Anda di halaman 1dari 24

KOMPETISI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogea L)

DENGAN RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus)

PAPER

OLEH
FERNANDO ANDRE SIMANJUNTAK
160301235
AGROTEKNOLOGI V A

LABORATORIUM ILMU GULMA


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FA K U L T A S PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2 0 17
KOMPETISI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogea L)

DENGAN RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus)

PAPER

OLEH
FERNANDO ANDRE SIMANJUNTAK
160301235
AGROTEKNOLOGI V A

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Komponen Penilaian di


Laboratorium Perkebunan A Kelapa Sawit Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM ILMU GULMA


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FA K U L T A S PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2 0 17
Judul :Kompetisi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea L)
Dengan Rumput Teki ( Cyperus rotundus )
Nama :Fernando Andre Simanjuntak
Nim :160301235
Grup :Agroteknologi 5A

Diketahui Oleh
Dosen Penanggungjawab
Praktikum

(Prof.Ir.Edison Purba,Ph.D)
NIP:1998090620198790

Diperiksa Oleh Diperiksa Oleh


Asisten Koordinator Asisten Korektor

(Rasinta arnando) (Elisabet Siregar)


NIM. 130301155 NIM. 130301125
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada
waktunya.

Adapun judul dari paper ini adalah “KOMPETISI TANAMAN


KACANG TANAH (Arachis hypogea L)DENGAN RUMPUT TEKI (Cyperus
rotundus)”yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen
penilaian di Laboratorium Ilmu Gulm , Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai sumber informasi bagi pihak
ynag membutuhkan .

Pada kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada


dosen pembimbing mata kuliah diantaranya Ir. Emmy Harso Kardhinata, M.Sc
dan kepada Ir. Hot Setiado, MS erta kepada kakak dan abang asisten
Laboratorium yang telah membantu dalam proses penyelesaian paper ini.

Penulis menyadari bahwa Paper ini masih banyak kekurangan, sehingga


penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan paper ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga
paper ini berguna bagi pihak yang membutuhkan serta para pembaca agar dapat
menambah wawasan serta pengetahuan.

Medan, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang...........................................................................................1
Tujuan Penulisan........................................................................................2
Kegunaan Penulisan...................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman.........................................................................................3
Syarat Tumbuh...........................................................................................4
Iklim...............................................................................................4
Tanah..............................................................................................5

Kompetisi Gulma Rumput Belulang (Eleusine indica L) Pada Tanaman


Kedelai (Glysine max L)
Morfologi Rumput Belulang (Eleusine indica L)…………………..........7
Pengendalian Rumput Belulang (Eleusine indica L).................................8
Faktor Pertumbuhan Rumput Belulang (Eleusine indica L)....................10
Penyebaran Rumput Belulang (Eleusine indica L)).................................10
Kompetisi Gulma Rumput Belulang (Eleusine indica L) Pada Tanaman
Kedelai (Glysine max L)..........................................................................12

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang tanah (Arachis hypogaeaL.) merupakan tanaman leguminosa yang

cukup penting di Indonesia.Tanaman ini merupakan tanaman yang paling banyak

ditanam setelah padi, jagung, dan kacang kedelai.Kacang tanah (Arachis

hypogaeaL.) biasanya ditanam sebagai tanaman tumpang sari.Namun banyak

petani kurang memperhatikan untuk menanam kacang tanah, karena hasil yang

dicapai masih sangat rendah per hektarnya.

Kacang tanah memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan

tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu: lebih tahan terhadap kekeringan, hama

dan penyakit relative sedikit, panen relative cepat, pada umur 55-60 hari, cara

tanam dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan pasca panen relative

mudah, kegagalan panen total relatif kecil, harga jual tinggi dan stabil.( Surbakti,

2011).

Budidaya kacang tanah cocok di daerah dengan curah hujan

sedang.Penyinaran matahari penuh dibutuhkan saat perkembangan daun dan

pembesaran buah.Budidaya kacang tanah efektif dilakukan pada tanah gembur

dengan kandungan unsur hara kalsium (Ca), nitrogen (N), kalium (K) dan pospat

(P) yang cukup. Derajat kesaman (pH) ideal bagi tumbuhan ini sekitar 5-6,3.

