Anda di halaman 1dari 6

Flutter -Masa Depan Aplikasi Mobile?

Selama ini pengembangan aplikasi mobile terbagi menjadi beberapa cara pengembangan yaitu:
Native: menggunakan bahasa pemrograman dan frameworkyang disediakan oleh vendor sistem
operasi, di mana Android menggunakan Kotlin, Java dan c++,sedangkan iOS,menggunakan
Swift dan Objective C. Kelebihan cara pengembangan nativeadalah performa aplikasi yang
sangat cepat dan dapat mengakses ke kamera, mikrofon, GPS dan bluetoothdengan lebih mudah.
Sedangkan kekurangannya adalah biaya pengembangan yang mahal dan membutuhkan waktu
lebih lama, karena masing-masing platformharus dikembangkan oleh developeryang menguasai
bahasa pemrograman yang berbeda.Hybrid:menggunakan bahasa pemrograman web (HTMLdan
Javascript) yang berjalan di dalam Native App, dengan menggunakan WebView Wrapper.
Aplikasi yang menggunakan cara pengembangan ini juga dapat mengakses kamera, mikrofon,
GPS dan beberapa perangkat lainnya,tetapi tidak semudah Native. Kelebihan cara
pengembangan ini adalah proses lebih cepat dan lebih murah karena developerhanya
mengembangkan satu aplikasi web untuk kemudian ‘dibungkus’dalam satu webviewdi Native
App. Sedangkan kekurangannya adalah performa yang cenderung kurang responsif dan terlalu
banyak mengkonsumsi memoriyang akhirnyamenyebabkan menurunnya user experience. Ada
beberapa frameworkyang bermain di area ini, salah satunya Apache Cordova.Core Native:
menggunakan bahasa yang bukan Native tetapi hasil dari kompilasi yang diterjemahkan menjadi
Core Nativesehingga performanyamendekati Native. Contoh frameworkyang dipakai adalah:
React Native dari Facebook, Ionic, Xamarin dari Microsoft, dan Flutter dari Google. Kelebihan
cara ini adalahmenghemat waktu dan biaya pengembangan, kemampuan mengakses sebagian
besar fitur API(Application Programming Interface) Native,dan performa yang mendekati
Native. Kekurangannya adalah tidak semua porsi dari kode dapat diterjemahkan ke masing-

1
masing platform sehingga developer harus membuat bridging(dalam Native) yang kadang
memakan waktu yang lebih lama [untuk lebih detail] dan ukuran aplikasi yang lebih besar.

Dalam artikel singkat ini akan dibahas sekilas tentang Flutter, sebuah Core Native framework
open source yang dikembangkan oleh Google sejak 2015 berbasis bahasa pemrograman Dart
yang juga dikembangkan oleh Google. Pada akhir 2018, setelah melalui pengembangan selama 3
tahun, Flutter akhirnnya mencapai tahap stabil versi 1.0. Salah satu alasan Flutter lebih menarik
daripada frameworkCore Native lainnya karena Google berada dibelakang frameworkini,dan
aplikasi yang dikembangkan menggunakan Flutter juga dapat berjalan di sistem operasi milik
Google yaitu Fuchsia. Beradaptasi dengan Flutter (dart) tidak begitu sulit jika Anda sudah
mengenal bahasa pemrograman Java, Kotlin, Swift,atau bahasa pemrograman berorientasi objek
lainnya yang merupakan turunan C.Yang membuat kurang nyaman bagi developeryang terbiasa
menggunakan layout toolsseperti storyboardpada XCode atau bahasa Markup XML pada android
adalah mereka harus terbiasa membuat layoutdengan kode. Dalam hal kecepatan di beberapa
benchmark online,Flutter dirasalebih cepat dan responsif dibandingkan React Native,tetapi tidak
lebih cepat dibandingkanNative. Fitur Hot Reloadsangatmemudahkan developerdalam
mengembangkan aplikasi.Seperti halnya React Native, aplikasi tidak perlu dibangun ulang setiap
kali developer melakukan perubahan di kode.Walaupun XCode dan Android studio sudah
mempunyai fitur Incremental Build,Hot Reload tetap lebih cepat. Kelebihan Flutter sampai saat
ini adalah “single codebase run anywhere”, pengembangan aplikasi lebih cepat dan biaya lebih
murah,performa aplikasi mendekati Native. Sedangkan kekurangannya adalah librarypendukung
pihak ke 3 masih sangat minim, frameworkmasih sangat baru sehingga rentan sekali akan
perubahan besar di versi berikutnya (seperti Swift 1 ke Swift 2) dan belum ada konvensi design
patternyang dapat dijadikan acuan karena komunitas masih sangat baru sehingga “best practice”
nya belum terdefinisi dengan jelas. Hingga saat ini ada beberapa nama besar yang sudah
mengadopsi Flutter sebagai frameworkutama mereka, salah satunya adalah Alibaba dengan
Xianyu app nya. Flutter bukan merupakan pengganti dari bahasa utama yang saat iniumum
digunakan untuk pengembangan aplikasi mobile, tetapi tidak menutup kemungkinan di tahun
-tahun berikutnya seiring dengan banyaknya nama -nama besar yang ikut andil, Flutter akan
menjadi satu frameworkyang akan menjadi standar dalam pengembangan aplikasi mobile. Untuk
saat ini Trimegah belum menggunakan Flutter sebagai frameworkuntuk membangun aplikasi
mobile, tetapi tidak tertutup kemungkinan Flutter akan menjadi frameworkutama ke depannya

2
Apa itu Flutter ?

Flutter merupakan SDK (Software Development Kit) yang dibuat oleh Google untuk membuat
aplikasi mobile multiplatform (berjalan di Android dan iOS) dengan tampilan desain yang
menarik.

Lalu apa itu SDK ?

SDK atau sering disebut Software Development Kit merupakan sekumpulan tools yang
diperlukan oleh seorang programmer atau developer untuk membuat aplikasi entah itu dalam
bentuk Game, OS, dan lainnya.

3 Kelebihan Flutter

Dikutip dari situs resminya ada beberapa benefit yang bisa kita dapatkan ketika membangun
sebuah aplikasi menggunakan Flutter, di antaranya yaitu :

3
Contoh-contoh Aplikasi

Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi yang dibangun menggunakan flutter, yaitu :

 Aplikasi Android Alibaba


 Aplikasi Android App Tree
 Aplikasi Android Topline
 Aplikasi Android Google AdWords
 Aplikasi Android dan iOS Hamilton
 Aplikasi Grab
 Aplikasi Groupon
 dan lainnya

Tools yang dibutuhkan

Untuk membuat aplikasi berbasis android ataupun ios pasti kita harus mempunyai alat tempur
alias toolsnya. Begitupun dengan flutter, jika kita ingin membuat aplikasi ios atau android
dengan flutter setidaknya ada beberapa tools yang harus kita miliki, yaitu :

1. JDK (Java Development Kit)


2. IDE Android Studio
3. Android SDK
4. Flutter SDK
5. Text Editor seperti VS Code dan lainnya  (Bisa juga langsung menggunakan Android
Studio).

Semua tools di atas bisa di download secara gratis dari situs resminya langsung.

Alasan Kenapa Harus Flutter

4
Saat ingin membuat aplikasi baik Android ataupun iOS, akan ada beberapa pilihan untuk
membangun aplikasi yang bisa berjalan dikedua platform tersebut. 2 Metode yang ada yaitu :

 Native : Di sini kita membuat aplikasi menggunakan bahasa pemrograman native yang
sudah didukung penuh oleh penyedia platform yaitu Google dan Apple. Bahasa native
tersebut berarti java untuk android dan objective C untuk iOS.
 Hybrid : Dengan hybrid kita bisa membangun aplikasi android dan iOS secara mudah
menggunakan teknologi HTML, CSS, dan Javascript yaitu menggunakan React Native
sebagai frameworknya.

Lalu kenapa harus Flutter?

Contoh desain aplikasi yang dibangun dengan Flutter. Sumber : youtube.com

Ternyata flutter ini lahir untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada metode
Hybrid. Di mana mereka mengklaim :

 Dengan hanya satu codebase kita bisa membuat aplikasi dan ios secara bersamaan
 Performanya juga diklaim akan seperti aplikasi yang dibuat dengan native pemrograman
 Flutter juga dilengkapi dengan fitur Hot-reload, yaitu fitur yang bisa memungkinkan kita
mengubah kode-kode saat aplikasi sedang running
 Terakhir desain UI/ UXnya juga menarik dan flexible

5
Jangan Pakai Flutter
Alasan singkat kenapa jangan menggunakan flutter, yaitu :

 Perusahaan yang menggunakan flutter untuk mendevelop aplikasinya masih sedikit


 Komunitas flutter juga baru berkembang
 Beberapa pluggin masih proses pengembangan, sehingga terkadang terdapat bug.

Alasan tersebut di atas ada karena memang saat ini flutter baru saja muncul. Kedepannya Flutter
akan sangat digandrungi oleh programmer dan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai