Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya, istilah kesetimbangan berhubungan dengan apa yang kita
sebut ”keseimbangan kimia” akan tetapi, keseimbangan ini merupakan keseimbangan
Mekanik. Dalam keseimbangan mekanik, jika resultan gaya ( net force) pada suatu
benda sama dengan nol, sehingga sebuah benda dikatakan kesetimbangan mekanik
jika benda tersebut tidak sedang mengalami perubahan dalam gerakannya
(percepatannya sama dengan nol)
Ketika suatu reaksi kimia berlangsung dalam sebuah bejana yang mencegah
masuk atau keluarnya zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut. Maka besaran-
besaran (kuantitas-kuantitas) dari komponen-komponen reaksi tersebut berubah
ketika beberapa komponen tersebut digunakan dan komponen lainnya terbentuk
Sampai sejauh ini persamaan-persamaan dasar termodinamika yang telah
diturunkan hanya berlaku untuk sistem dengan komposisi tetap, artinya tidak terjadi
transfer materi dengan lingkungannya (sistem tertutup). Meskipun reaski kimia
banyak dilakukan dalam tempat tertutup, namu reaksi yang sedang berlangsung
dapat dipandang suatu sistem terbuka. Pada sistem ini zat pereaksi dianggap keluar
dari sistem dan zat hasil reaksi masuk kedalam sistem (Rohman, 2004 : 123).
Untuk sistem semacam ini, yakni sistem dengan komposisi yang berubah-
rubah perlu dicari pengaruh perubahan komposis tersebut terhadap persamaan-
persamaan termodinamik. Hasil dari persaam-persamaan tersebut digunakan untuk
menurunkan syata-syarat tercapainya kesetimbangan kimia (Rohman, 2004 : 123).
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah yang di angkat yaitu:
a. Apa pengertian kesetimbangan kimia ?
b. Apa kriteria kesetimbangan kimia ?
c. Bagaimana potensial kimia dalam campuran ?

1
d. bagaimana konsep tetapan kesetimbangan kimia ?
e. Bagaimana pergeseran keserimbangan ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian kesetimbangan kimia
b. Untuk mengetahui apa saja kriteria pada kesetimbangan kimia
c. Untuk mengetahui potensial kimia dalam campuran
d. Untuk mengetahui konsep tetapan kesetimbangan kimia
e. Untuk mengetahui pergeseran keserimbangan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang
teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu kimia telah mencapai keadaan
kesetimbangan maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak
ada perubahan yang teramati dalam sistem. Meskipun demikian, aktivitas molekul
tetap berjalan, molekul-molekul reaktan berubah mnjadi produk secara terus-menerus
sambil molekul-molekul produk berubah menjadi reaktan kembali dengan kecepatan
yang sama.
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah
reaksi dapat balik. Pada awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah pembentukan
produk. Sesaat setelah produk tersebut, pembentukan reaktan produk juga mulai
berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah sama, dan dikatakan
bahwa kesetimbangan kimia telah dicapai. Harus diingat bahwa kesetimbangan kimia
melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan dan produk. Kesetimbangan
antara dua fase zat-zat yang sama disebut kesetimbangan fisika, perubahan yang
terjadi adalah proses fisika. Dalam peristiwa ini, molekul air yang meninggalkan fase
cair adalah sama dengan jumlah molekul yang kembali ke fase cair.
H2O(l) → H2O(g)
(Keenan, dkk, 1984)

2.2 Kriteria Kesetimbangan Kimia


Suatu sistem yang berisi campuran dari beberapa zat kimia yang dapat
bereaksi menurut persamaan:
𝑣1 𝐴1 + 𝑣2 𝐴2 → 𝑣3 𝐴3 + 𝑣4 𝐴4 (1.1)
Dengan prinsip kesetimbangan muatan, untuk persamaan reaksi diatas dapat
dituliskan sebagai berikut

3
0 = 𝑣3 𝐴3 + 𝑣4 𝐴4 − 𝑣1 𝐴1 − 𝑣2 𝐴2 (1.2)
Dengan menggunakan satu perjanjian bahwa koefisien stoikiometri,
𝑣1 (dibaca 𝑛𝑢 𝑖), bertanda negatif untuk pereaksi dan betanda positif untuk hasil
reaksi, maka persamaan (1.2) dapat dinyatakan dengan

0 = ∑ 𝑣𝑖 𝐴𝑖
𝑖

(1.3)
Untuk menyatakan apakah suatu pereaksi berlangsung atau tidak dalam arah
yang dituliskan maka harus ditinjau apakah energi Gibbs dari campuran akan naik
atau turun.

𝑑𝐺 = ∑ 𝜇𝑖 𝑑𝑛𝑖
𝑖=1

(1.4)
𝑑𝑛𝑖 merupakan mol zat yang disebabkan oleh reaksi. Perubahan ini tidak
independen, melainkan bergantung satu sama lain karena zat-zat bereaksi dalam
perbandingan stoikiometris.
Jika kita mulai pada sistem reaksi dari keadaan tidak setimbang dengan
jumlah zat 𝐴1 = 𝑛1.0 dan 𝐴2 = 𝑛2.0 , sengan subskrip nol menunjukan komposisi
awal. Pada saat tertentu ada sejumlah 𝐴1 dan 𝐴2 telah bereaski. Untuk menyatakan
sampai sejumlahmana reaksi berlangsung digunakan istilah cakupan reaksi, dan
diberi simbol ξ (dibaca ksi).
Sesuai reaksi berlangsung, jumlah mol untuk pereaksi dan hasil reaksi akan
mengalami perubahan sesuai dengan jumlah cakupan reaksinya. Untuk hasil reaksi
jumlahnya akan bertambah sebanyak
𝑛3 = 𝑛3,0 + 𝑣3 𝜉 dan 𝑛4 = 𝑛4,0 + 𝑣4 𝜉
Sedangkan untuk pereaksi, jumlanya berkurang sebanyak
𝑛1 = 𝑛1,0 + 𝑣1 𝜉 dan 𝑛2 = 𝑛2,0 + 𝑣2 𝜉
Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap saat reaksi, jumlah masing-
masing zat yang akan dinyatakan melalui persamaan

4
𝑛1 = 𝑛1,0 + 𝑣1 𝜉 (1.5)
Karena 𝑛1,0 dan 𝑣1 bernilai tetap, maka turunan dari persamaan (1.5)
menghasilkan
𝑑𝑛1 = 𝑣1 𝑑𝜉 (1.6)
Substitusi persamaan (1.6) menghasilkan

𝑑𝐺 = ∑ 𝜇𝑖 𝑑𝑛𝑖
𝑖

(1.7)
Susun ulang persamaan tersebut, dengan menambahkan variabel-variabel yang tetap,
didapat persamaan
𝜕𝐺
( ) = ∑ 𝑣𝑖 𝜇𝑖
𝜕𝜉 𝑇,𝑃
𝑖

(1.8)
Persamaan (1.8) menyatakan perubahan energi Gibbs sistem karena
perubahan cakupan reaksi. Jika nilainya negatif, energi Gibbs sistem turun dari reaksi
berjalan spontan dalam arah yang dituliskan. Sebaliknya, jika nilainya positif energi
Gibbs sistem turun dari reaksi berjalan tidak spontan dalam arah yang dituliskan

∑ 𝑣𝑖 𝜇𝑖 = 0
𝑖=1

(1.9)
Ruas kiri persamaan (1.9) merupakan bentuk dari perubahan energi Gibbs,
yakni penjumlahan energi bebas hasil reaksi dikurangi dengan penjumlahan energi
bebas pereaksi.

∆𝐺 = ∑ 𝑣𝑖 𝜇𝑖
𝑖=1

(1.10)
Ingat bahwa 𝜇𝑖 bagi zat dalam campuran merupakan energi bebas Gibbs molar parsial
zat 𝑖 tersebut, 𝜇𝑖 = 𝐺̅𝑖 . Oleh karena itu sesuai dengan persamaan (1.8) maka

5
𝜕𝐺
∆𝐺 = ( ) = ∑ 𝑣𝑖 𝜇𝑖
𝜕𝜉 𝑇,𝑃
𝑖=1

(1.11)
Dan pada keadaan kesetimbangan nilainya sama dengan nol.

∆𝐺 = ∑ 𝑣𝑖 𝜇𝑖 = 0
𝑖=1

(1.12)
Contohnya untuk reaksi pembakaran nitrogen menghasilkan nitogen monoksida
N2(g) + O2(g) → 2NO(g)
Akan tercapai kesetimbangan jika perubahan energi bebasnya sama dengan nol
∆𝐺 = 2𝜇𝑁𝑂2 − 𝜇𝑁2 − 𝜇𝑂2 = 0
(Rohman, 2004 : 126-129)

2.3 Potensial Kimia Dalam Campuran


Potensi kimia adalah parsial molar Gibbs energi bebas, didefinisikan sebagai
µi = (G / ni) T, P, nj. Definisi ini berarti bahwa potensi kimia perubahan energi bebas
Gibbs ketika satu mol zat yang ditambahkan ke jumlah yang sangat besar sampel.
Potensi kimia adalah ukuran dari kimia stabilitas yang dapat digunakan untuk
memprediksi dan menafsirkan perubahan fase dan reaksi kimia. Zat dengan potensi
kimia yang lebih tinggi akan bereaksi atau bergerak dari satu fase lain untuk
menurunkan energi bebas Gibbs keseluruhan sistem. Sebagai contoh, pertimbangkan
campuran es dan air. Jika es mencair, potensi kimia air adalah lebih rendah daripada
es. Jika air membeku, potensi kimia es adalah lebih rendah.
a. Potensial Kimia untuk Gas Ideal Murni
Potensial kimia dari setiap komponen ditetapkan sebagai perubahan dalam
energi bebas sistem jika satu mol komponen ditambahkan pada sistem dengan
jumlah tidak terhingga, sehingga tidak ada perubahan dalam komposisi yang
terjadi dalam sistem. Secara matematik didefinisikan sebagai :

6
𝜕𝐺
𝜇𝑖 = ( )
𝜕𝑛𝑖 𝑇,𝑝,𝑛𝑗

(1.13)

Potensial kimia dari gas ideal murni adalah


𝜇 = 𝜇°(𝑇) + 𝑅𝑇 ln 𝑝 (1.14)
b. Potensial Kimia dalam Campuran Gas Ideal
Potensial kimia dari gas ideal murni dalam campuran gas adalah

𝜇𝑖 = 𝜇𝑖(𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖) + 𝑅𝑇 ln 𝑥𝑖 (1.15)
𝜇𝑖(𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖) adalah potensial kimia gas murni pada temperatur tekanan
sama seperti dalam campuran, dan xi adalah fraksi mol. Dari persamaan ini jelas
bahwa potensial kimia dari setiap gas dalam campuran lebih kecil daripada gas
murni pada temperatur dan tekanan yang sama, karena xi lebih kecil daripada
satu dan ln xi akan negatif.
(Dogra, 2009 : 401-401)

2.4 Konsep Kesetimbangan Kimia


Suatu rekasi kimia
𝑎𝐴 + 𝑏𝐵 → 𝑐𝐶 + 𝑑𝐷
Dengan a, b, c dan d masing-masing menyatakan koefisien zat A, B, C dan D.
potensial masing-masing komponen dinyatakan dengan
𝜇𝐴 = 𝜇𝐴0 + 𝑅𝑇 ln 𝑎𝐴 (1.16)
𝜇𝐵 = 𝜇𝐵0 + 𝑅𝑇 ln 𝑎𝐵 (1.17)
𝜇𝐶 = 𝜇𝐶0 + 𝑅𝑇 ln 𝑎𝐶 (1.18)
𝜇𝐷 = 𝜇𝐷0 + 𝑅𝑇 ln 𝑎𝐷 (1.19)
Dengan mensubstitusikan persamaan (1.16) s.d (1.19) diperoleh persamaan
∆𝐺 = 𝑐𝜇𝐶 + 𝑑𝜇𝐷 − 𝑎𝜇𝐴 − 𝑏𝜇𝐵