Tanah gembur dengan struktur yang ringan sangat baik untuk perkembangan

ginofor, bakal buah yang tumbuh memanjang ke 2 dalam tanah (Anonim,

2013).Kacang tanah adalah tanaman yang dapat menghasilkan unsur N sendiri


dengan bantuan bakteri, namun dalam pembentukannya perlu dirangsang terlebih

dahulu dengan pemberian Nitrogen dari luar.

Pemanfatan pupuk organik sangat penting dalam mempertahankan nutrisi

di dalam tanah.Penggunaan pupuk organik selain menambah unsur hara dalam

tanah juga dapat memperbaiki sifat fisik dan aktifitas organisme tanah.Pupuk

organik yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tanah

umumnya masih terfokus pada penggunaan pupuk kandang dan kompos dengan

dosis tinggi.Dengan kemajuan teknologi, salah satu pupuk organik yang baik

digunakan adalah dengan menggunakan pupuk organik cair.

Tanaman kacang tanah memegang peranan penting sebagai pemenuh

kebutuhan kacang-kacangan untuk bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri.

Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan

bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan biji masyarakat dan makanan di

Indonesia.

Tanaman kacang tanah biasanya di tanam di sawah atau di tegalan secara

monokultur atau polikultur. Biji kacang tanah mengandung zat-zat yang berguna

dan berisikan senyawasenyawa tertentu yang sangat di butuhkan organ tubuh

manusia untuk kelangsungan hidup terutama kandungan protein, karbohidrat dan

lemak. Kandungan masing-masing unsur tersebut sangat tinggi seperti kandungan

protein sekitar 25-30 %, karbohidrat 12 % dan minyak 40-50 %.

Di Indonesia untuk memproduksi tanaman kacang tanah ini memiliki

kendala yang sangat besar berupa pengolahan dan pemeliharaan tanah yang belum

optimal, serangan hama dan penyakit, penanaman varietas berproduksi rendah,

penggunaan benih yang rendah, dan kekeringan. Kendala tersebut dapat diatasi
dengan melakukan berbagai usaha seperti : perbaikan cara bertanam, penggunaan

varietas unggul, pengaturan populasi tanaman, pemakaian pupuk dan penggunaan

zat pengatur tumbuh dengan jenis dosis tepat dan pengendalian hama penyakit.

Tujuan penulisan

Untuk mengetahui Kompetisi Tanaman Kacang Tanah ( Arachis hypogea

L) Dengan Rumput Teki (Cyperus rotundus) Serta Pengendaliaanya

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat

memenuhi komponen penilaian di laboratorium ilmu gulma program studi

agroteknologi fakultas pertanian universitas sumatera utara dan sebagai sumber

informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Kacang tanah termasuk ke dalam devisi Spematophyta, subdivisi

Angiospermae, kelas Dicotyledoneae, ordo Rosales, famili Papilionaceae, genus

Arachis, species Arachis hypogaea L. (Suprapto, 2000)

Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak

lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ini mempunyai akar-akar yang

bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penyerap. Akar-akar ini dapat mati

dan dapat juga menjadi akar yang permanen/tetap. Bila menjadi akar tetap, maka

akan berfungsi kembali sebagai penyerap makanan. Kadang-kadang polongnya

mempunyai alat pengisap seperti bulu akar yang dapat menyerap makanan

(Suprapto, 2000).

Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi 2 tipe yaitu tipe tegak

dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya kebanyakan lurus atau

sedikit kering dan umur panennya berkisar yaitu 100-120 hari, sehingga lebih

cepat panen. Kacang tanah tipe menjalar percabangannya tumbuh ke samping, dan

umur panennya berkisar antara 180-210 hari (Soemaatmaja, 1990).

Bunga kacang tanah berwarna kuning dan terbuka di malam hari,

melakukan penyerbukan di pagi hari dan layu pada sore hari yang sama. Bunga

tumbuh di sepanjang cabang dan setiap node dapat menghasilkan beberapa bunga.

Umumnya hanya sekitar 15 - 20 persen dari bunga berhasil menghasilkan sebuah


polong. Kekeringan dan suhu lebih dari 35°C akan mengurangi jumlah bunga

yang dihasilkan (Department of Primary Industries and Fisheries, 2007).

Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi

pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang. Inilah

yang disebut ginofora yang nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula

ujung ginofora yang runcing mengarah keatas. Setelah tumbuh, ginofora tersebut

mengarah kebawah dan selanjutnya masuk kedalam tanah. Pada waktu ginofora

menembus tanah, peranan hujan sangat membantu. Setelah terbentuk polong,

pertumbuhan memanjang ginofora akan terhenti. Panjang ginofora dapat

mencapai 18 cm. Ginofora yang terbentuk dicabang bagian atas tidak masuk

kedalam tanah sehingga tidak akan membentuk polong (Suprapto, 2000).

Kulit biji kacang tanah berwarna putih, fles, coklat, merah muda, merah,

ungu dan ungu tua tergantung varietasnya. Struktur kulit polong bervariasi antara

halus, sedang sampai dengan kasar. Jenis atau varietas kacang tanah yang berkulit

kasar memiliki kecenderungan tahan terhadap hama penggerek kacang (Cylas

formicarius F). Kacang tanah yang berkadar lemak tinggi kecenderungan

memiliki rasa gurih (Tim Pelepas Varietas Kacang Tanah, 2009).

Syarat Tumbuh

Iklim

Kacang tanah relatif toleran kekeringan dan membutuhkan sekitar minimal

400 mm curah hujan selama masa pertumbuhan. Untuk pertumbuhan optimal


dibutuhkan curah hujan tahunan 750 - 1250 mm. Suhu merupakan faktor

pembatas utama untuk hasil kacang tanah, untuk perkecambahan dibutuhkan

kisaran suhu 15 - 450 C. Selama masa pertumbuhan, dibutuhkan suhu dengan

rata-rata 22-270 C. Cuaca kering diperlukan untuk pematangan dan panen

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, seperti tanah, temperatur, sinar matahari, hujan, kecepatan angin dan

faktor-faktor iklim lainnya. Di daerah yang memiliki musim kemarau panjang

(kurang curah hujannya), kacang tanah memerlukan pengairan, terutama pada fase

perkecambahan, pembuahan, dan pengisian polong. Di daerah yang curah

hujannya tinggi, penyerapan zat hara dari dalam tanah, panen, pengolahan hasil,

dan serangan cendawan merupakan masalah (Suprapto, 2000).

Benih kacang tanah membutuhkan air yang cukup banyak selama

perkecambahan. Untuk perkecambahan optimum, diperlukan tanah dengan

kelembaban 35 – 40%. Benih harus ditanam ketika tingkat kelembaban yang

menguntungkan untuk perkecambahan dan pertumbuhan yang cepat.

Pertumbuhan perkecambahan yang baik membantu tanaman muda untuk melawan

penyakit

Tanah

Kacang tanah tumbuh dengan baik jika ditanam di lahan ringan yang

cukup mengandung unsur hara (Ca, N, P dan K). Tanaman ini menghendaki lahan

yang gembur agar perkembangan perakarannya berjalan baik, ginoforanya mudah

masuk ke dalam tanah untuk membentuk polong, dan pemanenannya mudah

(tidak banyak polong yang hilang atau tertinggal di dalam tanah). Sebaiknya pH
tanahnya antara 5,0 – 6,3. Pada tanah yang sangat asam efisiensi bakteri dalam

mengikat N dari udara akan berkurang. Sedangkan pada tanah yang terlalu basa,

unsur haranya kurang tersedia (Suprapto, 2000).

Kacang tanah tumbuh terbaik di tanah yang gembur, bertekstur longar dan

juga tersedia kalsium, kalium dan fosfor. Tanah harus baik aerasinya dan

mengandung bahan organik. Tanah liat berat yang cenderung memiliki permukaan

keras tidak cocok karena polong akan sulit terbentuk. Kacang tumbuh baik di

tanah sedikit asam dengan pH 6,0-6,5 tetapi dengan pH 5,5-7,0 masih bisa

tumbuh. Tanah salin tidak cocok untuk kacang tanah karena kacang memiliki

garam yang sangat rendah

Persyaratan mengenai tanah yang cocok bagi tumbuhnya kacang tidaklah

istimewa. Syarat yang terpenting bahwa keadaan tanah tidak terlalu kurus dan

padat. Kondisi tanah yang mutlak diperlukan adalah tanah yang gembur. Tanah

yang gembur ini mempermudah ketika masa penanaman, pemeliharaan tanaman,

dan pasca panen berlangsung. Akibat tanah yang gembur memberikan

keuntungan, diantaranya mempercepat perkecambahan biji, mempermudah

ginofora untuk menembus tanah, dan mempermudah proses pembentukan polong

(Tim Bina Karya Tani, 2009).


