 27 8 22 25 8 20 23 8 18 21
15 8 23 27 8 22 25 8 20 23 8 18 21
16 7 26 25 7 24 24 7 22 22 7 20 20
17 7 26 25 7 24 24 7 22 22 7 20 20
18 6 28 24 6 26 22 6 23 20 6 22 19
Umur Klasifikasi Lahan dan Produksi
(tahun) I II III IV
T R T T R T T R T T R T
B B B B B B B B
T S T S T S T S
18 6 28 24 6 26 22 6 23 20 6 22 19
20 5 30 22 5 29 21 5 27 19 5 25 18
21 5 30 22 5 29 21 5 27 19 5 25 18
22 5 31 20 5 27 19 5 24 17 5 22 16
23 5 31 20 5 27 19 5 24 17 5 22 16
24 4 35 18 4 30 17 4 28 16 4 26 15
25 4 35 18 4 30 17 4 28 16 4 26 15
Rata- 9 20 24 9 18 22 9 16 20 9 15 18
rata
• Keterangan :
T = Jumlah tandan/pokok/tahun
RBT = Rata-rata bobot satu tandan
TBS = Tandan Buah Segar (ton/ha/ tahun)

Sumber : PPKS, Medan (1997).


PERSIAPAN AREAL DAN PENANAMAN
Kegiatan terdiri atas :
merintis dan mengukur,
pembukaan areal,
pemberantasan alang-alang,
penanaman penutup tanah,
pengajiran,
pembuatan petakan,
pembuatan lubang tanam.
Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya
dilakukan pembuatan jalan dan sarana
penunjang lainnya.
a. Merintis dan mengukur

Kegiatan survei di lapangan untuk


mengetahui :
• bentuk areal, batas-batas areal,
topografi tanah, jenis vegetasi dan
keadaan lapangan lainnya-----------
sebagai pedoman perencanaan kegiatan
selanjutnya dalam bentuk peta yang lebih
terinci daripada peta dasarnya.
b. Pembukaan areal

• Kegiatan pertama pembukaan areal


adalah tebas-babat semak belukar dan
pepohonan yang berdiameter < 5 cm,
bertujuan membersihkan areal sehingga
tahap kegiatan selanjutnya dapat
dilakukan dengan lebih mudah
• penebangan pepohonan dengan gergaji mesin
(chain-shaw), gergaji tangan dan kapak.

• Pemotongan batang dan perancahan dahan dan


ranting
• Perumpukan dahan dan ranting yang telah kering.

• Pembakaran, kalau perlu diulang sampai 2 atau 3 kali


(tidak lagi dilakukan setelah metode TANPA Bakar)

• Pembongkaran tunggul pohon jika perlu dan mungkin.

• Metode tanpa bakar : perumpukan dan bongkar


tunggul secara mekanisasi (alat-alat berat dozer dan
excavator).
c. Pemberantasan Alang-alang

• Areal yang terbuka merangsang pertumbuhan


alang-alang yang cepat------------. perlu
pengendalian alang-alang sedini mungkin.
• secara kimiawi dengan menggunakan herbisida
• secara mekanis dengan menggunakan bajak
dan garu.
• Dowpon-M dan Roundup merupakan contoh
herbisida yang sering digunakan. Selang antar
aplikasi masing-masing tiga minggu. Biasanya
pada aplikasi terakhir, penyemprotan dilakukan
secara spot.
d. Penanaman Penutup Tanah

• Untuk mencegah erosi permukaan


serta pertumbuhan alang-alang. Pada
keadaan demikian perlu dilakukan
penanaman tanaman penutup tanah.
• Penanaman penutup tanah (benih
dengan dosis 14 kg/ha):
– 4 kg Pureria javanica (PJ),
– 6 kg Calopogonium mucunoides (CM)
– 4 kg Centrosema pubescent (CP)
• Penanaman dilakukan dengan menggunakan
sistem larikan
– dengan mencangkul dangkal sedalam mata garu ( 5 -
10 cm
– Benih ditabur dalam larikan tersebut, kemudian
ditimbun kembali.
• Pemeliharaan tanaman penutup tanah:
- pemupukan dan
- pemurnian tanaman penutup tanah dengan
cara membersihkan dari gulma yang dilakukan
secara manual. Pemurnian dilakukan secara
intensif terutama pada saat tanaman penutup
tanah belum menutup sempurna.
e. Pengajiran

• Untuk mendapatkan pertanaman yang


teratur, sebelum penanaman bibit di
lapangan dilakukan pengajiran. Hal ini
berguna dalam menentukan di mana bibit
akan ditanam serta di mana jalan dan
sarana lainnya akan dibuat
• Jarak tanam, jarak antar baris dan
kerapatan tanaman per ha pada Tabel 7.
Kerapatan Tanaman pd Sistem
Tanam Segi Tiga Sama Sisi
sy
Jarak tanam (m) Jarak antar baris Kerapatan
(m) tanaman/ha
8.8 x 8.8 x 8.8 7.62 150