7
= 𝜇𝐶0 + 𝑐𝑅𝑇 𝑙𝑛 𝑎𝐶 + 𝑑𝜇𝐷0 + 𝑑𝑅𝑇 𝑙𝑛 𝑎𝐷 − 𝜇𝐴0 − 𝑎𝑅𝑇 𝑙𝑛 𝑎𝐴 − 𝜇𝐵0 −
𝑎𝑅𝑇 𝑙𝑛 𝑎𝐵
= 𝜇𝐶0 + 𝑑𝜇𝐷0 − (𝜇𝐴0 + ln 𝑎𝐵 ) + 𝑅𝑇[𝑐 𝑙𝑛 𝑎𝐶 + 𝑑 ln 𝑎𝐷 − ( 𝑎 ln 𝑎𝐴 + 𝑎 ln 𝑎𝐵 )]

𝑎𝐶𝑐 𝑎𝐷𝑑
= ∆𝐺 0 + 𝑅𝑇 𝑙𝑛 ( )
𝑎𝐴𝑎 𝑎𝐵𝑏
(1.20)
Perbandingan aktifitas masing-masing pereaksi didalam persamaan diatas
disebut kuosien reaksi, diberi simbol 𝑄

𝑎𝐶𝑐 𝑎𝐷𝑑
𝑄=( )
𝑎𝐴𝑎 𝑎𝐵𝑏
(1.21)
Substitusi persamaan (1.20) masuk kedalam persamaan (1.21) didapat
∆𝐺 = ∆𝐺 0 + ln 𝑄 (1.22)
Pada keadaan setimbang ∆G = 0, Q = K. Selama proses reaksi kimia berlangsung
nilai 𝑄 mengalami perubahan sampai suatu saat, pada keadaan setimbang tercapai,
nilainya tetap. Sehingga persamaan berubah menjadi
𝑎𝐶𝑐 𝑎𝐷𝑑
0 = ∆𝐺 0 + 𝑅𝑇 𝑙𝑛 ( 𝑎 𝑏 )
𝑎𝐴 𝑎𝐵

0
𝑎𝐶𝑐 𝑎𝐷𝑑
∆𝐺 = − 𝑅𝑇 𝑙𝑛 ( 𝑎 𝑏 )
𝑎𝐴 𝑎𝐵
(1.23)
Pada suhu tetap, maka persamaannya berniali tetap. Besaran ini disebut
tetapan kesetimbangan termodinamika, K. Dengan demikian kita mendapatkan
persamaan

8
𝑎𝐶𝑐 𝑎𝐷𝑑
𝐾=( 𝑎 𝑏)
𝑎𝐴 𝑎𝐵
(1.24)
Sehingga dapat dituliskan
∆𝐺 0 = − 𝑅𝑇 𝑙𝑛 𝐾 (1.25)
Contoh:
Hitung tetapan kesetimbangan reaksi berikut pada 298 K
Na(s) + ½Cl2(g) → NaCl(s)
Jika diketahui ∆𝐺 0 f (NaCl(s)) = - 384 kJ/mol
Jawab:
Diketahui: reaksi: Na(s) + ½Cl2(g) → NaCl(s)
Pada 298 K, ∆𝐺𝑓0 NaCl = -384,03 kJ/mol
∆𝐺𝑓0 Na = 0
∆𝐺𝑓0 = 0
Ditanya: tetapan kesetimbangan, K ?
Penyelesaian:
∆𝐺 0 = −𝑅𝑇 ln 𝐾
∆𝐺 0
𝑙𝑛 𝐾 = −
𝑅𝑇
∆𝐺 0 = - 384,03 kJ/mol
= - 38403 J/mol

−384030 𝐽 𝑚𝑜𝑙 −1
𝑙𝑛 𝐾 = −
8,314 𝐽 𝐾 −1 𝑚𝑜𝑙 −1 . 289𝐾
= 115
K = 2,02 x 1067

9
1. Tetapan kesetimbangan KP, Kx, dan KC
Untuk reaski gas-gas ideal 𝑎𝑖 = 𝑃𝑖 , sehingga persamaan (1.23) menjadi

0
𝑃𝐶𝑐 𝑃𝐷𝑑
∆𝐺 = − 𝑅𝑇 𝑙𝑛 ( 𝑎 𝑏 )
𝑃𝐴 𝑃𝐵
(1.26)
𝑃𝐶𝑐 𝑃𝐷
𝑑
Kuosien pada keadaan setimbang dinyatakan dengan KP, sehingga untuk gas
𝑃𝐴𝑎 𝑃𝐵𝑏

ideal
∆𝐺 0 = − 𝑅𝑇 ln 𝐾𝑃 (1.27)
Untuk mengungkapkan tetapan kesetimbangan dalam bentuk fraksi mol,
gunakan hokum Dalton untuk gas, yaitu
𝑃𝑖 = 𝑋𝑖 𝑃
dengan Pi : tekanan parsial komponen i
Xi : fraksi mol komponen i
P : tekanan total
Jika hubungan ini disubstitusikan kedaan rumusan KP maka diperoleh
(𝐾𝐶 𝑃)𝑐 (𝐾𝐷 𝑃)𝑑
𝐾𝑃 =
(𝐾𝐴 𝑃)𝑎 (𝐾𝐵 𝑃)𝑏
𝑋𝐶𝑐 𝑋𝐷𝑑 𝑐+𝑑−𝑎−𝑏
= 𝑎 𝑏𝑃
𝑋𝐴 𝑋𝐵
𝐾𝑃 = 𝐾𝑋 𝑃∑ 𝑣𝑖
atau
𝐾𝑋 = 𝐾𝑃 𝑃− ∑ 𝑣𝑖 (1.28)
Untuk gas ideal, KP tak bergantung pada tekanan. Berapapun tekananya, KP
akan berharga tetap, tetapi KX bergantung pada tekanan, kecuali ∆𝑣𝑖 = 0.
Hubungan antara KP dan KC dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan gas
ideal:
Pi = ni RT / V

10
Pi = Ci RT (1.29)
dengan demikian maka
(𝐶𝐶 𝑅𝑇)𝑐 (𝐶𝐷 𝑅𝑇)𝑑
𝐾𝑃 =
(𝐶𝐴 𝑅𝑇)𝑎 (𝐶𝐵 𝑅𝑇)𝑏
𝐶𝐶𝑐 𝐶𝐷𝑑
= ( 𝑅𝑇 )𝑐+𝑑−𝑎−𝑏
𝐶𝐴𝑎 𝐶𝐵𝑏
𝐾𝑃 = 𝐾𝐶 ( 𝑅𝑇 )∑ 𝑣𝑖 (1.30)

2. Pengaruh suhu terhadap tetapan kesetimbangan


∆𝐺 0 = − 𝑅𝑇 𝑙𝑛 𝐾
disusun menjadi
∆𝐺 0
𝑙𝑛 𝐾 = −
𝑅𝑇
(1.31)
Untuk mengetahui kebergantungan K terhadap P, maka persamaan diturunkan
terhadap T pada tekanan tetap.
∆𝐺 0
𝑑 𝑙𝑛 𝐾 1 𝜕
=− ( 𝑇 )
𝑑𝑇 𝑅 𝜕𝑇

(1.32)
Dari persamaan Gibb-Helmoholtz:
∆𝐺 0
𝜕 𝑇 ∆𝐻 0
( )=− 2
𝜕𝑇 𝑇

(1.30)
Subsitusi persamaannya menghasilkan:
𝑑 𝑙𝑛 𝐾 ∆𝐻 0
=
𝑑𝑇 𝑅𝑇 2
(1.31)

11
Jika ∆𝐻 0 di anggap tetap (tak bergantung suhu), misalnya pada selang T yang kecil,
maka integrasi dari persaamaan menghasilan
∆𝐻 0
𝑙𝑛 𝐾 = − +𝐼
𝑅𝑇
(1.32)
1 ∆𝐻 0
Jika dialurkan ln K terhadap akan diperoleh garis lurus dengan kemiringan − .
𝑇 𝑅

Dengan demikian dapat ditentuakn kalor reaksi melalui pengukuran tetapan


kesetimbangan pada rentang suhu tertentu. Dengan grafik sebagai berikut:

∆𝐻 0

𝑅
ln K

(1/T)
Gambar 3. Pengaruh Suhu Terhadap Kesetimbangan
Analisis persamaan untuk pengaruh suhu terhadap tetapan kesetimbangan
menunjukkan bawha untuk reaksi yang berlansung secara endoterm (∆𝐻 0 > 0), jika T
nya dinaikkan, maka harga K akan semakin besar, dan jika T diturunkan maka harga
K akan turun pula. Untuk reaksi eksotrm (∆𝐻 0 < 0), jika T dinaikkan harga K akan
kecil dan jika T diturunkan, harga K akan semakin besar (Rohman, 2004 : 133-145).

2.5 Pergeseran Kesetimbangan


1. Penambahan Suhu
Pengaruh perubahan terhadap kesetimbangan dapat dilihat dri persamaan
𝑑 𝑙𝑛 𝐾𝑝 ∆𝐻 0
=
𝑑𝑇 𝑅𝑇 2

12
1
Karena 𝑑 𝑙𝑛 𝐾𝑃 = 𝑦 𝑑𝑦, maka persamaan diatas dapat ditulis

1 𝑑𝐾𝑃 ∆𝐻 0
=
𝐾𝑃 𝑑𝑇 𝑅𝑇 2
𝑑𝐾𝑃 ∆𝐻 0
= 𝐾𝑃
𝑑𝑇 𝑅𝑇 2
Karena KP dan RT2 bertanda positif, maka tanda dKP/dT tergantung pada ∆𝐻 0
Jika ∆𝐻 0 positif, reaksi endoterm, maka dKP/dT positif. Kenaikan
suhu (dT>0) akan meningkatkan KP, tekanan parsial produk sebagai
pembilang, sehingga jika KP naik artinya terjasi peningkatan tekanan parsial
produk dan penurunan tekanan parsial reaktan. Karena Pi=XiP dibuat tetap,
maka perubahan fraksi mol sebanding dengan perubahan tekanan parsial. Jadi
untuk reaksi endoterm, peningkatan suhu pada tekanan tetap akan menggeser
kesetimbangan kearah kanan (produk). Sebaliknya, jika terjadi penurunan
suhu maka akan terjadi pula penurunan KP berarti terjadi penurunan tekanan
parsial pada keadaan kesetimbangan yang baru. Artinya penurunan suhu pada
reaksi endoterm akan menggeser kearah kiri, pereaksi.
Untuk reaksi eksoterm, ∆𝐻 0 negatif, sehingga dKP/dT negatif dan
kenaikan (dT>0) menyebabkan penurunan KP (dT<0). Jadi pada reaksi
eksoterm kenaikan suhu akan menggeser kesetimbangan kearah kiri (teaktan),
sementara itu penurunan suhu akan menggeser kesetimbangan kea rah peoduk
(kiri) (Rohman, 147-148).
2. Perubahan Tekanan
Jika perubahan dari sistem diubah secara isotermal, maka tekanan
totalnya, P, dan tekanan parsial masing-masing gas, Pi juga berubah. Tetapi
tekanan KP tak bergantung pada P, maka perubahan ini tidak mempengaruhi
nilai KP. Nilai KX bergantung pada P melalui persamaan
𝐾𝑃 = 𝐾𝑋 𝑃∑ 𝑣𝑖
𝐾𝑃
𝐾𝑋 = 𝐾𝑋 𝑃− ∑ 𝑣𝑖 atau 𝐾𝑋 =
𝑃 − ∑ 𝑣𝑖

13
Jadi untuk reaksi ∑ 𝑣𝑖 > 0, kenaikan P secara isotermal atau akan
menurunkan KX dan menggeser kesetimbangan kearah kiri, dan penurunan P
secara isotermal akan menaikan KX dan menggeser kesetimbangan kearah
kanan. Untuk reaksi dengan ∑ 𝑣𝑖 < 0, kenaikan P secara isotermal akan
kenaikan harga KX dengan menggeser kesetimbangan ke arah kanan, dan
penurunan P secara isotermal tidak mempengaruhi keadaan kesetimbangan
(Rohman, 2004 : 148-149).
3. Pengaruh perubahan gas inert
Pengaruh perubahan gas inert pada temperatur konstan terhadap
jalannya reaksi dapat ditelaah dari dua titik pandang. (i) Penambahan gas
inert, jika tidak mengubah volume (yaitu pada volume konstan), tidak akan
mempunyai pengaruh terhadap posisi kesetimbangan, karena tekanan parsial
dari masing-masing gas akan tetap sama, yaitu Pi = niRT/V, dan setiap bentuk
pada ruas sebelah kanan tidak berubah. (ii) penambahan pada tekanan total
konstan dapat menggeser posisi kesetimbangan walaupun KP dan P tetap
konstan (Dogra, 2009 : 413-414).

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang
teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Potensial kimia dari setiap komponen
ditetapkan sebagai perubahan dalam energi bebas sistem jika satu mol komponen
ditambahkan pada sistem dengan jumlah tidak terhingga, sehingga tidak ada
perubahan dalam komposisi yang terjadi dalam sistem. Tetapan kesetimbangan dapat
dinyatakan dengan KC yaitu tetapan kesetimbangan kimia dalam konsentrasi molar,
KP yaitu tetapan kesetimbangan dalam tekanan parsial yang berlaku hanya untuk fase
gas, dan KX yaitu tetapan dalam fraksi mol. Pergeseran kesetimbangan berdasarkan
Azas Le Chatelier diketahui bahwa sistem yang berada dalam kesetimbangan selalu
berusaha untuk mempertahankan kesetimbangannya. Dengan demikian, apabila
terjasi aksi maka sistem akan mengalami pergeseran agar kesetimbangan tercapai
kembali. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan adalah perubahan
suhu, tekanan, volume, dan pengaruh perubahan gas inert.

3.2 Saran
Demikianlah makalah Saya tentang kesetimbangan kimia, semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan keilmuan kita. Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga
makalah saya ini bisa selesai. Saya juga meminta maaf kepada pembaca atas semua
kesalahan dan kekurangan yang ada pada makalah Saya ini.

15

Anda mungkin juga menyukai

  • Lampiran Materi
    Lampiran Materi
    Dokumen6 halaman
    Lampiran Materi
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Bab X Listrik Dan Kemagnetan
    Bab X Listrik Dan Kemagnetan
    Dokumen41 halaman
    Bab X Listrik Dan Kemagnetan
    WijanarkoSetyosalam
    Belum ada peringkat
  • Soal Hidrolisis
    Soal Hidrolisis
    Dokumen7 halaman
    Soal Hidrolisis
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Terjemahan Jurnal Hoe
    Terjemahan Jurnal Hoe
    Dokumen44 halaman
    Terjemahan Jurnal Hoe
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Format Observasi
    Format Observasi
    Dokumen10 halaman
    Format Observasi
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Soal Hidrolisis
    Soal Hidrolisis
    Dokumen5 halaman
    Soal Hidrolisis
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Seminar Tya
    Seminar Tya
    Dokumen11 halaman
    Seminar Tya
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • SP Modul 5
    SP Modul 5
    Dokumen5 halaman
    SP Modul 5
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • RPP 2
    RPP 2
    Dokumen8 halaman
    RPP 2
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Peta Konsep Tia
    Peta Konsep Tia
    Dokumen1 halaman
    Peta Konsep Tia
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • KBM 1
    KBM 1
    Dokumen7 halaman
    KBM 1
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Relasi Maxwell
    Relasi Maxwell
    Dokumen10 halaman
    Relasi Maxwell
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Mempromosikan 21
    Mempromosikan 21
    Dokumen9 halaman
    Mempromosikan 21
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Kim Anfis Pend Kimia (2018 Genap)
    Kim Anfis Pend Kimia (2018 Genap)
    Dokumen7 halaman
    Kim Anfis Pend Kimia (2018 Genap)
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Term Odin A Mika
    Term Odin A Mika
    Dokumen5 halaman
    Term Odin A Mika
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • An Strum
    An Strum
    Dokumen10 halaman
    An Strum
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • SP Modul 5
    SP Modul 5
    Dokumen5 halaman
    SP Modul 5
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Telaah
    Tugas Telaah
    Dokumen35 halaman
    Tugas Telaah
    siti rahmatya
    Belum ada peringkat