KOMPETISI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogea L)
DENGAN RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.)

Morfologi Gulma Teki (Cyperus rotundus L.)

Rumput teki tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari

sinar matahari pada lapangan rumput, pinggir jalan, tegalan, atau lahan pertanian

yang tumbuh sebagai gulma yang sukar diberantas. Rumput ini bisa tumbuh pada

bermacam-macam tanah dan terdapat dari 1-1000 meter dpl. Taksonomi rumput

teki adalah Kingdom : Plantae (Tumbuhan); Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan

berbunga) ;Kelas : Liliopsida ;Ordo : Cyperales; Famili : Cyperaceae; Spesies :

Cyperus rotundus L (Safuddin, 2004).

Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) atau terkadang disebut Teki, Mota,

Koreha wai, Rukut Teki, Rukut Wuta adalah rumput palsu (batang segitiga) yang

dapat hidup sepanjang tahun dengan ketinggian 10 sampai dengan 75 cm.

Beberapa negara memberi nama tanaman ini : Musta, Mustaka, Mutha, Mothan,

Nagamothan, Xiang Fu, Nutgrass, Tirirca, Tagernut, HamaSuge, So Ken Chiu,

Tage-Tage (Diti, 2004).

Rumput teki mempunyai tinggi sekitar 15-95 cm, batang segitiga. Daun 4-

10 helai terdapat pada pangkal batang membentuk roset akar, dengan pelepah

daun tertutup tanah. Helaian daun bangun pita, pertulangan daun sejajar, tepi daun

rata, permukaan atas berwarna hijau mengkilap dengan panjang 10-60 cm, dan

lebar 2-6 mm. Perbungaan majemuk berbentuk bulir mempunyai 8-25 bunga yang

berkumpul berbentuk payung, berwarna kuning atau cokelat kuning. Umbi

menjalar, berbentuk kerucut yang besar pada pangkalnya, kadang-kadang

melekuk, berwarna cokelat, berambut halus berwarna cokelat atau cokelat


kehitaman, keras, wangi dan panjang 1,5-4,5 cm dengan diameter 5-10

mm(Effendi dkk, 2004).

Tanaman ini biasanya tumbuh liar di kebun, ladang ataupun tempat lain

dengan ketinggian sampai 1000 m dari permukaan laut. Ciri khasnya terletak pada

buah-buahnya yang berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, Umbi-umbi

inibiasanya mengumpul berupa rumpun (Moenandia, 1993).

Akar pada gulma teki (Cyperus rotundus L.) pada rimpangnya yang

sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam.

Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbi-umbi ini biasanya

mengumpul berupa rumpun. Pada batang rumput teki ini memiliki ketinggian

mencapai 10 sampai 75 cm. Daun gulma teki (Cyperus rotundus L.) berbentuk

pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada pangkal batang

membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah. Bunga pada gulma

teki (Cyperus rotundus L) berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai

dengan tiga tunas kepala benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-

bunga berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung. Teki (Cyperus

rotundus L.) memiliki buah yang berbentuk kerucut besar pada pangkalnya,

kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan

diameter 5 - 10 mm. Teki (Cyperus rotundus L.) memiliki biji yang berbentuk

kecil bulat (Rizal, 2004).

Pengendalian Gulma Teki (Cyperus rotundus L.)

Secara tradisional petani mengendalikan gulma dengan pengolahan tanah

konvensional dan penyiangan dengan tangan. Pengolahan tanah konvensional


dilakukan dengan membajak, menyisir dan meratakan tanah, menggunakan tenaga

ternak dan mesin. Pembajakan dan penggaruan dapat secara berangsur dikurangi

dan diganti dengan penggunaan herbisida atau pengelolaan mulsa dari sisa

tanaman dan gulma dalam sistem pengolahan tanah konservasiPada usahatani

jagung yang menerapkan sistem olah tanah konservasi, pengolahan tanah banyak

dikurangi, atau bahkan dihilangkan sama sekali. Pada tanah Podzolik Merah

Kuning (PMK) Lampung, hasil jagung tanpa olah tanah masih tetap tinggi hingga

musim tanam ke-10 (Sastroutomo, 1990).

Pengendalian dengan Herbisida memiliki efektivitas yang beragam.

Berdasarkan cara kerjanya, herbisida kontak mematikan bagian tumbuhan yang

terkena herbisida, dan herbisida sistemik mematikan setelah diserap dan

ditranslokasikan ke seluruh bagian gulma. Menurut jenis gulma yang dimatikan

ada herbisida selektif yang mematikan gulma tertentu atau spektrum sempit, dan

herbisida nonselektif yang mematikan banyak jenis gulma atau spektrum lebar

(Sukman dan Yakup, 1991).

Pengelolaan gulma terpadu merupakan konsep yang mengutamakan

pengendalian secara alami dengan menciptakan keadaan lingkungan yang tidak

menguntungkan bagi perkembangan gulma dan meningkatkan daya saing tanaman

terhadap gulma. Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam

pengendalian secara terpadu: (1) pengendalian gulma secara langsung dilakukan

dengan cara fisik, kimia, dan biologi, dan secara tidak langsung melalui

peningkatan daya saing tanaman melalui perbaikan teknik budi daya, (2)

memadukan cara-cara pengendalian tersebut, dan (3) analisis ekonomi praktek

pengendalian gulma (Rizal, 2004).


Pengolahan tanah dapat mencegah perkembangan resistensi populasi

gulma terhadap herbisida, mengurangi ketergantungan terhadap herbisida, dan

menunda atau mencegah peningkatan spesies gulma tahunan yang sering

menyertai dan timbul bersamaan dengan pengolahan konservasi (Staniforth and

Wiese 1985). Pada saat penggunaan herbisida diminimalkan atau dikurangi,

pengolahan tanah setelah tanam diperlukan untuk mengendalikan gulma.

Mengurangi pengolahan tanah lebih efisien dalam penggunaan energi daripada

mengurangi penggunaan herbisida (Santosa dkk, 2009).

Penyebaran Gulma Teki (Cyperus rotundus L.)

Perbanyakan rumput teki umumnya dilakakukan secara vegetatif dengan

umbi akar. Umbi akar teki menyimpan cadangan makanan yang diperlukan untuk

pertumbuhan tunas, sehingga pertumbuhan dan perkembangbiakan tunas. Rumput

Teki (Cyperus rotundus) adalah salah satu gulma yang penyebarannya luas.

Gulma ini hampir selalu ada di sekitar segala tanaman budidaya, karena

mempunyai kemampuan tinggi untuk beradaptasi pada jenis tanah yang beragam.

Termasuk gulma perennial dengan bagian dalam tanah terdiri dari akar dan umbi.

Umbi pertama kali dibentuk pada tiga minggu setelah pertumbuhan awal. Umbi

tidak tahan kering, selama 14 hari dibawah sinar matahari, daya tumbuhnya akan

hilang (Fadhly dkk, 2004).

Kompetisi Gulma Teki (Cyperus rotundus L.)

Tingkat persaingan antara tanaman dan gulma bergantung pada empat

faktor, yaitu stadia pertumbuhan tanaman, kepadatan gulma, tingkat cekaman air
dan hara, serta spesies gulma. Jika dibiarkan, gulma berdaun lebar dan rumputan

dapat secara nyata menekan pertumbuhan dan perkembangan jagung.Gulma

menyaingi tanaman terutama dalam memperoleh air, hara, dan cahaya.

Rumput teki merupakan gulma yang memiliki kemampuan besar dalam

menyerap unsur hara dari dalam tanah sehingga jenis gulma ini dapat tumbuh

subur dengan membentuk kanopi yang rimbun, sehingga cepat mengisi ruangan

dan menekan tumbuhan lain yang berada dibawah naungannya. Salah satu faktor

yang menentukan persaingan antara gulma dan tanaman budidaya ialah

kemamuan akar dalam menyerap nutrisi (Rizal, 2004).

Rumput teki (Cyperus rotundus) yang digolongkan sebagai gulma pada

tanaman jagung, juga mempunyai kemampuan menghasilkan allelokimia.