9.0 x 9.0 x 9.0 7.79 143

9.2 x 9.2 x9.2 7.97 136

9.5 x 9.5 x 9.5 8.23 128

10.0 x 10.0 x10.0 8.67 116


f. Pembuatan Petakan

• Pada areal yang merupakan tebing-tebing


yang cukup terjal, untuk mengurangi erosi,
dibuat sistem teras :
teras individu dan teras bersambung.
-Teras individu berbentuk tapal kuda dengan
panjang 4 m dan lebar 3 m dengan ujung
berbentuk setengah lingkaran (Gambar 3).
-Teras bersambung umunya dibuat dengan
mengikuti garis kontur denga jarak antar
kontur sekitar 2 m.
• Teras individu merupakan petakan di
mana bibit akan ditanam. Petakan
dibuat dengan jalan mencangkul
(menggali tanah sebelah atas ajir dan
ditimbunkan ke bagian bawahnya,
sehingga dapat terbentuk tanah yang
datar (Gambar 4).
g. Pembuatan Lubang Tanam

• Pembuatan Lubang Tanam


Lubang tanam dibuat pada ajir-ajir
Lubang tanam berukuran
60 cm x 60 cm x 60 cm pada segitiga atas
40 cm x 40 cm x 40 cm pada bagian dasarnya
kedalaman 60 cm.
Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Menurut
Umur Tanaman dalam Kondisi Kebun Percobaan
Balit Marihat

Umur Di Produksi Rendemen Produksi Minyak Inti


Lapangan TBS Minyak Minyak Sawit
(Tahun) (ton/ha/ Sawit (%) Sawit Rende (%)
Thn) (kg/ha/Thn) men

4 8 15 1.280 2,5 200


5 15 18 2.700 3,0 450
6 17 19 3.230 3,5 595
7 18 21 3.780 3,5 630
8 20 22 4.400 2,5 700
9 21 23 4.830 3,5 735
10 23 23 5.290 2,5 805
Umur Di Produksi Rendemen Produksi Minyak Inti Sawit
Lapangan TBS Minyak Minyak
(Tahun) (ton/ha/ Sawit (%) Sawit
Rende (%)
Thn) (kg/ha/Thn)
men

11 25 23 5.750 3,5 875

12 26 23 5.980 3,5 910

13 30 23 6.900 3,5 1.050


14 30 23 6.900 3,5 1.050
15 30 23 6.900 3,5 1.050
16 30 23 6.900 3,5 1.050
17 29 23 6.670 3,5 1.015
Umur Di Produksi Rendemen Produksi Minyak Inti Sawit
Lapangan TBS Minyak Minyak
(Tahun) (ton/ha/ Sawit (%) Sawit
Thn) (kg/ha/Thn) Rende (%)
men

18 28 23 6.440 3,5 980


19 28 23 6.440 3,5 980
20 25 23 5.750 3,5 875
21 23 23 5.290 3,5 805
22 20 23 4.600 3,5 700
23 18 23 3.760 3,5 630
24 18 23 3.680 3,5 560
25 18 23 3.680 3,5 560

Sumber : PTPN. VII (1993)


Beberapa gejala visual tanaman yang tumbuh tidak
normal di lapangan dan perlu disulam antara lain

1. Pertumbuhan pelepah daun berputar (twisted frond).


2. Tanaman memperlihatkan gejala bercak oranye
(orange spotting).
3. Helaian daun melengkung berputar ke bawah,
sebagian daunnya membusuk.
4. Susunan anak daun pada pelepah sempit memanjang
(narrow leaves).
5. Susunan anak daun sangat rapat seperti sirip ikan.
6. Pohon kerdil atau kurus akibat terserang penyakit.
7. Tanaman bertunas atau bercabang (Viviparous).
8. Anak daun keriting-kusut (Wrinckled).
Penunasan dilakukan
dengan tujuan :
1. Sanitasi tanaman untuk mencegah serangan
cendawan Marasmius sp, tikus dan tumbuhnya
pakis.
2. Menghindari tersangkutnya brondolan.
3. Memudahkan pengamatan terhadap buah
matang.
4. Memperlancar proses penyerbukan alami.
5. Merangsang pembungaan dan perkembangan
buah.
6. Memudahkan pelaksanaan panen.
Tabel 14. Rotasi dan Tingkat Penunasan
Kelapa Sawit di Kebun Kertajaya

