“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah ini adalah murni hasil
pekerjaan kami. Tidak ada pekerjaan orang lain yang digunakan tanpa menyebutkan
sumbernya”
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
mengucapkan syukur sehingga dapat menyelesaikan paper tugas mata kuliah Corporate
Governance.
Tugas paper mata kuliah Corporate Governance yang berjudul Tata Kelola Pemerintahan yang
Baik dan Penerapannya pada Organisasi Sektor Publik ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan referensi dari berbagai sumber dan masukan dari beberapa pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan paper ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima masukan dan kritik dari Ibu agar kami dapat memperbaiki paper ini menjadi lebih
baik.
Akhir kata kami berharap semoga paper tugas mata kuliah Corporate Governance yang
berjudul Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Penerapannya pada Organisasi Sektor Publik
dapat memenuhi komponen nilai sesuai yang telah dipersyaratkan pada mata kuliah ini.
Tim Penyusun
3
TEORI TATA KELOLA PEMERINTAH YANG BAIK
Pedoman umum Good Public Governance (GPG) diterbitkan sejak tahun 1999 dan
mengalami beberapa kali penyempurnaan hingga yang terbaru adalah tahun 2010 yang dibuat
oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) . Selain membuat Pedoman umum GPG,
KNKG juga membuat pedoman 10 pedoman lainnya berkaitan dengan governance (gambar 1.1).
4
menciptakan situasi kondusif yang memungkinkan penyelenggara negara dan jajarannya
melaksanakan tugasnya dengan baik.
2. Dunia usaha harus merumuskan dan menerapkan good corporate governance (GCG)
dalam melakukan usahanya sehingga dapat meningkatkan produktivitas nasional. Dunia
usaha juga berkewajiban untuk berpartisipasi aktif memberikan masukan dalam
perumusan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan kebijakan publik yang
bertalian dengan sektor usahanya.
3. Masyarakat harus melakukan kontrol sosial secara efektif terhadap pelaksanaan fungsi,
tugas dan kewenangan negara. Masyarakat juga berkewajiban untuk berpartisipasi aktif
memberikan masukan dalam perumusan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan
dan kebijakan publik. Untuk itu masyarakat harus:
a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk dapatmelaksanakan kontrol sosial
secara sehat dan bertanggungjawab.
b. Meningkatkan konsolidasi sumberdaya agar dapat memberikan kontribusi secara
maksmimal
1. Demokrasi
Demokrasi mengandung tiga unsur pokok yaitu partisipasi, pengakuan adanya
perbedaan pendapat dan perwujudan kepentingan umum. Asas demokrasi harus
diterapkan baik dalam proses memilih dan dipilih sebagai penyelenggara negara maupun
dalam proses penyelenggaraan negara.
2. Transparansi
Tranparansi mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan penyediaan informasi
yang memadai dan mudah diakses oleh pemangku kepentingan. Transparansi diperlukan
agar pengawasan oleh masyarakat dan dunia usaha terhadap penyelenggaraan negara
dapat dilakukan secara obyektif.
3. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan cara
mempertanggungjawabkannya. Akuntabilitas diperlukan agar setiap lembaga negara dan
penyelenggara negara melaksanakan tugasnya secara bertanggungjawab.
4. Budaya Hukum
5
Budaya hukum mengandung unsur penegakan hukum (law inforcement) secara tegas
tanpa pandang bulu dan ketaatan terhadap hukum oleh masyarakat berdasarkan
kesadaran. Budaya Hukum harus dibangun agar lembaga negara dan penyelenggara
negara dalam melaksanakan tugasnya selalu didasarkan pada keyakinan untuk berpegang
teguh pada ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
5. Kewajaran dan Keutamaan
Kewajaran dan kesetaraan mengandung unsur keadilan dan kejujuran sehingga dalam
pelaksanaannya dapat diwujudkan perlakuan setara terhadap pemangku kepentingan
secara bertanggungjawab. Kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk dapat
mewujudkan pola kerja lembaga negara dan penyelenggara negara yang lebih adil dan
bertanggungjawab. Kewajaran dan kesetaraan juga diperlukan agar pemangku
kepentingan dan masyarakat menjadi lebih mentaati hukum dan dihindari terjadinya
benturan kepentingan.
6
Apakah anggaran pemerintah yang naik, membuat pelayanan social yang lebih baik?
7
e. Public governance mengacu pada pengaturan formal dan informal yang menentukan
bagaimana keputusan public di buat dan bagaimana tindakan public dilakukan
f. Tantangan saat ini, menyesuaikan pemerintahan public dengan perubahan social dalam
ekonomi global. Sehingga memerlukan pendekatan fleksibel dalam perancangan dan
pelaksanaan pemerintahan public
g. Sektor publik memainkan peran utama dalam masyarakat, pengeluaran publik merupakan
bagian penting dari produk domestik bruto (PDB) dan merupakan pengusaha besar dan
pelaku pasar modal utama. Sektor publik menentukan, biasanya melalui proses politik,
hasil yang ingin dicapai dan berbagai jenis intervensi. Ini termasuk memberlakukan
undang-undang atau peraturan.
8
1. Keefer dan Knack (2007), hubungan negative antara pengeluaran public dengan
produktivitas disebabkan karena adanya kualitas pemerintahan yang buruk.
3. Easterly and Levine (1997), tata kelola yang baik menerapkan aspek yang krusial dalam
mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
5. Pemerintahan daerah Wardhani (2015), Tata kelola yang baik menurunkan tingkat
inefisiensi dari pengeluaran pemerintah dalam meningkatkan kinerja.
9
Pemerintah Daerah Kabupaten dan Pemerintah Daerah Kota. Bank Sentral adalah Bank
Indonesia.
3. Ranah Yudikatif
Ranah Yudikatif terdiri atas Mahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA)
beserta-Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri, Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN) dan Pengadilan Agama serta Komisi Yudisial (KY) dan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK).
4. Ranah Lembaga Non Struktural
Ranah Lembaga Non Struktural terdiri atas Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, Komisi Nasional Anak, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Komisi
Nasional Perempuan, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisi Penanggulangan
Kemiskinan, Dewan Ketahanan Pangan, Dewan Gula dan lain-lain.
Dari keempat ranah tersebut, pedoman pelaksanaan harus mengandung asas-asas yang ada
yaitu demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum, serta kewajaran dan kesetaraan
sedangkan untuk fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
I. Pemangku Kepentingan
Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap negara dan
pihak-pihak yang terpengaruh secara langsung oleh peraturan perundang-undangan dan
kebijakan publik yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga negara. Pemangku kepentingan antara
lain terdiri dari warga negara, dunia usaha, partai politik, organisasi kemasyarakatan, lembaga
swadaya masyarakat, pers serta negara-negara lain dan masyarakat internasional.
Antara negara dengan pemangku kepentingan harus terjalin hubungan yang didasarkan pada
asas good public governance dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Agar hubungan antara negara dengan pemangku kepentingan dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan fungsinya masing-masing, perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
10
3. Pemangku kepentingan berkewajiban untuk melaksanakan fungsinya masing-masing
sehingga keberlanjutan negara dapat terpelihara dengan baik.
Untuk dapat melaksanakan prinsip-prinsip tersebut diatas perlu diciptakan pola hubungan timbal
balik antara negara dengan masing-masing pemangku kepentingan.
1. Dalam rangka penerapan GPG, setiap lembaga negara harus menyusun pedoman GPG
dengan mengacu pada Pedoman Umum GPG ini.
2. Keikutsertaan semua pihak dalam lembaga negara yang bersangkutan dalam proses
persiapan dan pelaksanaan sehingga penerapan GPG dapat berjalan efektif.
3. Agar pedoman GPG dapat diterapkan dengan baik diperlukan adanya tiga hal:
a. Penyelenggara negara yang mendukung dan menciptakan suasana agar GPG tidak
hanya merupakan pedoman diatas kertas tetapi dilaksanakan dengan baik.
b. Penyelenggara negara yang berperilaku sebagai teladan dan melakukan sosialisasi
pedoman GPG bagi seluruh jajarannya.
c. Sanksi yang konsekuen terhadap pelanggaran nilai-nilai, etika dan pedoman perilaku
penyelenggara negara dan jajarannya.
11
Gambar diatas menjelaskan bahwa penerapan Good Governance di Indonesia telah berjalan
dengan baik, karena di setiap indicator yang ada mengalami kenaikan di tiap tahunnya.Gambar
diatas Penjelasan untuk ke enam indicator adalah sebagai berikut :
1. Voice and accountability : persepsi tentang sejauh mana warga negara dapat berpartisipasi
dalam memilih pemerintahan mereka, serta kebebasan berekspresi, kebebasan berserikat,
dan kebebasan media.
2. Political Stability and Absence of Violence/Terrorism : mengukur persepsi tentang
kemungkinan ketidakstabilan politik dan / atau kekerasan bermotif politik, termasuk
terorisme.
3. Government effectiveness : persepsi kualitas layanan publik, kualitas pegawai negeri dan
tingkat independensinya dari tekanan politik, kualitas perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, dan kredibilitas komitmen pemerintah terhadap kebijakan tersebut.
4. Regulatory quality : persepsi kemampuan pemerintah untuk merumuskan dan
menerapkan kebijakan dan peraturan yang baik yang memungkinkan dan mendorong
pengembangan sektor swasta.
5. Rule of law : persepsi tentang sejauh mana agen memiliki kepercayaan diri dan mematuhi
peraturan masyarakat, dan khususnya kualitas penegakan kontrak, hak kepemilikan,
polisi, dan pengadilan, serta kemungkinan kejahatan dan kekerasan .
12
6. Control of corruption : persepsi tentang sejauh mana kekuasaan publik dilakukan untuk
keuntungan pribadi, termasuk bentuk korupsi kecil dan besar, serta "penangkapan" negara
oleh elit dan kepentingan pribadi.
A. Latar belakang
1. UU No 21 Tahun 2011 tentang OJK mengamanatkan implementasi good governance di
OJK untuk memastikan bahwa fungsi pengaturan, pengawasan, penyidikan, dan
perlindungan konsumen berjalan efektif, efisien, dan akuntabel.
2. OJK wajib memenuhi aspek akuntabilitas pengelolaan keuangan negara sesuai UU No.
17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 tahun 2014 tentang Perbendaharaan
Negara, dan UU No. 15 Tahun 2003 tentang Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban
Pengelolaan Keuangan Negara.
B. Tujuan
1. Memberi pedoman agar penerapan Good Governance dapat dilakukan dengan baik oleh
Dewan Komisioner dan pegawai OJK.
2. Memformulasikan road map implementasi Good Governance OJK.
13
D. Prinsip Governance OJK
14
E. Rancangan Pedoman Good Governance OJK
15
No Isi Keterangan
I. Pendahuluan
1. Komitmen
2. Latar belakang
3. Tujuan
4. Ruang lingkup
5. Istilah
II. Profil OJK
1. Status UU 21/2011 Pasal 2
2. Tugas & fungsi UU 21/2011 Pasal 5 & 6
3. Visi & misi UU 21/2011 Pasal 2
4. Asas-asas UU 21/2011 Penjelasan
5. Nilai-nilai IPSIV
III. Kerangka Kerja Tata Kelola
Kerangka: organ utama, pendukung, &
1. Kerangka kerja implementasi
infrastruktur
2. Prinsip-prinsip tata kelola Prinsip TARIF
3. Struktur tata kelola Gambar ‘rumah’ governance
IV. Organ Tata Kelola
1. Organ utama
a. Struktur Dewan Komisioner UU 21/2011 Pasal 10
b. Tugas dan wewenang DK UU 21/2011 Pasal 20-21
c. Hak
d. Pengambilan keputusan UU 21/2011 Pasal 24
e. Rapat Dewan Komisioner
f. Pengangkatan dan pemberhentian UU 21/2011 Pasal 11-17
g. Renumerasi
16
h. Penilaian kinerja
IV. Organ Tata Kelola
2. Organ pendukung
a. Sekretariat UU 21/2011 Pasal 26
b. Dewan Audit UU 21/2011 Pasal 26
c. Komite UU 21/2011 Pasal 26
d. Internal Audit
V. Kebijakan/Penerapan GG
Pengaturan, pengawasan dan
1.
pemberian sanksi SJK
UU 21/2011 Pasal 25; PDK 1/16/2012;
2. Pendelegasian kewenangan
SEDK 1/4/2012
3. Benturan kepentingan UU 21/2011 Pasal 22-23, KPK
UU 21/2011 Pasal 33 kerahasiaan dan
4. Komunikasi dan informasi
keterbukaan informasi
5. Etika Kerja
6. Manajemen SDM PDK 12/2013
7. Pengadaan barang/jasa PDK 24/2013
8. Pengelolaan aset
9. Keuangan dan akuntansi PDK 1/13/2012; SEDK 10/2013
10. Pungutan
11. Rencana kerja dan anggaran UU 21/2011 Pasal 34-36
12. Teknologi informasi : IT Governance UU ITE
V. Kebijakan/Penerapan GG
13. Hubungan dengan stakeholders
a. Pegawai
b. Sektor Jasa Keuangan
c. Pemerintah
d. DPR
e. Bank Indonesia
f. Lembaga Penjamin Simpanan
g. Penyedia barang/jasa
h. Masyarakat UU 21/2011 Pasal 28-31
i. Stakeholders lainnya
j. FKSSK UU 21/2011 Pasal 44-46
14. Tanggungjawab sosial
15. Keselamatan & kesehatan kerja
16. Whistleblowing PDK 33
Startegi anti fraud : LHKPN, Acuan SE BI 13/28.DPNP/2011; Sikencur
17.
gratifikasi BPK; KPK
18. Pengendalian internal
17
VI. Assurance OJK
Konsep Assurance:
1. Three lines of defense
Struktur Assurance
2. Manajemen risiko PDK 2/06/2013; SEDK 2/06/2013
3. Pengendalian kualitas PDK 3/06/2013; SEDK 3/06/2013
4. Audit internal PDK 1/06/2013; SEDK 1/06/2013
External audit
Proses Assurance : planning,
execution, reporting & monitoring
VII
Implementasi Pedoman
.
1. Sosialisasi
2. Implementasi
3. Monitoring & evaluasi
18
G. Struktur Organisasi OJK
19
DAFTAR PUSTAKA
20