Anda di halaman 1dari 5

MACAM-MACAM FRAMEWORK HYBRID

1. FIREBASE
Firebase adalah platform terpadu Google yang menyatukan berbagai fitur canggih untuk
aplikasi, termasuk backend seluler, analisis, dan fitur pertumbuhan serta monetisasi.

Kelebihan
1. Tersedia versi Free, sehingga para developer dapat mencoba layanan Firebase tanpa
batasan waktu.
2. Cepat dan responsif
3. Tanpa SQL, Firebase menggunakan JSON
4. SDK tersedia untuk Android, iOS, JavaScript, Java, Objective-C, swift dan Node.js
5. User friendly
6. Event-oriented
7. Build-in graphic editor
8. Powerful API untuk menyimpan dan sinkronasi
9. API relatif mudah dimengerti
10. Realtime backend
11. Memudahkan bagi front-end developer yang kurang mengerti back-end
12. Dokumentasi & Costumer Support
Kekurangan
1. Jumlah koneksi node tak ditampilkan (yang mana pada versi Free dibatasi 100)
2. Format penyimpanan tidak menggunakan SQL, melainkan JSON yang mana akan
menyulitkan ketika melakukan migrasi
3. Karena Firebase tidak memberatkan developer pada server-side, maka konsekuensinya
perlu kerja keras menggunakan API dalam kode kita di front-end/client-side
4. Ketika aplikasi kita menggunakan database terpusat yang dapat di update (write) oleh
banyak pengguna, maka akan menjadi overkill
5. Tak ada fungsi reference ataupun join
6. Versi Free hanya memberikan 100 koneksi dan 1 GB storage, yang mana kita perlu
melakukan upgrade jika pengguna kita bertambah
7. Kita tak tahu dimana lokasi host data kita
8. You don’t own your data. Karena data kita berada dalam host bukan milik kita, akan
menjadi mustahil untuk merecovery akun user

2. RhoMobile
RhoMobile ini merupakan alat pengembangan yang memungkinkan developer
dapat mengembangkan aplikasi mobile secara multiplatform dengan menggunakan
bahasa Ruby, HTML, CSS, dan JavaScript.
RhoMobile memilikii satu set alat pengembangan bernama RhoMobile Suite yang
terdirik dari Rhodes, RhoElements, RhoStudio, RhoConnect, RhoHub, dan RhoGallery.
Rhodes ini merupakan framework yang bersifat gratis dan open source yang merupakan
dasar dari alat pengembangan RhoMobile sehingga dapat membuat developer
mengembangkan aplikasi secara multiplatform.

RhoStudio merupakan plugin gratis Eclipse sehingga memungkin developer dapat


mengembangkan aplikasi dalam satu langkah untuk diterbitkan diberbagai
platformmobile. Dalam hal ini developer dapat mengembangkan, debug, tes, dan
menghasilkan aplikasi dalam satu tempat tanpa memerlukan emulator atau perangkat
yang banyak untuk uji coba diberbagai platform.

RhoElements merupakan fitur entreprise yang disediakan oleh RhoMobile dalam


menambahkan dukungan untuk pengembangan aplikasi sekelas perusahaan besar. Selain
itu, RhoElements ini didukung RhoConnect yang memungkinkan developer dapat
mengembangkan hubungan antara data pada aplikasi untuk melakukan akses data offline.
Selain itu, RhoConnect memungkinkan integrasi antara data aplikasi dengan
penyimpanan awan menjadi lebih mudah.

3. Titanium Appcelerator
Keuntungan menggunakan Appcelerator Titanium

1. Waktu pengembangan aplikasi yang sangat cepat. Dibandingkan dengan waktu


pengembangan aplikasi di iOS atau Android yang bisa memakan waktu
minimal 3-5 hari untuk aplikasi sederhana, dengan Appcelerator Titanium,
Anda hanya butuh 1 hari saja. Mungkin bisa kurang.
2. Mudah dipelajari. Bahasa Javascript tidaklah serumit Objective-C. Anda tidak
perlu mengenal apa itu delegation, atau tidak perlu lagi Storyboard atau berkas
XIB untuk merancang aplikasi Anda. Semua berbasis kode. Dan memang
mudah.
3. Awal yang bagus untuk lanjut ke pengembangan aplikasi perangkat bergerak
sebenarnya. Appcelerator akan menjadi jembatan yang bagus buat Anda untuk
beralih ke pengembangan perangkat bergerak yang sebenarnya. Karena Anda
akan terpaksa mengenal konsep pengembangan di dunia perangkat bergerak
seperti iPhone atau Android. Juga dengan nama-nama kontrol yang ada di
aplikasi perangkat bergerak.
Kelemahan Appcelerator Titanium

1. Tidak stabil, dan saya pikir tidak akan stabil dalam waktu yang sangat dekat.Beberapa
(mungkin lebih tepatnya, sering) kali saya mendapati hal-hal yang kadang tidak ada
apa-apa, dan kadang ada sesuatu. Apalagi jika aplikasi Anda menggunakan orientasi
yang berubah-ubah dari Portrait ke Landscape atau sebaliknya.
2. Titanium untuk Android masih punya berjuta masalah. Inilah kekecewaan terbesar
saya. Membuat aplikasi Android menggunakan Titanium adalah mimpi buruk. Jangan
pernah mencobanya. Masalah demi masalah akan membuat Anda ingin loncat dari
jendela kantor.
3. Masih banyak alasan untuk beralih ke Objective-C (iOS) atau Java (Android). Go
Native! Appcelerator mungkin bagus untuk aplikasi-aplikasi kecil. Kalau sudah
masuk skala besar, seperti aplikasi untuk klien besar, jangan pernah mencoba
menggunakan Appcelerator.