Umur Tingkat Penunasan Rotasi Daun yang


Tanaman ditinggal
15 bl – 2 th 15 cm di atas tanah 6 bl Maks.
2 – 3 th 2 lingkaran pelepah di 6 bl Maks.
bawah tandan terbawah
3 – 5 th 2 lingkaran pelepah di 8 bl Maks.
bawah tandan terbawah
5 – 10 th 2 lingkaran pelepah di 8 bl Maks.
bawah tandan terbawah
10 th 2 lingkaran pelepah di 8 bl Maks.
bawah tandan terbawah
Tabel 15. Tingkat Kematangan Buah
pada Tanaman Kelapa Sawit
Fraksi Jumlah Berondolan Yang Lepas Derajat Kematangan

00 Buah yang masih berwarna hitam *) dan belum Sangat mentah


ada yang memberondol

0 Buah sudah berwarna merah/orange dan buah Mentah


luar sudah memberondol 1 sampai 12,5 %

1 Buah luar sudah memberondol 12,5 sampai 25 Hampir matang


%
2 Buah luar sudah memberondol 25 sampai 50 % Matang

3 Buah luar sudah memberondol 50 sampai 70 % Matang

4 Buah luar sudah memberondol 75 sampai 100 Lewat matang


%
5 Bagian dalam buah sudah ikut memberondol Lewat matang

Sumber : Pedoman Teknis No. 40 tahun 1984, PPM Medan


PANEN
• Persiapan panen
• Organisasi panen
• Kriteria matang panen
• Kerapatan panen
• Rotasi panen
• Kapasitas panen
• Premi panen
• Pengawasan panen
Pemanenan kelapa sawit
• Memotong tandan buah masak,
memungut brondolan serta mengangkut
buah dan brondolon ke tempat
pengumpulan hasil (TPH)
• Buah dan brondolan yg terkumpul di TPH
diangkut ke pabrik untuk diolah
Persiapan panen
• Persiapan kondisi areal
1. Mutasi TBM ke TM
2. Perbaikan jalan dan jembatan
3. Pemangkasan daun dan buah pasir
4. Pembersihan piringan, pasar tikus dan
rintis malang/tengah; satu pasar/jalan
tikus/pikul selebar 1 m searah dgn arah
barisan tanaman utara-selatan utk setiap 2
barisan tanaman.
5. Pemasangan titian panen
6. Pembuatan TPH (3 m x 5 m utk areal 2 ha)
7. Pembuatan tangga-tangga dan tapak kuda
utk areal berbukit
Persiapan panen
• Penyediaan tenaga kerja
Kebutuhan tenaga panen harus mengacu
pada kebutuhan tenaga pd saat panen
puncak
• Peralatan kerja berbeda berdasarkan tinggi
tanaman:
– Alat potong TBS (dodos kecil dan besar, pisau
& bambu egrek, batu asah, kapak)
– Alat bongkar muat (gancu, tojok)
– Alat angkut TBS ke TPH (angkong, keranjang,
goni, pikulan)
• Kebutuhan tenaga pemanen dan faktor-
faktor penentu:
T=AxCxDxE
B
T = ∑ tenaga pemanen (HK)
A = luas kapel (ha)
B = kapasitas panen (kg/orang/hari)
C = kerapatan panen
D = Rata-rata bobot tandan (kg)
E = ∑ tanaman per ha
Kapasitas panen tergantung kepada kerapatan
panen dan keadaan lahan (topografi) tempat
panen
Kriteria Panen
• Suatu areal dpt dipanen jika:
– 60% dr seluruh pokok yg hidup dlm areal sdh
mencapai matang panen
– Sebagian buah sdh membrondol secara
alamiah, dan
– Bobot tandan rata-rata sdh mencapai 3 kg
Kriteria mutu buah dan potong buah
• Kualitas potong buah dan kualitas buah
kualitas pekerjaan panen, pengawasan,
pemeriksaan hasil panen
• Buah dikatakan masak jika terdapat dua
brondolon yg lepas per kg TBS
• Kriteria matang panen pd Tabel 16;
hubungan tingkat kematangan dan mutu
buah pada Tabel 17
Tingkat kematangan buah pada tan. KS
Fraksi ∑ brondolan lepas Derajat
kematangan
00 Buah masih berwarna hitam, belum ada yg Sangat
membrondol mentah
0 Buah sdh merah/jingga dan buah luar sdh Mentah
membrondol 1 – 12.5 %
1 Buah luar sdh membrondol 12.5 - 25 % Hampir
matang
2 Buah luar sdh membrondol 25 – 50 % Matang
3 Buah luar sdh membrondol 50 – 75 % Matang
4 Buah luar sdh membrondol 75 – 100 % Lewat
matang
5 Buah bagian dalam buah sdh ikut Lewat
membrondol matang
Sumber : Pedoman Teknis No.40, 1984, PPM Medan
Hubungan Fraksi Buah dengan Kadar Minyak dan
Asam Lemak Bebasnya

