0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
248 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang piring ingke, yaitu piring tradisional yang dibuat dari lidi kelapa, yang banyak digunakan di Nusa Tenggara Timur. Piring ingke memiliki banyak manfaat seperti murah, praktis, awet dan tidak pecah. Proses pembuatan piring ingke memerlukan ketekunan karena lidi-lidi harus dianyam dan diikat satu per satu menggunakan tali rafia.
Dokumen tersebut membahas tentang piring ingke, yaitu piring tradisional yang dibuat dari lidi kelapa, yang banyak digunakan di Nusa Tenggara Timur. Piring ingke memiliki banyak manfaat seperti murah, praktis, awet dan tidak pecah. Proses pembuatan piring ingke memerlukan ketekunan karena lidi-lidi harus dianyam dan diikat satu per satu menggunakan tali rafia.
Dokumen tersebut membahas tentang piring ingke, yaitu piring tradisional yang dibuat dari lidi kelapa, yang banyak digunakan di Nusa Tenggara Timur. Piring ingke memiliki banyak manfaat seperti murah, praktis, awet dan tidak pecah. Proses pembuatan piring ingke memerlukan ketekunan karena lidi-lidi harus dianyam dan diikat satu per satu menggunakan tali rafia.
Daerah Bengkulu memiliki tanaman kelapa yang begitu banyak.
Dalam kehidupan sehari-
hari kita sering melihat pelepah kelapa yang sudah kering jatuh di pinggir jalan atau di sekitar rumah. Pelepah kelapa tersebut dianggap sampah yang tak berguna. Tentu kita semua tahu, pelepah kelapa dapat menghasilkan sapu lidi. Tanpa kita sadari ternyata lidi kelapa memiliki banyak manfaatnya. Selain dijadikan sapu lidi, kelapa dapat juga dijadikan piring, yang disebut piring ingke. Ingke adalah semacam piring alas yang terbuat dari lidi daun kelapa/daun lontar yang telah diproses hingga halus dan dirangkai menyerupai piring makan. Sebagian besar penduduk terutama masyarkat di Nusa Tenggara Timur menggunakan piring ingke sebagai pengganti piring kaca atau piring plastik. Penggunaan piring ingke sangat murah dan praktis karena hanya membutuhkan kertas nasi/daun pisang yang dipotong melingkar di atasnya. Apabila sudah selesai digunakan, hanya tinggal membuang kertas/daunnya saja. Setelah digunakan piring ingke bisa di simpan kembali. Piring tidak pecah, awet, dan hemat. Piring ingke juga sering digunakan oleh masyarakat pada acara- acara besar, misalnya : pernikahan, pesta adat dan syukuran. Ingke banyak diminati oleh pengusaha restaurant, depot, lesehan, dll. Yang digunakan untuk perlengkapan rumah tangga atau dapur berskala besar. Untuk membuat piring ingke, gampang-gampang susah. Untuk membuatnya dibutuhkan adalah bahan baku lidi dan tali rafia. Di samping itu dibutuhkan pula ketekunan, keuletan, dan kesabaran saat merangkai anyamannya. Kemampuan memilih bahan dasar akan sangat membantu menghasilkan piring ingke yang berkualitas. Jumlah lidi untuk satu piring bervariasi ada yang 72 batang lidi dan 84 batang lidi. Langkah-langkah membuat piring ingke, sebagai berikut : 1. Bersihkan daun-daun pada lidi 2. Lidi dipilah-pilah menjadi 7 bagian untuk dirangkai. Masing-masing bagian berisi 12 batang lidi. 3. Lidi dikait-kaitkan dan diikat dengan tali rafia, proses inilah yang paling dasar. 4. Setelah proses merangkai dasar ingke, mulai membentuk rangkaian menjadi piring.