Anda di halaman 1dari 22

PENGERTIAN MANUSIA

SECARA UMUM
1. Pengertian Manusia Menurut Ilmu Sains
Manusia
adalah makhluk
utama dalam dunia al
ami, mempunyai
esensi uniknya
sendiri, dan sebagai
suatu penciptaan
atau sebagai suatu
gejala yang bersifat
istimewa dan mulia.
Ia memiliki kemauan,
ikut campur dalam
alam yang
independen, memiliki
kekuatan untuk
memilih dan
mempunyai andil
dalam menciptakan
gaya hidup melawan
kehidupan alami.
Kekuatan ini
memberinya suatu
keterlibatan dan
tanggung jawab yang
tidak akan punya arti
kalau tidak
dinyatakan dengan
mengacu pada sistem
nilai.
2. Pengertian Manusia
Menurut Ilmu
Sosiologi
Pengertian
manusia menurut
ilmu sosiologi adalah
bagian dari
masyarakat yang
dibedakan menjadi
dua, yaitu manusia
sebagai makluk
individu dan manusia
sebagai makluk sosial
yang melakukan
interaksi dalam
kehidupanya.
Manusia
sebagai makhluk
individu memiliki
unsur jasmani dan
rohani, unsur fisik
dan psikis, unsur raga
dan jiwa. Seseorang
dikatakan sebagai
manusia individu
manakala unsur-
unsur tersebut
menyatu dalam
dirinya. Jika unsur
tersebut sudah tidak
menyatu lagi maka
seseorang tidak
disebut sebagai
individu. Dalam diri
individi ada unsur
jasmani dan
rohaninya, atau ada
unsur fisik dan
psikisnya, atau ada
unsur raga dan
jiwanya.
Menurut
kodratnya manusia
adalah makhluk
sosial atau makhluk
bermasyarakat,
selain itu juga
diberikan yang
berupa akal pikiran
yang berkembang
serta dapat
dikembangkan.
Dalam hubungannya
dengan manusia
sebagai makhluk
sosial, manusia selalu
hidup bersama
dengan manusia
lainnya. Dorongan
masyarakat yang
dibina sejak lahir
akan selalu
menampakan dirinya
dalam berbagai
bentuk, karena itu
dengan sendirinya
manusia akan selalu
bermasyarakat
dalam kehidupannya.
Manusia dikatakan
sebagai makhluk
sosial, juga karena
pada diri manusia ada
dorongan dan
kebutuhan untuk
berhubungan
(interaksi) dengan
orang lain, manusia
juga tidak akan bisa
hidup sebagai
manusia kalau tidak
hidup di tengah-
tengah manusia.

3. Pengertian Manusia Menurut Ilmu Biologi Secara biologis, manusia diklasifikasikan


sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Maanusia biasanya dipelajari sebagai
salah satu dari berbagai spesies
di muka Bumi.