Fraksi Kadar Minyak Rata-rata (%) Kadar ALB Rata-rata


(%)
0 10,0 1,6

1 21,4 1,7

2 22,1 1,8
3 22,2 2,1
4 22,2 2,6
5 21,9 3,8

Sumber : Pedoman Teknis No. 40 Tahun 1984, PPM Medan


Sistem panen

• Dua sistem panen yg dipakai : sistem


giring penuh dan sistem hanca tetap.
– Pengertian :
• gawangan ruang yg berada di antara dua baris
tanaman dan
• hanca : luasan areal yg dipanen oleh seorang
pemanen dalam sekali panen
• Pada`sistem hanca tetap, pemanen diberi hanca
dg luasan tertentu dan tidak berpindah-pindah utk
panen berikutnya.
Pelaksanaan panen dan pengumpulan hasil
• Lazimnya pemikul buah adalah pemanen
yg memotong tandan buah
• Untuk memudahkan potong buah pelepah
daun di bawah buah dipotong terlebih
dahulu (songgo satu atau songgo dua)
• Semua brondolan dikumpulkan
• Buah dan brondolan diangkut ke TPH,
• Selanjutnya buah dan brondolan diangkut
ke pabrik utk diolah
PENGOLAHAN HASIL
• Buah menjadi CPO (crude palm oil) atau
minyak sawit dan PKO (palm kernel oil)
atau minyak inti sawit
Video Pengolahan Lahan
Video Perdagangan

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal KKN 2020
    Proposal KKN 2020
    Dokumen14 halaman
    Proposal KKN 2020
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Bisinis Plan Agro Farm Company
    Bisinis Plan Agro Farm Company
    Dokumen20 halaman
    Bisinis Plan Agro Farm Company
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • FORM Rencana Seminar Usul, Hasil, Sidang
    FORM Rencana Seminar Usul, Hasil, Sidang
    Dokumen5 halaman
    FORM Rencana Seminar Usul, Hasil, Sidang
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Proposal Toha (Rev Yh)
    Proposal Toha (Rev Yh)
    Dokumen11 halaman
    Proposal Toha (Rev Yh)
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • BAHAN
    BAHAN
    Dokumen4 halaman
    BAHAN
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • 199 214 1 PB
    199 214 1 PB
    Dokumen1 halaman
    199 214 1 PB
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan Acc
    Pendahuluan Acc
    Dokumen50 halaman
    Pendahuluan Acc
    Ariska
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Panah Merah Innovation Award 2020
    Panah Merah Innovation Award 2020
    Dokumen11 halaman
    Panah Merah Innovation Award 2020
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Nama
    Daftar Nama
    Dokumen21 halaman
    Daftar Nama
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Dokumen7 halaman
    Daftar Hadir
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Surat Permohonan1
    Surat Permohonan1
    Dokumen8 halaman
    Surat Permohonan1
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Yang Benar
    Daftar Isi Yang Benar
    Dokumen26 halaman
    Daftar Isi Yang Benar
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover (1) BEBSKY FIX!
    Cover (1) BEBSKY FIX!
    Dokumen3 halaman
    Cover (1) BEBSKY FIX!
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi YANG BENAR
    Daftar Isi YANG BENAR
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi YANG BENAR
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen24 halaman
    Cover
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Jurnal
    Kumpulan Jurnal
    Dokumen8 halaman
    Kumpulan Jurnal
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen19 halaman
    Isi
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Dekan FP
    Jawaban Dekan FP
    Dokumen3 halaman
    Jawaban Dekan FP
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover Kedelai Pangan
    Cover Kedelai Pangan
    Dokumen3 halaman
    Cover Kedelai Pangan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Kultur Tunas
    Kultur Tunas
    Dokumen12 halaman
    Kultur Tunas
    Jhon Kelvin Sianturi
    0% (1)
  • Cover Pangan
    Cover Pangan
    Dokumen5 halaman
    Cover Pangan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover Pangan
    Cover Pangan
    Dokumen5 halaman
    Cover Pangan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Coverr PTKS
    Coverr PTKS
    Dokumen23 halaman
    Coverr PTKS
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Paper Agm Jhonsianturi
    Paper Agm Jhonsianturi
    Dokumen30 halaman
    Paper Agm Jhonsianturi
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Paper Kestan
    Paper Kestan
    Dokumen13 halaman
    Paper Kestan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Coverr PTKS
    Coverr PTKS
    Dokumen23 halaman
    Coverr PTKS
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat