Anda di halaman 1dari 8

Pajak Internasional

Bab II Domisili Fiskal

A. Pengertian Domisili Fiskal

Domisili fiskal (fiscal domicile) atau fiscal resident adalah status kependudukan yang
digunakan untuk tujuan pemajakan. Istilah subjek pajak dalam negeri untuk penduduk
(resident), dan istilah subjek pajak luar negeri untuk bukan penduduk (non-resident).

Status penduduk atau bukan penduduk akan mempengaruhi pemajakan atas


penghasilan seseorang. Pemajakan untuk penduduk menggunakan prinsip world wide income,
sehingga akan dikenakan pajak di Negara domisili, baik penghasilan dari dalam maupun luar
negeri. Sedangkan pemajakan untuk bukan penduduk,dikenakan di Negara sumber hanya atas
penghasilan yang diterima dari Negara tersebut.

B. Subjek Pajak Dalam Negeri

Pasal 2 ayat (3) UU PPh, kriteria subjek pajak dalam negeri adalah sebagai berikut :

a. Orang prbadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan,
atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat
untuk bertempat tinggal di Indonesia;

b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari
badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

1. pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

3. penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah;


dan

4. pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional Negara.

c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.
UU PPh melihat status subjek pajak orang pribadi berdasarkan faktor:

a. tempat tinggal;

b. berapa lama berada di Indonesia; dan

c. adanya niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

Untuk wajib pajak badan dalam negeri penentuan domisili fiskal dilihat dari tempat
didirikan atau tempat kedudukan badan tersebut. Pengertian tempat kedudukan adalah tempat
kedudukan manajemen efektif berada. Dengan kata lain, tempat kedudukan manajemen
diartikan sebagai tempat kantor pusat waajib pajak badan berada. Wajib pajak dalam negeri,
baik orang pribadi maupun badan, sesuai pasal 4 ayat (1) UU PPh, akan dikenakan pajak.

C. Subjek Pajak Luar Negeri

Kriteria subjek pajak luar negeri, sebagai berikut :

a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan

b. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat
menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Indonesia berhak memajaki penghasilan WP luar negeri sepanjang wajib pajak luar
negeri tersebut menerima atau memperoleh penghasilan yang bersumber dari Indonesia. Untuk
kegiatan lewat menerima/memperoleh penghasilan dari Indonesia bisa dilakukan dengan
menjalankan usaha atau melakukan bentuk usaha tetap (BUT), dan juga tanpa melalui bentuk
usaha tetap (BUT).

D. Perbedaan Subjek Pajak Dalam Negeri dan Luar Negeri

a. WP dalam negeri dikenai pajak atas penghasilan baik yang diterima atau diperoleh dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, sedangkan WP luar negeri hanya atas penghasilan
yang bersumber dari Indonesia saja.

b. WP dalam negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan netto dengan tarif umum, WP luar
negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan bruto dengan tarif pajak sepadan.
c. WP dalam negeri wajib menyampaikan SPT pajak penghasilan untuk menetapkan pajak yang
terutang dalam satu tahun pajak, WP luar negeri tidak wajib menyampaikan karena
kewajiban pajaknya dipenuhi melalui pemotongan pajak yang bersifat final.

E. Tidak Temasuk Subjek Pajak

Yang tidak termasuk subjek pajak menurut UU PPh adalah sebagai berikut :

1. kantor perwakilan negara asing;


2. pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara
asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan
bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan
di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik
3. organisasi-organisasi internasional dengan syarat:
1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;dan
2) tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari
iuran para anggota;
4. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional, dengan syarat bukan warga negara
Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.

F. Penentuan Domisili Fiskal


 Pengertian domisili

Domisili adalah tempat tinggal seseorang. Menurut hukum Indonesia, di dalam Domisili
terkandung arti territorial sehingga yang dimaksud dengan Domisili adalah tempat tinggal
seseorang atau tempat tinggal badan hukum. Domisili diatur dalam pasal 17 – 25 KUHPerdata.
Didalam NBW negeri Belanda, Domisili diatur dalam title tiga buku I, yang dimulai dari Art.
10 – Art. 15.

Unsur-unsur yang terkandung dalam rumusan Domisili yaitu:

a. Adanya tempat tertentu (tetap atau sementara)


b. Adanya orang yang selalu hadir pada tempat tersebut
c. Adanya hak dan kewajiban
d. Adanya prestasi / mata pencarian

Pentingnya domisili ini ialah dalam hal:


1. Dimana seseorang harus menikah (pasal 78 KUH Per.)
2. Diamana seseorang harus dipanggil oleh Pengadilan (pasal 1393 KUH Per.)
3. Pengadilan mana yang berwenang terhadap seseorang (pasal 207 KUH Per.)

 Macam – macam domisili


Domisili dapat dibedakan berdasarkan Sistem Hukum yang mengaturnya,yaitu menurut
Common Law dan Hukum Eropa Kontinental. Di dalam Common Law domisili dibagi menjadi
3 macam,yaitu:
1. Domicili of origin, adalah tempat tinggal seseorang ditentukan oleh tempat asal
seseorang sebagai tempat kelahiran ayahnya yang sah.
2. Domicili of dependence, adalah tempat tinggal yang ditentukan oleh domisili dari ayah
bagi anak yang belum dewasa,domisili ibu bagi anak yang tidak sah,dan bagi seorang
isteri ditentukan oleh domisili suaminya.
3. Domicili of choice, adalah tempat tinggal yang ditentuka oleh /dari pilihan seseorang
yang telah dewasa,di samping tindak tanduknya sehari-hari.

Ketentuan yang mengatur tempat kediaman yang sesungguhnya terdapat dalam pasal 20-23
KUH Perdata,yaitu:
Pasal 20 : domisili pegawai
Mereka yang ditugaskan untuk menjalankan dinas umum, dianggap bertempat tinggal di
tempat mereka bertugas
Pasal 21 : domisili isteri,anak di bawah umur dan curatele
Seorang wanita yang telah kawin dan tidak pisah meja dan ranjang, tidak mempunyai
tempat tinggal lain daripada tempat tinggal suaminya; anak-anak di bawah umur
mengikuti tempat tinggal salah satu dari kedua orang tua mereka yang melakukan
kekuasaan orang tua atas mereka, atau tempat tinggal wali mereka; orang-orang dewasa
yang berada di bawah pengampuan mengikuti tempat tinggal pengampu mereka.
Pasal 22 : domisili buruh
Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam pasal yang lalu, buruh mempunyai tempat
tinggal di rumah majikan mereka bila mereka tinggal serumah dengannya.
Pasal 23 : domisili orang meninggal
Yang dianggap sebagai rumah kematian seseorang yang meninggal dunia adalah rumah
tempat tinggalnya yang terakhir

 Penentuan Domisili fiscal di beberapa negara

Domisili adalah letak atau tempat dimana subjek pajak tinggal ataupun alamat dimana
suatu instansi berdiri, Domisili fiskal digunakan untuk menentukan pemajakan. Untuk subjek
pajak orang pribadi , kriteria yang digunakan untuk menentukan definisi penduduk cukup
beragam, tergantung dari falsafah yang dianut masing – masing negara. Sebagai contoh, berikut
ini merupakan definisi penduduk untuk tujuan pemajakan dibeberapa negara :

1. Amerika Serikat

Di Amerika Serikat yang termasuk subjek pajak yaitu penduduk atau warga negara
Amaerika serikat dan semua pemegang kartu green card. Green card adalah kartu atau surat
izin untuk menetap di Amerika Serikat. Adapun masyarakat atau warga negara lain yang
dianggap sebagai penduduk dan dikenakan pajak yaitu apa bila seseorang tersebut lebih dari
31 hari tinggal di Amerika serikat.

2. Hongkong

Dalam penetapan subjek pajak dilihat dari domisili fiskal Hongkong mempunyai aturan
tersendiri . Di Hongkong seseorang akan dianggap sebagai penduduk untuk tujuan pemajakan
di hongkong, jika terdapat atau termasuk dalam ketentuan - ketentuan sebagai berikut :

a. Warga Negara Tersebut lahir di hongkong.


b. Warga Negara cina yang lahir dihongkong dan secara syah di izinkan untuk tinggal
diHongkong.
c. Warga negara cina yagng lahir diluar Hongkong, tetapi orang tuanya sudah menjadi
warga negara tetap di Hongkong.
d. Warga negara asing yang tinggal dihongkongsecara sah selama 7 Tahun. Dll

3. Malaysia.

Di Malaysia seseorang dianggap penduduk dan wajib dikenakan pajak apabila memenuhi
syarat sebagai berikut :

a. Seseorang berada ataupun tinggal di Malaysia selama 182 Hari.


b. Berada di Malaysia selama 90 Hari atau lebih selama 3 tahun berturut – turut.
c. Seseorang yang sebelumnya pernah tinggal di Malaysia dan di tetapkan sebagai
penduduk Malaysia.

4. Inggris

Di Inggris seseorang dianggap sebagai penduduk dan wajib dikenakan pajak apabila
seseorang tersebut memenuhi ketentuan – ketentuan yang telah di tetapkan oleh pemerintah
Inggris, yaitu sebagai berikut :

a. Seseorang berada di Inggris minimal 183 hari dalam satu tahun.


b. Berniat tinggal di Inggris selama 1 Tahun.
c. Datang ke inggris kurang lebi 90 hari dlam 4 tahun.

Jika seseoarang warga lain yang berada di inggris telah sesuai dengan ketentuan tersebut,
maka seseorang tersebut wajib dikenakan pajak.

5. Singapura

Seseorang yang wajib dikenakan pajak di negara singa ini adalah apabila seseorang tersebut :

a. Bertempat tinggal di Singapura


b. Secara fisik berada di singapura selama 182 Hari ataupun berkedudukan sebagai tenaga
kerja di singapura.
c. Tinggal di singapura berturut – turut selama 3 tahun.

Dan masih banyak negara – negara lainnya seperti Kanada, Arab Saudi, Cina, Spanyol,
Australia, Pakistan, Venezuel, Jerman, Jepang dan India. Dan masih banyak lagi negara lainnya
dan tentunya dengan peraturan dan ciri khasnya negara – negaranya yang berbeda dalam
penentuan wajib pajak sesuai domisili fiskal. Adanya penerapan asas pemungutan pajak
tersebut tentu akan menimbulkan konflik kepentingan antar negara yang menggunakan asas
berlainan yang dapat menimbulkan pajak berganda. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan-
kebijakan untuk menghindari pemungutan pajak berganda antar negara.

G. Surat Keterangan Domisili

Dalam suatu negara untuk membuktikan bahwa seseorang tersebut adalah warga negara
tersebut yaitu dengan mengunakan Surat keterangan domisili. Surat keterangan domisili adalah
surat yang menerangkan dimana seseorang itu tinggal ataupun berasal. Dengan Surat
Keterangan Domisili ( SKD ), maka seseorang ataupun badan tersebut mendapat perlindungan
pajak sesuai persetujuan P3B,. Surat Keterangan Domisili dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. SKD Wajib Pajak Luar Negeri

Format SKD yang diterbitkan tiap negara berbeda-beda. Di Indionesia dalam rangka
penerapan P3B DJP membuat standar format SKD untuk wajib pajak luar negeri. SKD wajib
pajak luar negeri dibedakan dalam dua bentuk yaitu FORM – DGT 1 dan form-DGT 2.

2. Surat Keterangan Domisili ( SKD ) Wajib pajak dalam Negeri.

Surat Keterangan Domisili wajib pajak dalam negeri ini mengunakan Formulir SKD
Form – DGT 7 yang digunakan sebagai bukti domisili pajak warga negara Indonesia. Selai
mengunakan Form-DGT7 wajib pajak dalam negeri juga bisa mengunaka SKD wajib pajak
yang diterbitkan oleh negara mitera P3B. Wajib pajak dalam negeri yang dapat memperoleh
SKD adalah wajib pajak :

a. Yang bersetatus subjek pajak dalam Negeri Indonesia ( UU Pph Pasal 2 (3).
b. Memiliki NPWP
c. Bukan bersetatus sbg wajib pajak luar negeri ( UU Pph pasal 2 (4).

Di Indonesia SKD diterbitkan oleh Direktur Jendral pajak yang disalurkan melalui KPP
Domisili. Permohonan Wajib pajak haru sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang
berlaku. Selai syarat – syarat yang telah diberikan oleh direktur Jendral Pajak, ada juga syarat
lainnya yang harus di penuhi oleh wajib pajak dalam negeri. Antara lain yaitu wajib pajak yang
telah terdaftar sebagai wajib pajak maka di wajibkan untu menyampaikan SPT Tahunan pribadi
maupun badan/ Instansi.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Anang Mury. Pajak Internasional Beserta Contoh Aplikasinya, Jakarta : Ghalia
Indonesia. 2015
https://gitar-lagu.blogspot.co.id/2016/02/domisili-dan-dasar-hukumnya.html
http://artikelfakta.blogspot.co.id/2013/07/domisili-hukum-perdata.html
https://plus.google.com/115394062992335701383/posts/QrvNXPNNkNn

Anda mungkin juga menyukai