Pembelajaran biologi
manusia kadang juga
diperluas ke aspek
psikologis serta
ragawinya, tetapi
biasanya tidak ke
kerohanian atau
keagamaan. Secara
biologi, manusia
diartikan sebagai
hominid dari spesies
Homo sapiens. Satu-
satunya subspesies
yang tersisa dari
Homo Sapiens ini
adalah Homo sapiens
sapiens. Mereka
biasanya dianggap
sebagai satu-satunya
spesies yang dapat
bertahan hidup dalam
genus Homo. Manusia
menggunakan daya
penggerak
bipedalnya (dua kaki)
yang sempurna.
Dengan adanya
kedua kaki untuk
menggerakan badan,
kedua tungkai depan
dapat digunakan
untuk memanipulasi
obyek menggunakan
jari jempol (ibu jari).
B. PENGERTIAN MANUSIA
SECARA ISLAM
1. Hakikat Manusia
Ketika
berbicara tentang
manusia, Al-Qur’an
menggunakan tiga
istilah pokok.
Pertama,
menggunakan kata
yang terdiri atas
huruf alif, nun, dan
sin, seperti kata
insan, ins, naas, dan
unaas. Kedua,
menggunakan kata
basyar. Ketiga,
menggunakan kata
Bani Adam dan
dzurriyat Adam.
Menurut M.
Quraish Shihab, kata
basyar terambil dari
akar kata yang
bermakna
penampakan sesuatu
dengan baik dan
indah. Dari akar kata
yang sama lahir kata
basyarah yang
berarti kulit. Al-
Qur’an
menggunakan kata
basyar sebanyak 36
kali dalam bentuk
tunggal dan sekali
dalam bentuk
mutsanna untuk
menunjuk manusia
dari sudut lahiriahnya
serta persamaannya
dengan manusia
seluruhnya. Dengan
demikian, kata
basyar dalam Al-
Qur’an menunjuk
pada dimensi
material manusia
yang suka makan,
minum, tidur, dan
jalan-jalan. Dari
makna ini lantas lahir
makna-makna lain
yang lebih
memperkaya definisi
manusia. Dari akar
kata basyar lahir
makna bahwa proses
penciptaan manusia
terjadi secara
bertahap sehingga
mencapai tahap
kedewasaan.
Allah swt.
berfirman:
ْ‫ﺃَﻥْ ﺁَﻳَﺎﺗِﻪِ ََ ﻭَﻣِﻦ‬
ْ‫ﺧﻠَﻘَﻜُﻢ‬َ ْ‫ﺗُﺮَﺍﺏَ ﻣِﻦ‬
َّ‫ﺑَﺸَﺮٌ ﺃَﻧْ ُﺘﻢْ ِﺇﺫَﺍ ﺛُﻢ‬
ََ‫ﺗَﻨْ َﺘﺸِﺮُﻭﻥ‬
Dan di antara
tanda-tanda
kekuasaan-
Nya ialah dia
menciptakan
kamu dari
tanah,
kemudian
tiba-tiba
kamu
(menjadi)
manusia
yang
berkembang
biak. (Q.S. ar-
Rum [30]: 20)
Sementara
itu, kata insan
terambil dari kata
ins yang berarti
jinak, harmonis, dan
tampak. Musa
Asy’arie
menambahkan
bahwa kata insan
berasal dari tiga
kata: anasa yang
berarti melihat,
meminta izin, dan
mengetahui; nasiya
yang berarti lupa;
dan al-uns yang
berarti jinak.
Menurut M. Quraish
Shihab, makna jinak,
harmonis, dan
tampak lebih tepat
daripada pendapat
yang mengatakan
bahwa kata insan
terambil dari kata
nasiya (lupa) dan
kata naasa-yanuusu
(berguncang). Dalam
Al-Qur’an, kata
insaan disebut
sebanyak 65 kali.
Kata insaan
digunakan Al-
Qur’an untuk
menunjuk kepada
manusia dengan
seluruh totalitasnya,
jiwa dan raga.
Bahkan, lebih jauh
Bintusy Syathi’
menegaskan bahwa
makna kata insaan
inilah yang
membawa manusia
sampai pada derajat
yang membuatnya
pantas menjadi
khalifah di muka
bumi, menerima
beban takliif dan
amanat kekuasaan.
Dua kata ini,
yakni basyar dan
insaan, sudah cukup
menggambarkan
hakikat manusia
dalam Al-Qur’an.
Dari dua kata ini,
kami menyimpulkan
bahwa definisi
manusia adalah
makhluk Allah yang
paling sempurna,
yang diciptakan
secara bertahap,
yang terdiri atas
dimensi jiwa dan
raga, jasmani dan
rohani, sehingga
memungkinkannya
untuk menjadi wakil
Allah di muka bumi
(khaliifah Allah fii al-
ardl)
https://www.facebook.com/permalink.php?id=
250673701644409&story_fbid=62729006398
2769

Manusia
sebagai
Mahluk
yang Berbud
aya
Pendahuluan

Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang


Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan
dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka
bumi. Manusia memiliki perbedaan baik
secara biologis maupun rohani. Secara
biologis umumnya manusia dibedakan secara
fisik sedangkan secara rohani manusia
dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau
agama yang dianutnya. Kehidupan manusia
sendiri sangatlah komplek, begitu pula
hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah
luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara
manusia dengan manusia, manusia dengan
alam, manusia dengan makhluk hidup yang
ada di alam, dan manusia dengan Sang
Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus
berjalan selaras dan seimbang. Selain itu
manusia juga diciptakan dengan sesempurna
penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang
dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam surat At-
Tiin: 4
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan
manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”.
Kepada manusia diberikan-Nya akal dan
dipersiapkan untuk menerima bermacam-
macam ilmu pengetahuan dan kepandaian;
sehingga dapat berkreasi (berdaya cipta) dan
sanggup menguasai alam dan binatang. Awal
interaksi sosial manusia, manusia haruslah
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya
agar manusia dapat mengalami pembelajaran
mengenai ruang lingkup sekelilingnya,
sehingga menyebabkan manusia mempunyai
rasa ingin tahu dan mereka pun harus
mempunyai ilmu pengetahuan yang
berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu
tersebut dapat digunakan dalam kehidupannya
yaitu untuk memilih mana yang baik dan mana
yang tidak baik, dan mana yang merupakan
hak dan mana yang merupakan kewajiban.
Sehingga terbentuklah norma-norma dalam
masyarakat. Apabila manusia memahami
dengan baik ilmu pengetahuan tersebut maka
norma-norma akan berjalan dengan harmonis
dan seimbang.
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
tersebut manusia haruslah mendapatkan
pendidikan yang layak. Pendidikan sendiri
pada masing-masing negara mempunyai
sistemnya masing-masing, faktor yang
menyebabkan perbedaan itu, salah satunya
disebabkan karena kebudayaan pada negara itu
sendiri. Pendidikan yang merupakan hasil
kebudayaan haruslah dipandang sebagai
“motivator” terwujudnya kebudayaan yang
tinggi. Selain itu pendidikan haruslah
memberikan kontribusi terhadap kebudayaan,
agar kebudayaan yang dihasilkan memberi
nilai manfaat bagi manusia itu sendiri
khususnya maupun bagi bangsa pada
umumnya.
Dengan demikian karena hal tersebut, dapat
dikatakan bahwa kualitas manusia pada suatu
negara akan menentukan kualitas kebudayaan
dari suatu negara tersebut, begitu pula
pendidikan yang tinggi akan menghasilkan
kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan
adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa dan
kebudayaan juga merupakan hasil interaksi
manusia yang merupakan perwujudan dari
karya manusia.

Pembahasan
Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata
“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk
ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok
(genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa
kompleks. Kita merupakan paduan antara
mahluk material dan mahluk spiritual.
Dinamika manusia tidak tinggal diam karena
manusia sebagai dinamika selalu
mengaktivisasikan dirinya.

Pengertian Manusia Menurut Para Ahli


Berikut ini adalah pengertian dan definisi
manusia menurut beberapa ahli:

 NICOLAUS D. & A. SUDIARJA


Manusia adalah bhineka, tetapi
tunggal. Bhineka karena ia adalah
jasmani dan rohani akan tetapi tunggal
karena jasmani dan rohani merupakan
satu barang.
 ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa”
dan bukan “jiwa abadi yang berada
atau yang terbungkus dalam tubuh
yang fana”.
 UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-
unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan
prana atau badan fisik.
 SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki
dua yang tidak berbulu dengan kuku
datar dan lebar.
 KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang
terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya
tidak dinyatakan.
 I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis
dengan trias dinamikanya, yaitu cipta,
rasa dan karsa.
 OMAR MOHAMMAD AL-
TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling
mulia, manusia adalah mahluk yang
berfikir, dan manusia adalah mahluk
yang memiliki 3 dimensi (badan, akal,
dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor
keturunan dan lingkungan.
 ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-
baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa
dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan
yang paling sempurna dibandingkan
dengan mahluk yang lain.
 PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas
memilih makna dalam situasi,
mengemban tanggung jawab atas
keputusan yang hidup secara kontinu
serta turut menyusun pola
berhubungan dan unggul multidimensi
dengan berbagai kemungkinan.

http://kamelia11.wordpress.com/tag/pengertia
n-manusia-menurut-para-ahli/

Anda mungkin juga menyukai