Hambatan pertumbuhan akibat adanya allelokimia dalam peristiwa allelopati

dapat menyebabkan hambatan pada pembelahan sel, pengambilan mineral,

respirasi, penutupan stomata, dan sintesa protein [3]. Pelepasan alelokimia oleh

rumput teki akan meningkat pada kondisi yang ekstrim, sehingga pertahanan

tumbuhan gulma pada kondisi yang kurang menguntungkan. Salah satu kondisi

yang kurang menguntungkan tersebut adalah tanah salin (Fadhly dkk, 2004).

Gulma merupakan pesaing bagi tanaman dalam memperoleh hara. Gulma

dapat menyerap nitrogen dan fosfor hingga dua kali, dan kalium hingga tiga kali

daya serap tanaman jagung. Pemupukan merangsang vigor gulma sehingga

meningkatkan daya saingnya. Nitrogen merupakan hara utama yang menjadi

kurang tersedia bagi tanaman jagung karena persaingan dengan gulma. Tanaman

yang kekurangan hara nitrogen mudah diketahui melalui warna daun yang pucat.

Interaksi positif penyiangan dan pemberian nitrogen umumnya teramati pada


pertanaman jagung, di mana waktu pengendalian gulma yang tepat dapat

mengoptimalkan penggunaan nitrogen dan hara lainnya serta menghemat

penggunaan pupuk (Sukman dan Yakup, 1991).

Beberapa spesies gulma menyebabkan kerusakan lebih besar pada

tanaman karena adanya bahan toksik yang dilepaskan dan menekan pertumbuhan

jagung. Spesies gulma yang dilaporkan menghasilkan bahan allelopati, Allelopati

merupakan senyawa biokimia yang dihasilkan dan dilepaskan gulma ke dalam

tanah dan menghambat pertumbuhan jagung. Senyawa tersebut masuk ke dalam

lingkungan tumbuh tanaman sebagai sekresi dan hasil pencucian dari akar dan

daun gulma yang hidup dan mati dan pembusukan vegetasi. Senyawa allelopati

menghambat perkecambahan benih tanaman, dan menghambat perpanjangan akar

sehingga menyebabkan kekacauan sellular dalam akar (Effendi dkk, 2004).

Kompetisi Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt) dengan


Gulma Teki (Cyperus rotundus L.)

Gulma menyaingi tanaman terutama dalam memperoleh air, hara, dan

cahaya. Tanaman jagung sangat peka terhadap tiga faktor ini selama periode kritis

antara stadia V3 dan V8, yaitu stadia pertumbuhan jagung di mana daun ke-3 dan

ke-8 telah terbentuk. Sebelum stadia V3, gulma hanya mengganggu tanaman

jagung jika gulma tersebut lebih besar dari tanaman jagung, atau pada saat

tanaman mengalami cekaman kekeringan. Antara stadia V3 dan V8, tanaman

jagung membutuhkan periode yang tidak tertekan oleh gulma. Setelah V8 hingga

matang, tanaman telah cukup besar sehingga menaungi dan menekan

pertumbuhan gulma. Pada stadia lanjut pertumbuhan jagung, gulma dapat

mengakibatkan kerugian jika terjadi cekaman air dan hara, atau gulma tumbuh
pesat dan menaungi tanaman (Diti, 2004).

Beberapa jenis gulma tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi selama stadia

pertumbuhan awal jagung, sehingga tanaman jagung kekurangan cahaya untuk

fotosintesis. Gulma yang melilit dan memanjat tanaman jagung dapat menaungi

dan menghalangi cahaya pada permukaan daun, sehingga proses fotosintesis

terhambat yang pada akhirnya menurunkan hasil (Sastroutomo, 1990).

Di banyak daerah pertanaman jagung, air merupakan faktor pembatas.

Kekeringan yang terjadi pada stadia awal pertumbuhan vegetatif dapat

mengakibatkan kematian tanaman. Kehadiran gulma pada stadia ini memperburuk

kondisi cekaman air selama periode kritis, dua minggu sebelum dan sesudah

pembungaan. Pada saat itu tanaman rentan terhadap persaingan dengan gulma

(Fadhly dkk, 2004).