4.Phonegap / Cordova

Apache Cordova (dulunya adalah PhoneGap) adalah framework pengembangan aplikasi


mobile yang awalnya dibuat oleh perusahaan bernama Nitobi. Pada tahun 2011 kemudian Adobe
System membeli perusahaan tersebut, dan menyerahkan pengembangan open sourcenya kepada
Apache Software Foundation dengan nama baru Apache Cordova. Apache Cordova
memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi mobile dengan
menggunakan CSS3, HTML5 dan JavaScript daripada menggunakan API yang spesifik untuk
masing-masing platform seperti Java untuk Android, Swift untuk iOS dan C# untuk Windows
Phone. Dengan satu kode sumber yang sama, Apache Cordova dapat membungkus aplikasi agar
dapat berjalan di banyak jenisdevice.

Kelebihan PhoneGap :
1. Multi Platform. Dapat digunakan pada berbagai platform sistem operasi mobile seperti Android,
Blackberry, IOS dan sebagainya.
2. Dalam pengembangannya, hanya menggunakan HTML, Javascript dan CSS dengan kata lain
tidak perlu mempelajari bahasa pemrograman Java (Android), Objective C (IOS)
ataupun C# (Windows Phone), dan sebagainya.
3. Bersifat Open Source, sehingga module yang ada akan terus dikembangkan oleh para developer.
Kekurangan PhoneGap :
1. Reverse engineering, banyaknya aplikasi yang dapat digunakan untuk code javascript sehingga
memungkinkan dilakukannya pengeditan terhadap code aslinya.
2. Adanya beberapa fitur telepon yang tidak didukung oleh PhoneGap.
3. Karena Multi Platform, PhoneGap sering kali ketinggalan ketika ada fitur baru pada Platform
aslinya.
4. Tampilan yang ada terlihat sama untuk semua platform dan tampilan terkadang tidak terlihat
seperti mobile application.
5. Banyaknya kendala apabila disinkronisasi dengan IOS platform.
6. Walau menghasilkan aplikasi yang bersifat "Build once, Run Everywhere", tetap saja aplikasi
yang dibangun tidak seoptimal aplikasi buatan native SDK asli.

5.Appmobi

Appmobi adalah sebuah platform yang memungkinkan developer mebuat


aplikasi mobile dengan bermodalkan kemampuan HTML5, CSS dan Javascript. Platform
Development tools ini mereka sebut XDK (yang berarti Cross Platform Development Kit).

XDK AppMobi ini juga memungkinkan para penggunya membuat aplikasi mobiletanpa
harus menginstall SDK tambahan. Karena XDK AppMobi ini sudah menyediakan beberapa API
seperti transition, geolocation, camera, sound sampaiaccelerometer.Selain itu XDK AppMobi
juga menyediakan debugging tools, remote testing langsung di device, dan lain sebagainya.

XDK AppMobi ini sendiri adalah sebuah WebApps. Untuk menggunakan XDK
ini,developer hanya perlu menginstall plugin di google chrome Sebagai tambahan lainnya,
para developer juga bisa menggunakan fitur,push notification, in-app purchase, oAuth,
hingga live app update. Hanya saja sebagian dari fitur yang di sebutkan tadi ada yang berbayar.

6.Xamarin

Xamarin adalah sebuah software development tool yang bisa digunakan untuk
membangun aplikasi mobile berbasis android, ios dan windows phone. One solution for all
begitulah kira-kira. Berbeda dengan Android Studio yang gratis, pada awalnya Xamarin
dirilis sebagai software berbayar. Baru pada tahun 2013, sejak bergabung dengan Visual Studio,
Xamarin pun mengeluarkan versi gratisnya – tepatnya dibundle dengan Visual Studio
Community Edition yang juga gratis. Harap ingat saja, anda membutuhkan harddisk yang cukup
lega (sekitar 9 GB) untuk bisa menginstall Visual Studio + dukungan Xamarin dan koneksi
internet yang lancar.

7. Ionic
Ionic adalah sebuah framewok aplikasi mobile berbasis HTML5 yang dapat
digunakan untuk mengembangkan apikasi mobile dengan teknologi web seperti HTML,
CSS, dan Javascript. Dengan menggunakan Ionic, para developer web bisa membuat
aplikasi lintas platform seperti untuk Android dan iOS.
Dengan menggunakan Ionic, para developer web tidak perlu belajar bahasa
pemrograman Java, Objective C, atau C# untuk membuat aplikasi mobile karena mereka
cukup menggunakan ilmu mereka di bahasa pemrograman web.

Ionic mempunyai kelebihan diantaranya bersifat open source dan juga


menggunakan teknologi web terbaru. Ionic juga menggunakan Angular JS untuk
implementasi logic-nya. Kabarnya, dengan menggunakan Angular JS aplikasi yang
dibuat menggunakan Ionic akan dapat berjalan sangat cepat seperti halnya aplikasi native.

Untuk desain tampilan antarmuka aplikasi, ini dimudahkan di Ionic dengan


bantuan ID-nya yang bernama Ionic Lab. Ini berbeda dengan framewok lain seperti
jQuery Mobile di mana kita harus koding manual untuk membuat tampilan antarmuka
aplikasinya.

Dikarenakan Ionic hanyalah sebuah framework, untuk merubah kodingan


kita menjadi aplikasi Android atau iOS perlu menggunakan tool tambahan seperti
Cordova / Phonegap.

Anda mungkin juga menyukai