Gulma merupakan pesaing bagi tanaman dalam memperoleh hara. Gulma

dapat menyerap nitrogen dan fosfor hingga dua kali, dan kalium hingga tiga kali

daya serap tanaman jagung. Pemupukan merangsang vigor gulma sehingga

meningkatkan daya saingnya. Nitrogen merupakan hara utama yang menjadi

kurang tersedia bagi tanaman jagung karena persaingan dengan gulma. Tanaman

yang kekurangan hara nitrogen mudah diketahui melalui warna daun yang pucat.

Interaksi positif penyiangan dan pemberian nitrogen umumnya teramati pada

pertanaman jagung, di mana waktu pengendalian gulma yang tepat dapat

mengoptimalkan penggunaan nitrogen dan hara lainnya serta menghemat

penggunaan pupuk (Diti, 2004).

Menurut penelitian Ringga dkk (2014) yang menyatakan bahwa Terdapat

interaksi pada hasil tanaman jagung, panjang tongkol jagung, dan bobot basah
teki. Keberadaan rumput teki menyebabkan penurunan hasil pada parameter

pengamatan, diameter tongkol dan bobot basah tongkol. Perlakuan teki 30/polibag

menunjukkan jumlah anakan dan bobot kering teki tertinggi. Pada komponen hasil

tongkol, bahwa bobot basah paling tinggi terdapat pada varietas bonansa.
KESIMPULAN

1. Gulma Teki (Cyperus rotundus L.) adalah salah satu gulma pada tanaman

Kacang Tanah

2. Rumput teki (Cyperus rotundus) yang digolongkan sebagai gulma pada

tanaman Kacang Tanah, juga mempunyai kemampuan menghasilkan

allelokimia.

3. Peristiwa allelopati dapat menyebabkan hambatan pada pembelahan sel,

pengambilan mineral, respirasi, penutupan stomata, dan sintesa protein .

4. Rumput teki umumnya melakukan perkembangbiakan secara vegetatif

dengan umbi akar.

5. Pengendalian gulma secara langsung dilakukan dengan cara fisik, kimia,

dan biologi, dan secara tidak langsung melalui peningkatan daya saing

tanaman melalui perbaikan teknik budi daya, memadukan cara-cara

pengendalian tersebut, dan analisis ekonomi praktek pengendalian gulma.


DAFTAR PUSTAKA

A. T. Soejono, (2004). Komunitas Ilmu Gulma [Online]. Available:


www.elisa.ugm.ac.id.
Adisarwanto.,T. 2008. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah
dan Lahan Kering. Penebar Swadaya.
Astanto, P.W. 1993. Pengembangan Varietas Kacang. Monograph Balitbang
Malang.
Diti Widyas M, “Persaingan Tanaman Cabai dan Rumput Teki pada Kondisi
Kekeringan,” Tugas Akhir Jurusan Biologi, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya (2006).
Efendi, R., A.F. Fadhly, M. Akil, dan M. Rauf. 2004. Pengaruh sistem pengolahan
tanah dan penyiangan gulma terhadap pertumbuhan dan hasil jagung.
Seminar Mingguan. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros, 26 Maret
2004, 17p
Fadhly, A.F., R. Efendi, M. Akil, dan M. Rauf. 2004. Pengaruh cara penyiangan
lahan dan pengendalian gulma terhadap pertumbuhan dan hasil jagung pada
tanah bertekstur. berat. Seminar Mingguan Balai Penelitian Tanaman
Serealia, Maros, 18 Juni 2004.

Goldsworthy, P.R. dan N.M.Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik.


Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Moenandir, J. 1993. Ilmu Gulma Dalam Sistem Pertanian. PT. Rajawali Grafindo
Persada. Jakarta.
Pitojo, S. 2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Ringga.S., Sugiharto N.A, Eko W., 2004. Ketahanan Beberapa Varietas Jagung
Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Terhadap Populasi Gulma Teki (Cyperus
rotundus) Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,Universitas
Brawijaya Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia.
Rizal, A. 2004. Penentuan Kehilangan Hasil Tanaman Akibat Gulma. Dalam: S.
Tjitrosemito, A.S. Tjitrosoedirdjo, dan I. Mawardi (Eds.) Prosiding
Konferensi Nasional XVI Himpunan Ilmu Gulma Indonesia, Bogor, 15-17
Juli 2003. 2: 105-118..
Saefudin, 1990. Sifat Allelopati dan Kompetisi Hara Nitrogen Tanaman Alang
Alang dan Teki Terhadap Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum).
Santosa E, Zaman S, Puspitasari ID. 2009. Simpanan biji gulma dalam tanah di
perkebunan teh pada berbagai tahun pangkas. JAI. 37:46– 54.
Sastroutomo SS. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sudarsana, K. 2000. Pengaruh efek mikroorganisme-4 (EM-4) dan kompos
terhadap pertumbuhan jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) pada tanah
entisol. FRONTIR : 32 Sutoro,
Wijaya dan S. Wahyuni. 2007. Respon Tanaman Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt) Kultivar Hawaian Super Sweet Pada Berbagai Takaran
Pupuk Kalium. Jurnal AGRIJATI. Fakultas Pertanian Unswagati. Cirebon.
Y. Sukman dan Yakup, Gulma dan Teknik Pengendaliannya, Palembang:
Rajawali Press (1991).
Y.S. dan Iskandar. 1988. Budidaya tanaman jagung. BPTP Bogor. Bogor. P. 49-
55.

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal KKN 2020
    Proposal KKN 2020
    Dokumen14 halaman
    Proposal KKN 2020
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Bisinis Plan Agro Farm Company
    Bisinis Plan Agro Farm Company
    Dokumen20 halaman
    Bisinis Plan Agro Farm Company
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • FORM Rencana Seminar Usul, Hasil, Sidang
    FORM Rencana Seminar Usul, Hasil, Sidang
    Dokumen5 halaman
    FORM Rencana Seminar Usul, Hasil, Sidang
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Proposal Toha (Rev Yh)
    Proposal Toha (Rev Yh)
    Dokumen11 halaman
    Proposal Toha (Rev Yh)
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • BAHAN
    BAHAN
    Dokumen4 halaman
    BAHAN
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • 199 214 1 PB
    199 214 1 PB
    Dokumen1 halaman
    199 214 1 PB
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan Acc
    Pendahuluan Acc
    Dokumen50 halaman
    Pendahuluan Acc
    Ariska
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Panah Merah Innovation Award 2020
    Panah Merah Innovation Award 2020
    Dokumen11 halaman
    Panah Merah Innovation Award 2020
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Nama
    Daftar Nama
    Dokumen21 halaman
    Daftar Nama
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Dokumen7 halaman
    Daftar Hadir
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Jurnal
    Kumpulan Jurnal
    Dokumen8 halaman
    Kumpulan Jurnal
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Yang Benar
    Daftar Isi Yang Benar
    Dokumen26 halaman
    Daftar Isi Yang Benar
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover (1) BEBSKY FIX!
    Cover (1) BEBSKY FIX!
    Dokumen3 halaman
    Cover (1) BEBSKY FIX!
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi YANG BENAR
    Daftar Isi YANG BENAR
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi YANG BENAR
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen19 halaman
    Isi
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Kultur Tunas
    Kultur Tunas
    Dokumen12 halaman
    Kultur Tunas
    Jhon Kelvin Sianturi
    0% (1)
  • Surat Permohonan1
    Surat Permohonan1
    Dokumen8 halaman
    Surat Permohonan1
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Dekan FP
    Jawaban Dekan FP
    Dokumen3 halaman
    Jawaban Dekan FP
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover Kedelai Pangan
    Cover Kedelai Pangan
    Dokumen3 halaman
    Cover Kedelai Pangan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Kelompk
    Kelompk
    Dokumen48 halaman
    Kelompk
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover Pangan
    Cover Pangan
    Dokumen5 halaman
    Cover Pangan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Cover Pangan
    Cover Pangan
    Dokumen5 halaman
    Cover Pangan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Coverr PTKS
    Coverr PTKS
    Dokumen23 halaman
    Coverr PTKS
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Paper Agm Jhonsianturi
    Paper Agm Jhonsianturi
    Dokumen30 halaman
    Paper Agm Jhonsianturi
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Paper Kestan
    Paper Kestan
    Dokumen13 halaman
    Paper Kestan
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Coverr PTKS
    Coverr PTKS
    Dokumen23 halaman
    Coverr PTKS
    Jhon Kelvin Sianturi
    Belum ada peringkat